Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERPEN Enaknya Ngentot Perawan (Real)

bajingan_gemuk

Semprot Baru
Daftar
6 Sep 2023
Post
25
Like diterima
30
Bimabet
Ayu terlihat lahap menikmati nasgor Jawa yang dia pesan. Suapannya kecil-kecil menyesuaikan mulut mungilnya yang manis itu. Tadi dia memang bilang sedikit sakit perut karena belum sarapan.

Hari masih pagi menjelang siang saat kujemput dia untuk jalan bareng. Sangat jarang Ayu bisa kuajak jalan. Maklum dia masih kelas 1 SMA, jadi masih dianggap anak kecil oleh keluarganya. Agak susah mencari alasan untuk bisa pergi berdua denganku.

Sesekali Ayu minum mango smoothies yang menyegarkan diantara suapan nasgornya.

"Mau nyobain punya mas?" tawarku sambil mendekatkan mangkok tahu campurku.

Ayu mengambil tahu dan dagingnya untuk dicicipi.

"Lumayan sih mas..."

"Tahu campurnya agak beda dari bayanganku sih"

Versi tahu campur yang ini berkuah, dengan mi, sayur, tahu dan potongan daging di dalamnya.

"Iya, di dekat rumahku juga tahu campurnya pakai bumbu kacang. Kayak gado-gado gitu."

"Nasgornya gimana?"

"Enak kok mas"

"Mas nyobain yaa..."

Aku menyendok sedikit nasgor Jawanya dan memang rasanya enak. Percakapan kami terus berlanjut tentang sekolah baru, kegiatan ekstrakurikuler, teman-teman baru, dan sebagainya.

Ayu jadi lebih sibuk sekarang. Dia terpilih sebagai anggota MPK (majelis perwakilan kelas), satu-satunya wakil dari kelasnya.

Ayu memang cukup pintar, pernah juara satu di SMP. Walaupun seringnya sih tidak juara, tapi paling tidak selalu masuk sepuluh besar. Dia juga aktif di ekstra menari dan basket. Bahkan dulu sering ditunjuk mewakili SMPnya untuk mewakili lomba menari.

Di SMK barunya ini, dia juga masih mengikuti ekstra nari dan basket di hari sabtu. Juga terpilih sebagai saka bhayangkara, yang latihannya di hari minggu. Jadi waktu kami untuk berdua jadi semakin berkurang.

Wajahnya yang cantik, ayu dan imut itu benar-benar menggemaskan. Rambutnya sedikit menyembul dari depan jilbab. Tanganku refleks bergerak untuk menyisir rambut halusnya, tapi tangan Ayu segera menepis tanganku sebelum menyentuh kepalanya.

"Jangan di sini mas, nggak baik" bisik Ayu sambil malu-malu melirik sekeliling.

"Iya-iya sayang..." jawabku sambil tersenyum.

Daerah sini memang terkenal religius, banyak pondok pesantren bertebaran di sekitar kota ini. Jadi mengungkapkan perasaan cinta secara terbuka mungkin dirasa kurang sesuai.

Secara diam-diam kuambil foto dan video Ayu saat sedang lahap makan. Saat sadar sedang kurekam, Ayu memerah karena malu lalu menutup kamera hapeku dengan tangannya. Untungnya dia tidak jadi ngambek dan marah padaku.

Perjalanan cinta kami memang penuh liku. Pertama aku kenal Ayu dari sebuah grup WA. Dia merupakan seorang member yang cukup aktif dan banyak berkomentar. Sedangkan aku hanyalah seorang member pasif.

Iseng-iseng aku chat langsung ke WAnya. Menanyakan suatu meme internet yang konyol. Seperti kuduga tanggapan awalnya ketus dan dingin.

Tapi aku tidak lelah menyapa dan mengajak chat. Sampai akhirnya dia mulai terbuka saat membahas beberapa anime yang dia suka.

Rupanya dia suka anime dan cosplay. Walaupun Ayu bilang ga suka dipanggil wibu. Katanya dia cuman suka karakter anime yang lucu-lucu. Dan cuman seru-seruan lihat cosplay.

Akhirnya pada suatu kesempatan diadakan event cosplay di kotanya. Aku mengajak dia ketemuan di sana, dan hari itu menjadi hari yang bersejarah bagiku.

Aku cukup terkejut saat bertemu, ternyata Ayu masih anak kecil, baru kelas dua SMP. Wajahnya sungguh cantik dan imut, apalagi saat dia pakai kacamata. Tubuhnya langsing namun juga tidak terlalu kurus.

Dia berjilbab dan dandanannya seperti biasanya anak remaja sekarang. Tidak terlalu tertutup namun juga tidak ketat atau seksi.

Pembawaannya sedikit pendiam, walaupun suka bergaya dan selfie-selfie. Terlihat dari antusiasmenya saat berfoto dengan para cosplayer.

Sedangkan aku cukup dewasa dari segi umur dan sudah bekerja. Awalnya tentu ada rasa canggung luar biasa karena perbedaan umur kami yang cukup jauh. Sehingga banyak obrolan kami tidak nyambung.

Tapi akhirnya pertemuan kami berjalan dengan lancar dan berkesan. Aku sangat terbantu dengan bahan obrolan tentang anime dan cosplay.

Dan saat sudah lumayan kenal, barulah sifat pendiam Ayu mulai luntur. Dia juga ternyata banyak bicara tentang hal-hal yang membuatnya tertarik.

Hubungan kami pun terus berlanjut lewat chat. Aku seakan punya adek cewek yang suka cerita dan curhat. Aku juga senang karena aku jadi punya teman sharing dan bercanda tentang kegiatanku sehari-hari.

"Dek, mas tadi habis ke bank"

"Ngapain ke bank?"

"Ngurus deposito"

"Ooh itu..."

"Oh ya btw mbak CSnya cantik 🀭"

"Kalau cantik aku harus ngapain 😐"

"Hehe ya ga ngapa2in"

"Akuuuu....harus mukul mas 😀"

"Hehe.. Mau dong dipukul Ay. Sinih 😊"

Saat itu chat kami terputus, tidak ada jawaban dari Ayu. Aku maklum saja sih, mungkin dia sedang ada jam pelajaran di sekolahnya.

Lalu siang itu aku mendapat chat masuk dari Ayu.

"Aku habis kepleset tau"

"Loh kok bisa?"

"Nekat pulang ujan-ujan"

"Duuh 😒. Lha terus gimana sekarang? Tunggu di sana ya, mas jemput"

Nekat aku minta ijin ke atasan untuk bisa pulang cepat. Setelah pakai jas hujan, aku bergegas ngebut naik motor ke arah sekolahnya. Tempat kerjaku agak jauh di luar kota, sehingga butuh waktu hampir setengah jam kalau pakai kecepatan biasa.

Sesampainya di jalan menuju sekolahnya hujan sudah reda, sehingga kulepas jas hujanku. Setelah mencari-cari kulihat seorang gadis berseragam SMP sedang duduk di emper toko yang sedang tutup.

Mata Ayu agak berkaca-kaca saat melihatku datang. Kuperiksa kakinya, untunglah hanya ada sedikit memar akibat terpeleset jatuh tadi. Aku yakin itu bukan hal yang membahayakan.

Kubantu Ayu naik ke boncengan motorku. Saat motor kujalankan, dia ngelendot dibelakangku dan memelukku. Terasa seragam basahnya menempel ke punggungku.

Motor kujalankan dengan kecepatan biasa. Bahkan kalau bisa sepelan mungkin. Ingin rasanya waktu berhenti pada saat itu juga.

Suasana sore setelah hujan itu benar-benar terasa syahdu. Membuatku tak tahan lagi ingin mengungkapkan isi hatiku yang kupendam sejak lama.

"Dek, sejak awal ketemu mas sudah suka sama kamu. Kamu mau jadi pacar mas?"

Agak lama tidak ada suara, lalu Ayu menjawab.

"Nggak tau mas. Aku takut dimarahin ibu. Mending ga pacaran aja" jawabnya dengan berbisik.

Suasana jadi agak hening, hanya suara mesin motor yang terdengar. Setelah beberapa saat kucoba lagi.

"Kalau ga mau jadi pacarku, jadi TTMku mau?"

"Boleh deh" suara Ayu terasa lebih ceria.

"Emang tahu TTM itu apa?"

"Tauuu hihihi"

"Apa hayo?"

"Teman tapi mesra kannn"

"Hahaha mesranya kayak pacaran tapi statusnya temen"

"Aku mau tapi jangan terlalu mesra" jawab Ayu dengan merajuk.

"Iyaaa iya hehe..."

Walaupun saat itu ditolak tapi hatiku terasa ceria. Paling tidak aku tahu bahwa Ayu juga punya perasaan buatku.

Hubungan kami sebagai TTM pun terus berlanjut sampai Ayu naik ke kelas 3 SMP. Kami sudah tidak terlalu canggung, saling bercanda dan menggoda.

Suatu hari Ayu mengirim foto dan video sekolah yang penuh asap.

"Kumpul di lapangan semua 1 sekolah" tulisan caption di foto yang dia kirim.

"Apa tuh. Kebakaran? 😒"

"Tuh liat penuh asep"

"Lah iya, itu kebakaran atau fogging?"

"Iya fogging 🀣 ... tapi kesannya kayak kebakaran"

"Hiih bikin mas kuatir saja 🀨"

"Aku sengaja hahaha 🀣"

"Mas kuatir tau"

"Maafin, minta maaf yaa 🀭"

"Hehe iya. Cium dong 🀭"

Ayu pun mengirim selfie bibir monyong seakan sedang mencium.

"Terimakasih cah ayu 😘😘"

"Hehehe iyaa sama-sama"

Aku juga membantunya dalam beberapa hal. Karena aku sudah berpenghasilan, jadi Ayu kuberi uang pulsa dan jajan secara rutin. Beberapa kali dia juga minta dibelikan barang yang dia inginkan dari suatu marketplace online.

Tanpa disadari sikap Ayu menjadi semakin mesra kepadaku, walaupun di awal dia bilang tidak mau. Kami juga lumayan sering berkirim selfie.

"Pengen foto Ay yang pake seragam 🀭" pintaku lewat chat.

"Ya nanti pas pulang juga bisa. Maaf yaa"

"Gpp. Masnya aja yang manja"

"Udah gede masih aja manja"

"Cowok kan suka manja sama cewek yang disayang. Tar gantian manjain ceweknya 🀭"

"Hahaha iyadehh mas manjaaa 🀣"

Tapi cukup jarang aku bisa bertemu Ayu. Bahkan beberapa rencana nonton bioskop kami harus dibatalkan. Bisa dimaklumi sih, karena ada batasan-batasan dari orangtua Ayu. Walau buatku yang sudah sangat mencintainya, kangen ini terasa menyiksa.

Suatu hari Ayu bilang mau waktu kuajak sleepcall (VCan menjelang tidur). Walaupun dia mengiyakan tapi sayangnya hal itu tidak pernah terlaksana. Dan malam itu pun terulang lagi, chatku tidak dibaca sampai lewat jam 9 malam.

"Naah tidur pasti. Lupa kalau mau vidcall πŸ˜“" chatku.

Ayu baru membaca dan membalas chatku besok paginya.

"Aku baru bangun ini 😒"

"Hehe sudah mas duga"

"Kelupaan mas biasalah"

"Mana, mau liat muka baru bangunnya 😊"

"Ga ada. Mau langsung mandi wle 😜"

"Nggemesin. Mas cium loh" jawabku sambil ngirim sticker kucing saling cium.

"Aaaaa lariiiiii" jawab Ayu sambil ngirim sticker lari.

"🀣🀣🀣"

"Mas dapat sticker kaya gini dari mana"

"Ya tiba2 ada yang pakai di grup WA. Mas curi saja. 🀣🀣🀣"

"Owalahh "

"🀣🀣🀣"

"Ketawa mulu masss, lagi bahagia kah 🀭"

"Iya bahagia. Kan punya TTM 🀭"

"🀣 Jadi pacar aja gimana 🀭" tanya Ayu tiba-tiba.

Sejenak aku seakan ga percaya, malah dia yang sekarang nembak aku duluan. Hatiku hampir meledak karena bahagia.

"Beneran? Ga takut dimarahin ibuk?" tanyaku memastikan.

"Intinya kalau mas chat dan bersikap kayak biasanya aja aman kok"

"Iyaa sayang. Terimakasih dah jadi pacar mas"

"Oh tidakk.. Jangan panggil aku kaya gituuu. Aku lebih suka dipanggil dek"

"🀣 Iya dek. Adekku yang cantik πŸ₯°"

Ayu mengirim sticker beruang marah yang nggetokin kepala beruang lainnya. Tapi sebentar kemudian dia kirim foto selfienya sebelum mandi.

"Ya Allah, dedekku ini memang paling cantik 😘😘😘"

"Ihhh maluuu. Terimakasiiii 🀭"

"Mas siap-siap kerja dulu njih"

"Iya mas"

"Mas sayang Ay"

"Aku jugaaaa 🀭 udah ah malu"

"🀣🀣🀣πŸ₯°πŸ₯°πŸ₯°"

Hari itu aku benar-benar bahagia. Akhirnya Ayu resmi jadi pacarku. Hubungan kami pun semakin intim dari hari ke hari. Sampai akhirnya Ayu mau dipanggil "sayang".

Awalnya hubungan kami baik-baik saja. Namun seiring makin dalam kemesraan kami, nafsuku juga semakin besar. Beberapa kali kami beda pendapat ketika percakapanku mulai menjurus ke arah hubungan orang dewasa.

Aku sadar Ayu belumlah cukup umur, tapi dorongan libidoku menuntut penyaluran. Bisa saja aku melakukan swalayan tapi walaupun sudah kulakukan, keinginan melakukannya dengan Ayu tidak bisa hilang. Aku mulai terobsesi dengannya.

Sering kuminta foto-fotonya yang lebih terbuka. Tapi Ayu selalu menolak dan menolak. Hingga terkadang hal ini membuatku jadi pusing dan tidak fokus dalam pekerjaan.

"Aku masih 14 loh mas. Bahas gituan emangnya pantes" protes Ayu dengan keras.

"Ya, sayang kan pernah tanya. Dan mas juga pernah jawab. Mas pernah melakukan hubungan sex. Dan sekali merasakan hal itu memang mas ga bisa lepas."

"Tapi kan aku masih kecil mas"

"Ai kan tahu kalau mas sudah dewasa. Mas juga punya kebutuhan akan hal itu."

"Iya aku tau mas butuh. Liat mas umurku baru berapa.. Aku takut"

"Memangnya Ayu ga apa-apa kalau mas melakukannya dengan orang lain?"

"Ga apa-apa, asal bikin mas seneng" jawabnya dengan ketus.

"Tapi mas hanya ingin melakukannya dengan Ay. Karena mas cinta dengan Ay"

"Ya kan aku ga bisa mas"

"Mas kan ga minta langsung, dengan foto atau video saja sudah cukup"

"Aku nggak mauuuu " Ayu benar-benar marah dan mematikan telponnya.

Hampir seminggu itu hubungan kami menjadi dingin. Tapi ada baiknya juga aku tidak menghubungi Ayu lagi, daripada jadi terobsesi dengannya.

Sampai akhirnya ada telpon masuk ke nomerku.

"Mass lagi ngapain?"

"Nembe pulang kerja sayang"

"Mas masih manggil aku sayang?"

"Ya kan memang mas masih sayang banget sama Ay"

"Kok lama diemin aku? Mas tahu aku ga suka didiemin"

"Ya kan Ay tahu sebabnya"

"Apa coba?"

"Mas kan ingin hal itu, tapi Ay ga bisa ngasih. Daripada mas jadi pusing terus mikirin Ay, ya sudah sementara mas ga kontak Ay"

"Ya kan mas tahu aku masih kecil"

"Iyaaa mas ga akan maksa lagi. Ay gimana keadaannya, baik-baik?"

"Enggak baik. Ay kangen mas..hik hik.." terdengar suara Ayu terisak di sana.

"Ya sudah, mas minta maaf diemin Ay. Ga akan mas lakuin lagi. Sshhh sudah sayang, ga usah nangis lagi njih. Ssshhh...ssshh..."

Ayu masih terisak-isak, namun akhirnya semakin lirih dan berhenti.

"Iya mas"

"Istirahat dulu trus maem lalu bobok. Besok mas kontak lagi ya"

"Iyaa..."

Besoknya hubungan kami kembali lagi seperti sebelumnya. Tapi aku agak mengurangi kemesraan agar libidoku tidak terlalu naik.

Ayu sepertinya merasakan juga perubahan sikapku. Kali ini dia tidak terlalu protes karena mengerti sebabnya.

Berselang empat hari kemudian, aku mendapatkan chat dari Ayu.

"Dibuka nanti aja pas di rumah"

Ada beberapa file yang disetting sekali lihat. Apakah benar dugaanku, akhirnya Ayu mau mengirimkan hal yang aku minta? Dan ketika kubuka, aku seperti mendapatkan durian runtuh.

Ada foto Ayu menunjukkan teteknya yang ranum itu. Ukurannya memang masih kecil dan belum berkembang sempurna, tapi sepertinya sudah cukup terasa jika dipegang. Putingnya yang tegak, kecil dan agak merah muda itu benar-benar menggairahkan.

Sayangnya aku masih dalam jam kerja. Terpaksa satu foto itu aku tutup dan hilang. Namun masih ada beberapa lagi file foto dan satu video lainnya.

Tiba-tiba ada chat masuk dari Ayu.

"Itu kenapa udah dibuka satu 😭"

"Iya, tadi kepencet ga sengaja yang"

"Oooh πŸ˜‚"

"Makasih ya Ay. Mas masih di kantor"

"Makanya aku bilang, buka di rumah aja"

"Yaa..yang lain tak buka tar"

"Iyaaa mas"

Hari itu jam kerja terasa lebih lama dari biasanya. Ingin rasanya minta ijin pulang lebih cepat lagi, tapi kuatir hal itu akan mempengaruhi penilaianku di mata atasan.

Sesampainya di rumah dengan segera aku melepas baju dan ke kamar mandi. Saat kubuka foto-foto lainnya sungguh menggairahkan.

Ayu menarik kaos dan behanya ke atas. Beberapa posenya sungguh menggoda, walaupun tidak ada satupun yang menunjukkan wajahnya.

Satu videonya menunjukkan Ayu sedang meremas-remas teteknya yang mungil itu. Teteknya terlihat segar dan kenyal saat diremas.

Walaupun cuman beberapa detik, tapi video dan foto-fotonya cukup membuat penisku ngaceng maksimal. Apalagi saat aku buka foto selanjutnya.

Terlihat Ayu melepas celana dalamnya dan menunjukkan vaginanya. Posisi jari tangannya sedikit menjembreng mulut vaginanya. Menunjukkan klitorisnya dan daging merah muda yang sedikit basah.

Lubang vaginanya terlihat masih mungil dan sempit. Membuatku mengocok semakin cepat. Membayangkan penisku maju mundur memasuki lubang itu.

Akhirnya aku ga kuat lagi, pejuhku pun muncrat dengan rasa puas luar biasa. Tidak lupa kurekam bagian akhir saat mendekati muncrat itu.

Malam itu sebelum bobok kukirimkan chat ke Ayu.

"Terimakasih Ay sayang. Mas puas banget lihat foto dan videomu 😘😘"

"Iyaaa mas"

"Kamu seksi banget posenya. Kok tahu cara pose kayak gitu?"

"Kan banyak yang bahas gituan di grup-grup medsos"

"Ay pengen lihat mas coli ga?"

"Hmmm boleh deh 🀭"

Kukirimkan video coliku ke Ayu. Agak beberapa lama belum ada balasan atau reaksi darinya.

"Gimana yang?"

"Ga gimana2 sih. Cuma penasaran cara melakukannya. Ternyata gitu toh 🀭"

"Hehe, oh iya yang. Lain kali jangan dikirim sekali lihat dong"

"Enggak mau"

"Biar kalau mas pengen ga minta lagi sama Ay"

"Nggak dulu ya mas. Aku masih ga nyaman"

"Hehe iya deh. Ya udah, met bobok sayang"

"Iya mas juga"

Sejak saat itu Ayu mulai terbuka akan hal-hal mengenai sex. Bahkan mulai bertanya-tanya tentang pengalaman seksualku sebelumnya bersama mantan. Tentang beberapa gaya yang pernah kulakukan, cara mengulum penis, fetish-fetish seksual dan sebagainya.

Ayu juga mengungkapkan kekhawatirannya jika sampai hamil dan cara mencegahnya. Dia juga bertanya apakah aku pernah kena penyakit seksual atau tidak? Bahkan tentang beberapa rumor seks yang menurutku aneh dan tidak berdasar.

Sekitar sebulan kemudian Ayu kembali mengirimiku foto-foto dan video-videonya. Masih dengan format sekali lihat.

Kali ini Ayu pakai seragam SMPnya. Foto dan video yang dia kirim lebih banyak. Menunjukkan tahap demi tahap.

Ayu perlahan melepas baju seragamnya. Minisetnya disingkap ke atas. Lalu dia meremas-remas tetek mungilnya. Puting kecilnya terlihat mengeras, menunjukkan dia sudah terangsang.

Lalu Ayu perlahan menyingkap rok biru siswi SMP, menunjukkan celana dalam putihnya. Pose-posenya dalam foto sungguh menggairahkan. Lekuk tubuhnya terlihat sexy, mungkin karena Ayu seorang penari.

Akhirnya celdamnya pun dilepas, terlihat vaginanya yang indah itu. Jembut halus menghiasi memeknya yang membuatnya semakin menggoda.

Ayu mulai memainkan jarinya di sekitar vaginanya. Kali ini terlihat jelas Ayu sudah basah. Apalagi waktu jari tengahnya masuk ujungnya ke dalam lubang vaginanya. Dalam video terdengar suara kecipak saat digerakkan.

Walaupun hanya foto-foto dan video singkat, namun sekali lagi Ayu mampu membuatku klimaks saat coli. Ayu yang masih kecil itu ternyata sangat sexy.

"Cantik banget punyamu yang"

"Hehe πŸ˜…"

"Dada kamu juga indah. Mas pengen nyusu"

"Besok kalo dah ketemu ya mas"

"Sexynyaaa Ay ku"

"Mas ih.*** habis habis mujinya"

"Emang bener kok yang"

"Iyaa mas makasih"

"Punya Ay enak banget pasti"

Ayu menjawab dengan sticker mencubit.

"😘😘... Waktu dimasukin jari itu, punya Ay sakit ga?

"Enggak sih mas, jariku kecil. Mungkin kalau pakai 2 bakalan sakit"

"Ooh"

"Aku waktu nari pernah split dan itu sakit"

"Dulu habis itu apa keluar darah?"

"Iya"

"Hmm yaa ada kemungkinan sudah sobek juga. Ada kok kasus gitu, krn beladiri atau olahraga"

"Mas keberatan dengan itu?"

"Enggak kok sayang 😘. Mas ga masalah dengan itu"

"Makasih mas"

"Iyaa sayangku"

Ayu jadi semakin berani mengeksplorasi seksualitasnya. Dia menanyakan cara mengakses video-video bokep, katanya sih ingin belajar.

Hubungan kami juga semakin mesra. Rasanya ingin selalu bisa berduaan dengan Ayu. Namun kondisi membuat kita jarang bertemu.

Ayu juga sudah kelas tiga SMP sekarang. Sudah mulai bersiap-siap untuk ujian kelulusan. Tingkat stresnya sudah semakin tinggi, jadi aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak menggangunya.

Terkadang Ayu mengeluh padaku terkait masalah hidupnya. Konflik dengan teman-teman sekolahnya dan juga masalah keluarganya.

Dia sering merasa dunia ini tidak adil, karena banyaknya masalah yang terjadi di dalam keluarganya. Aku selalu mencoba menenangkan Ayu dan memberikan semangat.

"Aku pengen kesana, terus aku sama mas seharian bebas ngapain aja"

"Ya tar kita cari waktunya yang"

"Nanti ya mas kalau sudah ketemu peluk erat-erat. Aku udah lama banget pengen dipeluk. Pengen nangis di pelukan mas hahaha"

"Kalau mas meluk kamu pasti ada yang bereaksi. Ay ga marah?"

"Ga mungkin aku marah mas"

"Pengen meluk Ay, nyium bibir Ay dan nyium punya Ay. Hmm punya Ay pasti harum"

"Emang mas pernah nyium bau itu?"

"Pernah. Mas jilatin juga hehe"

"Kaget"

"Katanya sih enak"

"Iya sih, mungkin enak. Tapi mas gimana rasanya?"

"Yaa rasanya gimana yaa"

"Gimana"

"Ga manis sih. Agak asin mungkin. Mas sih enak-enak saja"

"Pengen juga"

"Ay pengen gimana?"

"Ya lagian mas bilangnya enak, kaya enak banget"

"Hehe tar kalau ketemu mas jilatin"

"Masukin sekalian? Pelan pelan aja tapi. Hehe hehe"

"Iyaa yang. Mas juga pengen masukin. Emm...Ay dah siap sama mas?"

"Kalau belum kenapa aku mikirin ini semua?"

"Makasih ya sayang"

"Iyaa mas sama sama"

Sekarang aku tinggal menunggu waktu yang tepat buat bertemu. Sementara ini aku membiarkan Ayu fokus dengan sekolahnya dan terus memberinya semangat. Waktu itu juga masih bulan puasa, jadi tidak leluasa buat kami untuk berduaan.

Akhirnya waktu yang disepakati pun tiba, yaitu di akhir libur lebaran. Sebelumnya aku sudah survey beberapa hotel di kota tetangga.

Aku sengaja memilih lokasi yang berjarak satu jam dari kotaku, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Aku memilih hotel yang cukup bagus dan nyaman. Agak mahal sih harganya tapi tidak masalah buatku, karena akan menjadi kenangan pertama kami tidur bersama.

Kami janjian bertemu di terminal kota tetangga itu. Ayu berangkat dengan bis, sedangkan aku naik motor. Kemudian aku akan menjemputnya dan bersama ke hotel.

Saat masuk kamar, terlihat Ayu menyukai tempatnya.

"Waah bagus hotelnya mas"

Kita beres-beres barang bawaan dan melepas jaket. Ngobrol sebentar di tepi ranjang, melepas kangen.

"Katanya kalau ketemu Ay minta dipeluk?"

Ayu pun menjatuhkan tubuhnya ke pelukanku. Dia pun bercerita segala unek-uneknya, terkait nasib dan kondisi keluarganya.

Tapi aku sudah tidak tahan lagi menahan nafsu. Kucium bibir Ayu ditengah-tengah omongannya, dan Ayu pun membalas pagutanku. Saat lidahku mulai bermain dia sedikit tersentak.

"Pakai lidah sayang.." bisikku.

Aku pun menikmati bibir dan lidah Ayu yang terasa segar dan manis. Nafasnya berbau harum khas anak remaja. Mulutku seperti sedang menikmati buah jambu air yang memberikan kesegaran dan keharuman sekaligus.

Secara bersamaan tanganku mulai bergerak melucuti pakaian kami. Jilbab dan blus Ayu pun sudah mulai terlepas. Ciumanku sudah menjalar ke lehernya. Hidungku menghirup dalam-dalam bau badannya. Campuran antara sabun mandi, parfum dan feromon yang sulit dilukiskan.

Tanganku terus bergerilya melepaskan minisetnya lalu melucuti celana panjangnya. Suara nafas Ayu semakin cepat saat mulutku mulai menjelajah teteknya yang mungil dan ranum itu.

Dugaanku benar, walaupun teteknya terlihat kecil tapi sudah pas untuk diremas dalam telapak tanganku. Masih sangat ranum tapi kekenyalannya sudah mulai muncul.

Terasa jelas detak jantung Ayu berdentam saat aku mulai mengenyot putingnya.

"Detak jantungmu keras banget yang..." bisikku.

"Aku baru pertama kalinya mas" jawab Ayu disela nafasnya yang memburu.

Mendengar jawabannya aku pun semakin bernafsu. Seluruh pakaianku sudah terlepas semuanya. Sedangkan Ayu tinggal tersisa secarik celana dalam.

Tanganku pun mulai bermain-main di sekitar vaginanya. Terasa vagina Ayu sudah licin oleh lendir. Apalagi saat kumainkan klitorisnya.

Setelah puas bermain di putingnya, mulutku mulai menjelajah perut lalu tubuh bawahnya. Celana dalam Ayu pun segera terlepas. Dan kubenamkan wajahku di memeknya.

Kusedot, kujilatin, kutelan cairan anak perawan ini. Ayu terlihat memejamkan mata, namun sepertinya masih bingung untuk bereaksi dengan rasa yang pertama kali dirasakannya.

"Yang coba 69 yuk. Kulumin penis mas.."

Aku berbaring terlentang dan Ayu berada di atasku. Terasa Ayu agak ragu memegang penisku, dan perlahan memasukkannya ke mulutnya. Sedangkan memeknya agak diangkat tinggi, seperti masih risih jika duduk di atas mukaku.

Terpaksa aku sangga kepalaku dengan bantal, untuk bisa menikmati memek Ayu. Pemandangan indah terpampang di depan mataku. Memek mungil dan lubang pantat dari seorang anak remaja yang sedang mengulum penisku.

"Aasiiin..." rengek Ayu sambil menoleh ke belakang melihatku.

"Ga pa2 sayang, dibiasakan" jawabku sambil sibuk menjilati memeknya.

Ayu pun meneruskan menggerakkan mulut mungilnya untuk mengulum kontolku. Memang terlihat kontolku seperti terlalu besar untuk masuk ke mulutnya.

Kumainkan juga jariku ke dalam lubang memeknya. Beneran terasa sempit sekali, padahal hanya satu jari yang masuk.

"Aduh..sakit mas.." protesnya.

"Padahal pernah dimasuki jarimu kan yang"

"Jariku kan kecil..."

Aku pun mengalah dan meneruskan menjilati saja kemaluan Ayu.

Rasa blow job Ayu memang biasa saja, bahkan terkadang dia seperti agak ragu bergerak atau mengulum. Tapi aku memaklumi karena dia baru pertama dan belum terbiasa.

Tiba-tiba Ayu mengangkat pinggulnya dan memutar tubuhnya.

"Capeeek" katanya sambil memegang rahangnya.

"Ya sudah.. sini sayang..." jawabku sambil tersenyum.

Aku memeluknya sehingga Ayu berada dalam posisi WOT. Ayu mulai menggerakkan pinggulnya dan menggesek-gesekkan vaginanya di kontolku. Wajahnya mulai terlihat menikmati sensasinya.

Sementara aku menikmati tetek dan puting ranum yang tersedia di depan mulutku. Tapi memang terlihat bahwa Ayu benar-benar masih newbie. Gerakannya pinggulnya masih kaku, dan beberapa kali kepala kami saling berbenturan ringan.

Setelah Ayu terlihat capek, kurubah posisinya menjadi berbaring. Ingin segera kueksekusi memek perawan ini. Pahanya sudah terkangkang, dan ujung kontolku sudah berada di depan lubang memeknya.

Saat aku mulai mencoba menekan masuk, Ayu mulai teriak-teriak.

"Sakiiiit... Sakiiiit... Sakiiiit... Mas sakiiiit..."

Wajah Ayu terlihat panik, matanya berkaca-kaca dan alisnya mengerut. Padahal penisku sama sekali belum masuk sama sekali. Dari wajahnya kulihat Ayu ketakutan sekali, sehingga aku pun merasa kasihan.

Akhirnya kulakukan petting saja, kugesekkan penisku di atas vaginanya. Gerakanku semakin lama semakin cepat. Nafas kami semakin memburu dan muncrat lah spermaku di atas perutnya.

Setelah kubersihkan spermaku dari atas perutnya, kami pun berbaring saling berpelukan. Akhirnya kesampaian juga keinginanku ngeloni Ayu.

"Mas nyampe ya? Gerakan mas tadi cepet banget sebelum muncrat..." tanya Ayu dengan tatapan innocentnya.

Aku menghela nafas dan tersenyum. Tidak mungkin aku memaksakan diri ke gadis perawan ini sekarang. Aku sungguh sangat menyayanginya.

"Iya sayang. Terimakasih yaa..." jawabku sambil mencium dahinya.

"Tadi punyaku sudah ga licin. Jadi waktu mau dimasukin terasa sakit banget"

"Iyaaa ga pa2. Ga usah dipaksain"

Kami pun menikmati suasana santai setelah berhubungan. Kuelus-elus punggung Ayu dengan salah satu tanganku. Lalu tangan Ayu menarik tanganku yang satunya lagi dan ditempatkan di teteknya.

Rupanya Ayu suka diremas-remas teteknya saat kelonan. Dengan posisi itu kami pun tertidur sejenak.

Setelah bangun Ayu kuajak mandi bareng. Hotel yang kupilih cukup bagus, sehingga kamar mandinya cukup luas buat berdua.

Di situ kami saling mengeksplore tubuh masing-masing. Aku membersihkan tubuh Ayu dan Ayu pun membersihkan tubuhku.

Penisku kembali ngaceng karena sentuhan tangan Ayu saat menyabuniku. Kuminta dia memegangi penisku sambil kugerakkan maju mundur.

"Yang kenyotin puting mas.."

"Loh mas kan laki-laki masak dikenyot putingnya"

"Hehe iya, laki-laki juga ngerasa enak kalau dimainin putingnya"

Lalu Ayu pun mengenyoti putingku dengan mulut mungilnya. Sensasi yang kurasakan benar-benar luar biasa. Gadis perawan ini memegangi penisku dan mau mengenyoti putingku.

Gerakan pinggulku makin lama semakin cepat dan akhirnya kumuncratkan pejuhku di tubuh Ayu.

Setelah itu kami meneruskan mandi bareng. Lalu berkemas-kemas karena jam sudah menunjukkan waktu mendekati maghrib. Sedangkan ijin Ayu seharusnya hanya sampai sore hari.

Kali ini kutunggu Ayu sampai mendapatkan bis kembali. Kasihan jika dia kutinggalkan sendirian padahal hari sudah mulai malam.

Ayu kembali sibuk bersekolah dan mempersiapkan diri untuk ujian. Hubungan kami terus berlanjut, namun aku mengurangi meminta hal-hal terkait seks agar Ayu tidak teralihkan perhatiannya.

Syukurlah tahun itu Ayu bisa lulus dengan baik. Aku turut hadir di wisudanya dan membawakannya sebuah buket bunga yang dia suka.

Setelah itu Ayu disibukkan dengan pendaftaran ke SMK dan kegiatan MPLS. Sepertinya kegiatan di sekolahnya semakin banyak. Sehingga berpengaruh pada kualitas hubungan kami.

Sering kali chatku tidak dibalas, dengan alasan tidak boleh buka hape di sekolahnya. Waktu aku chat sore sampai malam baru dibalasnya. Ayu beralasan entah ketiduran atau sibuk membuat tugas.

Apalagi seperti kuceritakan di awal cerita ini, hari Sabtu dan Minggu pun Ayu penuh dengan kegiatan ekstrakurikuler. Kualitas hubungan kami semakin lama jadi semakin menurun.

Ada juga ketakutan dalam hatiku bahwa mungkin Ayu ketemu cowok yang dia sukai di sekolah barunya ini. Ayu tergolong cewek yang cantik, sehingga aku yakin banyak cowok yang naksir dirinya.

Pikiran jelek mulai meracuni kepalaku. Bagaimana pun aku tidak rela jika perawan Ayu tidak bisa kudapatkan. Padahal sebelumnya hal itu sudah berada di dalam genggaman tanganku. Karena aku kasihan dengannya saat itu, sehingga aku tidak tega untuk memaksakan.

Bagaimana jika nanti cowok barunya yang dapat perawan Ayu? Pasti aku jadi nyesel setengah mati dibuatnya. Bayangan-bayangan ini membuatku jadi makin mudah emosi.

Hal ini pada akhirnya membuat tegang hubungan kami. Aku jadi semakin curigaan padanya. Sedikit-sedikit minta Ayu SSin layar hapenya. Ayu juga ikutan emosi karena sikap tidak percayaku semakin menjadi.

Sudah 2 bulan ini kita tidak bisa ketemuan. Kepalaku pusing seakan hampir meledak. Sampai akhirnya di bulan Agustus, aku memaksa Ayu menerima VCku. Tapi dia menerimanya sebentar saja lalu close VCku. Ayu melanjutkannya lewat chat.

"Di sini rame mas. Ada lomba 17an, malah nabrak nabrak suaranya sama punya mas"

"Coba VCin"

"Massss suaranya berisik"

"Iyaa ga usah suara"

"Oohh"

Setelah VC sebentar terus dimatikan lagi sama Ayu.

"Kelihatan ga tadi"

"Ga terlalu"

"Iya aku agak jauhan"

"Ya udah. Mau ketemu mas kapan?"

"Belum tahu mas lihat nanti longgarnya kapan"

"Mas ga mau gitu"

"Soalnya aku ikut saka bhayangkara. Minggu masuk"

"Tiap kali mau ketemuan mundur terus. Ijin saja"

"Wajib mas ini kalau ga penting banget ga boleh ijin. Masuknya mulai minggu depan 😊"

"Lah besok minggu ini kan juga bisa"

"Kalau minggu ini ada cosplay aku ingin lihat"

"Ya kalau gitu besok ketemu. Ay milih mas atau cosplay"

"Aku pengen lihat cosplay waktu itu gak jadi masa sekarang gak jadi lagi kapan lagi ada di sini😭. Gatau ah aku nangis masa ga liat lagiiii"

"Nyatanya ada tuh lagi. Jadi pasti suatu saat bakal ada lagi"

"Kapan. Mumpung ada lohhh😭"

"Ya sama pertanyaan mas, kapan ketemu?"

"Minggu depan kedua deh"

"Minggu depan kedua itu kapan? Mas dah ga mau sabar terus"

"Mau marah saja silahkan"

"Ya ok. Maaf mas marah"

"Ya bisanya itu massssss. Kenapa sih mas kalo masalah ini begitu"

Aku pun sudah tidak menghiraukan lagi chat Ayu, walaupun berkali-kali dia misscall. Sampai akhirnya kubuka lagi chatnya.

"MASSSSS. Aku pengen seru seruan besok☹️"

"Ya udah seru2an saja sendiri. Silahkan. Mas capek"

"Nanti aku kasih foto deh. Mau?"

"Mas nurutin Ay terus. Tapi Ay ga mikir mas"

"Kalo aku ga mikir, aku ga bakal ngasih ke mas kali. Mas kok gitu sih"

"Mas sekarang maunya ketemu"

"Iya...mau engga itu aku nawarin foto dulu? Kalo ketemu masih belum bisa, aku habis mens mas tahu kan?"

"Kalau ikhlas kasih kalau enggak ya gpp"

"Ikhlas... Mas jawab dulu dong"

"Kalau ikhlas ga usah disetting sekali lihat"

"Tapi besok lihat event ya. Ketemuannya minggu depannya"

"Katanya ga bisa kalau minggu?"

"Ya izin deh demi mas"

Akhirnya ketegangan di antara kami jadi mereda. Ayu senang bisa lihat cosplay dan dia juga menepati janjinya untuk kirim foto secara biasa. Walaupun untuk videonya masih disetting sekali lihat.

Aku pun harus menahan diri sampai seminggu kemudian. Dan akhirnya tibalah di hari yang kuceritakan di awal cerita ini.

Sejak tadi waktu mulai makan bareng, terasa penisku berulah berkali-kali. Sepertinya dia sudah penuh semangat membayangkan mau masuk memek perawan. Aku jadi harus menahan pikiranku, agar tidak ngaceng dan jadi malu dilihat pelanggan cafe lainnya.

Setelah selesai makan, Ayu langsung minta diajak ke hotel karena lagi ngantuk. Kali ini terpaksa aku milih hotel yang lebih murah tapi tetap nyaman, karena budgetku agak mepet.

Ayu berbaring di sampingku cuman pakai celana dalam dan kaos. Matanya agak sayu sambil menonton TV, sepertinya memang menahan ngantuk dari tadi.

Tanganku mulai bergerilya meraba tetek mungilnya dari luar kaos. Lalu menyelusup ke dalam minisetnya.

Ayu sedikit melenguh, yang segera kututup dengan ciuman panas di bibirnya. Permainan lidahnya semakin lincah, Ayu sepertinya sudah tidak ragu lagi untuk berciuman.

Kusibak kaos dan minisetnya, dan terpampanglah teteknya yang kenyal dengan puting yang sudah mengeras itu. Tak tahan lagi segera kukenyot hidangan nikmat itu.

Kali ini detak jantung Ayu tidak sekeras dulu, tapi bulu-bulu halus di payudaranya terasa berdiri menyentuh bibir dan pipiku.

"Enak Ay? Ay suka?" tanyaku.

"Geli mas..." jawabnya agak tersengal.

Tanganku satunya tidak tinggal diam. Langsung menyelusup di balik celana dalamnya. Kurasakan memek Ayu sudah licin, sepertinya lendir alaminya keluar lebih banyak dari waktu pertama dulu.

Kumainkan klitoris dan lubang Ayu sambil tetap menikmati teteknya yang kenyal dan ranum itu. Sementara penisku sudah tegak banget sehingga terasa sakit di dalam celanaku. Kubuka resleting celana dan kubimbing tangan Ayu ke penisku.

"Pegang kontolku yang..." perintahku ke Ayu.

Setelah kurasakan vagina Ayu sudah cukup basah, aku pun melepaskan semua pakaianku dan melorot celana dalamnya. Ayu terlihat pasrah saat mau kueksekusi memek perawannya.

Kali ini aku tidak mau gagal lagi, sehingga sudah kusiapkan lubricant yang kubeli sebelumnya. Kuoleskan cairan lubricant ke ujung penisku dan kugesek-gesek di mulut vaginanya.

Perlahan-lahan kumasukkan penis tegangku ke dalam memek perawan ini. Memang sempit tapi dengan bantuan lubricant penisku bisa masuk dengan lancar.

Baru masuk setengah batang penisku, paha Ayu menegang dengan keras. Ayu pun berteriak-teriak.

"Sakiiiit... Sakiiiit mas... Sakit... Sakit..." sambil matanya mulai berkaca-kaca.

"Ga papa sayang, ini sudah masuk setengah"

"Gak mauuu... Mas sakiiiit..hik hik hik.. Saakiiiit maaasss..." pahanya masih keras menahan agar penisku tidak lanjut masuk.

Air mata mulai deras mengalir dari kedua mata Ayu dan membasahi pipinya. Tangisan Ayu pun semakin keras.

"Coba dilemaskan pahanya yang. Lalu ngangkang agak lebar.."

"Nggak maauuuu...hik hik hik... Maaasss sakit bangeet.. lepasin... Sakit maaasss...lepasin... Huhuhu...lepasin maaasss...."

Aku masih mencoba menusuk lebih dalam, tapi Ayu mulai panik dan menendang-nendang. Ayu terus menangis dan memohon minta dilepaskan.

Kembali lagi timbul rasa kasihanku, aku mengalah dan mencabut penisku keluar. Ayu menangis tersedu-sedu memunggungiku. Dan aku berusaha menenangkan dia, mengelus-elus kepalanya dan memeluknya.

Pikirku ya sudahlah aku toh sudah dapat perawannya sekarang. Walaupun saat ini penisku masih tegang maksimal dan tidak mau turun sebelum dimuncratkan.

"Maafin mas ya yang... Maafin mas..." kataku berulang-ulang sambil menciumi kepalanya.

Aku terus menghiburnya sampai akhirnya tangisan Ayu benar-benar reda dan dia tertidur sebentar. Aku masih memeluknya dan menciumi kepalanya, tapi penis tegangku masih menusuk bagian pantatnya.

Saat kuciumin bagian leher, ada perubahan pada nafasnya. Jangan-jangan Ayu mulai terangsang lagi. Segera kueksplore leher belakangnya dan meremas-remas teteknya dari belakang.

Ayu beneran terangsang lagi. Saat itu posisi kami miring kiri sambil berpelukan. Waktu kumainkan jariku di vaginanya, Ayu mengangkat paha kanannya dan ditumpukan di atas lutut kananku. Memberikan kesempatan yang luas buat jariku bermain di memeknya.

Vaginanya mulai dibasahi lagi dengan lendir. Dan waktu kurebahkan lagi tubuhnya, dia tidak menolak. Aku pun bersiap memasuki lagi memek perawannya dan mengoleskan lubricant.

"Tambahin lagiii..." pinta Ai dengan manja.

"Iyaaa ini mas tambahin lagi di batangnya"

Dan penisku pun mulai menusuk. Tapi lagi-lagi baru setengah masuk, paha Ayu sudah menegang.

"Sakiiiit mas..." tapi kali ini teriakannya tidak sekencang sebelumnya.

Aku coba maju mundur tapi jika hanya setengah batang penisku, sepertinya aku tidak akan bisa keluar. Setelah berpikir sejenak, aku memutuskan mencoba posisi lainnya.

"Coba nungging Ay, mungkin enggak sakit"

Ayu nurut dan ambil posisi nungging. Penisku kembali menusuk dan benar saja bisa masuk lebih dalam, walaupun belum benar-benar mentok. Mungkin karena vagina Ayu terlalu pendek dan penisku ukurannya lebih panjang.

Dan dengan posisi nungging ini, paha Ayu tidak lagi bisa menghalangi gerakanku saat menyetubuhinya. Sampai pada akhirnya aku bisa memasukkan penisku sampai ke pangkalnya.

Ayu masih teriak-teriak sakit, walaupun tidak sekeras tadi. Suaranya juga lebih teredam oleh bantal. Pinggulnya kuganjal dengan bantal satunya karena kakinya menjadi lemas.

Nafsuku benar-benar memuncak, enak banget memang ngentot perawan. Lubangnya yang sempit terasa lembut menyelimuti seluruh batang penisku.

Walaupun tidak bisa menggigit kayak vagina cewek yang berpengalaman tapi sensasi perawan memang tidak ada duanya. Seperti makan chiffon cake yang lembut, hangat dan menggairahkan.

Gerakanku semakin cepat diiringi suara kecipak yang semakin keras. Dan akhirnya pejuhku muncrat menodai seluruh punggungnya.

Rasanya puas banget ngentot perawan. Setelah kubersihkan, kami pun melanjutkan kelonan.

"Terimakasih ya sayang..." bisikku di telinga Ayu.

Aku tidak tahu apa yang ada di dalam pikirannya. Ayu hanya terdiam tapi tidak lagi menangis.

Hanya beberapa saat saja kami istirahat, penisku sudah mulai ada tanda-tanda ingin nambah. Memek perawan memang sungguh menggoda, sampai tidak sabar mau ronde kedua.

Sekarang aku sudah tahu titik rangsang Ayu. Kuciumin lagi lehernya dari belakang, sambil kuremas-remas teteknya. Bahkan kali ini sambil kujilati belakang telinganya juga.

Ayu rupanya sangat menikmati permainan ini. Sampai-sampai rambut panjangnya disibakkan ke atas, agar aku bisa leluasa menjilati seluruh leher belakangnya.

Kembali kumainkan jariku di memeknya, tapi kali ini lewat belakang pantatnya. Lubang Ayu sudah mulai bisa kumasuki jari dengan lancar. Sehingga jariku bisa masuk leluasa bermain-main.

Suara kecipak mulai terdengar tanda Ayu siap disetubuhi lagi. Saat kucabut jariku ternyata ada bercak merah. Dan ketika kutengok vaginanya ternyata benar keluar darahnya.

Segera kuambil potongan kain putih yang sudah kusiapkan dan mengusap darah perawannya, sebagai kenang-kenangan.

Ayu kaget dengan sikapku.

"Ada apa?"

Kutunjukkan kain putihku yang sudah ternoda merah darah.

"Darahmu yang.." jawabku sambil tersenyum.

"Looh kok berdaraah.." kata Ayu dengan sedih.

Aku tidak menjawab, tapi kulanjutkan merangsang Ayu dari belakang sampai dia siap kuserang lagi. Kali ini aku mau masukkan dari belakang dengan posisi miring.

"Jangan dimasukin mas...jangan dimasukin.."

Aku menurutinya, lagian aku sudah dapat perawannya. Ayu mencoba menjepit penisku diantara pahanya, tapi kurang terasa. Karena tubuhnya yang langsing jadi celah diantara pahanya kurang menjepit.

"Enggak kerasa yang.. terlentang saja yaa.."

"Jangan dimasukin lagi lhoo.."

"Iyaaa...mas cuman gesek-gesek kayak dulu.."

Kali ini Ayu mau dan penisku mulai menggesek-gesek vaginanya dari luar. Dia juga mau saat kuminta mainkan putingku dengan mulutnya.

Mulut mungilnya memang luar biasa rasanya. Membuat nafsuku makin naik dan gerakan pinggulku semakin cepat. Dan akhirnya pejuhku pun muncrat membasahi perut dan teteknya.

Setelah mandi dan bersih-bersih, kami pun melanjutkan bercengkrama. Tidak lagi terlihat raut sedih di wajah Ayu. Bahkan kami sempat selfi-selfi berdua dengan filter yang dipilihnya. Saat bersiap akan pulang, sembunyi-sembunyi aku merekam Ayu waktu mengikat rambutnya di depan cermin.

Kali ini kami tidak tinggal terlalu lama, agar Ayu bisa pulang tepat waktu dan tidak kena marah seperti dulu.

Malam itu setelah di rumah, aku tanya ke Ayu.

"Punyanya Ay masih sakit?"

"Masih. Berdarah banyak. Gara-gara mas nih"

"😒 Duuh. Maaf njih sayang. Kena celdamnya?"

"Iya lah. Udah aku bilang dari awal kan jangan dipaksa"

"Maafin mas njih πŸ₯ΊπŸ₯Ί"

"Iyaa mas"

"Pakai pembalut dulu"

"Iya"

"Ay, I love you"

"Love you too"

Sudah tiga hari ini kutanya Ayu, bilangnya masih berdarah. Ayu juga makin males bales chatku, mungkin masih marah dan sebel padaku.

Kali ini aku bisa terima sikapnya. Harapanku semoga Ayu bisa segera memafkanku.

Tapi aku tidak menyesali perbuatanku. Karena ngentot perawan benar-benar luar biasa enaknya. 😊
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd