Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT G I G O L O

Status
Please reply by conversation.
Terimakasih updatenya yang baru kubaca hu.
Semoga suhu tetap semangat dan jaga kesehatan
 
Episode 2



Part 03



M
endengar ucapan Antoinette, bahwa dia akan mengikuti apa pun yang kuinginkan, spontan aku membisiki telinganya, “Termasuk kalau aku menghendaki hubungan seks, agar kita semakin kompak dan solid, apakah Etta bersedia melakukannya ?”

“Siap Big Boss, “ sahutnya tegar, “Tapi jangan ditertawakan nanti ya, karena aku sama sekali belum pernah melakukannya. Jadi aku masih bodoh dalam hal yang satu itu. “

“Berarti Etta masih virgin ?” tanyaku.

“Iya, “ Etta mengangguk, “Seperti yang sudah kuterangkan, aku berasal dari kampung kecil dan sepi di Prancis. Kampung yang masih kolot budayanya. Bukan dari kota besar seperti Paris. Mungkin kalau aku berasal dari Paris, aku akan ditertawakan. Karena umur duapuluhlima masih virgin. “

“Karena Etta masih virgin, aku takut kedahuluan oleh orang lain. So ... kita lakukan aja di rumah ini. Sekalian uji coba bed di kamar utama itu, “ ajakku sambil menunjuk ke kamar kedua sebagai kamar terbesar dan terlengkap menurutku. Karena aku sendiri yang mengaturnya sebulan yang lalu.

Antoinette mengangguk sambil tersenyum. Itu yang kusukai pada cewek bule. Tap pernah bersikap munafik. Kalau suka, bilang suka. Kalau tidak suka, bilang tidak suka juga.

Lalu kami masuk ke dalam kamar utama itu. Antoinette minta ijin mau ke kamar mandi dulu, mau bersih - bersih dulu katanya. Aku mengangguk sambil mengambil remote control AC dan mengaktifkannya pada saat Antoinette berada di ddalam kamar mandi.

Setelah suhu di kamar cukup dingin, barulah Antoinette muncul kembali.

Seperti sudah mempersiapkan diri, Antoinette tidak mengenakan gaun putihnya, pasti gaun itu ditinggalkan di kamar mandi.

Antoinette hanya mengenakan lingerie hitam yang transparan. Sehingga aku bisa melihat bra dan celana dalamnya yang serba putih di balik lingerie hitam transparan itu.

“Gaunku jatuh dari hanger dinding, jadi basah. Makanya gak pake gaun lagi, “ kata Antoinette sambil menghampiriku yang sedang duduk di atas sofa putih.

“Yang di dinding itu namanya kapstok. Bukan hanger, “ koreksiku.

“Owh .. kapstok ya namanya di sini. Kalau di Prancis disebut cintres. “

“Cintres ?” tanyaku sambil menarik lengan Antoinette agar dia duduk di atas sepasang pahaku.

“Kamu sadar kalau kamu ini cantik ?” tanyaku sambil membelai rambut pirangnya.

“Tidak. Aku malah menganggap diriku jelek. “

“Orang yang matanya gak normal saja yang bilang kamu jelek. Kamu ini cantik. Makanya aku terrburu - buru ingin memilikimu. Jangan kedahuluan oleh cowok lain. “

“Kalau sudah jadi milik Big Boss, mana mungkin aku tergoda cowok lain lagi. “

Sambil mendekap pinggangnya, aku berbisik, “Terus apa dasarmu mau menyerahkan virginity kamu padaku ?”

“Karena aku ingin merasakannya juga Big Boss, “ sahutnya jelas, tanpa bersikap malu - malu kucing.

Aku tidak tahu apakah orang Eropa masih mempersoalkan masalah keperawanan atau tidak. Yang jelas, calon istri pangeran Inggris, harus perawan. Berarti sebelum menikah harus ditest dulu oleh dokter. Kalau tidak perawan lagi, direject.

Tapi pada umumnya masyarakat Eropa tidak meributkan lagi masalah keperawanan. Karena itu banyak yang masih di bawah umur sudah melakukannya. Sehingga setelah dewasa, “tinggal melancarkannya saja”.

Bahkan sepasang remaja yang sedang pacaran, diijinkan tidur di kamar ceweknya. Dengan alasan untuk saling mengenal watak masing - masing. Dan kalau mereka melakukan wikwik, dianggap sesuatu yang wajar, seperti wajarnya saling pegangan tangan di negara kita.

Maka kalau benar Antoinette masih perawan, adalah sesuatu yang langka bagi cewek bule, mungkin.

Bahkan ketika aku melepaskan jas dan dasiku, juga kemeja, sepatu dan kaus kakiku, Antoinette ngerti sendiri dengan menanggalkan lingerie hitam transparannya. Dan ketika aku sudah tinggal mengenakan celana dalam, Antoinette pun melepaskan branya.

Ya ... aku masih ingat semuanya itu. Bahwa ketika aku mau membuktikan keperawanan Antoinette, aku menggunakan rumah yang disediakan sebagai rumah dinas GM itu. Dan ternyata Antoinette benar - benar masih perawan.

Tapi dalam kesempatan untuk menikmati hari - hari weekend, aku selalu menggunakan villa ini. Villa yang kupakai sebagai tempat untuk “malam pengantin” bersama Aisha ini.

Sekali lagi, Aisha ini sosok istimewa bagiku. Karena aku akan membuktikan perawan atau tidaknya setelah sah menjadi istriku, meski nikahnya cuma nikah siri (yang kata Umi, yang penting sahnya itu, meski tanpa buku nikah).

Maka ketika Aisha melepaskan baju pengantinnya di dalam kamar utama villaku, aku tak dikejar perasaan berdosa. Karena Aisha sudah menjadi istriku yang sah.

Ketika tinggal bra dan celana dalam yang masih melekat di tubuhnya, aku semakin mengagumi gadis Arab itu sebagai milikku yang paling berharga. Ia memiliki tubuh yang ideal. Setelah branya kulepaskan, makin kagum lagi aku padanya. Karena sep;asang toketnya yang berukuran sedang itu benar - benar masih indah bentuknya. Sepasang pentil toketnya masih mancung ke depan. Dan ketika kusentuh, masih sangat padat. Karena menurut pengakuannya, belum pernah dijamah tangan cowok kecuali tanganku.

Aku percaya itu, karena kata Umi, Aisha itu gadis pingitan. Tidak “diobral” untuk bergaul dengan sembarangan manusia.

Yang paling menarik, adalah ketika celana dalamnya dilepaskan, ternyata memek Aisha tercukur bersih. Tiada sehelai rambut pun di kemaluannya itu. “Dicukur oleh Umi tadi pagi, “ katanya.

Rupanya Umi sudah mengatur segalanya agar aku “mudah” membuktikan kesucian keponakannya ini.

Aisha bersikap pasrah sekali. Apa pun yang kulakukan padanya, Aisha menurut saja. Begitu pula ketika kurenggangkan sepasang pahanya dan kuamati memeknya dengan menggunakan lampu senter sebesar coin, untuk menyelidik ke bagian dalam memeknya, Aisha diam saja. Dan aku sudah yakin bahwa Aisha masih perawan.

Aku pun menemukan suatu kenyataan, bahwa labia mayora Aisha tebal sekali. Seperti labia mayora Umi. Mudah - mudahan rasa memeknya pun seenak memek Umi.

Ketika aku sedang mengamati bagian dalam memeknya, Aisha hanya menutupi mukanya dengan sepasang telapak tangannya. Mungkin Aisha merasa malu juga memeknya diamati olehku, meski aku ini sudah menjadi suaminya.

Ketika aku menjilati memeknya, Aisha mulai membuka matanya kembali. Dan menyadari apa yang sedang kulakukan padanya. Lalu ia menggeliat - geliat dengan nafas tertahan - tahan.

Namun ketika aku menjilati dan mengisap - isap kelentitnya, kedua tangan Aisha mulai mengepak - ngepak, seperti burung patah sayapnya dan ingin terbang. Mulai pula terdengar rintihannya, “Oooooohhhh ... Kaaaang ... ooooo ... ooooooohhhh ... Kang Yoseeeef .... ooooohhhh ... Kaaaaaang ... “

Setelah merasa air liurku cukup banyak kualirkan ke celah memeknya, aku pun mulai menyimpan moncong kontolku di ambang mulut memek Aisha, sambil merenggangkan kedua paha putih mulusnya lebih lebar lagi.

Kukumpulkan tenagaku. Lalu kudorong kontolku sekuat tenaga. Haaaah .... masuk sedikit. Kudorong lagi sekuatnya ... makin masuk lagi meski seret sekali rasanya.

Begitulah, mengambil keperawanan yang kata orang sulit, aku hanya bisa bertanya, Apanya yang sulit ? Kalau sudah tahu arahnya, tidak sulit. Tapi memang dibutuhkan kontol yang keras. Kalau kontolku kurang full ngacengnya, mungkin aku pun bakal kesulitan.

Sedikit demi sedikit, kontolku sudah masuk separohnya. Seperti biasa, aku tdak ingin memaksakan langsung masuk semua, karena selain menimbulkan sakit pada kontolku, juga Aisha bisa kesakitan.

Maka kutarik kontolku dengan hati - hati, agar jangan sampai terlepas dari liang memek Aisha. Kemudian kudorong lagi lebih dalam dari tadi, tarik lagi dengan hati - hati dan begitu seterusnya. Sampai terasa liang memek Aisha sudah agak melar, sudah mulai menyesuaikan dengan ukuran kontolku.

Beberapa menit kemudian, kontolku mulai mengentot liang memek Aisha dalam kecepatan perlahan dulu, makin lama makin cepat sampai pada batas normal, secara berirama.

“Sakit gak ?” tanyaku pada waktu entotanku sudah dalam kecepatan normal.

Aisha menatapku. Agak meringis, tapi menjawab, “Sekarang mah nggak. Kalau tadi iya, agak sakit. Tapi tidak sakit sekali. “

“Sekarang gimana rasanya ? Enak gak ?”

“Eee ... enak Kang ... “ sahutnya sambil meringis, karena aku sedang menarik kontolku.

Diam - diam aku mengintip kontolku sendiri yang tengah keluar masuk memek Aisha. Memang jelas, ada lapisan darah tipis menyelimuti kontolku. Darah perawan Aisha. Seperti darah perawan Antoinette beberapa minggu yang silam.

“Kamu memang masih perawan sebelum kontolku menembus memekmu tadi Sayang, “ bisikku sambil menciumi pipi kanan dan pipi kiri Aisha.

“Iya Kanda, “ sahut Aisha, “ aku mau manggil Kanda aja ya ... boleh ?”

“Boleh. Kanda dengan Akang kan sama artinya, “ kataku sambil mempercepat lagi genjotan kontolku.

Aisha mendesah dan merintih perlahan lagi, “Kandaaaa ... oooooohhhh ... Kandaku Sayaaaaaang ... aku ... aku semakin sayang kepada Kandaaa ... aku sudah menjadi milik Kanda sepenuhnya ... aaaaaaaaaa ... aaaaaahhhhh ... rasanya dunia ini jadi indah sekali Kandaaaa ... aaaaaaaaaah ... aaaaaaaaa ... aaaaaaaaahhhh ... Kandaaaaa ... “

“Aku juga sayang kamu, istriku sayaaaang ... uuuuughhh ... memekmu masih sempit sekali .... kirain memek perawan Arab tidak sesempit ini memeknya ... uuuughhhh ... aku sayang kamu Aishaaaa ... uuuughhhh ... uuuuughhhh ... “ cetusku di antara dengus - dengus nafasku dalam arus birahi yang makin lama makin indah ini.

Keringatku pun mulai berjatuhan ke atas dada dan pipi Aisha. Bercampur baur dengan keringat Aisha sendiri yang memancarkan harum wewangian khas timur tengah.

Aisha hanya celentang pasrah, tidak bergerak sedikit pun. Hanya terdengar nafasnya yang sering tertahan dan tidak beraturan. Dan aku memakluminya. Karena jam terbang Aisha masih nihil.

Karena itu aku pun tidak menuntut terlalu banyak darinya. Aksiku pun tidak terlalu macam - macam. Hanya mengentotnya sambil meremas - remas sepasang toketnya yang masih super kencang.

Dan ketika Aisha memperlihatkan gejala - gejala mau orgasme, aku pun berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan secara berbarengan.

Ya, ketika Aisha sedang mengejang tegang sambil meremas - remas kain seprai, aku pun menancapkan kontolku sedalam mungkin, sampai terasa moncongnya menyundul dan mendorong dasar liang memek Aisha.

Croooooooooottttttttt ... crettt ... croooooooooooootttt ... croooooooooooootttttt ... cretttttt ... crooooooooooooooooooottttt ... croooooooooooooooooooooootttttt ... !

Mungkin inilah persetubuhan dengan durasi terpendek dalam hidupku. Tapi tak apalah. Karena kalau terlalu lama, mungkin Aisha akan tersiksa dibuatnya.

Ketika kucabut kontolku dari liang memek Aisha, kulihat genangan darah yang hampir mengering di bawah memek Aisha. Darah perawan gadis Arab yang kini sudah tidak gadis lagi itu.

Walau pun merasa belum terlalu puas, aku menyempatkan diri mencium bibir Aisha. Lalu berkata sambil membelai rambutnya yang ikal bergelombang, “Terimakasih istriku sayang ... aku bahagia karena telah memiliki kesucianmu. “

“Iya Kanda, “ sahutnya sambil tersenyum manis, “Aku pun bahagia karena telah memberikan kesucianku pada suami tercintaku. “

“Biar seimbang, mulai saat ini aku akan memanggilmu Dinda aja ya. “

“Iya ... iya ... Kanda dan Dinda ... terdengar lebih romantis ya ... “ Aisha mengangguk - angguk sambil membiarkanku mengusap - usap toket kirinya.



Tapi benarkah aku sudah puas dan bahagia ?

Belum. Rasanya durasi ngentotku tadi cepat sekali. Maka ketika Aisha sedang berada di dalam kamar mandi, aku mengambil hapeku dan memijat nomor Umi.

Lalu :

“Hallo ... gimana udah sukses belah durennya Yos ?”

“Sudah Umi. Tapi aku mohon Umi ke villaku, nanti aku jemput ya. “

“Ada apa ? Kenapa umi harus ikut - ikutan ke villa ?”

“Umi harus mengajari Aisha tentang cara meladeniku secara benar. Nanti ajarin semuanya sama Umi. Tentang caranya menggoyang bokong, cara menyepong dan sebagainya. “

“Ya udah, kalau begitu umi mau ke sana sebentar lagi. Gak usah dijemput, umi bisa bawa mobil sendiri. SMSkan aja alamatnya. “

“Beneran gak usah dijemput ?”

“Iya. Masa pengantin baru mau jemput umi segala. “

Lalu kusmskan alamat villaku kepada Umi.

Setelah hubungan seluler dengan Umi ditutup, aku tersenyum sendiri. Karena sesungguhnya aku bukan hanya ingin agar Umi mengajari Aisha tentang cara meladeniku di ranjang, tapi juga karena ingin merasakan lagi lezat dan gurihnya memek Umi.

Ya ... aku bahkan sudah sampai pada suatu kesimpulan, bahwa di antara sekian banyak memek yang pernah kuentot, memek Umi lah yang paling nikmat rasanya.

Maka ketika Aisha masih di kamar mandi, kukeluarkan vitamin dan supelmen untuk menciptakan power dan stamina di atas ranjang. Setelah minum itu semua, aku membuka pintu kamar mandi, di mana Aisha sudah mandi dan mengenakan kimono putih seperti yang kusuruh tadi.

“Umi akan ke sini. Khusus untuk mengajari Dinda tentang cara meladeniku waktu kita sedang bersetubuh, “ kataku.

“Ooooh Umi mau ke sini ? Asyiiiiiik ... ! Aku memang butuh bimbingan Umi, Kanda. Soalnya aku belum tau apa yang harus kulakukan waktu Kanda menyetubuhiku tadi, “ sahut Aisha dengan sorot wajah ceria.

“Iya, aku juga maklum. Dinda kan masih belum berpengalaman. Seks itu banyak sekali liku - likunya. Kalau Umi kan pasti sudah sangat berpengalaman. Nanti ilmunya akan diturunkan semua pada Dinda. “

“Iya, iya iyaaaa ... “

Setelah Aisha keluar dari kamar mandi, aku pun mandi sebersih mungkin. Lalu mengenakan kimono putih, sama persis dengan kimono yang dikenakan oleh Aisha, hanya ukurannya saja yang berbeda.



Sejam kemudian sebuah sedan putih berhenti di pekarangan villa, di samping kanan mobilku. Tampak Umi Saida turun dari sedan putih itu, mengenakan baju jubah dan hijab serba hitam. Aku tahu bahwa Umi punya banyak sekali jubah dan hijab serba hitam. Dan warna hitam itu entah warna favoritnya atau gimana. Yang jelas Umi paling sering mengenakan jubah dan hijab hitam. Sehingga sepintas lalu pakaiannya seperti itu ke itu saja. Padahal Umi punya banyak koleksi busana muslimah yang serba hitam.

Pada saat itu Aisha sedang di dapur villa. Entah lagi masak apa. Maka aku sendiri yang menjemput Umi di dekat sedan putihnya.

Aku memegang kedua tangannya sambil berkata, “Sebenarnya aku sudah ketagihan sama Umi. Tadi waktu mengambil keperawanan Aisha, aku malah ingat Umi terus. “

“Sttt ... “ Umi berbisik di dekat telingaku, “Sebenarnya sama. Umi juga ingat Yosef terus. Padahal baru tiga jam Yosef meninggalkan umi. Makanya gak kebayang kalau Yosef terlalu lama meninggalkan umi. “

“Iya Umi. Tadi malam belum kenyang sih. Nanti aja sama Aisha sekalian. Biar seru. Tapi kira - kira Aisha cemburu gak ya liat kita wikwik ?”

“Aisha takkan cemburu. Karena dia tau istri Yosef yang resmi empat orang. Jadi Aisha akan melatih untuk tidak cemburuan katanya. Apalagi nanti, kan ada alasan ... umi mau menurunkan ilmu sama Aisha. Ilmu untuk memuaskan biarhi Yosef. “

Tiba - tiba terdengar seruan Aisha di belakangku, “Umiiiii .... !”

Lalu muncullah Aisha. Memeluk Umi dengan wajah ceria.

Kemudian kami bertiga masuk ke dalam villa. Dan kuajak langsung masuk ke dalam kamar utama.

“Kamu mau diajarin bagaimana caranya meladeni suami di atas ranjang ?” tanya Umi yang sudah duduk di atas sofa. Aisha pun duduk di sampingnya.

“Mau Umi. Aku kan belum tau caranya, “ sahut Aisha penuh semangat.

“Kita langsung pada prakteknya aja ya. Gak usah banyak teori. Sini Yos, “ Umi melambaikan tangannya padaku.

Aku pun menghampiri Umi, berdiri di depan Umi.

“Aku akan mengajarkan bagaimana caranya mengoral suami, “ kata Umi sambil membuka belahan kimonoku dan menurunkan celana dalamku sampai terlepas.

“Nih ... kontol Yosef masih lemas kan, ” kata Umi sambil memegang kontolku yang memang masih lemas.

Aisha mengangguk - angguk dengan sorot serius.

“Untuk membuatnya ngaceng, seorang istri harus berusaha menegangkan kontol suaminya. Perhatikan ... begini caranya, “ kata Umi yang disusul dengan memasukkan kontolku ke dalam mulutnya. Lalu Umi menyelomoti kontolku, sambil mengalirkan air liurnya ke sekujur badan kontolku, untuk mengocok kontolku yang tidak terkulum olehnya.

Tak lama kemudian kontolku pun membesar dan memanjang, sampai akhirnya ngaceng full. “Tuh lihat ... kontol suamimu langsung ngaceng kan ?”

“Iya Umi, “ Aisha mengangguk - angguk dengan sorot wajah semakin serius.

“Sekarang umi mau ajarin bagaimana caranya untuk menggoyang pantat ketika sedang disetubuhi oleh suamimu. Jadi jangan cuma diam seperti boneka, “ kata Umi sambil berdiri dan menanggalkan baju jubah hitamnya. Lalu juga bra dan celana dalamnya dilepaskan. Bahkan jilbabnya pun ditanggalkan.

“Kamu harus telanjang juga, biar nanti gampang mempraktekkannya sendiri, “ kata Umi sambil memegang bahu keponakan yang sudah dianggap anaknya sendiri itu.

Aisha menurut saja. Dilepaskannya segala yang melekat di tubuhnya, sampai akhirnya telanjang bulat juga seperti aku dan Umi Saida.

“Pada waktu menelentang, jangan asal celentang. Sekali - sekali kamu harus mengangkat kakimu sampai seperti ini, “ kata Umi sambil menarik kedua lututnya dengan sepasang tangannya. Sehingga sepasang kakinya mengangkang lebar, sementara mulut memeknya tampak ternganga kemerahan.

Kata Umi lagi, “Lihat ... kalau posisimu seperti ini, suamimu akan memasukkan kontolnya sambil berlutut. Dalam posisi seperti ini, kontol Yosef bisa masuk sedalam mungkin ... coba masukin kontolmu Yos ... “

Aku tertawa di dalam hati. Karena dengan cara seperti itu, aku akan mengentot Umi di depan istriku yang berdarah Arab itu.

Lalu aku berlutut sambil mengarahkan kontolku ke mulut memek Umi yang ternganga dan sangat menggiurkan itu. Lalu kudesakkan kontolku sekuat mungkin. Dan ... kontolku membenam sedikit demi sedikit sampai akhirnya mentok di dasar liang memek Umi.

Spontan Umi bersuara, “Dududuuuh ... Aisha ... kontol suamimu sampai mentok gini di dasar liang memek umi. Gak apa - apa kan umi pinjam suamimu dulu, untuk wikwik sama umi sampai selesai ?”

“Iya Umi, lanjutkan aja. Aku ingin menyaksikannya, supaya bisa meniru gerak - gerik Umi nantinya, “ sahut Aisha dengan polosnya. Lalu ia duduk bersila di dekat bahu Umi.

Aku tak peduli lagi dengan kepolosan Aisha yang sudah jadi istriku itu. Karena mulai merasa syur lagi dengan cengkraman liang memek Umi yang luar biasa nikmatnya ini.

Lalu sambil memegang kedua lipatan lutut Umi, kontolku mulai mengentot liang memek mertua yang lezatos dan nikmatos itu.

Umi pun mulai lupa daratan, karena kontolku mulai menggenjot liang memek Arab ini. “Ooooo ... oooooohhhhh .... Yoooosssss ... oooooo .... ooooooohhhh ... Yooooseeeef ... Yoooossssseeeeef ... ooooooo .... oooooohhhh ... Aishaaaaaa .... perhatikan dengan cemat yaaaa ... kamu beruntung Aisha ... punya suami yang kontolnya panjang sekali iniiiii ... perhatikan Aishaaaaa ... kontol suamimu ini sangat enaaaaaaaak .... sangat nikmaaaaaaaat ... Aishaaaa ... perhatikaaaaaaan yaaaaa .... “

Aisha hanya mengangguk - angguk dengan polosnya. Seolah Umi benar- benar sedang mengajarinya. Padahal Umi sudah mulai lupa daratan. Bahkan akhirnya Umi tidak mengangkang lagi. Kedua kakinya merentang di atas kasur, sehingga aku pun tidak berlutut lagi, melainkan menjatuhkan daddaku ke atas sepasang toket gede Umi. Lalu meremasnya kuat - kuat. Sementara Umi mulai menggoyangkan pantat super semoknya. Memutar - mutar dan meliuk - liuk menyerupai angka delapan.

Aisha benar - benar serius memperhatikan geolan pantat Umi itu, seolah anak SD yang tengah menyimak peragaan gurunya.

Aku pun tak sekadar mengentot, tapi juga mulai menjilati leher Umi, sementara tangan kiriku mulai meremas toket kanannya. Hal ini pun tampak diamati dengan serius oleh Aisha.

Cukup lama aku mengentot Umi di depan mata Aisha. Sehingga badanku mulai bersimbah keringat. Begitu pula Umi, keringat sudah membanjiri tubuh bohainya.

Umi pun seperti sudah lupa pada keponakannya. Umi hanya mendesah dan merintih - rintih terus dengan histerisnya. “Oooooo .... oooooh .... Yoooseeefff ... ini luar biasa enaknyaaaaa ... umi merasa seperti sedang melayang - layang di langit ... langitnya surga dunia Yoooossssssssss .... oooooohhhhh .... entot teruuus Yoooosssss .... entooooottttttt ... ooooooooo .... oooooooh Yooooosssss ... umi sudah mau orgasme Yoooosssss .... sudah mau lepaaaaassssss .... “

Lalu Umi berkelojotan. Dan akhirnya mengejang tegang. Pada saat yang sama kutancapkan kontolku sedalam mungkin, sampai menabrak dan mendorong dasar liang memek Umi.

Tapi aku masih jauh dari ngecrot. Karena kali ini persetubuhanku dengan Umi adalah ronde kedua bagiku (ronde pertama waktu belah duren dengan Aisha tadi).

Sementara kulihat Aisha seperti tergiur setelah menyaksikanku menyetubuhi Umi tadi. Tadinya aku akan mengeksekusi Aisha untuk kedua kalinya, karena aku masih merasa powerfull.

Tapi tiba - tiba Umi berkata padaku, “Ayo kita peragakan posisi doggy. Biar banyak ilmu bisa diserap oleh Aisha. “

Umi seolah sudah menjadi segalanya bagiku. Sehingga aku tak bisa menolak keinginan apa pun yang terlontar dari mulut Umi.

Maka kusetujui saja ajakan Umi itu. Lalu kucabut kontolku dsari liang memek yang sudah basah oleh lendir libidonya. Sementara Umi langsung menungging sambil berkata kepada Aisha, “Berikutnya posisi nungging, yang orang - orang menyebutnya sebagai posisi doggy. Kamu perhatikan baik - baik ya. “

“Iya Umi, “ sahut Aisha sambil tersenyum ceria. Seolah orang haus pengetahuan yang akan mendapatkan ilmu baru.

Aku pun berlutut di depan pantat super semok Umi. Dengan mudahnya kontolku didorong dan dibenamkan ke dalam liang memek Umi yang memang masih sangat basah itu.

Aku pun menampar sepasang buah pantat Umi keras - keras.

Plaaaaaak ... ploooookkk ... !

“Kok pantat Umi ditempelengin ?” tanya Aisha bernada complain.

Umi yang menyahut, “Itu biasa, untuk membangkitkan gairah kedua belah pihak. Ayo sekarang tarik rambutku seperti menarik tali kendali kuda Yos. “

Rambut panjang Umi memang sudah tergerai lepas. Maka kukelompokkan rambutnya untuk pegangan tangan kanan dan tangan kiriku. Dan mulailah aku mengentot memek Umi sambil menarik - narik kedua kelompok rambutnya, dengan tangan kanan dan tangan kiri. Tak ubahnya seorang joki yang sedang menunggangi kudanya.

“Hesssshhh ... hessssshhhhh ... hessssssh ... “cetusku.

Aisha pun ketawa cekikikan, “Hihihiiiiii ... Kanda Yosef seperti sedang menunggang kuda ... hihihiiiii ... ! ”

Cukup lama aku mengentot dengan menarik - narik rambut panjang Umi. Namun aku merasa punya kartu as. Mengentot sambil menggesek - gesek kelentit Umi. Pasti Umi takkan bertahan lama nanti. Lalu aku bisa mengentot Aisha untuk kedua kalinya. Dan aku merasa masih jauh dari ejakulasi.

Rambut Umi kulepaskan. Lalu tangan kiriku mencari cari kelentit Umi. Setelah menemukannya, ujung jari tangan kiriku mulai menggesek - gesek kelentit Umi yang lebih gede daripada kelentit bangsaku. Sementara tangan kananku terjulur ke depan, untuk meremas - remas toket gede Umi yang sebelah kanan.

Maka Umi pun mulai meraung - raung lagi. “Yoooosssseeeeffff ... ooooooh Yooooossss ... di dunia ini mungkin sedikit sekali lelaki yang sehebat kamu ... ooooohhhh ... Yoooss ... ooooohhhhhhh ... elusin terus itilku Yoooossss ... iyaaaaaa ... iyaaaaaa ... elus terus itilnya Yooooooosssss .... duuuuuuuuuhhhh ... ini nikmat sekali Yoooooosssssssssssss ... nikmaaaaaaaaaat ... elus itilnyaaaaaa ... itiiilllnyaaaaa ... ooooooh ... Yoseeeeeeeffffff ... ini sangat enaaaaaaaaak Yooooooooooosssss ... “

Mungkin Umi sudah lupa bahwa Aisha sedang mengamati semuanya ini. Untungnya Aisha yang polos itu malah tersenyum - senyum sambil mengamati Umi dan aku yang sedang bersetubuh dalam posisi doggy ini.

Lama sekali aku mengentot Umi dalam posisi doggy ini. Sehingga keringat semakin membanjiri tubuhku. Begitu pula dengan Umi, punggungnya tampak sudah bersimbah keringat.

Sampai akhirnya Umi memekik, “Yoooooooossssssssss ... umi mau lepas lagiiiiii ... “

Umi bekelojotan lagi. Lalu ambruk tengkurap, sehingga kontolku terlepas dari liang memek Umi.

Cepat aku mendorong dada Aisha agar celentang sambil berkata, “Mungkin Dinda masih belum bisa mengikuti semua yang Umi ajarkan ya. “

“Iya Kanda, “ sahut Aisha, “Aku masih harus banyak belajar sama Umi. “

“Jadi mau kayak tadi aja mainnya ?” tanyaku.

“Iya, “ sahut Aisha yang sepasang pahanya sedang kurenggangkan.

Lalu kuraba - raba memek Aisha, memasukkan jari tengahku pula ke dalam celah memeknya. Ternyata liang memek Aisha sudah basah dan licin. Mungkin diam - diam Aisha jadi horny ketika menyaksikanku menyetubuhi Umi tadi.

Maka meski liang memek Aisha super sempit, aku berhasil membenamkan kontolku ke dalam liang memek Aisha. Blessssssssssssssskkkkkkk ....

Lalu mulailah kontolku mengentot liang memek Aisha yang super sempit ini.

Aisha hanya celentang statis dan membiarkan kontolku maju mundur di dalam liang memeknya. Hal ini terlihat oleh Umi yang sudah duduk di samping Aisha. “Belajar goyang dong pantatnya Sha. Jangan diem kayak gebok pisang gitu. “

“Belum bisa Umi, “ sahut Aisha, “Nanti harus dilatih sama Umi, supaya goyangannya gak ngawur. Makanya Umi jangan pulang dulu sebelum aku pandai goyang ya. “

“Iya deh ... nanti umi latih sampai pandai. Tapi berarti umi harus sering wikwik dong sama suamimu. “

“Nggak apa Umi. Kan aku sayang Umi. “

“Kalau umi jadi ketagihan ... ingin digauli sama Yosef gimana ? “

“Iya gak apa - apa Umi. “

“Yosef, “ Umi menepuk pantatku, “Nanti umi harus dikasih jatah juga ya. “

“Siap Umi. Santai aja, “ sahutku.

Sebenarnya pembicaraan antara umi denganku itu cuma sandiwara. Umi ingin menciptakan kesan bahwa hubungannya denganku baru terjadi saat ini. Saat Umi berada di villaku ini.

Dan Aisha yang polos memang menerbitkan perasaan iba juga di batinku.

Begitulah. Selama seminggu aku, Aisha dan Umi berada di dalam villaku.

Tentu saja bukan sekadar untuk mengobrol dan makan tidur.

Yang diutamakan adalah hubungan seks.

Dan aku benar - benar kenyang dibuatnya. Karena diladeni oleh dua macam memek. Memek remaja dan memek setengah baya.

Namun dengan jujur kuakui sekali lagi, bahwa di antara semua memek yeng pernah kuentot, memek Umi Saida itu yang paling lezat dan nikmat sekali.

Karena itu aku akan memprioritaskan memek Umi untuk kuentot selama proyek pembangunan pabrik garment baru itu belum selesai.

Dan setelah pabrik baru itu selesai dibangun, aku akan menempatkan Aisha untuk menjadi wakilku dalam mengelola pabrik busana muslim dan muslimah itu. Terlebih setelah aku melihat hasil coretan - coretan design yang dibuat oleh Aisha, aku yakin bahwa Aisha sangat berbakat.

Semoga ia bisa mengembangkan bakatnya di pabrik baruku kelak .....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd