Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dilema Sebuah Hati

PART III


Aliran Sungai yang belum searah



“harganya sih belum masuk yah, Bu…..”

“ kemahalan atau belum pas ini, Bu?”

“eh… salah satunya……”

Rani tersenyum kecil. Detail-detail seperti ini memang sangat menentukan bagi mereka yang sering terlibat untuk dealing harga dan penawaran apalagi di saat-saat pengambilan keputusan di level akhir.

“gini Pak Rudi dan Bu Meli….. saya sih sudah biasa seperti ini, namanya jual beli itu biasa cocok dan tidak cocok…. cuma jadi beban moral juga buat saya, seandainya jika bapak dan ibu yang sudah saya anggap sahabat, hanya karena masalah harga kemudian kita gagal dalam bernegosiasi…..”

Dua sosok didepannya hanya tersenyum mendengarnya. Bahasa dan cara Rani bernegosiasi diakui mereka memang punya level yang berbeda.

“eh… memang demikian sih….. kami sudah putuskan memang saat ini… kita belum bisa terima penawaran dari Ibu Rani……”

Rani terdiam sesaat, dia menengok ke sebelahnya ke arah Arum, staff marketing yang ikut dengannya, yang juga bingung dengan situasi saat ini.

“saya menghargai itu, Pak Rudy…. “

Sosok yang disapa Rudy itu menganggukan kepalanya manggut manggut

“yah…. Namanya bisnis kan kita banyak pertimbangannya…. Jadi saat ini pertimbangan kita memang belum bisa masuk dengan penawaran Ibu……” sambung Rudy lagi.

Arum merasa sedikit kecewa, karena memang dengan gagalnya penjualan mereka otomatis fee di depan mata juga hilang. Rudy merupakan direktur operasional, sedangkan Melly ini merupakan finance manager.

“saya boleh bicara sebentar Pak? Bu?” tanya Rani lagi

Meski agak bingung, mereka menghormati permintaan Rani

“silahkan Bu…..”

Rani tersenyum, sambil membuka file dan mengeluarkan brosur yang dia bawa dan membukanya diatas meja kembali.

“ ini saran dan juga sedikit info saja Bu Mel dan Pak Rudy…..”

“ saya yakin Ibu dan Bapak sudah panjang perjalanan dalam bisnis ini….. “ sambungnya lagi yang dijawab dengan senyuman dan anggukan dua sosok ini.

“tapi, dalam hal ini saya rasa perlu bagi saya untuk sedikit ajak bapak dan ibu agar mempertimbangkan faktor yang mungkin belum sempat dipertimbangkan….” Tutur lembut dengan bahasa marketingnya kini muncul

“product kami ini nomor 1 untuk kategori excavator, brand yang kami punya pasti bapak dan ibu sudah tahulah kualitasnya….” Dia sambil membuka lembaran promosi katalog mereka

“tapi bedanya kita dengan supplier lain, kami memberi garansi perbaikan…. Kami bahkan akan kirim tekhnisi kami ke lokasi untuk servis rutin… dan yang utama, kami juga memberi layanan purna jual bagi konsumen kami….. dan saya yakin ini tidak ada di penawaran yang diberikan oleh supplier lain….”

Rudy dan Meli masih tersenyum menganggukan kepalanya

“ kualitas saya yakin kita jauh didepan, dibanding merek atau produk Tiongkok….”

“ untuk dump truck juga saya rasa harga tidak berbeda jauh, tapi dengan pelayanan dan kualitas yang kami berikan, manfaat yang ibu dan bapak dapat jauh lebih jelas dan besar…..”

Merasa masukannya makin menusuk ke dalam isi kepala mereka, Rani makin menggebu gebu memberikan masukan positif terkait product knowledge milik perusahaannya.

“dengan konsesi yang panjang di Marombo…. Sayanglah jika pakai alat berat yang hanya berusia pendek…..”

Rudi dan Meli terkaget mednengar Rani tahu dimana site mereka

“wih…. Hebat Bu Rani…. Sampai tahu kemana mana….” Celutuk Meli sambil tertawa

“ jika Ibu dan Bapak hitung lagi dengan semua dengan jangka waktu let say 10 tahun, saya yakin bapak dan ibu pasti pilih produk kita……” kilah Rani sambil tersenyum.

Meli dan Rudy saling berpandangan, dan saling menganggukan kepala

“murah di awal, tapi bermasalah di tengah perjalanan, saat tiba di pertengahan konsensi pasti bapak dan ibu akan ingat dengan penawaran kami…..” lembut namun sangat intimidatif di telinga konsumennya ini.

“kami kasih semua apa yang konsumen butuhkan….. bukan hanya barang, tapi kami ikut jaga dan pelihara….. dengan nilai seperti yang kami tawarkan, sayang rasanya jika dilewatkan begitu saja…..”

Hening sesaat, tatapan mereka saling bertemu dan kembali konsen ke brosur yang ditunjukan oleh Rani.

“untuk pembayaran kami kasih skema yang sangat bagus untuk perusahaan bapak ibu….”

“tinggal pilih mau berapa lama jangka waktunya…. Nanti tinggal sesuai selera mau pakai leasing yang mana……”

Kali ini masuk semuanya ke otak dan pikiran dua petinggi itu.

“ kita consider dulu Bu Rani…..”

Rani tertawa kecil kecil

“masa pemegang kekuasaan tertinggi masih harus consider lagi……” selorohnya lagi

“yah tetaplah kita harus diskusi internal…..”

“iya Pak…. Saya mengerti…. Dikonsider saja sudah sangat senang kita bagi perusahaan sebesar bapak dan ibu ini……” tutup Rani lagi.

“saya tunggu kabar baiknya……”

“baik Bu Rani…….”

“jika bapak dan ibu perlu untuk diskusi, jangan segan kontak saya…. Meski ngga beli di kami pun, feel free untuk kontak dan tanya…. Sebagai sahabat, pasti kami bantu, meski hanya sekedar advise dan pendapat….” Tandasnya lagi.

Mereka lalu saling bersalaman, dan pihak Rudy dan Meli akan memberi kabar secepatnya setelah mereka mempertimbangkan kembali semua penawaran dari Rani. Rupanya penyampaian Rani tadi dan short presentasinya cukup membuat mereka untuk berpikir kembali.

“mereka pasti akan ambil produk kita….” Ucapnya ke Arum saat mereka dalam mobil menuju kantor mereka kembali

“iya yah Bu….. steelah Ibu presentasi, mereka langsung berubah…..” balas Arum optimistis.

Tekhnik bicara dan kemampuan berdiplomasi serta product knowledge dari Rani ini memang jadi kekuatan baginya untuk bernegosiasi, dan untuk kesekian kalinya Arum melihat kemampuan itu muncul dalam negosiasi siang ini, dan hanya decak kagum saja yang bisa dia tunjukan melihat managernya dalam proses tawar menawar produk mereka.



********************************




Lingga Maharani, yang dipanggil Rani. Dengan tinggi 165 cm, dan berat badan yang tidak pernah lebih dari 52 kg ini, merupakan wanita yang berdarah pebisnis, dan sedang merintis karir gemilangnya di perusahaan penjualan alat berat yang juga berkantor di Makasar.

Jebolan Ekonomi dan Bisnis Undip Semarang, usianya 26 tahun, juga hanya butuh waktu yang tidak lama dari staff, supervisor hingga setahun yang lalu sudah menduduki jabatan Manager Marketing di perusahaannya.

Kemampuannya berbicara, isi kepalanya yang memang punya bobot, membuatnya dengan cepat mendaki jenjang karirnya.

Dream, work hard, and achieve. Motto yang suka dipajang di medsosnya.

Penjualannya jauh melebihi para seniornya yang sudah tahunan di marketing. Ditambah dengan backgroundnya sebagai anak salah satu pejabat daerah, membuat dia semakin mudah dan leluasa dalam menjalankan market exposurenya.

Bahkan pernah dalam satu periode, total penjualannya mengalahkan semua marketing yang ada meski mereka digabung.

Karir yang menjulang, sosok yang perfeksionis dalam bekerja, serta tampangnya yang memang cantik, ternyata tidak membuatnya mudah mencari pasangan. Setelah gagal dengan pacarnya jaman dia kuliah, kembali lagi dia harus gagal saat menjalin hubungan dengan Hari Saputra, yang juga berprofesi sebagai pereli yang sering tampil di seri reli nasional.

Di tengah galaunya hubungannya dengan Hari, dia kemudian bertemu dengan sosok baru yang misterius dalam sebuah acara peluncuran produk sebuah alat berat. Sosok pendiam, ganteng, namun punya mata yang tajam dan misterius yang kemudian membuatnya ingin kenal lebih jauh setelah tahu siapa pria itu.

Statusnya sebagai duda tanpa anak, tidak menyurutkan rasa ketertarikannya kepada pria ini. Apalagi saat tahu cerita dibalik status dudanya, rasa iri akan mendiang istrinya yang begitu dicintai dengan luarbiasanya oleh sang suami, membuat rasa kagum Rani semakin bertambah.

Aslan memang punya pesona yang berbeda. Sukses di karir namun tertutup dalam hal pribadi, membuat sisi misteriusnya malah jadi daya tarik tersendiri, termasuk bagi wanita semenarik Rani yang harusnya dengan mudah mendapatkan pria idamannya.

Sayangnya, meski setelah pertemuan pertama itu, dan mereka kemudian lanjut dengan pertemuan-pertemaun lanjutan, entah itu secara formal saat ada acara-acara, atau saat hanya berdua saja dengan makan malam dan makan siang, signal dan ‘permintaan’ Rani seperti pertemuan yang lebih sering atau perhatian lebih dari Aslan, lebih banyak tidak berbalas sesuai apa yang dia inginkan.

Dan yang lebih buat galau lagi ialah meski sudah sering bertemu dan makan bersama, situasi hati dari Aslan sama sekali belum ada perubahan. Cantiknya dan pesona seorang Rani, seakan tidak membuat hatinya tergugah atau tertarik untuk lebih lanjut lagi.

Dalam beberapa kesempatan Rani sudah memberi signal, untuk acara liburan bersama, atau jalan berdua ke tempat yang lebih romantis, bahkan jika ada undangan pernikahan saat Rani mencoba mengajaknya, Aslan masih tetap saja tidak bergeming, dia selalu dengan berbagai alasannya yang klasik. Meski, kemudian dia menebus rasa bersalahnya dengan ajakan makan malam atau makan siang bersama. Pertemuan mereka berdua lebih banyak terjadi di meja makan restoran.

Aslan pun bahkan tidak ada rasa cemburu atau rasa yang berlebihan saat Rani terlihat akrab atau banyak yang mendekatinya, termasuk jika sedang di acara secara bersamaan. Dia tetap saja cool dan cuek melihat begitu banyak pria yang mencoba mendekati Rani. Sama cueknya ke wanita lain yang mencoba menarik perhatiannya.

Meski Rani merasa cukup senang, karena selain dengan dirinya, Aslan tidak pernah terlihat jalan makan berdua keluar secara pribadi dengan wanita lain, setidaknya yang terpantau olehnya, Aslan masih tetap dengan kesendiriannya dan kesunyiannya selama ini.

3 tahun? Untuk pria semenarik dan setampan Aslan? Apa dia bisa menahan kesepiannya selama ini? Apa dia sudah mati rasa? Atau dia trauma dengan pernikahannya yang terbilang singkat? Semua pertanyaan yang muncul dikepala Rani saat awal mengenal Aslan.

Namun saat dia menemukan sebuah blog milik dr. Nafia yang ditulisnya saat dia dalam keadaan sakit, dia kemudian tersadar bahwa betapa kekuatan cintanya Aslan sungguhlah membuat banyak orang iri. Linangan airmatanya tak terasa menetes saat membaca kisah dahsyat yang ditulis oleh mendiang dokter itu. Bagaimana dia yang tadinya cuek, dan tidak menaruh rasa, lalu kemudian disadarkan oleh kekuatan cinta yang masa dahsyat milik Aslan, yang kemudian cinta itulah yang harus dia bawa pergi untuk selamanya.

Denting cinta di kesunyian hati, meski tidak nyaring namun tidak bernah berhenti menyapa, membuat aku sadar bahwa indahnya denting itulah yang selama ini aku abaikan……

Potongan tulisan yang diingat benar oleh Rani

Suata saat nanti, kita akan bertemu di kehidupan yang lebih lanjut jika Allah ijinkan, maka satu keinginan aku, ialah untuk bisa mengenalmu, dan bisa merasakan serta memberi rasa yang sama kepadamu, Ayah….. suatu cinta yang dahsyat sedahyat lautan yang tidak pernah berhenti mencumbui pantai meski selalu didorong ke tengah…. Dan setulus Matahari yang tetap menyinari bumi, meski sering dihalangi oleh mendung dan gelapnya malam, tapi tetap tulus dan selalu muncul di ufuk timur setiap pagi……



Tulisan di awal blog yang selalu menyapa siapapun yang mengunjungi blog tersebut, yang di halaman depan terdapat foto mendiang yang tertawa lepas, dan sosok pria yang memeluknya dari belakang, yang wajahnya sedikit terhalang karena posisinya sedang mencium leher Nafia dari belakang.

Rani sungguh iri dengan cinta yang dimiliki Nafia

Wanita mana yang tidak iri denganmu, Dokter?

Perempuan mana yang tidak ingin dicintai sebegitu dahsyatnya oleh pria yang diimpikan hanya hidup untuk satu cinta?? Yang matanya hanya untuk satu wanita? Yang berjuang hingga akhir dan menemani hingga ujung usia?? Hati siapa yang tidak tersanjung jika dicintai seperti ini?

Kamu sudah buat banyak wanita iri dengan kekuatan cinta kalian….. bisik hati Rani saat itu….

Namun disisi lain, dia pun semakin kuat tertarik dengan sosok Aslan. Sosok yang meski punya segalanya, tapi hanya mencintai satu wanita dalam hidupnya. Sungguh berbeda dengan kebanyakan pria yang mendekatinya, sudah punya satu masih juga ingin yang lain. Tampang pas pas an, karena punya uang dan jabatan, merasa bisa memiliki apa yang mereka inginkan.



*******************



Selamat siang Bu Rani, kami baru saja rapat dan kami putuskan untuk ambil product alat berat dari tempat Bu Rani. Mohon dikirimkan semua penawaran terbarunya, termasuk garansi, servisnya, serta layanan purna jualnya untuk kita draft dalam kontrak kerjasama pembelian nanti.

Terima kasih, Mellyana Hartono



Sebuah whatsapp yang membuat Rani tersenyum lebar.

Akhirnya jualan dan hasil presentasinya kemarin bisa jebol dan jalan juga. Dan tentu selain ini jadi pasar dan klien baru bagi mereka, ini juga membuat pundi-pundinya semakin bertambah, karena marketing fee untuk proyek kali ini sangatlah besar jumlahnya.

Rani lalu membuka ponselnya, dia lalu mencari sebuah contact lalu memencetnya

Namun hingga diulang sampai tiga kali, tetap saja nomor tersebut tidak menjawab. Dia rasanya ingin berterima kasih atas rekomendasinya selama ini. Dan memang Pak Rudy ini merupakan rekomendasi dari Aslan untuk dirinya, makanya dia ingin berterima kasih secara langsung, karena dia yakin Aslan pasti menolak jika diberikan fee sebagaimana cara dan system maketing selama ini.

Dia ingin mengajak Aslan makan malam, atau mungkin jika Aslan ada waktu dia ingin mengajaknya liburan berdua ke Lombok, Bangkok atau mungkin ke Singapore. Meski dia ragu akan kesediaan Aslan untuk diajak jalan berdua dengannya.

Entah kenapa dia jadi sangat bergairah dengan prospek hubungannya dengan Aslan. Dia ingin rasanya bisa bersama dan jalan berdua dan hanya mereka berdua menghabiskan waktu bersama, tanpa ada rasa saling jaga image atau saling sungkan.

Kenali aku dulu, Aslan….. kita jalan bersama dulu…. Aku yakin rasa suka dan cinta akan muncul jika kita bangun bersama….. bisik hati Rani, sambil matanya menatap ke sebuah foto cool tanpa senyum dari seorang pria, yang sering membuat hari-harinya bagai campur aduk rasanya.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd