Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT G I G O L O

Status
Please reply by conversation.
Satu episode aja bikin nagih, apalagi yg kedua, semoga makin penuh kejutan. Terima kasih sudah mau membagi cerita ini, tetap semangat nulisnya, master. Sehat selalu, have a good time 4 yaall...
 
Ga di pasin smpe part 70 aja suhu heheheh
Part 68



M
amie duduknya dimajukan, sehingga sebagian bokongnya tidak berada di atas sofa. Kedua kakinya pun dibuka lebar, sehingga memeknya “bebas hambatan”. Maka kontol ngacengku pun bisa masuk sedalam mungkin ketika sedang kudorong maju. Ketika alat kejantananku mulai mengentot liang memek Mamie, moncong kontolku bisa menyundul - nyundul dasar liang memek Mamie.

Hal ini membuat Mamie menahan nafasnya manakala moncong kontolku sedang bertabrakan dengan dasar liang memeknya.

Aku yang menggenjot kontolku sambil berlutut di atas karpet lantai, enjoy - enjoy saja, meski Mamie masih tetap mengenakan gaun hitamnya. Namun justru Mamie sendiri yang tidak merasa nyaman dengan gaunnya. Sehingga ketika entotanku masih perlahan, Mami berusaha melepaskan gaun hitamnya lewat kepala. Aku pun membantunya, sambil tetap mengayun kontolku pelan - pelan.

Dan ketika gaun hitam itu terlepas, hmmm ... betapa indahnya tubuh Mamie ini. Terlebih setelah behanya pun dilepaskan, tubuh putih mulus yang indah itu pun telanjang sudah. Tiada noda setitik pun di tubuh ibu tiri ketigaku itu.

Supaya fair, aku pun melepaskan baju kausku. sehingga kami jadi sama - sama telanjang bulat kini.

“Cabut dulu sebentar, “ kata Mamie sambil mendorong dadaku.

Setelah kontolku terlepas dari liang memeknya, Mamie merebahkan diri di atas sofa, “Ayo lanjutin, biar Asep gak usah berlutut. Lama kelamaan lututnya pegel nanti. “

Sebagai jawaban kuangkat badan Mamie dan membawanya ke dalam kamar utama. Lalu merebahkannya di atas bed kamar utama. “Mendingan di sini sekalian, biar lebih nyaman, “ kataku sambil merayap ke atas tubuh Mamie yang putih mulus tanpa noda setitik pun.

Orang - orang tua suka bilang, perempuan itu ada yang “sari gunung”. Dari jauh kelihatan cantik, setelah didekati ternyata jelek. Ada juga yang bilang “wah yey”. Dari belakang kelihatan waaah, setelah dilihat depannya bikin bergidik ... yeeey ... !

Tapi Mamie ini sebaliknya. Setelah membenamkan lagi kontolku ke liang memeknya, aku bisa memperhatikan wajah Mamie dari jarak yang dekat sekali. Hmmm ... sangat cantik ibu tiri ketigaku ini ... !

Bahkan kalau aku disuruh menilai ketiga ibu tiriku, Mamie adalah yang tercantik di antara semua istri Ayah. Memang perbedaan nilainya tipis - tipis. Kalau Mama Lanny mendapatkan nilai 8, maka Bunda Sari mendapatkan nilai 8,3. Dan Mamie Hasanah mendapatkan nilai 8,5.

Dalam posisi missionary di atas bed di kamar utama villaku ini, ketika aku baru membenamkan kontolku saja sudah terasa nyamannya. Karena sambil menelungkup di atas Mamie, aku bisa mengepit kedua pipinya dengan sepasang telapak tanganku sambil berkata, “Mamie gak cuma cantik, tapi juga enak sekali memeknya. “

Lalu kukecup dan kulumat bibir sesualnya, bibir berbentuk seperti bunga merekah, seperti beberapa bibir artis Bollywood. Sambil mulai mengayun kontolku yang sudah “digenggam” oleh liang memek Mamie.

Sesungguhnyalah aku bukan sekadar gombal. Ketika ayunan kontolku mulai agak cepat, liang memek Mamie ini luar biasa enaknya. Enak yang sulit dilukiskan dengan kata - kata. Yang jelas dinding liang memek Mamie ini bergerinjal - gerinjal lembut. Seperti bulatan - bulatan daging lembut yang kecil - kecil, Sehingga gesekan kontolku dengan liang memek Mamie ini terasa sekali bedanya kalau dibandingkan dengan wanita - wanita lain yang pernah kurasakan memeknya.

Terlebih setelah Mamie menggeolkan pantatnya dengan begitu lincahnya, wow, aku seolah dibawa arus keindahan dan kenikmatan permainan surgawi yang membuatku lupa daratan ini. Maka semakin gencar juga aku mengentotnya, sambil menciumi bibir, pipi dan leher jenjangnya. Bahkan leher MNamie bukan sekadar kuciumi, tapi juga kujilati dengan lahapnya, disertai dengan gigitan - gigitan kecil yang tidak menyakitkan.

Mamie pun mulai mendesah dan merintih, namun geolan pantatnya tetap beraksi. Membuat kontolku terombang - ambing, dibesot - besot dan diremas - remas oleh liang memeknya yang aduhai ini.

“Aseeeep ... oooo ... oooooh Seeeeeep ... Asep addalah lelaki terhebat bagi mamie ... punya Asep ini ... terus - terusan mentok di dasar liang punya mamie ... pasti akan membuat mamie cepat orga Seeeep ... oooooo .... ooooohhhhh ... Aseeeeep .... punya Asep luar biasa enaaaaknyaaaaa ... genjot terus Seeeep ... genjooooooottt .... ooooooo ... oooooohhhhh ... aaaaaaaaaahhhhhhhh ... uuuuuuuuhhhhhh .... ooooooohhhhhhhhhh .... Seeeep ... Seeeeeeppp ... oooooo ....ooooooohhhh ... Aaaaaseeeeeppppp .... “

Mamie merintih dan merintih terus, meski suaranya tidak keras.

Mamie memang berbeda dengan Mama Lanny dan Bunda Sari. Aku merasa Mamie lebih terpelajar atau mungkin sering dididik oleh orang tuanya, tentang tata cara hidup dan menjalani kehidupannya. sehingga sikap dan perilaku Mamie tidak urakan, meski sedang disetubuhi sekali pun.

Setelah lebih dari seperempat jam aku mengentotnya, pada suatu saat Mamie berkelojotan dengan mata terbeliak, lalu mengejang tegang ... tegang sekali. Dan aku sudah tahu apa yang akan terjadi. Maka cepat kutancapkan kontolku sampai menabrak dasar liang memek Mamie.

Pada saat itulah liang memek Mamie terasa mengedut - ngedut kencang. Lalu Mamie terkulai sambil melepaskan nafasnya yang barusan tertahan beberapa detik, “Aaaaaa ... aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh .... terima kasih Asep ... indah dan nikmat sekali rasanya ... “ ucap Mamie sambil mencium bibirku.

Aku cuma tersenyum dan membiarkan Mamie mengaso dulu beberapa saat.

Ketika wajah pucat Mamie mulai kelihatan kemerahan kembali, barulah Mamie sadar bahwa aku belum ejakulasi. Lalu ia menggoyang - goyangkan pantatnya lagi sambil berkata, “Gak inget ... Asep belum ejakulasi ya. “

Sebenarnya aku ingin mengajak Mamie ganti posisi. Tapi karena Mamie sudah menggeolkan kembali pantatnya, aku merasa sudah telanjur menikmati geolan bokong lincah itu.

Maka kuayun lagi kontolku, bermaju mundur di dalam liang memek Mamie yang sudah makin licin, tapi tidak becek. Kali ini aku memulainya dengan mengemut pentil toket kiri Mamie, sementara tangan kiriku meremas toket Mamie yang berukuran sedang tapi bentuknya masih indah, masih padat kencang pula.

Mamie berdesah - desah lagi. Tapi suaranya tetap seperti dikendalikan. Perlahan sekali kedengarannya, seperti suara nafas biasa di tengah kesunyian.

Namun ketika mulutku menyasar ketiaknya, lalu ujung lidahku menyapu - nyapu ketiak yang harum dan bersih dari bulu itu, rintihan Mamie pun mulai terdengar lagi. “Ooooooo ... ooooooohhhh ... Seeeeeeeep .... Aseeeeppppp ... ooooo ...oooooohhhhh ... Seeeeep ... Asep tau aja titik peka mamie ... ooooooh ... Aseeeeep ... ooooooooooooh ... mamie merasa seperti melayang - layang gini Seeeeeep ... oooooo... oooooohhhhhh .... mamie melayang - layang Seeeeeep .... oooooooohhhh ... Aseeeeeeeeeepppp ... oooooooooo .... oooooooooohhhhhh ..... “

Aku bukan sekadar menjilati ketiak Mamie, tapi juga menyedot - nyedot sekuatnya, seolah sedang mencupanginya. Sehingga bekas merah tertinggal di ketiak Mamie. Sementara kontolku sudah digencarkan sejak awal. Lancar sekali gerakan kontolku di dalam liang memek Mamie yang sudah sangat licin ini.

Geolan - geolan pantgat Mamie pun semakin menggila. Nikmat sekali. Sehingga aku harus berusaha agar jangan ngecrot sebelum waktunya.

Tubuh kami sudah sama - sama keringatan.

Sampai pada suatu saat, aku dan Mamie merasa akan mencapai puncak kenikmatan kami. Hal itu kurasakan ketika Mamie klepek - klepek lagi, pas pada waktu aku sedang sangat gencar mengentotnya Mamie. Karena aku pun sedang gawat - gawatnya dengan pejuh sudah mendekati moncong kontolku.

Maka ketika Mamie mengejang tegang, dengan perut sedikit terangkat ke atas, aku pun menancapkan kontol ngacengku sedalam mungkin. Sambil meremas sepasang toket Mamie kuat - kuat. Mamie pun mencengkram kedua pangkal lenganku dan meremasnya kuat - kuat.

Pada detik berikutnya, liang memek Mamie terasa berkedut - kedut. Disambut oleh kontolku yang sedang mengejut - ngejut sambil memuntahkan lendir pejuhku.

Cretttttt ... croooooooooooooooottttt ... crooooooooooooottttt ... cretcrettttt ... croooooottt ... croooooooooooooooooootttttttttt ... !

Lalu aku terkapar lemas di dalam dekapan Mamie. Sementara Mamie pun terpejam dengan tubuh bersimbah keringat.

Beberapa saat kemudian, ketika aku sudah mencabut kontolku dari liang memek Mamie, aku berkata perlahan, “Kalau Mamie sedang dalam masa subur, mungkin yang barusan bisa membuat Mamie hamil. “

“Iya ... karena barusan dibarengin lepasnya. Hmmm ... sungguh mengesankan. Mamie takkan melupakan peristiwa indah ini Sep, “ sahut Mamie sambil mengusap - usap dadaku yang bidang dan perutku yang sixpack.

“Suami pertama Mamie sudah tua ?”

“Kenapa nanya gitu ?”

“Soalnya Mamie tidak punya anak dari dia. “

“Suami pertama mamie lebih muda daripada Ayah. Tapi hanya beberapa bulan kami mengarungi bahtera rumah tangga. Almarhum menderita kanker hati. Lalu dibawa ke Singapura untuk menerima pengobatan yang lebih intensif. Tapi almarhum hanya mampu bertahan enam bulan di Singapura, lalu meninggal di rumah sakit paling terkenal itu. Jadi secara normalnya mamie hanya digauli olehnya selama tiga bulan. Lalu almarhum mendadak dinyatakan kena kanker di hatinya. Makanya mamie tidak punya anak dari almarhum, karena kehidupan normal sebagai suami - istri hanya selama tiga bulan. Yah ... suratan takdir mamie memang harus begitu. “

“Tapi hartanya diwariskan kepada Mamie kan ?” tanyaku.

“Iya, “ sahut Mamie, “Setelah tahu bahwa ia kena kanker, ia menulis surat wasiat yang dititipkan pada penasehat hukumnya. Surat wasiat yang menyatakan seluruh harta bendanya diwariskan kepada mamie, “ kata Mamie dengan mata berkaca - kaca.

“Lalu bagaimana pandangan Mamie mengenai Ayah ?” tanyaku untuk membelokkan kesedihan Mamie pada topic lain.

“Ayah masih powerfull. Tapi menurut pengakuannya sendiri, sperma Ayah kurang berkualitas. Jadi kesulitan untuk membuahi telur wanita. “

Aku malah punya kecurigaan tersendiri kepada Ayah. Karena sejak menikah dengan Mama Lanny yang sekian lamanya tidak punya keturunan. Seandainya Ayah mandul, tentu Ceu Imas dan aku takkan pernah dilahirkan ke dunia. Lalu apa yang telah terjadi sebenarnya ? Aku tidak berani menjawabnya. Karena kelak harus mendapatkan klarifikasi dari mulut Ayah sendiri.



Namun pembicaraan itu langsung terhenti ketika Mamie tiba - tiba menciumi dan menjilati kontolku yang masih terkulai lemas ini. Bahkan Mamie mulai mengoralku dengan lincahnya. Memang kontolku terlalu panjang buat mulut Mamie. Namun bagian yang tidak terkulum ini dikocoknya setelah mengalirkan air liurnya ke badan kontolku.

Karuan saja kontolku membesar dan memanjang kembali dengan cepatnya. Mamie hanya butuh waktu 2-3 menit untuk membuat kontolku siap entot kembali.

“Waaah ... sudah langsung tegang lagi Sep, “ kata Mamie sambil melepaskan kontolku dari mulutnya.

Aku yang masih menelentang terdiam saja, sementara Mamie sudah berjongkok dengan memek berada di atas kontolku yang masih digenggamnya. Lalu Mamie menurunkan bokongnya perlahan - lahan, sehingga perlahan - lahan pula kontolku masuk lagi ke dalam liang memek Mamie yang enaknya aduhai itu.

Sambil meletakkan kedua telapak tangannya di dadaku, Mamie pun mulai mengayun bokongnya. Sehingga liang memeknya naik turun dan naik turun terus, membesot - besot kontolku dengan lincahnya.

Aku pun mulai memanfaatkan situasi. Sepasang toket Mamie yang bergelantungan di atas dadaku, mulai kuremas dan kuremas terus, sehingga Mamie pun menanggapinya dengan menggencarkan ayunan bokongnya. Memang mudah saja Mamie mengayun bokongnya, karena liang memeknya masih licin dan agak becek. Sehingga bunyi unik pun terbit dari arah memek Mamie. Crekkkkk ... srtttttttt ... crekkkkkkk .... srtttttttt ... crekkk ... srttttttttt ... crokkkkkkk ... sreeeeetttt ... crekkkkk ... sretttttttttttt .... !

Dari mulut Mamie pun mulai terdengar desahan dan rintihannya, “Seeeeepppp ... ooooo ... oooooooh ... Seeeeep .... oooooooohhhhhh .... Seeeeeeeeeeepppp ... aaaaaaahhhh ... Aaaaseeeeepppppp ... aaaaaaaaaaaaahhhhh .... aaaaaaaaaaa ... aaaaaaaaaaahhh ... Aaaaseeeeeeeepppp .... aaaaaaaaaaaahhhh ... aaaaaaaa ... aaaaaaaaahhh ........ “

Terkadang Mamie menjatuhkan dadanya ke atas dadaku. Untuk mencium dan melumat bibirku. Terkadang kami saling julurkan lidah, untuk saling elus dan terkadang lidahku disedot ke dalam mulut Mamie, di saat lain kusedot juga lidah Mamie ke dalam mulutku. Untuk digeluti oleh lidahku di dalam mulutku.

Namun dalam keadaan apa pun Mamie tetap mengayun bokongnya. Hal itu pula yang membuatnya tidak bisa bertahan lama - lama. Lalu pada suatu saat ia mengejang di atas tubuhku, sambil menikmati orgasmenya.

Dan akhirnya Mamie terkapar di atas badanku.

Namun hanya beberapa detik Mamie terkulai di atas dada dan perutku. Lalu ia menggulingkan badannya ke sampingku. Dan menungging sambil menepuk - nepuk pantatnya. “Ayo lanjutkan lagi Sep, “ ucapnya.

Aku memang belum ngecrot untuk kedua kalinya. Maka dengan penuh gairah aku berlutut sambil mengusap - usap dan menepuk - nepuk pantat Mamie yang tidak terlalu semok tapi indah sekali bentuknya.

Sambil berlutut kubenamkan kembali kontolku ke dalam liang memek Mamie yang sedang menungging itu. Lalu aku beraksi kembali. Mengentot Mamie sambil menepuk - nepuk sepasang buah pantatnya yang putih mulus.

Terdengar suara Mamie, “Tamparin pantat mamie sekuat mungkin Sep ... ! ”

Aku sudah terbiasa melaksanakan permintaan seperti itu. Maka spontan kuikuti keinginan Mamie, dengan mengemplangi bokong putih mulusnya sekuat mungkin. Plaaaakkkkk .... ploooookkkkk ... plaaaaaakkkk ... ploooookkkk ... plaaaaaaaakkkkkk ... plooooookkkkkk ... plaaaaaaaaaaaakkkkk ... plooooookkkkkkkkk ......... !

Mamie seperti enjoy dengan aksiku ini. Meski sambil menungging Mamie masih bisa mendesah dan merintih terus. “Iyaaaaaaa ... aaaaaaaaahhhh ... iyaaaaaaaaaaaaaaaaa ... iyaaaaaaaa ... aaaaaaaaah ... enaaaak Seeeep ... iyaaaaaa ... aaaaaaaaaaahhhhhh .... iyaaaaaa .... enaaaak ... iyaaaaaaa ... enaaaaaaak Aaaseeeeeeepppp ... enaaaaaak ... Aseeeeepppp ... kemplangin terus Seeeeeeepppp ... enaaaaaak ... iyaaaaaaaaaaaa ... Aseeeeeeep ... iyaaaaaaaaaa .... iyaaaaaaaaaa ... enak sekaliiiiii ... Aaaseeeeeeppp ... enaaaak sekaaaaliiiii .... iyaaaaaaa ... “

Namun makin lama telapak tanganku makin panas. Sementara sepasang buah pantat Mamie sudah merah padam kelihatannya. Maka seperti biasa, aku melanjutkan aksiku dengan meraba - raba bagian atas memek Mamie. Lalu kucari kelentitnya. Setelah ketemu, kugesek - gesek kelentit Mamie dengan ujung jari tangan kiriku. Sementara tangan kananku menangkap dan meremas - remas toket Mamie. Sedangkan kontolku tetap gencar mengentot liang memeknya.

“Aseeeeep ... ooooohhhhh ... Asep pintar benar mencari sasaran ... ini lebih enak lagi Sep ... ooooohhhhhh ... elus terus kelentit mamie Seeeeeep ... lebih enak lagi Seeeep ... kelentitnya elussssssss ... iyaaaaaa ... iyaaaaaa ... oooooooooh ... Aseeeeeeeepppp ... digaulin sama Asep sih tiap hari juga maaaauuuu ... ooooohhhh ... makin lama makin enak Seeeeep ... mamie mau keluar lagi niiiiiiiiiih .... ooooohhhhh ... Aseeeeeppppp .. ! ”

Rintihan Mamie terhenti. Tubuhnya mengejang. Lalu tersungkur dalam keadaan telungkup. Sehingga kontolku terlepas dari liang memeknya.

Tapi aku sedang enak - enaknya menikmati gesekan liang memek dengan kontolku. Maka dengan sigap Mamie kugulingkan agar menelentang kembali. Dengan sigap pula kubenamkan kontol ngacengku ke dalam liang memek Mamie.

“Oooooooooo .... oooooooohhhhhh ... “ mulut Mamie ternganga ketika kontolku melesak amblas ke dalam liang memeknya, sampai mentok di dasarnya.

Lalu mulailah kontolku beraksi. Maju mundur di dalam liang memek yang sudah becek ini. Sehingga dalam termpo singkat aku bisa mengentot dalam kecepatan tinggi, seolah gerakan hardcore dalam bokep.

Mamie pun beraksi lagi. Menggeol - geolkan pantatnya dalam gerakan meliuk - liuk, mendongak - dongak dan menukik - nukik. Geolan Mamie ini jelas membuat kelentitnya bergesekan terus dengan kontolku. Sehingga raungan Mamie pun mulai terdengar lagi. “Aseeeeep .... ooooh ... Aseeeeep .... da ... dalam posisi apa pun ... Asep selalu perkasa ... selalu enak untuk dinikmati ... ooooohhhhh ... Aseeeeeep ... pasti mamie ketagihan nanti ... Seeeeeeep ... ooooooooohhhh ... Aseeeeeeep ... oooooooooohhhhh ... Aseeeeeeeeeppppp .... “

Sebenarnya waktu masih dalam posisi doggy, aku sudah deket - deket ngecrot saking nikmatnya. Tapi gara - gara kontolku terlepas dari memek Mamie, pejuhku menjauh lagi. Maka ketika Mamie menggeolkan lagi pantatnya, aku jadi “merasa dari awal” lagi untuk menghadapi nikmatnya geolan pantat ibu tiriku.

Targetku adalah meletus barewng lagi. Itulah sebabnya ketika aku asyik lagi mengentot Mamie, aku mengintai gerak - geriknya secara cermat.

Namun karena baru orgasme lagi, dengan sendirinya Mamie agak bertahan menghadapi gencotan gencarku. Maka kulengkapi lagi aksiku dengan menjilati lehernya sambil meremas - remas toket kanannya.

Mamie pun meraung - raung histeris lagi. “Aaaaseeeeep ... ooooooohhhh ... Aseeeeppp ... punya Asep memang luar biasa enaknyaaaaaaa .... ooooooohhhhhh ... Aaaaaseeep ... oooooohhhhhhhhh ... Aseeeeeeeep ... mamie sayang sekali sama Aseeeeeppppp .... mamie pasti ingin sering - sering digauli sama Asep kelak ... karena mamie merasa Asep paling perkasa di dunia iniiiii ... ooooooohhhhh ... Seeeeeeeppppp ... mamie bisa tergila - gila sama kontol Asep yang panjang iniiiiiiiii ... ooooohhhhhh ... enak sekali Seeeepppppp .... ooooooooh .... enaaaaaaaak Seeeeeeeeepppppp ... “

Aku cuma berdengus - dengus dan lupa segalanya. Aku hanya merasakan betapa nikmatnya liang memek Mamie yang bergerinjal - gerinjal hangat walau sudah becek ini. Sehingga keringatku membanjir lagi, bercampur baur dengan keringat Mamie.

Sementara Mamie tetap menggeol - geolkan pantatnya dengan mata merem melek. Sambil merintih dan merintih terus.

Sampai pada suatu saat, ketika Mamie mulai gedebak gedebuk berkelojotan, spontan kugencarkan entotanku sekeras dan segila mungkin. Dan manakala sekujur tubuh Mamie mengejang tegang, pada detik berikutnya kutancapkan kontolku sedalam mungkin. Sehingga moncong kontolku terasa mentok di dasar liang memek Mamie.

Lalu kurasakan berkedut - kedutnya liang memek Mamie, yang punya keindahan tersendiri bagiku. Diikuti dengan mengejut - ngejutnya kontolku sambil menembak - nembakkan lendir pejuhku.

Cretttttt ... croooooooooooooooooooooottttttttttt ... croooooooooooooooooooottttttttttttttttt .. cretttttttcretttt ... crooooooooooooooooooooooooooooottttttttt ...... !

Kudiamkan dulu kontolku tertanam di dalam liang memek Mamie.

Lalu kucabut kontolku dan merebahkan diri di samping Mamie. Dalam keadaan sama - sama bersimbah keringat. Tak lama kemudian terdengar suara Mamie, “Oooooh ... badan kita penuh keringat gini ... kayaknya harus mandi Sep. “

“Iya, “ aku pun duduk di atas bed, “setelah mandi kita nyari makan ya. Lapar nih. “

“Mamie juga lapar. Belum makan siang sih. Tapi kita harus mandi dulu ya. “

Lalu kami masuk ke kamar mandi, sambil membawa pakaian masing - masing untuk ganti, karena sehabis mandi aku akan mengajak Mamie makan siang di rumah makan terdekat dengan villaku.



3 hari bersama Mamie di villaku, adalah sesuatu yang luar biasa bagiku dan juga bagi Mamie. Ibu tiriku yang ketiga itu penuh dengan pesona dan gairah, sehingga aku habis - habisan menggaulinya selama 3 hari 3 malam itu.

Mamie yang bernama Hasanah itu tampak puas dan semakin lengket padaku. Bahkan ketika kami mau meninggalkan villa, Mamie kelihatan enggan untuk masuk ke dalam mobilku.

Dan di dalam mobilku yang sedang kukemudikan menuju kampung halamanku, Mamie berkata lirih, “Kisah kita berdua di villa itu akan mamie kenang sepanjang hayat dikandung badan. Sangat mengesankan. Entah kapan lagi mamie bisa ke villa itu lagi. “

“Ayah kan hanya bisa bersama Mamie di siang hari. Malamya Mamie bisa bersamaku lagi, “ sahutku.

“Tapi Asep kan orang sibuk. Memangnya Asep bisa menyempatkan diri untuk menemui mamie ?”

“Akan kuusahakan, terutama kalau dikasihtau pada saat Mamie sewdang dalam masa subur. Tidak di villa pun kita bisa melakukannya di rumah Mamie kan ?”

“Tentu saja Sayang. Pintu rumah dan pintu kamar Mamie akan selalu terbuka untuk menyambut kedatanganmu. “

Setibanya di rumah Mmaie, aku langsung menghubungi ayah lewat handphoneku. Untuk memberitahu bahwa Mamie sudah kuantarkan ke rumahnya.

“Jadi sekarang kamu masih di rumah Mamie ?” terdengar suara Ayah di hapeku.

“Iya Ayah, “ sahutku.

“Kalau bisa ke kebun dulu Sep. Kalau mau pake mobil, kan bisa ke luar dari pekarangan rumah Mamie, lalu belok ke kanan, lalu membelok ke kanan lagi. “

Aku cuma tersenyum. Mungkin Ayah lupa bahwa tanah yang dijadikan kebun dan sawahnya itu aku yang membelinya. Lalu menghadiahkannya kepada Ayah. Mana mungkin aku tidak tahu jalan menuju kebun Ayah itu.

Beberapa saat kemudian aku sudah mengeluarkan mobilku dari pekarangan rumah Mamie, lalu kujalankan menuju kebun Ayah.

Hanya dibutuhkan waktu 10 menit mobilku sudah tiba di kebun Ayah yang letaknya memang di pinggir jalan aspal itu.

Kulihat Ayah sedang duduk di saung (gubuk kecil tak berdinding) sambil memperhatikan sawahnya yang sudah dekat musim panen.

“Bagaimana Mamie ? Kelihatan senang ?” tanya Ayah yang sedang duduk bersila sambil menikmati asap rokok kreteknya.

“Senang, “ sahutku sambil duduk berhadapan dengan Ayah.

“Sebenarnya ada sesuatu yang ingin ayah bicarakan denganmu Sep, “ kata Ayah bernada serius. Lalu Ayah menuturkan masa lalunya yang selalu hidup dalam kesengsaraan. Setelah Ibu melahirkanku, kesengsaraan Ayah sudah sampai pada dasarnya (kalau diibaratkan terperosok ke dalam jurang).

“Karena itu, “ lanjut Ayah, “ayah putuskan untuk tidak punya anak lagi. Cukup dua saja, Imas dan kamu. Makanya ayah nekad untuk melakukan vasektomi secara permanen. Karena ayah tak bisa membayangkan kalau punya anak lagi. Punya anak dua saja sudah kepayahan. Kebetulan pada saat itu ada program vasektomi gratis, ya ayah langsung daftar aja. “

“Terus ... setelah Ayah menikah dengan Mama Lanny, Ayah menyesal karena sudah disterilkan begitu ?”

“Awalnya sih menyesal. Tapi setelah berjumpa dengan kamu, Ayah seperti mendapat ilham, untuk meminta tolong padamu agar Mama bisa hamil. Terbukti sukses. Sedikitnya Mama sudah mencapai apa yang diinginkannya. “

“Tapi Ayah jangan seolah - olah membuang Mama. Biar bagaimana pun Mama itu istri Ayah yang sah. Sekali - sekali tengoklah Mama. Biar hati Mama damai. “

“Kan ayah sudah bilang, secara sahnya Mama istri Ayah. Tapi dalam kenyataan sudah menjadi milikmu seratus persen. “

Aku tidak mau membantah, karena pada dasarnya aku sangat sayang dan hormat kepada Ayah. Lagipula aku sudah telanjur makin sayang kepada Mama Lanny yang sudah melahirkan Zelita, anakku.

Maka sepulangnya dari kebun durian hybrid yang belum berbuah itu, aku pulang ke rumah megahku yang hadiah dari Tante Sharon itu. Bukan menuju hotel yang sedang super sibuk itu.

Kali ini kepulanganku bukan atas nama nafsu. Lagipula Mama Lanny belum boleh “dibongkar”. Karena baru sebulan melahirkan Zelita. Konon menurut kepercayaan, istri yang baru melahirkan hanya boleh digauli 40 hari setelah melahirkan. Aku mau ikuti saja “petunjuk” dari mulut ke mulut itu.

Aku pulang hanya ingin melihat Zelita yang belum bisa apa - apa dan masih dibedong itu. Aku sudah berani mengais dan membawanya ke depan rumah. Mama Lanny meski baru melahirkan, hanya seminggu istirahat dari kegiatan di FO. Lalu aktif lagi seperti biasa. Sementara Zelita diurus oleh babysitter bersertifikat.

Karena aku datang, Mama meninggalkan FO, khusus untuk menemuiku. Dengan sorot kangennya padaku.

Pada saat itulah kuberikan Zelita pada babysitter bernama Dora itu. Karena aku juga sudah kangen pada Mama Lanny. Tapi sekali lagi, kali ini aku datang bukan atas nama nafsu.

Ketika Mama memeluk dan menciumiku, perasaan kangenku pun sirna. Lalu mengajaknya berbicara di ruang keluarga. Hanya untuk membicarakan posisi Mama sebagai istri sah Ayah, tapi dalam kenyataan dia 100% milikku seperti kata Ayah di kebun tadi.

Aku bertanya, apa yang Mama inginkan sekarang ?

Mama hanya bilang, ingin ke SIngkawang, kampung halamannya di Kalbar.

“Zelita masih kecil Mam. Belum boleh dibawa jauh - jauh, “ kataku, “ Lagian sebentar lagi bulan puasa, lalu lebaran. FO pasti sibuk nanti. “

“Iya, mama juga bukan ingin sekarang ke sana. Nanti setelah Zelita berumur enam bulan lebih. “

“Memangnya mau apa Mama ke SIngkawang ?” tanyaku.

“Hanya rindu kampung halaman aja. Sekalian ingin berjumpa dengan teman - teman sepermainan di masa kecil. “

“Nanti kalau Zelita sudah gedean, kita ke sana ya. “

“Terima kasih ya Sayang ... “

Sebenarnya aku juga ingin mengunjungi Kalbar. Karena aku baru tahu Balikpapan di Kaltim. Dan belum pernah mengunjungi kota - kota lainnya. Bahkan ke Samarinda pun belum.

Ketika Mama Lanny sudah berangkat ke FO lagi, aku menerima call dari Ibu.

Lalu :

“Hallo Bu ... ada apa ?”

“Sep ... bagaimana kalau ibu rekrut Tante Lien untuk membantu ibu di FO ? Lagian Tante Lien itu sudah jago nyetirnya. Jadi ibu bisa seperti punya sopir pribadi. “

“Kan Tante Lien udah di Manado lagi Bu. “

“Ini Tante Lien udah ada di dekat ibu. Mau ngomong sama dia ?”

“Haaa ? Udah balik lagi ? Coba deh aku mau ngomong sama Tante Lien. “

Lalu terdengar suara Tante Lien, “Gimana Sep ? “

“Urusannya di Manado udah selesai ?”

“Udah. “

“Baguslah, biar Ibu ada temannya. Biar jangan terlalu cape pula ngurusin usahanya. Tante mau kan bantuin usaha Ibu ?”

“Iya, mau Sep. Kan usaha di Manado udah ditinggalin sekarang mah. “

“Sukurlah. Aku senang mendengar Tante udah kembali. Biar Ibu tidak sendirian lagi. “

Obrolan di hape dengan Ibu dan Tante Lien itu membuat pikiranku melayang - layang.

Tapi pada dasarnya aku sudah merasa lega karena bisa menempatkan Ibu dan adiknya secara layak. Aku malah berjanji untuk mengabulkan apa pun yang diinginkan oleh Ibu. Karena kebahagiaan Ibu adalah kebahagiaanku juga.

Dan aku yakin bahwa Ibu takkan membuka rahasiaku bersamanya. Yakin pula bahwa Tante Lien pun takkan membuka rahasiaku bersamanya.

Hmmm ... kehidupanku memang banyak rahasia. Rahasia terbesar adalah profesi gigoloku yang tak pernah kubuka kepada siapa pun. Hanya Mamih dan Danke yang tahu rahasiaku.



GIGOLO Episode 1 selesai sampai di sini. Ada Episode 1 tentu ada Episode 2 yang sedang kupersiapkan.

Mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam menggarap thread ini.
 
terima kasih buat cerita luar biasanya :beer: sekedar masukan utk eps II boleh ?
1. penggunaan kata "lepas" dlm cerita memang tergantung gaya penulis, tapi klo semua cewe dg berbagai macam karakter dan daerah menggunakan kata "lepas" pada percakapan malah jd janggal
2. semua orang memimpikan hidup mudah dan enak, tapi setelah sekian cerita semuanya serba enak malah cenderung membosankan. Hidup yang lebih berdinamika mungkin akan lebih baik. request tambahin konflik yah di eps II :)
3. hidup akan lebih hidup kalo ada persaingan, request karakter yg kemampuannya sehebat asep tp dg dengan sifat yg berlawanan sehingga mendukung usulan no 2 diatas
4. itu obat kuatnya beli dimana? bs ikutan beli ?? :Peace:
 
terima kasih buat cerita luar biasanya :beer: sekedar masukan utk eps II boleh ?
1. penggunaan kata "lepas" dlm cerita memang tergantung gaya penulis, tapi klo semua cewe dg berbagai macam karakter dan daerah menggunakan kata "lepas" pada percakapan malah jd janggal
2. semua orang memimpikan hidup mudah dan enak, tapi setelah sekian cerita semuanya serba enak malah cenderung membosankan. Hidup yang lebih berdinamika mungkin akan lebih baik. request tambahin konflik yah di eps II :)
3. hidup akan lebih hidup kalo ada persaingan, request karakter yg kemampuannya sehebat asep tp dg dengan sifat yg berlawanan sehingga mendukung usulan no 2 diatas
4. itu obat kuatnya beli dimana? bs ikutan beli ?? :Peace:
Saya hanya bisa mengolah sesuai dengan isi buku harian Asep. Tidak berani menambah hal - hal yang tidak pernah terjadi dalam kehidupan Asep.
Yang penuh konflik, nanti akan saya hidangkan dalam judul lain, setelah kisah nyata ini tamat.
Asep tidak pernah minuim obat kuat seperti viagra dan sebagainya hu. Karena usianya masih sangat muda dan belum waktunya menggunakan obat kuat.
Yang secara rutin Asep minum hanya Luxor Jeli Gamat (sea cucumber / ketimun laut / teripang). Ada yang made in USA, ada yang made in SIngapore, ada pula yang buatan Indonesia (dengan lisensi). Itu bisa dibeli di toko obat China atau mungkin beli lewat online juga bisa. Cek saja dulu di google.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd