Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT G I G O L O

Status
Please reply by conversation.
Episode 2



Part 05




Ruang kerja lamaku yang sekujurnya terbuat dari kayu jati itu terpaksa kurelakan untuk dijadikan salah satu counter food marketku. Karena yang mendaftarkan diri untuk memiliki counter di food marketku cukup banyak. Maka aku mengalah, menyerahkan ruang kerja, ruang tamu dan kamar pribadiku untuk dijadikan counter food market yang dipimpin oleh Tante Marsha.

Waktu grand opening hotel baruku, Mbak Mona diundang juga olehku. Karena awalnya sekali hotel dan tanahnya itu berasal darinya. Mbak Mona tampak senang sekali menyaksikan hotel pemberian darinya sudah berkembang pesat. Yang membuatnya amat bahagia, adalah hotel lamaku yang sekujurnya terbuat dari kayu jati itu tidak diratakan dengan tanah. Cuma fungsinya saja yang berubah. Tadinya kamar - kamar hotel, sekarang jadi counter - counter food market.

Ruang kerja baruku dibuat tersendiri di belakang hotel baruku. Dengan pembagian ruangan dimiripkan dengan di ruang kerja lamaku. Ada ruang kerjanya, ada ruang tamunya dan ada pula kamar pribadiku, untuk “beristirahat” sekaligus bisa dipakai wikwik dengan mangsaku.

Bedanya dengan di ruang kerja lamaku, adalah aku tak mau tidur di hotel lagi. Karena hotel baruku sudah beroperasi. Jadi aku tidur di rumah megah hadiah dari Tante Sharon itu. Dalam keadaan seperti itu, dengan sendirinya Mama Lanny lah yang paling sering kusetubuhi. Karena Mama Lanny ingin punya anak lagi, katanya. Sementara itu Zelita sudah pandai jalan, bahkan sudah bisa berlari meski sesekali terjatuh dan menangis.

Tentang Tante Marsha yang kupasrahkan untuk mengelola food market, secara rutin kugauli. Agar semangat kerjanya tetap berkobar.

Lucunya, Anggraeni yang sudah menjadi istri keempatku, sama sekali tidak tahu bahwa di ruang kerjaku ada kamar pribadinya. Anggraeni memang taat pada perintah dan saranku saja. Dan kini dia sedang hamil 3 bulan. Sementara Mayang, yang kutempatkan sebagai manager food and beverage, tampak biasa - biasa saja. Tetap minum pil kontrasepsi secara teratur, karena belum mau hamil. Karena statusnya masih belum jelas.

Beberapa hari setelah habis - habisan wikwik di villaku, Bu Handayani tampak lebih bersemangat melakukan tugasnya. Dan selalu berkoordinasi dengan Antoinette dengan kompaknya.

Sepulangnya dari villa, dua hari aku tidak ke kantor. Karena asyik mengajak main Zelita, asyik pula ngentot memek ibunya. Tapi meski sudah “rajin” ngentot Mama Lanny, ibu tiriku itu belum hamil - hamil juga. Mungkin Zelita belum mau punya adik, karena Zelita sendiri baru berumur setahun lebih enam bulan.

Istri muda ayah yang biasa kupanggil Mamie itu belum hamil - hamil juga. Begitu juga ibu tiriku yang biasa kupanggil Bunda itu, belum hamil juga.

Pada hari ketiga setelah “kisah indah” di villaku bersama Bu Handayani itu, aku masuk kantor seperti biasa. Memang sebagai owner aku tidak wajib ngantor. Aku hanya masuk kantor untuk membiasakan diri hidup dalam rutinitas saja.

Pada hari itulah Fayola minta izin untuk menghadap. Warga negara Prancis berdarah Afrika itu mau melaporkan sesuatu katanya.

Setelah mendapat izin dariku, wanita belia berkulit hitam tapi manis itu muncul di ruang kerjaku. “Selamat pagi Big Boss, “ ucapnya dengan sikap sopan. Mungkin di Eropa tidak ada yang bersikap sopan seperti Fayola itu. Tapi karena dia pernah lama bekerja di sebuah hotel bintang lima di Indonesia, mungkin dia sudah membiasakan diri mengikuti sopan santun sebagaimana lajimnya di Indonesia.

“Pagi ... ada apa Olla ?” tanyaku sambil mempersilakan Fayola duduk di kursi yang menghadap ke meja kerjaku.

“Ini aku membuat skema operasional hotel, lengkap dengan perinciannya, “ sahut Fayola sambil menyerahkan seberkas konsep yang dibuatnya sendiri.

“Lho ... seharusnya yang begini ini cukup dilaporkan ke general manager aja, “ kataku.

“Sudah. Tapi Antoinette minta agar aku melaporkannya juga kepada Big Boss. Karena konsep baru ini masih kurang lazim di Indonesia, tapi sudah biasa dilakukan di Eropa dan Amerika. “

“Oke, “ aku mengangguk - angguk. Lalu memperhatikan berkas yang diserahkan oleh wanita belia berkulit hitam tapi manis itu.

Setelah memperhatikan konsep buatan Fayola itu, memang banyak hal baru yang akan dioperasikan di hotelku. Tapi semuanya positif menurutku. Maka lalu kataku, “Konsepmu ini boleh dicoba di hotelku. Anggap saja sebagai percobaan. Lalu lihat hasilnya nanti. Kalau positif buat hotel secara keseluruhan, berarti konsep ini bisa dijalankan seterusnya. “

“Siap Big Boss. Terima kasih. “

“Olla ... apakah Antoinette pernah cerita tentang rencana weekend di villaku ?”

“Pernah. Katanya pada weekend mendatang ini. “

“Kamu sudah berpikir apa yang akan kita lakukan di villa nanti ?”

“Mmm ... refreshing dan ... sex mungkin. “

“Memangnya kamu sudah siap untuk bercinta denganku ?”

“Sangat siap Big Boss. Masa bercinta dengan lelaki semuda dan setampan Big Boss tidak mau, “ sahutnya agak tersipu.

“Dengan Antoinette aku sudah sering melakukannya, “ kataku, “Tapi dengan ebony woman aku sama sekali belum pernah merasakannya. Padahal kata orang - orang, black woman itu powerfull dan enak sekali rasanya. Karena itu aku ingin membuktikannya sekarang juga. Bagaimana ? Kamu tidak berkeberatan untuk melakukannya sekarang ?”

“Di sini ? “ tanyanya.

“Ya bukan di ruang kerja ini, “ sahutku sambil berdiri, “Kita lakukan di kamar pribadiku. “

Fayola yang saat itu sudah memakai seragam manager, spanrok dan blazer abu - abu, dengan blouse putih, berdiri juga. Lalu mengikuti langkahku menuju pintu kamar pribadiku. Harum parfum yang Fayola pasti beli di Prancis. Karena parfum Prancis amat tersohor di dunia.

Setelah berada di dalam kamar pribadiku, Fayola kuajak duduk di atas sofa putih.

“Antoinette saja belum pernah kuajak ke kamar pribadiku ini. Tapi kamu kuprioritaskan, karena aku ingin sekali merasakan nikmatnya wanita berkulit hitam, “ ucapku sambil melingkarkan lengan kiriku di leher Fayola.

“Sejak divorce dengan suami, aku tak pernah merasakannya lagi sampai sekarang Big Boss. “

“Mantan suamimu berdarah Afrika juga ?”

“Dia asli Prancis, bukan dari Afrika. “

“Terus, kenapa bisa divorce ?”

“Dia peminum berat. Kalau sudah mabuk, dia sering menyiksaku. Makanya kuceraikan dia, “ sahutnya. Di Barat memang biasa istri menceraikan suaminya. Karena tidak ada istilah “suami menjatuhkan talak” di sana. Bahkan kebanyakan yang menceraikan itu pihak istri. Seperti Fayola ini.

“Mau tetap berpakaian lengkap begitu ?” tanyaku sambil menanggalkan jas dan dasiku. Lalu kulepaskan juga sepatu dan kaus kakiku.

Pada saat yang sama Fayola pun melepaskan blazer dan spanrok abu - abunya. Lalu blouse putihnya pun dilepaskan. Bahkan beha hitamnya pun ditanggalkan. Tinggal celana dalam yang masih melekat di badannya.

Aku pun melepaskan celana panjang dan kemeja tangan panjangku. Lalu menggantungkan semuanya di kapstok. “Gantungkan saja pakaianmu di sini, “ kataku sambil menunjuk ke kapstok di dinding.

Ketika Fayola sudah menggantungkan pakaiannya di kapstok, aku sempat memegang toketnya yang masih terasa kencang. “Payudaramu masih kencang gini. Padahal usiamu sudah duapuluhtiga kan ?”

“Betul Big Boss, “ sahutnya sambil tersenyum.

Dalam keadaan sama - sama tinggal bercelana dalam, kutuntun Fayola ke atas bedku yang serba putih. Memang kamar pribadiku ini serba putih. Benda - benda yang ada di sini, putih semua.

Di atas bed ini pula kutarik celana dalam Fayola, karena penasaran, ingin segera tahu seperti apa memek wanita muda berkulit hitam tapi manis ini.

Hmmm ... memeknya tidak berjembut dan tampak mengkilap. Seperti tidak pernah tumbuh bulu di memek hitam legam itu. Ketika kungangakan labia mayoranya, bagian dalam memeknya berwarna merah muda yang sangat kontras dengan kulitnya yang benar - benar hitam.

Meski berdarah Afrika, Fayola lahir besar di Prancis. Sehingga perilakunya sama dengan negro di Amerika. Begitu aku selesai memeriksa memeknya, ia bangkit dan menyelinapkan tangannya ke balik celana dalam yang belum kulepaskan.

“Boleh kulepaskan celana dalamnya ?” tanya Fayola.

Aku mengangguk sambil tersenyum. Fayola pun menurunkan celana dalamku sampai terlepas dari kedua kakiku. Dan perempuan hitam manis itu seperti kaget setelah melihat kontolku yang sudah ngaceng ini. Lalu memegangnya sambil berkata perlahan, “Panjang sekali Big Boss. “

“Memangnya ex suamimu gak panjang ?” tanyaku.

“Pendek dan kecil, “ sahutnya sambil meletakkan kontolku di telapak tangan kirinya dan mengelus - elusnya dengan telapak tangan kanannya.

“Lelaki bule kan biasanya panjang gede penisnya, “ ucapku.

“Tidak semuanya panjang gede. Dan kebetulan aku dapetnya yang pendek kecil, “ sahut Fayola sambil mengusap - usapkan kontolku ke pipinya. Lalu dimasukkannya kontolku ke dalam mulutnya. Sementara aku cuma celentang sambil menikmati permainan oral Fayola.

Seperti pernah kuungkapkan terdahulu, sebenarnya aku kurang suka dioral, diselomoti atau disepong. Karena menurut pengalamanku, setelah kontolku dimasukkan ke dalam memek yang mengoralku itu, durasi entotanku jadi lebih pendek daripada seharusnya. Kalau tidak dioral bisa ngentot setengah jam lebih, misalnya, kalau dioral dulu bisa seperempat jam udah ngecrot. Hal itulah yang kutakutkan.

Tapi kalau jilmek aku suka sekali. Maka aku hanya membiarkan Fayola mengoralku sebentar saja. Lalu kudorong dia agar gantian menelentang.

Setelah perempuan berkulit hitam legam itu celentang, aku pun cepat menyerudukkan mulutnya ke memeknya yang gundul mengkilap itu. Memek Fayola tidak menyiarkan harum parfum, kecuali aroma asli memeknya yang justru merangsang nafsu syahwatku semakin menggelegak.

Memang dokter - dokter tidak menganjurkan kemaluan wanita disemprot parfum. Hanya daerah di dekat kemaluannya saja yang boleh disemprot parfum, di pangkal paha atau di bawah pusar perut misalnya.

Tadinya kupikir kulit orang Afrika itu kasar seperti banyak yang dialami oleh sebagian orang bule. Tapi ternyata tidak. Fayola ini permukaan kulitnya halus, meski warnanya hitam legam.

Yang unik, bagian dalam memek Fayola seperti membara warnanya. Memang pink, tapi merahnya lebih dominan.

Labia mayoranya tebal sekali, seperti labia mayora Umi Saida. Mungkin sebagai tanda daya cengkramnya kuat pada waktu kuentot nanti.

Ternyata Fayola pun kurang suka dioral terlalu lama. Mungkin takut keburu becek nanti.

Ketika aku meletakkan moncong kontolku di ambang mulut memek Fayola, janda muda berkulit hitam itu berkata, “Aku tidak punya birth control pil, Big Boss. Kalau tau mau beginian pasti tadi beli dulu ke apotek. Jadi ... please jangan dilepasin di dalam ya. “

“Aku punya stock banyak pil kontrasepsi tuh di lemari obat, “ sahutku.

“Oh, baguslah. Jadi aku bisa menikmatinya secara full, “ kata Fayola sambil merenggangkan sepasang pahanya selebar mungkin.

Aku pun mendorong kontolku sekuat mungkin. Sedikit demi sedikit kontolku melesak masuk ke dalam liang memek Fayola yang terasa unik bagiku. Liang memeknya memang licin, tapi dindingnya seperti ribuan telur ikan. Membuatku heran sekaligus menambah perbendaharaan memekku.

Yang jelas, ketika aku mulai mengayun kontolku, terasa benar bagaimana nikmatnya bergesekan dengan dinding lubang memek Fayola itu.

Selain daripada itu, ketika bibir kami berciuman, terasa lain rasa dan kesannya. Bibirnya seolah sesuatu yang legit dan enak rasanya. Sehingga aku enggan untuk melepaskan lumatanku yang dibalas dengan lumatan pula.

Sepasang toketnya yang masih fresh pun tak luput dari remasan dan celucupanku. Demikian pula lehernya yang jenjang itu, mulai kujilati disertai dengan gigitan - gigitan kecil.

Bokong hitam itu pun mulai bergoyang. Tapi goyangannya berbeda dengan goyang karawang. Goyangan bokong Fayola mirip goyangan bokong Umi Saida. Gerakannya mirip ayunan ombak. Maju mundur, menukik dan mendongak.

Memang dengan gerakan seperti ini, dengan sendirinya kelentit Fayola yang berwarna pink kemerahan itu bergesekan secara berirama dengan badan kontolku. Seharusnya hal ini akan menyebabkan Fayola cepat orgasme.

Tapi ternyata tidak. Fayola tetap tangguh meski entotanku mulai gencar dan keras. Padahal aku sudah berupaya dengan menjilati lehernya, mengemut pentil toket yang satu sementara tanganku meremas - remas toket yang satunya lagi. Namun Fayola tetap tangguh. Ia hanya mendesah - desah tanpa merintih sedikit pun.

Namun ketika aku menjilati ketiaknya yang harum deodoran impor, barulah ia merintih di antara desahannya. “Hhhhhhh ... hhhhhhhhhaaaaaahhhhh ... hhhhhaaaaaahhhhhhh ... hhhhaaahhhhh .... oooooohhhh ... Big Boss ... tu es le meilleur jeune homme ... “ (tu es le meilleur jeune homme = Anda adalah lelaki muda terbaik)

Aku lalu menyadari bahwa ketiak Fayola adalah titik yang paling sensitif baginya. Setelah ketiaknya kujilati, kugigit - gigit dan kusedot - sedot, barulah ia mulai klepek - klepek.

Badannya semakin mengkilap, seperti sedan hitamku. Karena ia mulai berkeringat.

Aku tahu dia sudah hampir orgasme. Karena pelukannya sudah berubah jadi cengkraman, makin lama makin kuat. Aku pun menanggapinya dengan mempercepat entotanku. Membuat cengkramannya semakin kuat.

Aku menyadari apa yang sedang terjadi. Bahwa Fayola sudah mau orgasme. Karena itu kutancapkan kontolku sampai menabrak dasar liang memeknya.

Lalu ia merintih perlahan, “ Ooooohhhhhh .... ooooooooo ... oooooooohhhhh .... oooo ... ooooooooooooohhhhh .... ! “ Lalu rintihannya terhenti. Mulutnya ternganga. Nafasnya tertahan dan .... liang memeknya mengedut - ngedut kencang. Disusul dengan membludaknya lendir libido wanita hitam manis itu. Sehingga liang memeknya langsung terasa banjir lendir alias becek.

Dan aku paling suka memek becek sehabis orgasme. Karena beceknya itu pertanda “kemenanganku”. Karena itu aku mendiamkan kontolku beberapa detik. Lalu akan mengayunnya kembali kalau Fayola sudah pulih dari kelunglaiannya.

Tapi tiba - tiba handphoneku berdenting ... tiiiiiiiing ..... !

Maka buru - buru kucabut kontolku dari liang memek becek Fayola. Dan bergegas melangkah ke kapstok di mana jasku tergantung. Kukeluarkan hape dari saku jasku.

Ternyata yang call itu Antoinette ... !

“Hallo ... “

“Selamat pagi Big Boss ... bisakah aku menghadap sekarang ?”

“Oke, “ sahutku singkat. Lalu menutup kembali hubungan selulerku dengan Antoinette.

Lalu buru - buru kukenakan celana panjang dan kemeja tangan panjangku, tanpa mengenakan celana dalam. Dan kukenakan sandal kulit yang selalu tersimpan di kamar pribadi baruku.

Kemudian aku keluar dari kamar pribadiku, menuju ruang kerjaku. Pada saat yang sama Antoinette muncul, dalam seragam karyawatiku. Blazer, spanrok serba abu - abu dan blouse putih bersih.

Aku tidak mempersilakannya duduk. Aku bahkan menarik tangannya menuju pintu kamar pribadiku. Antoinette tampak bingung, tapi ia melangkah juga mengikutiku ke arah pintu kamar pribadiku.

Setelah berada di dalam kamar pribadiku, Antoinette ternganga ketika melihat Fayola dalam keadaan telanjang bulat di atas bed pribadiku.

“Katanya mau dilakukan di villa ... “ gumam Antoinette sambil duduk di pinggir bed dan mengusap - usap perut Fayola yang masih mengkilap oleh keringatnya.

“Rencana di villa kan tiga hari lagi, “ sahutku, “Sekarang apa salahnya dimulai di sini, hitung - hitung perkenalanku dengan Olla. “

“Terus ... Big Boss mengajakku ke sini karena aku bakal dapat jatah juga sekarang ?”

“Oui, “ sahutku dalam bahasa Prancis, yang artinya sama dengan iya.

Antoinette tersenyum manis. Lalu tanpa menunggu perintahku, Antoinette menanggalkan blazer dan spanrok serba abu - abunya. Blouser putihnya pun ditanggalkan, sehingga tinggal celana dalam dan bra serba putih yang masih melekat di tubuh putih mulusnya.

Pada saat yang sama aku pun sudah melepaskan celana panjang dan kemeja putihku, sehingga aku sudah langsung telanjang bulat lagi. Sementara Antoinette pun sudah melepaskan bra dan celana dalamnya.

“Mau lanjutkan sama dia dulu ?” tanya Antoinette sambil menunjuk ke arah Fayola yang masih celentang lemah.

“Dia sudah orgasme, tapi aku belum ejakulasi, “ sahutku sambil menunjuk ke arah kontolku sendiri yang masih ngaceng berat ini.

Antoinette mengangguk - angguk sambil tersenyum manis. Sementara Fayola turuyn dari bed menuju kamar mandi.

“Nanti ejakulasinya di dalam vaginaku aja ya, “ bisik Antoinette.

“Iya, “ sahutku, “Supaya kamu hamil. “

“Jangan hamili aku dulu dong. Aku kan mau berkarier dulu. “

“Tapi aku ingin punya anak darimu. Kebayang lucunya anak kita nanti. “

“Terus anaknya kan harus ada yang ngurus. “

“Di Indonesia sih gampang nyari babysitter. Pokoknya nanti aku yang bertanggungjawab penuh mengenai anaknya. Kamu bisa tetap berkarier tanpa diganggu oleh kehadiran bayi kita. “

“Ya udah. Kalau gitu aku siap hamil deh. Yang penting masa depan anak kita nanti terjamin, “ sahut Antoinette ketika aku sudah meletakkan kepala kontolku di ambang mulut memeknya.
Terimakasih updatenya hu. Memang biar bagaimana pun RL harus diutamakan.
 
Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk mengupdate.
Semoga RLnya lancar dan sukses. Tetap sehat dan semangat hu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd