Malam sudah menunjukan pulu 19.12 pasien hari ini terlihat sepi diklinik Dokter Ayu. Entah mengapa cuaca terasa lebih dingin malam ini. Dokter Ayu masih sibuk dengan berkas2 pasiennya. Sementara Bu Rosa masih menunggu di meja resepsionisnya. Terlihat tangannya sibuk dengan handphone, sibuk ber whatsup ria dengan pak Pardi yang dari tadi siang sudah tidak sabaran untuk bermadu kasih dengannya.Bu Rosa juga sudah tidak sabaran untuk bertemu dengan pak Pardi yang sudah janjian akan menyelinap malam ini ke dalam kamar Bu Rosa. Namun selama jam praktek belum tutup, Dokter Ayu tidak akan mengijinkan dirinya meninggalkan meja resepsionisnya, walau pun sudah tidak ada lagi pasien yang menunggu di ruang tunggu.
“uhuk….uhukkkk…… cu…. “
“eh setan…. setan…….” Bu Rosa terkejut dari lamunannya, entah sejak kapan nenek itu berdiri didepan mejanya.
“uhuk….. uhukk…. kliniknya masih buka tidak…. uhukk…. Uhukkk.” tanya nenek itu sembil terbatuk2.
“masih nek, mau berobat….?” Tanya bu Rosa.
“uhukkk….. uhukk…. bukan cu, saya mau beli permen…. uhukk…. uhukk…”
“apa…?” tanya bu Rosa merasa salah dengar.
“uhukkkk….. uhukkk….. jelas mau berobat lah cu….. uhuk ….. uhukkk…..”
“eh iya nek…. Silakan duduk dulu nek” ucap bu Rosa mempersilakan nenek itu untuk duduk terlebih dahulu. Ia pun mempersiapkan kertas pendaftaran pasiennya.
“Nama?”
“uhukkk…. Uhukkk….. Sayetmi….. uhukkk…. Uhukkk…”
“Umur?”
“uhukkk….. uhukkk…. 76 tahun…. uhukkk…uhukkkk…..”
“keluhan?”
“uhukkk….. uhukkk……”
“oh keluhan nenek batuk…..?”
“uhukkk….. uhukkkk…….”
“ya sudah kalau gitu, langsung masuk aja nek…” ucap bu Rosa sambil mengetuk pintu kamar praktek.
Setelah menyerahkan berkas pasien, bu Rosa memutuskan untuk keluar kembali, karena ia merasa untuk pasien kasus batuk saja, tidak perlu menemani Dokter Ayu.
“mari kita periksa dulu nek….” Ucap Dokter Ayu lembut.
Setelah pemeriksaan, Dokter Ayu pun langsung mengambil obat dari lemari obat yang ada dalam kamar prakteknya itu.
“nenek perlu istirahat yang banyak…. Jangan lupa diminum obatnya……. semuanya jadi 50 ribu nek” ucap Dokter Ayu lembut.
“uhukkk….. uhukkk…. maaf cu…. Uhukk…. uhukkk…. nenek tidak punya uang…. uhukkk….. uhukkk….. sebagai gantinya….. uhukkk…. uhukkk…… nenek kasih cincin delima ini saja…….. uhukkk….. uhukkk….. ini adalah cincin kesayang nenek….. uhukkk….. uhukkk….. kalau susah tidur pakai saja cincin ini…. uhukkk….. uhukkk…..”
“akh….. kalu gitu tidak usah dibayar nek, tidak apa2, yang penting nenek sembuh dulu, bawa aja cincin kesayangannya nek” ucap Dokter Ayu.
“uhukk….. uhukk…. terimakasih ya cu….. uhukk…. uhukkk…. cucu baik sekali….. uhukk…. uhukk…..”
Dokter Ayu pun langsung bangkit dari kursinya hendak mengantar nenek itu keluar.
“tidak usah cu….. uhukkk…. nenek masih bisa…. uhukkk…. uhukkk” nenek itu pun berjalan keluar. Dokter Ayu hanya diam berdiri menatap punggung nenek tersebut hilang dibalik pintu yang langsung tertutup kembali.
“kasihan nenek itu…” bathin Dokter Ayu yang langsung kembali duduk di bangkunya.
“eh apa ini….. kok cincin delima nenek itu ada dimeja saya” bathin Dokter Ayu yang melihat sebuah cincin bermatakan batu merah dimejanya.
Dokter Ayu langsung bangkit, sambil menggengam cincin nenek tersebut, ia hendak mengejar nenek tersebut dan mengembalikan cincin kesayangan nenek tersebut.
Clak………
Bu Rosa terkaget melihat wajah Dokter Ayu yang sedikit panik, keluar dari dalam kamar praktek.
“kemana nenek tadi……?” tanya Dokter Ayu.
“lah bukannya didalam sama Bu Dokter?” jawab bu Rosa sambil melirik kearah dalam kamar praktek.
“sudah keluar tadi…..”
“belum… dari tadi saya diluar sini, kalau pintu kebuka saya pasti tahu” jawab bu Rosa.
Mereka berdua langsung merinding, Dokter Ayu akhirnya menyuruh bu Rosa untuk menutup klinik lebih cepat.
“nanti malam temanin saya tidur ya bu Rosa” ucap Dokter Ayu.
“yah Bu, saya …..”
“kenapa..?
“tidak apa2…… baik bu…. Habis mandi nanti saya ke kamar Bu Dokter….”
“duh gagal dah ….” bathin bu Rosa yang telah janjian sama pak Pardi.
Bersambung ke Season 2.
Dokter Ayuningsih Season 2 - Dibalik Dekapan 1000 Lelaki
https://www.semprot.com/threads/dokter-ayuningsih-season-2-dibalik-dekapan-1000-lelaki.1468225/