Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Fantasi Pamer Istri

Bimabet
Mantap bos, hot bgt updateannya.. next semoga ifa mulai digrepe2 sama cowo yg nontonin, malah bakal lebih hot kalo cuckold ifa dibikin blindfold gotu terus di exe sama kontol laen, pas lagi enak2nya baru buka tutup matanya, liat reaksi ifa yh di ujung nafsunya tetap pasrah di exe atau menghindar
 
Ditunggu updatenya, tadi kirain bakal lanjut hamil anak ali sampe ada adegan ngewe sama bumil, yuk. Ditunggu updatenya
 
11 : Menggila

Suasana di kamar hotel terasa panas. Sejak percintaan kami di balkon, istriku belum mau bicara lagi. Sepertinya ia marah.

"Beb," panggilku sambil mengusap pundaknya.

Istriku yang sedang tidur membelakangi, menepis tanganku, ia memang marah rupanya.

"Jangan marah dong."

Istriku bangun dari tidurnya dan duduk sambil menatapku.

"Kamu tau kan tadi ada orang di sebelah? Kenapa malah dilanjutin sih?" tanya istriku.

"Udah tanggung, kamu bilang kan mau kooperatif, Beb."

"Iya, tapi enggak pamer begitu. Malu aku," ucap istriku.

"Tapi aku cuma mau dia tau betapa istimewanya kamu."

"Ini bukan tentang dia, Mas. Ini tentang kita. Aku mau jadi yang istimewa buat kamu, bukan cowok lain!"

"Jujur deh, kamu juga terangsang kan?"

"Malu aku," jawab istriku.

"Tapi kamu keluarnya cepet banget? Mana banyak," balasku.

"Oke, gara-gara kita lagi ngentot, aku ke bawa suasana, tapi setelah itu tuh aku merasa bodoh, aku merasa murahan banget tau enggak?!"

"Baby, kamu enggak murahan. Bedain antara orang-orang yang ngejual diri sama yang cuma sekadar pamer buat puasin fantasi aja," ucapku.

"Udah lah, Mas. Capek aku, mau tidur dulu." Istriku kembali merebahkan diri dan tidur.

Aku menghela napas. Kini rasa dilema semakin menjadi-jadi, apa sudah saatnya aku berhenti? Aku terlalu terombang-ambing di antara menunaikan hasrat fantasiku, atau harus memikirkan perasaan istriku.

Ku rebahkan diri si samping istriku, jarak kami agak jauh karena ia memang sengaja menjaga jarak. Ku putuskan untuk tidur dan memikirkannya lagi nanti

***

Hari berganti. Pagi ini lebih dingin dari biasanya, tetapi tidak ada apa-apanya dibandingkan sikap dingin istriku.

Aku belum berani mengajaknya bicara, dan hanya melamun menatap keluar jendela kamar, memandang langit subuh kota Bogor.

"Temenin aku berenang," ucapnya memecah keheningan. "Mumpung masih sepi."

Padahal masih jam lima subuh, tetapi istriku sudah ingin berenang. Itu karena ia tak suka berenang di tengah keramaian. Di hotel ini kolam berenangnya tidak memiliki jam-jam tertentu, yang mana pengunjung bebas berenang 24 jam.

"Tapi aku enggak nyebur, nemenin aja."

"Oke," balas istriku ketus.

Ia pun bersiap-siap, sementara aku hanya menunggunya.

Selagi ia menyiapkan pakaian, aku juga ikut menyiapkan sesuatu. Ku teteskan beberapa tetes cairan sex drop ke air mineral yang akan ia bawa untuk menguji seberapa manjur obat perangsang itu. Toh, sepertinya ini akan menjadi saat terakhir ku menjahilinya seperti ini. Setelah ini mungkin aku akan lebih mementingkan perasaannya ketimbang fantasiku.

Istriku mengenakan pakaian renang muslimah, tetapi karena ketat, dadanya masih membusung indah.

Merasa ditatap, ia menutupi dadanya. "Apa liat-liat? Dasar mesum."

"Ya kan suami sendiri," balasku.

"Bodo!" Ia mengambil botol minum, lalu berjalan keluar kamar.

Aku tersenyum tipis menatap botol yang ia bawa. 'Gua kerjain lu ya! Ngambek mlu sih. '

Singkat cerita, kolam renangnya kosong dan hanya ada kami di area itu. Istriku melakukan pemanasan, sementara aku hanya duduk di salah satu kursi di pinggir kolam.

Byuuur!

Ia mulai berenang, sementara aku hanya menatapnya. Aku menoleh ke sekeliling dan mendapati si gendut wibu di balkon kamarnya. Terlihat bahwa ia sedang menatap istriku dari kejauhan, tetapi tak lama berselang, ia masuk ke dalam dan hilang dari pandanganku.

Ku ambil permen lolipop sebagai pengganti rokok, lalu ku emut sambil sesekali melirik istriku yang berenang dengan lincah.

Pada satu titik, istriku naik ke pinggir, lalu berjalan ke arahku. Ia mengambil botol airnya dan minum. Setelah minum, ia kembali berenang. Tak ada kata di antara kami.

Aku tak ambil pusing dan membuka ponsel, hendak memainkan mobile legends. Namun, baru saja hendak mencari match, tiba-tiba si gendut muncul dari arah pintu hotel dan berjalan keluar ke area kolam renang, tepatnya ke arahku.

Si gendut duduk tepat di sebelahku dengan kaos khas animenya. "Enggak berenang, Mas?" tanyanya.

"Enggak ah, dingin," balasku.

Ia lalu menatap istriku. "Abis open BO semalem, Mas? Mantep banget teteknya, saya boleh pake kalo udah selesai?"

Aku tersenyum. "Ajak aja kalo bisa," ucapku.

"Serius? Berapa sekali main?"

"Gratis," jawabku. "Tapi enggak murahan, negonya susah."

Si gendut tersenyum. Ia membuka baju dan celana pendeknya menyisakan celana dalam saja, lalu menceburkan diri ke kolam.

Istriku sontak menoleh ke arah manusia yang baru saja masuk ke kolam, dari gelagatnya ia gelisah. Ku tatap jam tanganku, hampir tujuh menit berlalu sejak ia minum air jebakan, sudah pasti efek sex drop mulai terasa jika memang manjur.

Si gendut menghampiri istriku sambil berenang. Menyadari siapa yang berenang ke arahnya, istriku menatap ke arahku.

Jarak mereka semakin dekat, terlihat istriku terdistraksi dengan kehadiran si gendut. Sepertinya pria itu memulai pembicaraan, tetapi tak terdengar apa yang ia bicarakan. Tak lama berselang ku lihat ekspresi shock istriku dan langsung menatap ke arahku. Namun, tiba-tiba raut wajahnya berubah dengan senyum tipis sambil berpindah tatap ke arah si gendut. Seketika itu fantasiku bermain dan membayangkan perbincangan mereka.

(Fantasy mode on)

"Kamu tau enggak? Aku itu bukan lonte, tapi istrinya orang yang kamu ajak ngobrol barusan," ucap istriku.

Kini giliran wajah si gendut yang terlihat panik. "Waduh, maaf, maaf saya enggak tahu, Mbak."

Istriku mulai menggoda si gendut dengan senyum manisnya. "Kamu tahu, Mas, suamiku suka ngeliat aku diliatin sama pria lain, makanya semalem kamu beruntung bisa lihat kita main," ucapnya sambil menggigit bibirnya. "Kamu suka?"

"Su-suka, Mbak," jawab si gendut kikuk.

"Suka apanya?"

Si gendut memandang ke arah payudara istriku. "Susunya, Mbak."

"Mau pegang?" tanya istriku.

Si gendut tampak terkejut. "Be-beneran, Mbak?"

Istriku mengangguk perlahan. "Ya, dia suka ngeliat aku bergaul sama pria lain. Apalagi digaulin."

Si gendut mulai tersenyum nakal. "Terus, Mbak, suami Mbak suka apa lagi?"

Istriku menjawab dengan nada sensual, dan berbisik. "Dia suka ngeliat aku dimainin pria lain, dan buat mereka puas. Makanya aku tawarin, mau pehang enggak?"

Si gendut jelas terangsang oleh kata-kata istriku. "Mbak, saya siap menerima tawaran suami Mbak kalau dia memang ingin saya mainin Mbak."

Istriku terlihat puas dengan reaksi si gendut. "Bagus, Mas. Tapi sekarang, saya mau balik ke suami. Daaah, kapan-kapan ngobrolnya disambung lagi."

Istriku berenang menjauh dari si gendut yang terlihat mupeng. Aku hanya bisa menyaksikan semuanya dengan perasaan yang campur aduk.

Istriku kembali mendekati tempatku duduk. Pandangan kami bertemu, dan ia tersenyum kepadaku dengan cara yang begitu menggoda.

"Gimana, kamu seneng ngeliat aku godain dia, baby?" tanya istriku sambil mendekatiku.

Aku merasa tergoda olehnya. "Iya, kamu tahu betul apa yang bikin aku terangsang, baby."

Istriku mengangguk, lalu melanjutkan, "Ya udah aku cuma bisa sebatas itu, sekarang semua terserah kamu."

Aku mengerti pesannya. Aku bangkit dari tempat dudukku dan berjalan menuju si gendut yang masih mengapung di kolam.

"Mas, mau megang istri saya?" tanyaku.

Ia meneguk ludah. "Bo-boleh, Mas?"

Aku mengangguk dan menatap ke arah istriku, kemudian memanggilnya. Ia pun berjalan mendekat ke arah kami.

Setelah istriku tiba, suasana menjadi semakin intim. Ku suruh ia kembali ke air, dan ia pun menurutiku. Ia berendam di pojok, ditemani aku yang duduk di pinggir kolam dan si gendut yang berada di dalam kolam bersama istriku.

"Kamu serius, baby?" tanya istriku lagi dengan wajah merahnya. Entah malu, atau merah karena mabuk.

Aku mengangguk pelan sebagai jawaban. Istriku dengan penuh kecerdikan memandu percakapan, merangsang kedua pria di sisinya dengan kata-kata nakal.

"Pentilku gatel banget, siapa yang mau garukin?" tanya istriku sambil mencubit-cubit putingnya. Kemudian, ia melihatku dengan mata yang penuh gairah. "Baby, kamu mau liat aku dimainin pria lain, kan?"

Aku meneguk ludah dan mengangguk. "Ya."

"Sini," ucap isrtiku manja.

Aku menatap sekeliling, lalu ku dekatkan wajahku pada istriku setelah memastikan keadaan aman.

Istriku lalu menarikku ke dalam ciumannya, sementara si gendut bergeser mendekati istriku. Kami menjadi satu dalam rangsangan yang membara, menciptakan pengalaman yang luar biasa untuk kami bertiga.

"Uhhhh," lenguh istriku.

Ku lirik tangan si gendut yang sudah berada di dalam air memilin milin puting istriku dari luar.

"Saya garuk ya, Mbak."

"Itu bukan digaruk namanya," kata istriku. Ifa meraih tangan si gendut itu dan mengarahkannya. Ia mainkan jari si gendut seperti alat garuk dan memainkan putingnya sendiri dengan tangan itu.

Tanganku masuk ke dalam air dan membuka kaos renang istriku. Si gendut memeluk istriku dan melingkarkan tangannya melepas kaitan BH istriku.

"Nakal," gumam istriku.

Si gendut membuang BH istriku ke tengah kolam dan kini sibuk meremas payudara istriku.

"Ini yang semalem kamu mau kan?" tanya istriku.

Si gendut menyelam dan memangsa dada istriku dari dalam air.

"Shhhh ... mphhhh...."

"Dia ngapain, beb?" tanyaku.

"Ahhhhh~" desah istriku. "Digigitin, babyyyy."

"Apanya?"

"Tetekkuuuuuhh, mphhhh ... pentilku dijilatiiin."

"Suka?" tanyaku.

"Shhh ... sukaaaa," jawab istriku.

Si gendut kembali muncul ke permukaan. Ia terlihat membuka celana dalamnya, lalu melumat bibir istriku.

Istriku menolak ia cium karena ini tempat umum.

"Enggak usah cium-cium. Langsung masukin aja," ucap istriku.

Si gendut pun merapat, menempelkan tubuhnya pada istriku, lalu terjadilah pergerakan di kolam yang menyebabkan air bergelombang.

Istriku mekingkarkan tangannya ke leher si gendut. "Teruuusshhh ...."

Dari ekspresi wajahnya, sepertinya kontol si gendut sudah menyelinap masuk ke memek istriku.

"Ahhh ahhh ahhh." Pergerakan mereka semakin tak kondusif ditambah desahan-desahan cepat istriku.

"Gilaaaaa enak banget!" seru si gendut. "Aku mau keluar! Keluarin di manaa? Ahhhh."

"Terserah," jawab istriku.

Si gendut menancapkan senjatanya dalam-dalam dengan tubuh mengejang. Ia menanamkan benihnya ke dalam rahim istriku.

"Makasih, Mbak, Mas," ucapnya terengah-engah.

(Fantasy mode off)

Aku masih duduk menatap si gendut yang berusaha menggoda istriku.

Istriku merasa risih dan naik ke atas, lalu berjalan ke arahku.

berenan
"Yuk, aku udahan."

Ia mengelap tubuhnya dengan handuk lalu berjalan pergi. Aku beranjak dan mengikutinya.

Aku tak tahu percakapan apa yang terjadi di antara mereka, tetapi sepertinya efek sex drop membuat istriku hampir kehilangan akal. Sebab itu ia memilih kembali ke kamar dan tanpa sebab memperkosaku di dalam kamar setelag berenang.
 
"merasa murahan", ini juga yang suka dibilang wife :Peace:. tapi ujungnya sekarang nikmatin permainan juga.

Salute sama suhu satu ini, dari cerita yang ketuang. terlihat kalau penulis udah mengalami ;)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd