Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Friska dan Guru-Guru yang Melecehkannya

BAGIAN DUA (RENCANA EKSPLOITASI VAGINA GADIS MUDA)
Selaput dara yang cuma satu itu akhirnya robek. Ini bukan kali pertama Pak Tambun mengeksekusi seorang perawan. Boleh dibilang dia terlatih dan mahir hasil dari memperawani belasan vagina muda milik siswi sekolah S.


Akhirnya kita tahu dari mana yayasan dan manajemen sekolah mendapatkan penghasilan untuk menutup biaya operasional. Lukmanius Hermawan, kepala sekolah tiga periode SMA S sekaligus pendiri dan perintis sekolah mengusulkan kebijakan Subsidi Silang. Pak Tambun masih ingat, ketika itu pihak yayasan selaku investor keberatan dengan ide persilangan sekolah modern dan agama yang dilontarkan Lukman. Kebanyakan dari mereka berlatar belakang pebisnis, dan mereka berpikir seperti seharusnya seorang pebisnis. Bagaimana cara mendapatkan penghasilan dari sebuah sekolah swasta yang dibuat elit, menghasilkan lulusan berkualitas, dengan fasilitas lengkap, namun tetap berbiaya murah.


Lukman dengan tatapan tenang, berdiri dari kursi. Ia berjalan ke arah jendela, menjauhi meja panjang tempat di mana diskusi sempat memanas. Pandangan empat perwakilan yayasan yang hadir mengikuti langkah kakinya. Dari atas sana, Lukman melihat ke bawah. Cuaca sedang cerah, puluhan kendaraan dan manusia terlihat sibuk di hari Senin siang itu.


"Kita sudah berteman sangat lama, bapak-bapak. Kita semua saling tahu kelakuan masing-masing saat zaman kuliah dulu. Saya datang ke mari, bersama perwakilan guru yang kelak jadi pendiri dan perintis sekolah, menawarkan konsep Subsidi Silang yang bapak-bapak tidak bisa tidak akan menerimanya," katanya sambil menjentikkan jari.


Kode jentik jari Lukman mengarahkan Pak Tambun membuka tab baru di laptopnya. Layar presentasi menampilkan homepage situs Trakteer Indonesia.


"Anda jangan coba memeras kami ya, Lukman. Kita semua memang pernah sama-sama gila di kampus dulu, tapi sekarang beda. Kami pemilik modal, sedangkan anda seorang yang menawarkan proposal ke kami," seorang laki-laki yang seumuran dengan Lukman memotong. Nadanya agak tinggi. Ia merasa terancam dengan tampilan homepage itu. Lelaki itu rupanya masih marah dampak dari perdebatan tanpa ujung soal keuntungan mendirikan sekolah swasta. Ia menganggap ditampilkannya situs Trakteer pada layar presentasi sebagai cara Lukman mengancam orang-orang yayasan.


"Dan kegilaan itu masih berlanjut sampai sekarang, kan bapak-bapak?"


Lukman dengan berani menatap satu per satu orang yayasan. Mereka semua seumuran dengan Lukman, hanya beda di nasibnya saja.


"Saya tahu bapak-bapak menyimpan file pemerkosaan di situs ini. File-file itu jumlahnya ratusan, dikumpulkan dari sejak kita kuliah sampai sekarang. Bapak-bapak jangan bereaksi dulu. Simpan tenaga kalian untuk melihat ini," kata Lukman, menjentikkan jarinya lagi.


Pak Tambun merespons jentikan jari itu dengan mengarahkan kolom pencarian ke sebuah akun. Putrilia. Akun itu berisi video dan gambar pemerkosaan. Bedanya dengan koleksi orang-orang yayasan yang rata-rata korbannya ibu rumah tangga, gadis kantoran, dan anak kuliahan, koleksi akun Putrilia korbannya adalah siswi-siswi sekolah.


"Dan ini lah konsep Subsidi Silang itu. Bapak-bapak berikan saya uang, saya berikan akses bapak-bapak. Apa bapak-bapak tidak bosan dengan memek-memek perempuan matang, yang hampir semua sudah tidak perawan? Siswi-siswi yang jadi korban di koleksi kami adalah para pelajar ranum yang berasal dari sekolah lama kami, tempat kami mengajar sekaligus mencicipi tubuh-tubuh gadis muda."


Laki-laki tadi, yang sudah berdiri dari kursinya, siap menghajar Lukman, tiba-tiba duduk. Ia dan orang-orang yayasan menunggu dengan tertib segala hal yang disampaikan Lukman.


"Saya tahu, bapak-bapak mendapatkan keuntungan tidak sedikit dari transaksi video dan gambar pemerkosaan di akun Trakteer ini. Saya juga tahu di kalangan pebisnis negeri ini, ada grup berisi kolongmerat yang jadi pelanggan VIP konten-konten kalian. Itulah mengapa konten-konten kalian masih ada sampai sekarang dan hampir tidak pernah tersentuh hukum. Sekarang bayangkan berapa banyak yang bisa didapatkan dari menjual konten anak-anak perawan kehilangan selaput daranya. Berapa banyak cukong-cukong berdasi yang terbit air liurnya menyaksikan memek yang tadinya rapat jadi longgar. Bapak-bapak tidak hanya mendapatkan uang, tapi juga akses ke memek-memek siswi-siswi ini. Dan memek siswi ini adalah memek berkualitas, karena sekolah yang kelak kita dirikan nanti akan sulit dimasuki oleh gadis biasa. Mereka harus menjalani serangkaian tes, dari kecerdasan, penampilan, dan tentu saja yang terpenting adalah tes keperawanan."


Benak Pak Tambun kembali ke peristiwa saat ini di mana ia sedang menindih tubuh seksi seorang keturunan Chindo. Vagina Michelle, sebagaimana vagina gadis perawan lain, sangat sempit. Tanpa bekal pengalaman, niscaya akan sulit sekali menembus vagina anak perempuan yang hampir matang ini. Ia tiba-tiba ingat pengalamannya menembus vagina perawan untuk yang pertama kali, selain vagina istrinya. Pemilik vagina itu bernama Agnes, seorang Chindo. Ia ingat setiap detail dari pemerkosaan pertamanya itu. Ingat desah kesakitan Agnes, ingat betapa mulus dan kencangnya kulit seorang gadis, dan ingat betapa penisnya kesulitan menembus vagina Agnes yang berbulu jarang itu. 30 menit. 30 menit lamanya Pak Tambun harus berjuang menembus segel vagina Agnes.


Di komplotan pemburu memek, Pak Tambun bertugas sebagai penulis konten. Di akun Trakteer milik komplotan itu, dengan username @Putrilia-semprot, ia kebagian tugas menulis kisah-kisah pemerkosaan komplotan. Untuk menarik pembeli konten baru, ia mengunggah sebagian ceritanya di situs Semprot, kemudian cerita lengkapnya lebih awal di akun Trakteer milik kelompok. Saat ini, cerita pemerkosaan Michelle, dan Agnes sudah ada di akun Trakteer tersebut. Menunggu pembeli membaca kelanjutannya.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd