Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ex-Wife Ketiga (catatan sebuah kisah nyata)

Selingan mumpung ingat. Jika salah kamar, mohon dijewer dulu ya.

ini file nongkrong di hidden file saya bertahun-tahun. Saat itu saya berhasil bongkar FB nya Yani. dan ternyata isinya banyak cowok-cowok yang ngajak ngsex. ini salah satunya, ada kiriman foto di inboxnya. kemungkinan ini foto saat mereka sedang indehoy di hotel.
 
DIKEROYOK DRIVER

Setelah berhasil mengorek keterangan dari Yani, entah itu jujur atau tidak, saya putuskan minggu ini dia tidak usah keliling ke area Sleman atas dulu. Pertimbangannya karena dia sudah melangkah jauh di area tersebut dan cuaca yang sudah extrem, sering hujan badai menerpa Kota Jogja sampai Kaliurang. Yani menerima keputusan saya karena walau sudah tidak jujur, tapi dia type penurut dengan suami. Orderan masih tetap jalan lewat sms/telp/bbm, dan tetap lancar jaya. Tapi seperti kebiasaan, barang-barang fast moving pasti susah didapat jika mendekati hari raya Idul Fitri dan akhir tahun. Jadinya stok dagangan pun terbatas, saya pun memutar otak untuk membagi barang ke setiap konsumen.

Walau sudah mendapat penjelasan dari Yani, saya masih penasaran soal sepak terjangnya di area atas Jogja. Sambil mencari celah untuk mencari info lebih lanjut, saya iseng SMS Bejo.

Saya:” masbro gimana kabare?”

Bejo:” apik masbro, umur panjang baru mau saya sms njenengan…”

Saya:” mau ngasih orderan ta hehehe…”

Bejo:” tau aja sampean, juraganmu sibuk ta?”

Saya:” iya kayake, saya cuma jaga gudang masbro…lah pripun?”

Bejo:” ini saya ada job, tapi tadi saya telepon katanya takut bocor ke bojo ne…”

Saya:” tapi dia mau gak?”

Bejo:” katanya sih mau, tapi wedi konangan bojone, maksudku mau minta tolong sampean bujuk juraganmu masbro hehehe…”

Saya:”wah saya takut masbro, wong Cuma buruh kecil je …”

Bejo:” ndak usah takut, wong juraganmu udah mau sebenarnya, cuma takut itu saja…tenang aja, dapat komisi lumayan masbro…”

Saya:”emang pasang tarif tinggi ta dia?”

Bejo:”iya masbro, tapi ini yang mau BO dah aku kasih fotonya juraganmu, ngebet banget, katanya tinggal sebut aja angkane…”

Saya:” weh kok mantap bener kalo punya uang banyak ya bro hehehe…”

Bejo:” hahaha… minta tolong ya masbro… soalnya juraganmu termasuk spek tinggi, lumayan fee nya…”

Saya:” iya tapi ga bisa janji ya masbro, aku mah apa atuh…”

Bejo:” usaha sek masbro…”

Saya:” lah kapan waktunya?”

Bejo:” ya kalau juraganmu siap, ini akhir tahun banyak yang order biasanya…”


SMS kami akhiri, dan dapat satu data lagi tentang sepak terjang Yani. Ada kemungkinan dia menyanggupi tawaran Bejo walau bilangnya takut ketahuan suami. Untungnya Yani tidak tahu jika saya dan Bejo saling tukar nomer HP, dan saya minta ke Bejo jangan bilang ke Yani jika kita tukeran nomer telepon. Sekarang muter otak mencari cara mancing Yani menyikapi tawaran Bejo. Semua pekerjaan kantor cepat saya selesaikan agar saya fokus cari cara.

Malam hari setelah makan malam dan semua pekerjaan kami selesai, saatnya istirahat diperaduan. Saya mencoba mancing pembicaraan soal orderan dulu ke Yani.

Saya:” mah, orderan sekitar kaliadem gimana?”

Yani:” lumayan banyak pah, kayaknya ga cukup barang kita…”

Saya:” nanti dibagi saja, biar kebagian semua, ga ada yang tanya kok mama ga muter sana?”

Yani:” ya tanya semua pah, tapi kan belum boleh sama papah kesana, ada yang telepon dari toko baru, mau order perdana…”

Saya:” mmm…ya kesana aja mah, sekalian survey toko yang baru tadi…”

Yani:” emoh ah, nanti papah curiga sama mama, dikira aneh-aneh lagi…”

Saya:” kan papa dah bilang, aneh-aneh gak masalah asal ngomong ga sembunyi-sembunyi kayak kemarin, nanti ada apa-apa, papah juga yang terbawa…apa susahnya ngomong, papah juga gak mempermasalahkan terlalu serius…”

Yani:” bukan gitu pah, mama takute papah mikir gampangan, mau langsung diajak ML…”

Saya:” lah kan udah jadi gampangan gitu toh hehehe….”

Yani:” gara-gara papah juga bikin mama kayak gini!” (langsung ditabok gua)

Saya:”berarti ada kemungkinan terima tawaran Bejo yang malam itu kemarin mah?”

Yani:” soal di boking? Ngawur aja papah kie…”

Saya:” alah, ngawur apa gelem mah?”

Yani:” gak lah pah, masih waras mamah hehehe…”

Saya:” waras apa takut papah marah kalau ketahuan???”

Yani:” ya keduanya pah, serem kalau marah soalnya… bisa disiksa kayak kemarin, hhiihhh serem…”

Saya:” kalau misal ga ketahuan dan papah ga marah, masih mau?”

Yani:” enggak pah, ini aneh-aneh aja papah kie, jangan bilang papah nyuruh mama open BO lo ya…”

Saya:” itu tidak boleh sama sekali ma, kan ini bukan berorientasi uang ma, cuma fantasi aja …”

Yani:” nah gitu pah, makanya jangan aneh-aneh yang lain lagi…”

Saya:” lah itu kemarin di tokonya Asnan dapat duit …”

Yani:”tapi kan gak ada niat pah…”

Saya:” berarti yakin nih tidak ada terima tawaran kayak dari Bejo dan ga main ama yang lain?”

Yani:”suerrr papah sayang, kemarin Bejo telpon nawarin ada yang boking, duite lumayan tapi mamah tolak pah, takut…”

Saya:” tapi lumayan lo mah hehehe…”

Yani:” ini nglulu apa nyindir? Iya mama salah ga ngomong soal kemarin, tapi gak usah nyindir gitu pah..”

Saya:” iya iya, tapi tetap harus dihukum…”

Yani:” aduh, kok gitu sih? Mama harus gimana? Manut wes…”

Saya:” papa pengen lihat mama dikerubuti kayak di toko nya Asnan hehehe…”

Yani:” ini mesti gitu lo kalo dah cemburu awas aja…”

Saya:” udah turuti aja ya ma hehehe…”

Yani:”kapan pah?”

Saya:” sabtu depan ini mah, tanggal 20, sekalian kita nganvas kesana…”

Yani:” nganter barang sekalian?”

Saya:”Namanya kanvas ya bawa barang mah…”

Yani:” oke, siapa takut? Jangan marah lo ya nanti…”

saya:” eh Rahman ga minta bonus lagi mah?”

Yani:” dia nya baru opname, kata bojo ne diare akut, kemarin BBM mama…”

Saya:” gara-gara ramuan itu mah hahahaha…”

Yani:” iya mungkin gara-gara itu, tapi lambung papah kok kuat ya?”

Saya:” udah dirajah, ga mempan ama kayak gitu-gitu…mau tengok ke RS ma?”

Yani:” ya boleh, nanti kalau dia sendirian, mama usilin boleh pah?”

Saya:”hahahaha…. Boleh mah, mau usil apa kangen kontol hitamnya mah hahaha…”


Langsung kena gampar dan diuleng-uleng oleh Yani.

Yani:”berarti mama udah boleh keliling di atas pah?”

Saya:” boleh, tapi juga lihat cuaca mah… niatnya keliling atau takut kehilangan penggemar?”

Yani:” papah ini lo masih ga percaya aja…”

Saya:” yeee sapa tau mama khilaf, kangen susune dijamah orang banyak hehehehe…”

Yani:”ya gak segampang itu pah…”
(sambil nyubitin perut saya dengan jengkel).

Esok harinya Yani minta ijin jika tidak hujan mau muter ke atas dan saya kasih ijin. Tiba-tiba muncul ide di otak saya. Saat Yani SMS kalau dia udah otewe, saya pinjam motor salah satu staf admin kantor, pinjam jaket security, dan langsung tancap gas ke Jogja atas. Hari ini bermaksud memata-matai Yani, bukannya tidak percaya, tapi mencari tahu fakta dilapangan. Saya langsung menuju titik-titik toko yang akan dikunjungi Yani, dan saya sudah tahu rute yang akan dia lewati. Jadi lebih mudah untuk mengetahui posisi keberadaannya. Titik pertama melihat keberadaan Yani masih di daerah Pakem ke timur.

Di beberapa titik area ini tidak ada hal yang aneh, walau tadi di salah satu toko yang jaga bapak-bapak sempat lama dan bercanda lama, jawil-jawilan juga si bapak. Lalu dia meneruskan ke jalan kaliurang menuju atas. Di jakal km 20-an dia berhenti di tokonya Dodik. Saya berhenti agak dekat dengan tokonya, parkir diseberang jalan sambil memperhatikan ke arah toko, tentunya dengan tersamar. Agak lama Yani berada di toko Dodik. Dia keluar dari toko Dodik sudah lewat jam 12 siang, dan cuaca sudah mulai mendung. Saya iseng SMS Yani.

Saya:” mama dimana? Udah siang, istirahat makan siang dulu…”

Yani:” baru dari tokonya Dodik pah, iya ini mau pulang aja pah…”

Saya:” iya pulang aja mah, udah mendung gelap juga disini mah…”

Yani:”ho oh pah, mama juga dah basah je…”

Saya:”mama kehujanan?”

Yani:”bukan pah, mmmmh anu tadi dianu Dodik je pah, maaf pah…”

Saya:” dianu? Maksudnya?”
(pura-pura bloon)

Yani:”susu mama diuyel-uyel pah, diempeng juga, dan dia minta di emut pah…”

Saya:” ga minta ML mah?”

Yani:” wuuu karepe ya minta pah, mama gak mau lah…”

Saya:” tapi kok basah hehehe…”

Yani:”ya pastilah pah, mama masih normal, digituin ya basahlah…”

Saya:” dodik saja ma? Yang lain enggak?”

Yani:” iya pah, makanya mama pulang aja, kalau keatas malah parah pah…”

Saya:” ya udah mama hati-hati dijalan…”


Malamnya saat saya tanya ulang saat kejadian dengan Dodik, Yani bercerita jika dia tadi bercumbu berciuman. Dodik kangen dengan Yani, tentunya kangen secara mesum. Payudaranya dilahap, dimainin dan diuyel-uyel Dodik karena terobsesi dengan payudara Yani yang memang lumayan besar, padat, kencang. Yanipun memperlihatkan payudaranya yang ada noda merah-merah karena di cipok Dodik. Terus Dodik juga minta disepong kontolnya, awalnya Yani menolak, tapi karena dipaksa dirayu terus, akhirnya disanggupi. Tapi Yani tetap tidak mau jika sampai ML atau suruh toples. Saya meyakini kejujurannya, karena saya hampir melihat semua. Dia tidak berani meneruskan ke arah atas, karena saat sama Dodik tadi, dia sudah terangsang hebat. Jika dia teruskan dan pastinya ada yang usil, ditakutkan khilaf.

Malam sabtu Yani kembali bertanya kepada saya.

Yani:” pah, yakin sabtu mau kayak yang papah minta?”

Saya:” yakin mah, kenapa mah?”

Yani:”enggak tanya saja, ga takut pah?”

Saya:” takut apaan?”

Yani:” ya macam-macam, takutnya mama mau diajak ML beneran, takutnya mereka perkosa mama, takutnya ada yang malah suka…”

Saya:” ga takut ma, sudah diantisipasi mah…nanti mama bilangnya papa ini sopir saja, kayak ke Rahman itu…”

Yani:” ok siapa takut, beneran ga marah ya?”

Saya:” iya, pokoknya jangan sampai ML dan kalau ada tanda-tanda ga bener, mama langsung kabur, papa yang atasin…”

Yani:” gimana caranya?”

Saya:” udah ayah yang atasin pokoknya, banyak kenalan dukun santet..” (
asal jawab hahaha…)

Yani:”waton ngomong …”

Esok harinya, hari sabtu kami berangkat nganvas sekitar jam 9 pagi dari rumah. Muatan lumayan berat, karena beberapa pesanan harus diantar hari ini, sisanya untuk nganvas di area atas. Setelah menurunkan pesanan di beberapa toko, kami lanjutkan ke atas dengan sisa barang dagangan. Setelah jam 12 siang, kami memasuki area Kaliadem yang sudah tidak adem lagi hawanya. Cuaca mulai mendung parah, dan pasti tidak lama lagi akan turun hujan. Sebelum TPR kami berhenti di beberapa titik untuk nurunin dan nawarin barang. Dijalanan ini jip-jip wisata berjalan cepat dan agak ugal-ugalan, mungkin cari base biar tidak kehujanan. Setelah beberapa kali berhenti, sampailah kami di toko pak Asnan, lokasinya tidak dipinggir jalan utama, agak masuk sedikit ke timur, parkirannya lumayan luas, mungkin karena untuk parkir jip wisata, bus dan yang lainnya. Disana tampak beberapa jip parkir dengan rapi. Pas Yani turun, hujan pun turun dengan deras. Oleh Pak Asnan, mobil saya diminta parkir mundur, jadi pintu belakang bisa langsung diteras tokonya. Di dalam toko yang merangkap kedai makanan dan minuman terlihat beberapa orang sopir, jika tidak salah hitung ada 6-7 orang. Beberapa dari mereka menyapa Yani, mungkin sudah tahu atau mungkin mereka yang beberapa minggu lalu mengeroyok Yani. Saat transaksi dengan Asnan, saya tanya ke Yani dari yang ada disitu siapa saja yang kemarin ikutan ngeroyok. Yani jawabnya ada 4 orang yang beberapa minggu lalu berpartisipasi. Setelah tinggal menurunkan barang, saya minta Yani duduk saja, maksud saya biar dia para driver itu aktif hehehe. Benar saja, driver-driver yang disitu manggil Yani agar duduk situ. Hujan bertambah deras diluar sana, saat saya selesai menurunkan barang-barang, 3 driver pamitan karena ada keperluan lain.

Saya disuruh duduk dulu oleh Pak Asnan, dibuatin kopi panas. Posisi duduk saya tidak berdekatan dengan Yani, saya di depan dalam toko, sedang Yani dan 3 driver lainnya di dalam kedai yang berada disamping toko persis tapi tidak terhalang sekat apapun. Dikarenakan hujan bercampur angin, pintu kedai ditutup penuh, sedang pintu toko dibiarkan terbuka, karena sudah terhalang mobil saya dan terasnya lumayan meredam tampias air hujan. Didalam kedai tampak mereka ngobrol dan bercanda-canda, Yani pun turut mengimbangi candaan mereka. Disini saya menyaru sebagai sopir dengan dandanan kucel, layaknya kuli (maaf ya). Para driver dan Pak Asnan tentu tak menyangka jika saya sebenarnya suami Yani. Dari posisi duduk saya inipun bisa terdengar dan terlihat jelas apa yang terjadi di dalam kedai. Bisa terlihat driver-driver itu mulai colek-colek tubuh Yani. Pak Asnan yang usianya sekitar 50-an hanya melihat aksi mereka, sambil kadang sesekali menoleh ke saya, kayak tidaka enak dengan apa yang terjadi.

Pak Asnan:” wah kumat maneh, mas ngapunten geh, mereka kadang kebablasen…”

Saya:” tidak apa-apa pak, sudah biasa pak, juragane juga kadang malah gitu…”

Pak Asnan:” lah bojone kemana? Sampean gak lapor bojone nanti?”

Saya:”kerja tambang di Kalimantan pak.. Kalau lapor saya tidak berani, lha wong saya cuma buruh kecil pak…cuma kerja ikut mbak Yani udah maturnuwun disyukuri..”

Pak Asnan:” iya ya… manut juragan aja malah aman, terserah dia mau ngapain…”

Saya:” inggeh pak, yang penting kerjaan selesai, terima bayaran, pulang, sesuk kerja lagi…”

Pak Asnan:” betul betul mas… “

Pak Asnan:” sampean ga pengen tuh tiap hari jejer dan lihat juraganmu yang sexy, susu ne gedhi gitu?”

Saya:” secara normal ya pasti pengen pak, tapi itu tadi, saya cuma buruhe mbak Yani, jadi ya tidak berani pak…”

Pak Asnan:” kalau dandan pasti sexy itu, bikin pikiran yang tidak-tidak saja hehehe…”

Saya:” geh kayak gitu pak, pengen pak?”

Pak Asnan:” hahaha… normal mas, pasti pengen tapi gandeng wes tuo ya ngalah sama yang muda…”


Didalam kedai obrolan terdengar semakin panas, Yani saat itu memakai baju bahan kaos ketat dengan lubang leher yang rendah, sehingga belahan dadanya sedikit terekspose. Celananya memakai legging ketat 3/4 . Kedai ini terbilang sederhana, kalau di daerah Jawa Timur bisa dibilang desain interiornya warung kopi (warkop), dengan kursi kayu memanjang. Dengan kondisi kedai pintu ditutup dan toko yang tertutup mobil saya, ditambah kondisi cuaca hujan angin, maka bertambah beranilah ketiga driver ini menggoda dan menjamah tubuh Yani. Dua orang duduk disamping kiri dan kanan Yani, sedang yang satu yang tampaknya lebih senior, duduk didepan Yani, terhalang meja panjang. Saya sebut saja mereka Driver 1,2, dan 3 karena memang tidak tahu Namanya.

Driver 1:”mbak kok ngepasi banget pas hujan kesini, bikin hawane pengen ngejak kelon hehehe…”

Yani:” kelon sama bojo dhewe ta mas…”

Driver 2:” wes biasa kalau ama bojo sendiri, yang luar biasa itu kelon sama mbak Yani hehehehe…”

Driver 1:” nah itu betul hehehehe…”

Yani:”wuu ngarep…”

Driver 3:” mbak, mau kayak dulu itu lagi? Ini Cuma 3 orang, jadi ga rebutan hehehe…”

Driver 2:” iya mbak, kapan itu belum puas aku…”

Driver 3:” tenang aja mbak, kayak kemarin wes…mumpung rejekine akeh pas liburan ini hehehe…”

Yani:” atas aja ya kayak kemarin…”

Driver 1:”eh sopirmu piye? Aman mbak?”

Yani:” aman mas..” (sambil melihat saya kasih kode)

Driver 2:” ayo mbak, ga sabar pengen ngemut susumu…”
(tangannya meremas payudara Yani dari luar baju)

Lalu Yani dibimbingnya berdiri, tak lupa tangannya mampir ke bokong semok Yani. Perlahan dia buka kaos ketatnya keatas, dan tinggal menyisakan BH tipis tanpa busa. Mata ketiga driver itu melotot tak sabar melihat bongkahan payudara Yani seutuhnya. Masih dalam posisi berdiri, Yani melepas BH nya sehingga sekarang dia benar-benar toples, payudaranya tereskpose tanpa terhalang satu helai benang. Pak Asnan yang dari tadi melihat tampak mupeng juga. Tangan-tangan dua driver yang tadi duduk disamping kiri kanan Yani mulai aktif menjamah buah dada yang ranum. Yani yang tadinya berdiri, sekarang duduk diantara dua driver tadi. Driver satunya masih tetap duduk diseberang meja, Cuma melihat aksi kedua temannya. Sesekali dia melihat ke arah saya dan Pak Asnan, mungkin untuk memastikan jika tidak ada yang keluar masuk toko dan berjaga jika saya mungkin mengacau. Padahal saya mah suka-suka situlah. Driver 1 yang berada di kanan Yani mulai memainkan payudara Yani dengan mengelus lembut. Driver 2 pun melakukan hal yang sama, kedua mata mereka tak lepas dari dada montok Yani. Permainan mereka mulai dari membelai lembut, meremas, dan sampai memainkan putingnya. Yani hanya bisa pasrah saat kedua payudaranya dipermainkan, dan sepertinya menikmati. Saya lihat dia sepertinya terangsang dengan perlakuan mereka, terlihat ekspresinya sangat erotis dan desahannya terdengar sampai tempat saya duduk. Lama-lama sayapun terpancing ikutan terangsang juga menyaksikan adegan itu, kontolku sudah mengeras.

Permainan mereka cukup lama, seolah tak pernah puas seperti anak kecil yang baru saja dibelikan mainan idamannya. Pada satu momen, seperti sudah dikomando, kedua driver tersebut secara bersamaan mencaplok payudara Yani. Suara desahan Yani semakin keras bercampur suara sedotan dipayudaranya. Kedua tangannya merangkul dua kepala yang sedang rakus melahap payudaranya, dan sesekali menjambaknya. Saat spontan menjambak itu, saya paham pasti dia sedang orgasme, tapi dia sembunyikan agar tidak diketahui 3 driver itu. Driver yang dari tadi duduk diseberang meja berdiri menghampiri mereka yang sedang asyik bercumbu. Dia ambil posisi didepan Yani, lalu dia dan Yani berciuman dengan panas. Saya yang melihat jadi ikutan panas, istriku benar-benar mirip lonthe. Dididik untuk menuruti fantasi suami malah jadi player beneran. Setelah puas berciuman, driver itu duduk kembali di posisinya semula, tampaknya sambil ngelus-ngelus kontolnya. Lebih dari 15 menit payudaranya dilahap dan dicaplok kedua driver, desahan dan pekikan Yani pun sudah tak terkontrol, untungnya tersamar suara hujan deras.

Kemudian driver yang duduk tadi kembali bangkit berdiri mendekati Yani yang sedang dikeroyok. Kedua driver tadi melepas serangannya dari Yani, dan beringsut menyingkir dari bangku panjang itu. Driver satu menepi ke ujung bangku. Driver ketiga ini membimbing Yani untuk berdiri, lalu dia duduk dibangku tempatnya semula. Setelah itu dia bimbing Yani agar duduk dalam pangkuannya, dengan posisi berhadapan. Dengan posisi ini otomatis Yani menghadap kearah saya duduk. Waduh, pastinya wajahnya dan payudara Yani berada dalam satu garis lurus. Dipeluknya tubuh Yani agar lebih merapat ke tubuh driver ketiga ini. Adegan selanjutnya mereka berciuman kembali dengan mesra dan panas. Kedua tangan Yani merangkul leher si driver ini. Benar-benar bikin saya cemburu berat dan sange berat. Untung saya sudah dilatih untuk menyembunyikan ekspresi wajah dalam situasi tertentu. Kedua driver yang sudah mendapat jatah tadi berdecak kagum melihat permainan temannya. Puas berciuman, driver 3 menjelajahi leher Yani dan terus turun sampai dibongkahan payudara favorit semua laki-laki. Dijilatnya puting yang mengeras dan mancung itu. Mulutnya dengan telaten menjelajahi bongkahan indah dada istriku. Semakin lama serangan driver ketiga ini semakin ganas. Dia mainkan payudara Yani dengan rakus, dihisap kuat, digigit, sampai dijilatin kayak kucing menjilat. Mendapat perlakuan serangan seperti itu Yani pastinya terangsang hebat. Beberapa kali pekikannya terdengar nyaring dan nafasnya tersengal-sengal, tapi dia bertahan. Dengan driver ketiga ini permainannya lebih dari 15 menit, dan sesekali saya lihat dia juga mengelus kontolnya sendiri.

Yani:” mash udah yaa… uuffhhh…”

Driver 3:” sek sebentar mbak, susumu enak banget je…”
(tetap melahap susu nya Yani)

Sambil memangku Yani dengan posisi seperti itu, ternyata driver ini menggesekan kontolnya yang masih tertutup celana ke memek Yani yang juga masih terbungkus celana legging. Serangan di dada Yani masih berlanjut bertambah ganas dan rakus. Kedua driver yang tadi Cuma melihat sambil ngelus-elus kontolnya dari luar celana. Puas bermain denga payudara Yani, driver ketiga ini berhenti sejenak, lalu bermaksud menggeser duduknya, otomatis Yani setengah berdiri. Saat inilah tangan si driver ketiga ini nyelonong ke selangkangan Yani, tempat lubang kenikmatan dunia.

Driver 3:” woh mbak, ini udah basah tempikmu… Sisan aku coblos yaaa…gelem yaaa…”

Yani yang memang posisinya menghadap saya melihat ke arah saya seolah meminta jawaban. Saya hanya kasih isyarat dengan menggelengkan kepala pelan tanda tidak setuju jika kontolnya masuk memek Yani. Kemudian saya kasih kode dengan mengusap jari telunjuk, artinya itu kontol dikocok pake tangan saja.

Yani:” emoh mas… lagi masa subur, ntar malah jadi, bojoku ga dirumah je…”

Driver:”waduh tanggung mbak,,,wes sini mbak…”


Si driver ketiga ini kemudian meminta Yani berdiri lalu minta dia duduk dipangkuannya lagi tapi membelakanginya, otomatis membelakangi saya juga. Eh driver ketiga ini menurunkan celana panjangnya sampai paha, hingga terlihat Cuma CD nya saja. Aku berpikir ini orang mau mencoblos memek Yani beneran, ternyata dugaan saya salah. Dengan masih berbalut CD, dia gesekan kontolnya dipantat Yani. Kedua tangannya memeluk payudara Yani dari belakang sambil meremas-remas. Tak sampai 5 menit kemudian, tubuh si driver bergetar dan memeluk Yani erat, pertanda dia udah muncrat. Yani segera bangkit agar tidak terkena lelehan sperma si driver. Setelah mengatur nafasnya, Yani ambil baju di bangku panjang tadi dan dipakainya lagi dengan rapi. Adegan-adegan tadi membuat saya sangat cemburu, mereka sama sekali tidak tahu yang melihat adegan live ini adalah suami sah Yani.

Driver 1 menghampiri Yani lagi, dia merangkul dan menciumi Yani. Mendapat serangan ulang, Yani meladeninya dengan mesra. Adegan remas meremas pun tersaji lagi, tapi Yani segera melepas pelukan driver 1 ini. Mereka kembali duduk ke posisinya masing-masing. Minuman dingin mereka pilih walau udara dingin, tapi nafsu membuat tubuh mereka panas.

Driver 2:” mbak sering-sering kesini ta, nyenengke kita-kita ini hehehe…”

Yani:” wuuu situ seneng, saya lemes…”

Driver 3:” paling tidak seminggu sekali mbak, kayak ngene aja dah puas kok hehehe…”

Driver 1:” iy mbak, tapi kapan-kapan enak e ngamar saja, piye?”

Yani:”ih emohlah, iki terakhir yaa…”

Driver 1,2,3:” yaaaaaahhh…ojo mbak….
” (kompak ngomongnya)

Setelah itu driver 3 mengeluarkan beberapa lembar uang diselipin ke belahan payudara Yani. Saya yang melihat ini sangat panas, kejadian ini seperti saya menjual istri sendiri, padahal niatnya hanya berfantasi gila. Sebelum pamitan, driver 3 ini menghampiri saya lalu menyerahkan selembar uang merah. Fuck off! Shit!!!!

Driver 3:” mas ini buat rokok ya, sering-sering antar boss mu kesini hehehe…”

Saya:” Ok, suwun mas…”


Lalu saya dan Yani meninggalkan area tersebut dengan cuaca masih hujan deras. Beberapa saat saya terdiam, Yani buka omongan.

Yani:’ kenapa diem pah? Marah ya?”

Saya:”enggak, panas iya mah…”

Yani:” salah sendiri nyuruh mama dikeroyok gitu, cemburu banget kayaknya hehehe….”

Saya:” berarti sayang ta mah ,,,”

Yani:”pah, mama ga tuntas blas je, papah yang nuntasin ya…”

Saya:” ya jelaslah ma… keluar piro mah?”

Yani:”bolak balik, tapi tanggung pah, hotel depan langsung cek in yap ah, ga kuat mamah…”

Saya:”ga dirumah?”

Yani:” gak! Harus cepet pah, mamah ngampet daritadi… ini papah kalau ga bisa muasin total, mama telepon Bejo dan temene biar perkosa mama!”
(galaknya keluar)

Tak perlu tunggu lama, ada hotel melati didepan, mobil langsung saya masukan halamannya. Setelah menyelesaikan administrasinya, saya masuk kamar dimana Yani sudah bugil menanti saya.​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd