Udin hanya diam pasrah. Tidak ada guna bagibdia menangis. Toh faktanya tidak ada yang akan menolong dia saat ini. Dia pasrah. Seandai nya saja dia tidak berkata kasar ke kakek tua itu, mungkin... ya mungkin saja... dia tidak seperti ini. Dia juga menyesal dengan segala sikap arogan dan kasarnya juga merampas kekasih orang lain.
Dia kini paham apa yang dirasakan para korbannya. Dia sekarang akan merasakan akibat dan balasan dari perbuatan dia. Dia mau tidak mau harus berlapang dada. Singkat kata, Udin disuruh duduk di sebuah kursi dan tangan kaki nya diikat. Dia dipaksa menyaksikan proses belah duren sesaat lagi. Sebetulnya untuk apa menyesal? Toh fantasi dia terwujud.
Si kakek itu sudah telanjang bulat berbaring terlentang menanti sang mempelai perempuan yang sudah mendekat dan akan Naik ke atas ranjang untuk dinikmati cuma² oleh kakek tua itu. Udin mulai terangsang. Nafas dia begitu menggebu². Sinta dan kedua ukthi itu hanya bisa tersenyum dan meledek lelaki yang sudah diikat itu
Ui: nah.. ada yang mau nonton calon istrinya diperawani kakek tua... siapa ya?
S: tuh burung si kakek. Sudah tua masih perkasa. Punya kamu? Eh emang masih punya ya? Kan sudah dikebiri. Hehehhe.
Ua: masak kamu kalah sama si kakek. Kalaupun burung kamu ada juga... kalah jauh. Apa sebaiknya ditutup saja kelambu nya? Jadi kamu cuma bisa melihat bayangan mereka saja saat mereka sedang bercinta.
U: jangan. Saya mau lihat....
Udin diam dan kedua mata dia tidak bergerak sama sekali. Dia seperti sedang kena obat bius atau hipnotis. Kalaupun ada kebakaran, dia juga tidak bergerak. Di saat yang sama, kedua ukthi itu sebetulnya sedang mengobati penis Udin yang impoten itu. Udin tidak sadar dan tidak tahu kalau penis dia sedang diurut dan diberikan obat agar penyakit dia sembuh.
Air liur dia menetes deras dari mulut dia. Kedua ukthi itu sudah selesai mengobati Udin dan Ratna saat ini sudah berada di atas ranjang. Kakek itu dengan ganas memeluk tubuh indah Ratna dan mereka berciuman dengan penuh nafsu. Udin pasrah saja. Tubuhnya panas melihat pemandangan itu. Untuk menambah gelora yang ada.. Sinta kembali mengejek udin...
S: itu baru pria sejati. Bisa memuaskan wanita. Penis besar. Kamu? Burung saja gak ada. Sudah dikebiri. Untuk apa lagi?
Udin hanya diam saja. Dia sudah tidak peduli dengan kondisi sekitar dia selain menyaksikan Ratna dan kakek itu saling berciuman. Kedua tangan kakek tua itu sudah melepaskan gaun malam Ratna. Mereka berdua sudah telanjang bulat. Kakek tua itu langsung membaringkan tubuh indah Ratna di ranjang. Kakek itu sekarang berada di atas tubuh nya Ratna.
Kedua tangan lembut milik Ratna kini merangkul leher si kakek dan gadis cantik itu menatapnya dengan penuh gairah dan nafsu juga tatapan menggoda. Udin tidak bergerak dan bersuara. Kembali mereka berdua berciuman dan kini kakek tua itu turun ke payudara indah milik gadis cantik itu. Kakek UTOMO begitu bernafsu dengan kedua payudara indah milik gadis cantik itu. Puting susu nya juga dimainkan oleh lelaki itu dan Ratna semakin terangsang.
Desahan erotis mulai terdengar dari mulut Ratna yang tampaknya begitu bergairah. Si kakek juga meremas remas kedua payudara indah milik gadis cantik itu. Setelah puas, kakek tua itu turun menjilat bagian intim gadis cantik itu. Ratna dengan sukarela membuka kedua kakinya mempersembahkan bagian intim nya yang masih perawan. Kakek itu menjilat habis semua permukaan memek Ratna.
Dalam waktu singkat saja, vagina Ratna sudah basah karena terangsang. Ratna kini berada di atas tubuh si kakek dan dia kini memberikan oral seks ke kakek itu. Penis besar kakek itu dijilat dan dikulum dengan lembut oleh Ratna.
Ui: kalau kamu ada penis... pasti ratna akan lakukan itu. Sayang kamu sudah gak ada lagi. Sudah jadi kasim. Hehehe.
Udin mulai menangis dan menyesali keputusan dia yang memohon untuk dikebiri oleh kedua ukthi itu. Kakek tua dan Ratna tidak peduli dengan tangisan Udin. Sinta langung menarik telinga udin menyuruh dia untuk tetap diam dan berhenti menangis. Udin yang ketakutan itu langsung diam.
Setelah puas, Ratna langsung memegang penis kakek itu dan mengarahkan nya ke bagian intim nya. Dengan pelan sambil menahan sakit, gadis itu menurun kan tubuh indahnya dan kakek UTOMO yang sudah tidak sabar itu langsung menarik turun tubuh indah Ratna. Ratna berteriak keras dan darah gadis itu mengalir deras. Kakek UTOMO begitu bangga bisa mengambil keperawanan gadis dari keluarga terhormat dan kaya raya.
Udin semakin terpesona. Dia sangat senang karena fantasi dia sudah terwujud. Ratna yang masih kesakitan itu mulai bergoyang dan kedua tangan dia diletakan di belakang kepalanya memamerkan keindahan payudara nya dan kedua tangan kakek itu meraba² bukit kembar itu. Udin sampai berteriak keras karena sangat tertarik sampai dia pingsan.
Ketiga perempuan itu tertawa dan mereka melepaskan ikatan itu sembari membaringkan Udin di lantai. Ratna terus bergoyang dengan cepat. Desahan² gadis yang baru saja diperawani si kakek itu semakin keras pertanda dia akan meraih orgasme nya. Benar saja, cairan cinta itu mengalir deras dari memek nya. Kakek tua itu sangat senang dan Ratna akhirnya yak kuasa lagi menahan lelah. Dia menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh kakak tua ini.
Si kakek belum meraih orgasme nya. Kedua ukthi itu memutuskan untuk menyuruh Sinta turun menggantikan Ratna yang hampir pingsan itu. Sinta dengan kedua tangannya yang lembut itu mengocok penis besar kakek tua itu sampai kakek tua itu meraih orgasme nya. Sinta yang masih berpakaian lengkap itu menjilat habis semua sperma itu sampai bersih. Setelah itu si kakek juga dimandikan oleh Sinta. Acara belah duren selesai. Ratna dibawa kedua ukthi itu ke kamar sendiri. Udin? Dia didiamkan sesaat di ruangan itu...
Setelah si kakek tua selesai dimandikan oleh Sinta, dia dibawa ke ruangan nya alias tugasnya sudah selesai. Udin dinaikan ke atas ranjang. Ketiga perempuan itu harus bekerja sama untuk menaikan tubuh udin ke atas ranjang tersebut. Setelah itu, lagi² udin diikat. Sinta sekarang menemani Ratna. Si kakek sudah beres dan dia sibuk dengan rokok nya. Kedua ukthi itu mencoba membangunkan udin.
Tak lama kemudian, Udin sadar dan dia yang masih dalam keadaan telanjang itu heran.
U: ke.. ke mana Ratna?
Ui: sudah kelar. Gitu saja pingsan. Pantas butuh mami buat malam pertama.
Ua: nah fantasi kamu sudah terwujud kan? Puas?
U: puas sekali ukthi. Makasih banyak.
Ua: bagaimana rasanya? Keperawanan Ratna diambil oleh kakek itu?
U: jujur saja sih saya sedih. Saya menyesal. Sekarang saya paham apa yang dirasakan oleh para korban saya waktu itu. Saya sangat menyesali. Saya akan menjadi pribadi yang lebih baik. Saya sumpah deh gak akan jahat ke org lain.
Ua: nah bagus. Kamu sudah sadar. Sayangnya keperawanan Ratna sudah tidak bisa kembali. Terlepas dari itu semua... saat nya kamu tidur. Minum dulu nih.
Udin dilepaskan kembali dan dia minum air yang sudah dicampur obat bius itu. Dia kemudian tertidur. Saat itulah udin bermimpi tentang semua kejadian yang dia alami. Dia merasa malu dan membenci dirinya sendiri atas perbuatan yang telah dia perbuat di masa lalu. Dia sudah rela kehilangan keperawanan Ratna dan sudah dikebiri. Dia merasa itu hukuman yang tepat bagi dia.
Besok paginya, dia terbangun dan semua perempuan berada di sana. Udin kaget saat dia melihat penisnya kembali ada dan sudah jauh lebih besar seperti punya si kakek.
Ua: nah kamu sudah gak impoten lagi. Ratna sudah menebus dosa kamu. Kembalilah berpakaian dan pulang lah kalian berdua. Udin.. Kamu ada 1 tugas. Meminta maaf kepada si kakek.
Udin langsung berpakaian dan dia langsung menemui kakek tua itu. Sambil berlutut, dia memohon maaf atas tindakan dia yang sangat kurang aja waktu itu.
Ku; kamu sudah saya maafkan, nak. Kalau saja saat itu kamu minta maaf, saya pasti maafkan detik itu juga. Ingat... Di kota asal mu, mungkin kamu seperti dewa, tapi itu tidak menjamin kamu bisa bertindak semena ² kepada org lain.
Ui: kamu tidak pernah dikebiri kok. Kamu saat itu sedang berada di dalam pengaruh kami. Ngomong² kalau kamu kembali berulah... percayalah... Kamu akan menyesal sampai mati.
U: baik ukthi. Saya sumpah gak akan berulah lagi dan saya akan meminta maaf kepada semua para korban saya serta siap menerima hukuman nya.
Ua: sekarang pergilah. Ada 1 mobil sudah menunggu kamu di sana.
Udin dan Ratna berpamitan kepada mereka semua. Sampai di kota asalnya, Udin membuat permohonan maaf kepada para korbannya dan siap memberikan kompensasi untuk mereka semua. Udin juga membelikan rumah bagi para korbannya dan membiayai pesta pernikahan mereka. Rasanya sudah impas.
Reputasi buruk udin di sana sudah mulai berubah. Udin kini dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan ramah. Ratna sendiri juga senang dengan perubahan tunangannya. Mereka berdua akhirnya menikah. Udin rela menerima ratna yang sudah tidak perawan lagi. Dia sangat berterimakasih kepada ratna yang berkorban untuk menebus kesalahan dia...
2 bulan setelah kejadian itu....
Ua: rasanya kita berdua harus berhenti. Tak perlu lagi mencampuri urusan orang. Dendam aku juga sudah terbalaskan.
Ui: betul. Kakek UTOMO sudah tutup usia. Hanya ada kita berdua dan Sinta. Rasanya cukup sampai di sini saja.....
Mereka berdua masuk ke dalam rumah...
S: oh ukthi Indah. Ada surat tadi siang.
Ui: oh untuk saya? Makasih ya Sinta...
S: baik ukthi.
Mereka berdua membaca surat itu dan hanya bisa menggelengkan kepala mereka...
Ua: dulu laki² ingin melihat istrinya dinikmati lelaki lain.. ini malah mau istrinya melihat suaminya menikmati wanita lain... kegilaan apa lagi ini?....oalah. . Suaminya impoten lagi... mana belum sunat... edan...
Ui: ah liat saja nanti. Paling si istri nya saja ada gangguan kejiwaan.... dah ah... aku lapar.. yuk makan di luar. Sinta.. mari ikut kami makan...
S: baik ukthi Indah.. terima kasih...
Tamat
