Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT G I G O L O

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Episode 2



Part 16A



A
ku semakin terkesan oleh pribadi Lan Ying yang menelan air maniku sampai habis, tak disisakan setetes pun. Menurut kata orang – orang, wanita yang berani menelan air mani pasangan seksualnya, berarti wanita itu mencintai pasangannya. Dan lelaki yang pernah ditelan habis air maninya oleh seorang wanita, maka wanita itu takkan dilupakan oleh si lelaki sampai kapan pun.

Setelah Zelita bangun, kuajak dia ke mall yang punya tempat bermain anak – anak. Tentu saja Lan Ying pun ikut.

Di mall itu kubelikan belasan stel pakaian untuk Lan Ying, juga belasan stel pakaian untuk Zelita. Kemudian Zelita dibawa ke tempat bermain anak – anak. Tapi Zelita tidak suka mobil – mobilan, kapal – kapalan dan sebagainya. Zelita hanya suka main di kolam bola. Maka Zelita berguling – guling di antara ribuan bola kecil yang berwarna – warni. Tampak bahagia sekali anakku yang semakin cantik itu.

Ketika Zelita sedang asyik berguling – guling di kolam bola, aku berkata kepada Lan Ying, “Mudah – mudahan Zelita jadi anak penyabar kelak. Karena yang mengasuhnya pun penyabar. “

Lan Ying menatapku dengan senyum manis di bibir sensualnya. Lalu mengangguk sambil membiarkan tangannya kupegang dan kuremas perlahan. “Lita itu anak baik. Gak pernah rewel seperti anak orang lain. Makanya aku juga langsung jatuh sayang padanya, “ kata Lan Ying.

“Makanya kamu jangan hamil dulu, “ kataku, “ Kalau kamu hamil, siapa yang ngurusin Lita nanti ?”

“Iya sih. Aku mau ngikuti kata – kata Bang Asep aja. Aku mau menikmati aja indahnya hubungan kita. Tapi Abang yakin Cici Lanny takkan marah setelah tau kita punya hubungan ?” Lan Ying menatapku dengan sorot cemas di mata sipitnya.

Kujawab dengan bisikan, “Nanti aku akan ngentot kamu di depan Mama Lanny. Aku jamin Mama Lanny takkan marah, bahkan pasti suka. Palingan dia minta dientot juga. “

“Hihihihiiii ... “ Lan Ying ketawa cekikikan.

“Apalagi sekarang Cici Fen kan sudah pindah ke rumah yang dekat dengan FO baru. Jadi meski pun kita tidak punya rencana begituan, bisa aja Mama Lanny minta ditemani olehmu ... untuk meladeni aku. “

“Cici Fen juga pernah dibegituin sama Bang Asep ?”

“Iya, “ aku mengangguk jujur.

“Dan sekarang Cici Fen berdiri sendiri untuk mengurus FO baru ya. Tentu hal itu ada kaitannya dengan Abang, “ kata Lan Ying.

“Iya, “ aku mengangguk, “Setiap perempuan yang punya hubungan denganku, hidupnya harus senang. Jangan melarat seperti waktu masih di Singkawang. Nanti kamu akan ada gilirannya. Meski kamu gak megang FO, kamu harus senang. Karena aku bertekad untuk menyenangkan kehidupanmu juga. “

“Terimakasih Bang. Aku sih dengan disayang sama Bang Asep aja udah merasa senang. “

Waktu pulang ke hotelku, hari sudah mulai malam. Zelita malah sudah tidur di atas pangkuan Lan Ying. Tadi di mall Lan Ying masih sempat memberi bubur bayi untuk Zelita.

Menurut keterangan Lan Ying, Zelita belum mau dikasih nasi. Sehingga masih makan bubur balita, terkadang diaduk dengan biskuit.

Setibanya di kamar pribadiku, Zelita langsung ditidurkan di atas bed kecil itu.

Lan Ying pun bersih – bersih di kamar mandi. Keluar lagi sudah mengenakan kimono.

Aku pun menyambutnya dengan pelukan di dekat pintu kamar mandi. Mengajaknya duduk berdampingan di atas sofa.

Ketika kuselinapkan tanganku ke balik kimononya, ternyata Lan Ying sudah tidak mengenakan pakaian dalam lagi. Mungkin karena dia sudah menduga kalau aku bakal mengewenya lagi.

Lalu Lan Ying menelentang di atas karpet lantai, dengan menggunakan kimono sebagai alas punggungnya. Kali ini kedua pahanya direnggangkan selebar mungkin, sehingga bentuknya seperti kodok swike. Melihat Lan Ying mengangkang lebar itu, aku pun menanggalkan seluruh busanaku sampai telanjang juga seperti Lan Ying.

Karena Lan Ying mengangkang sedemikian rupa, aku pun tidak merapatkan perutku ke perutnya. Dengan setengah berlutut kubenamkan kontolku ke dalam liang memek Lan Ying, sambil menahan tubuhku dengan memegang sepasang toket gede Lan Ying.

Lalu mulailah kontolku memompa liang memek Lan Ying yang legit dan mencengkram itu, sambil meremas sepasang toket gedenya.

“Aaaa ... aaaah .... kalau aku ngangkang gini, jadi kuat bener nyundulinnya ... ta ... tapi oooooohhhhh ... enak sekali Bang ... “ desah Lan Ying dengan gigi gemeletuk.

Namun pada dasarnya fisik Lan Ying sangat kuat. Lama kelamaan dia malah kelihatan enjoy dalam posisi ngangkang begitu. Bahkan kedua lututnya jadi berdampingan dengan sepasang toket gedenya, sementara aku makin gencar mengentotnya sambil menahan tubuhku dengan menekan dan meremas toketnya yang empuk – empuk kenyal.

Cukup lama aku mengentot dalam posisi ini. Sampai akhirnya Lan Ying meluruskan kedua kakinya, sehingga aku bisa merapatkan perutku ke perutnya. Maka mulut dan tanganku bisa leluasa beraksi. Mulutku menyeruduk lehernya buat kujilati disertai dengan gigitan – gigitan kecil, sementara tanganku bisa sepuasnya meremas – remas toket gedenya.

Beberapa saat kemudian Lan Ying pun orgasme lagi. Namun liang memeknya tidak becek. Hanya lebih licin dari tadi, tanpa menimbulkan bunyi crak-crek.

Lan Ying pun tidak minta istirahat. Bahkan bibirku berkali – kali dicium dan dilumatnya, sementara kontolku tetap gencar mengentot liang memek empuk dan mencengkram ini.

Sampai akhirnya aku yang menggelepar di atas perut Lan Ying, sambil memuntahkan air maniku di dalam liang heunceutnya.

Kemudian kami sama – sama melangkah ke dalam kamar mandi. Untuk membersihkan keringat kami.

Kami saling menyabuni dengan asyiknya. Namun seperti biasa, kalau sudah saling menyabuni begini, kontolku tegang kencang lagi. Lalu kami bersetubuh sambil berdiri di dalam kamar mandi. Ketika kaki kami pegal, Lan Ying kusuruh duduk di atas meja yang terbuat dari batu pualam, dengan sepasang kaki terjuntai. Lalu sambil berdiri kontolku mengentot liang memek Lan Ying lagi.

Dalam posisi inilah kami mencapai puncak kenikmatan secara bersama – sama.

Kemudian kami lanjutkan mandi dengan air hangat shower. Sampai benar – benar bersih.

Malam itu untuk pertama kalinya aku tidur dengan Lan Ying, sambil saling peluk dengan hangatnya. Sementara Zelita tetap nyenyak tertidur di atas bed kecil itu.

Esok paginya ketika aku terbangun, Zelita tampak sedang asyik nonton film kartun di televisi. Terkadang dia tampak tegang, terkadang ketawanya tergerai ketika layar televisi sedang memperagakan saling kejarnya seekor kucing dengan seekor tikus.

Jujur, aku bahagia sekali menyaksikan Zelita yang sedang asyik nonton begitu.

Kalau aku bukan orang sibuk, mau juga rasanya aku mengasuh Zelita tiap hari.

Siangnya Zelita kubawa ke toko yang menjual kebutuhan anak secara lengkap. Apa pun yang ditunjuk oleh Zelita, kubeli.

Maka sorenya, ketika aku mengantarkan Zelita, kulihat Mama Lanny tersenyum – senyum melihat Zelita sudah membawa banyak mainan baru. Sayangnya Mama Lanny melarang untuk memberi makanan seperti coklat atau permen. Karena kuatir kalau makanan wajib tidak dimakannya.

“Gimana ? Udah sukses dengan Lan Ying ? “ tanya Mama Lanny ketika Lan Ying sedang ke dapur.

“Udah, “ sahutku sambil tersenyum.

“Syukurlah ... mama selalu ingin membahagiakanmu dengan apa yang bisa mama berikan. Tapi ingat, dia jangan diajak pindah seperti Hua ya. “

Aku mengangguk sambil tersenyum.

Ketika aku mau meninggalkan rumah pemberian Tante Sharon itu, kucium bibir Mama di depan Lan Ying. Lalu kucium juga bibir Lan Ying di depan Mama Lanny.

Kemudian aku meninggalkan rumah itu tanpa sepengetahuan Zelita. Karena takut kalau dia mau ikut lagi.



2 hari kemudian ...

Tadinya aku mau pulang ke rumah rahasiaku, untuk menengok keadaan Hua dan ibunya. Karena sejak Hua kupindahkan ke rumah itu, aku belum pernah menginap di sana. Tapi sebelum aku berangkat ke sana, hanphoneku berdering, dari nomor yang tidak kukenal.

Awalnya aku malas menerima call dari nomor yang tak kukenal. Karena di zaman sekarang ini banyak penipu yang ingin mendapatkan “rejeki nomplok” lewat segala macam cara.

Tapi siapa tahu ada urusan bisnis yang bakal mendatangkan keuntungan. Maka kuterima juga call itu, dengan niat akan segera menutup kembali dan memblokir nomor itu kalau ada gejala – gejala aneh.

Lalu :

“Hallo ... “

“Ini dengan Yosef ?”

“Betul. Anda siapa ya ?”

“Aku Roxanne, teman Regina. Bisa kita ketemuan ?”

“Regina yang teman Bu Haryani ?”

“Iya. Aku punya maksud yang sama dengan Regina. “

“Bisa lebih jelas lagi bicaranya ? Maksud Anda gimana ya ?”

“Aku ingin hamil juga seperti Regina. “

Wow, aku baru mengerti maksud perempuan bernama Roxanne itu. Maka kataku di dekat hape, “Kalau ingin hamil, pertemuannya harus di masa subur. “

“Ya aku tau itu. Sekarang ini aku sedang dalam masa subur. Bisa ketemuan sejam lagi ?”

“Kirimkan aja alamat lengkapnya Bu. “

“Oke. “

Lalu kuterima alamat sebuah villa di luar kota. Disertai keterangan, bentuk villanya seperti bidak benteng catur.

Dengan agak tergesa – gesa aku memanaskan mesin mobilku. Kemudian minum suplement dan vitamin. Berdandan secara casual saja, mengenakan celana denim dan baju kaus hitam. Lalu menghampiri mobilku yang sudah dipanaskan mesinnya.

Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 4 sore. Sebelum jam 5 sore aku harus sudah tiba di villa yang alamat lengkapnya sudah ada padaku. Memang letaknya di luar kota. Tapi tidak jauh dari batas kota. Sehingga menurut perhitunganku, meski jalanan macet pun aku akan tiba di villa itu tepat pada waktunya.

Dan memang benar. Tepat pada waktu yang diinginkan oleh klienku yang bernama Roxanne itu, aku sudah tiba di depan villa yang unik bentuknya. Seperti benteng dalam bidak catur. Persis sama seperti itu. Cuma tentu saja ukurannya besar.

Seingatku, Bu Haryani pernah memberitahu agar aku jangan bilang kepada Bu Regina kalau aku ini seorang gigolo. Maka sampai saat ini Bu Regina tetap tidak tahu bahwa aku ini seorang gigolo. Maka mungkin juga Bu Regina tidak memberitahu kepada temannya itu kalau aku ini seorang gigolo.

Lalu kalau bukan sebagai seorang gigolo, sebagai apa aku mendatangi villa berbentuk benteng catur itu ? Sebagai pejantan yang punya hobby gasak memek ?

Terawanganku buyar ketika sebuah pintu besi terbuka di dinding benteng itu. Seorang wanita keluar dari pintu besi itu. “Yosef ?” tanyanya sambil menghampiri mobilku.

“Betul, “ aku mengangguk, “Dengan Bu Roxanne ?”

“Iya. Masukkan aja mobilnya ke sana, “ ucapnya sambil menunjuk ke pintu besi yang sudah terbuka lebar itu.

Aku mengangguk. Lalu menjalankan mobilku ke dalam pintu yang sudah terbuka lebar itu. Ternyata pintu besi itu menuju garasi. Di dalam tampak 2 buah mobil tersimpan. Sebuah sedan sport dan sebuah limousine. Itu di dalam garasi villa. Apalagi di dalam garasi rumah tinggalnya. Mungkin bisa puluhan koleksi mobilnya.

Kelihatannya Bu Roxanne itu wanita berdarah campuran bule. Karena melihat dari bentuk body, kulit dan wajahnya memang bentuk indo - bule. Juga kalau dinilai dari namanya, mungkin jarang wanita asli bangsaku bernama Roxanne.

Ternyata bangunan villa itu terbuat dari batu – batuan yang dikikis semua, bukan dengan bata. Sehingga bentuknya alamiah. Bebatuan diselingi tanaman hias di sana – sini.

Kolam renangnya pun terbuat dari batu – batuan yang disusun rapi. Tanpa menggunakan keramik sama sekali. Begitu juga meja dan kursi, semuanya terbuat dari batu – batuan tanpa dicat sama sekali. Bahkan tempat tidurnya pun terbuat dari batu – batuan. Tapi kasur dan kain seprainya pun diatur agar warnanya seirama dengan nuansa bebatuan itu.

Ketika aku masih berdiri di ruang tamu yang dinding, lantai dan kursi – kursinya terbuat dari bebatuan semua, Bu Roxanne memegang sepasang bahuku sambil berkata, “Benar kata Regina. Kamu memang tampan sekali Yosef. “

“Ibu juga cantik, “ sahutku mengimbangi.

“Panggil aku Roxie aja. Jangan panggil ibu – ibuan. “

“Roxie ... ?”

“Ya Roxie nama kecilku. Dan aku lahir besar di Eropa. Di sana saling panggil nama saja. Gak pake embel – embel seperti di sini. “

“Iya Bu, eh Roxie ... “

Lalu Bu Roxanne mengajakku duduk di kursi batu, tapi bertilamkan busa berlapis kain oscar abu – abu juga. Seirama dengan nuansa bebatuan.

Kutaksir Roxanne ini sebaya dengan Lan Ying. Bentuk tubuhnya pun mirip – mirip. Sama – sama tinggi montok. Mungkin toketnya pun sama gede dengan toket Lan Ying. Tapi bokongnya gedean bokong Lan Ying. Kalahnya Lan Ying, dari tingginya. Bu Roxanne ini lebih tinggi daripada Lan Ying. Kulitnya pun lebih putih Bu Roxanne. Maklum darah campuran bule, mungkin (karena saat itu aku belum tahu asal – usulnya).

“Keputusanku untuk memilih dirimu untuk menghamiliku, karena aku ingin dihamili oleh lelaki yang tidak kenal denganku. Tidak kenal juga riwayat hidupku. Jadi aku ini darah blasteran Eropa dan Indonesia. Itu saja, “ kata Bu Roxanne.

“Iya Roxie, “ sahutku mulai membiasakan menyebut nama kecilnya.

“Yang penting, kalau kamu berhasil menghamiliku, aku akan memberikan bonus juga seperti yang pernah Regina berikan padamu. Kamu dikasih hadiah sebuah sedan sport kan ?”

Kuiyakan saja pertanyaannya. Biar cepat beres. Padahal aku mendapatkan sebuah jeep buatan amrik dan uang dalam jumlah yang sangat banyak. Jeep dan uang itu kalau dijumlahkan, nominalnya sama dengan harga sebuah sedan sport baru (bukan sedan sport second).

“Kalau kamu berhasil menghamiliku, akan kutransfer duit senilai dengan harga sedan sport baru seperti yang pernah Regina hadiahkan. Terserah Yosef nanti mau diapakan uang itu. “

“Aku tidak memikirkan masalah bonusnya dulu. Yang kupikirkan bagaimana cara untuk menghamili Roxie dulu, “ kataku.

“Oke ... mungkin aku butuh Yosef selama seminggu di sini. Bagaimana ? “

“Maksudnya supaya selama masa subur aku harus hubungan seks tiap hari ?”

“Iya. Karena sel telur wanita itu sudah ditebak kapan akan munculnya. Jadi kita ambil praktisnya saja, Yosef harus menyetubuhiku tiap hari selama seminggu. “

“Oke, “ aku mengangguk sambil tersenyum.

Lalu Roxanne berdiri dan mengajakku ke luar. Menuju taman bebatuan yang diselingi tanaman hias di sana sini.

“Di sini kita bebas melakukan apa pun, “ kata Roxanne setelah berdiri di taman bebatuan itu, sambil menanggalkan fullover hitamnya. Disusul dengan pelepasan branya, sehingga sepasang toket gedenya mulai terpamerkan padaku.

Kemudian ia melepaskan sepatu bootnya, disusul dengan menanggalkan celana jeansnya yang aku tahu asli buatan amrik. Sehingga tubuh putih seksi itu tinggal mengenakan celana dalam saja. Bahkan sesaat kemudian celana dalam itu pun dilepaskan dari kedua kakinya.

Lalu ia bertolak pinggang di depanku. “Bagaimana ? Apakah aku cukup memenuhi syarat untuk Yosef miliki selama seminggu di sini ?” tanyanya.

“Roxie ya cantik ya seksi pula, “ sahutku pada saat kontolku mulai ngaceng di balik celana denim dan celana dalamku .....

 
Episode 2



Part 16A



A
ku semakin terkesan oleh pribadi Lan Ying yang menelan air maniku sampai habis, tak disisakan setetes pun. Menurut kata orang – orang, wanita yang berani menelan air mani pasangan seksualnya, berarti wanita itu mencintai pasangannya. Dan lelaki yang pernah ditelan habis air maninya oleh seorang wanita, maka wanita itu takkan dilupakan oleh si lelaki sampai kapan pun.

Setelah Zelita bangun, kuajak dia ke mall yang punya tempat bermain anak – anak. Tentu saja Lan Ying pun ikut.

Di mall itu kubelikan belasan stel pakaian untuk Lan Ying, juga belasan stel pakaian untuk Zelita. Kemudian Zelita dibawa ke tempat bermain anak – anak. Tapi Zelita tidak suka mobil – mobilan, kapal – kapalan dan sebagainya. Zelita hanya suka main di kolam bola. Maka Zelita berguling – guling di antara ribuan bola kecil yang berwarna – warni. Tampak bahagia sekali anakku yang semakin cantik itu.

Ketika Zelita sedang asyik berguling – guling di kolam bola, aku berkata kepada Lan Ying, “Mudah – mudahan Zelita jadi anak penyabar kelak. Karena yang mengasuhnya pun penyabar. “

Lan Ying menatapku dengan senyum manis di bibir sensualnya. Lalu mengangguk sambil membiarkan tangannya kupegang dan kuremas perlahan. “Lita itu anak baik. Gak pernah rewel seperti anak orang lain. Makanya aku juga langsung jatuh sayang padanya, “ kata Lan Ying.

“Makanya kamu jangan hamil dulu, “ kataku, “ Kalau kamu hamil, siapa yang ngurusin Lita nanti ?”

“Iya sih. Aku mau ngikuti kata – kata Bang Asep aja. Aku mau menikmati aja indahnya hubungan kita. Tapi Abang yakin Cici Lanny takkan marah setelah tau kita punya hubungan ?” Lan Ying menatapku dengan sorot cemas di mata sipitnya.

Kujawab dengan bisikan, “Nanti aku akan ngentot kamu di depan Mama Lanny. Aku jamin Mama Lanny takkan marah, bahkan pasti suka. Palingan dia minta dientot juga. “

“Hihihihiiii ... “ Lan Ying ketawa cekikikan.

“Apalagi sekarang Cici Fen kan sudah pindah ke rumah yang dekat dengan FO baru. Jadi meski pun kita tidak punya rencana begituan, bisa aja Mama Lanny minta ditemani olehmu ... untuk meladeni aku. “

“Cici Fen juga pernah dibegituin sama Bang Asep ?”

“Iya, “ aku mengangguk jujur.

“Dan sekarang Cici Fen berdiri sendiri untuk mengurus FO baru ya. Tentu hal itu ada kaitannya dengan Abang, “ kata Lan Ying.

“Iya, “ aku mengangguk, “Setiap perempuan yang punya hubungan denganku, hidupnya harus senang. Jangan melarat seperti waktu masih di Singkawang. Nanti kamu akan ada gilirannya. Meski kamu gak megang FO, kamu harus senang. Karena aku bertekad untuk menyenangkan kehidupanmu juga. “

“Terimakasih Bang. Aku sih dengan disayang sama Bang Asep aja udah merasa senang. “

Waktu pulang ke hotelku, hari sudah mulai malam. Zelita malah sudah tidur di atas pangkuan Lan Ying. Tadi di mall Lan Ying masih sempat memberi bubur bayi untuk Zelita.

Menurut keterangan Lan Ying, Zelita belum mau dikasih nasi. Sehingga masih makan bubur balita, terkadang diaduk dengan biskuit.

Setibanya di kamar pribadiku, Zelita langsung ditidurkan di atas bed kecil itu.

Lan Ying pun bersih – bersih di kamar mandi. Keluar lagi sudah mengenakan kimono.

Aku pun menyambutnya dengan pelukan di dekat pintu kamar mandi. Mengajaknya duduk berdampingan di atas sofa.

Ketika kuselinapkan tanganku ke balik kimononya, ternyata Lan Ying sudah tidak mengenakan pakaian dalam lagi. Mungkin karena dia sudah menduga kalau aku bakal mengewenya lagi.

Lalu Lan Ying menelentang di atas karpet lantai, dengan menggunakan kimono sebagai alas punggungnya. Kali ini kedua pahanya direnggangkan selebar mungkin, sehingga bentuknya seperti kodok swike. Melihat Lan Ying mengangkang lebar itu, aku pun menanggalkan seluruh busanaku sampai telanjang juga seperti Lan Ying.

Karena Lan Ying mengangkang sedemikian rupa, aku pun tidak merapatkan perutku ke perutnya. Dengan setengah berlutut kubenamkan kontolku ke dalam liang memek Lan Ying, sambil menahan tubuhku dengan memegang sepasang toket gede Lan Ying.

Lalu mulailah kontolku memompa liang memek Lan Ying yang legit dan mencengkram itu, sambil meremas sepasang toket gedenya.

“Aaaa ... aaaah .... kalau aku ngangkang gini, jadi kuat bener nyundulinnya ... ta ... tapi oooooohhhhh ... enak sekali Bang ... “ desah Lan Ying dengan gigi gemeletuk.

Namun pada dasarnya fisik Lan Ying sangat kuat. Lama kelamaan dia malah kelihatan enjoy dalam posisi ngangkang begitu. Bahkan kedua lututnya jadi berdampingan dengan sepasang toket gedenya, sementara aku makin gencar mengentotnya sambil menahan tubuhku dengan menekan dan meremas toketnya yang empuk – empuk kenyal.

Cukup lama aku mengentot dalam posisi ini. Sampai akhirnya Lan Ying meluruskan kedua kakinya, sehingga aku bisa merapatkan perutku ke perutnya. Maka mulut dan tanganku bisa leluasa beraksi. Mulutku menyeruduk lehernya buat kujilati disertai dengan gigitan – gigitan kecil, sementara tanganku bisa sepuasnya meremas – remas toket gedenya.

Beberapa saat kemudian Lan Ying pun orgasme lagi. Namun liang memeknya tidak becek. Hanya lebih licin dari tadi, tanpa menimbulkan bunyi crak-crek.

Lan Ying pun tidak minta istirahat. Bahkan bibirku berkali – kali dicium dan dilumatnya, sementara kontolku tetap gencar mengentot liang memek empuk dan mencengkram ini.

Sampai akhirnya aku yang menggelepar di atas perut Lan Ying, sambil memuntahkan air maniku di dalam liang heunceutnya.

Kemudian kami sama – sama melangkah ke dalam kamar mandi. Untuk membersihkan keringat kami.

Kami saling menyabuni dengan asyiknya. Namun seperti biasa, kalau sudah saling menyabuni begini, kontolku tegang kencang lagi. Lalu kami bersetubuh sambil berdiri di dalam kamar mandi. Ketika kaki kami pegal, Lan Ying kusuruh duduk di atas meja yang terbuat dari batu pualam, dengan sepasang kaki terjuntai. Lalu sambil berdiri kontolku mengentot liang memek Lan Ying lagi.

Dalam posisi inilah kami mencapai puncak kenikmatan secara bersama – sama.

Kemudian kami lanjutkan mandi dengan air hangat shower. Sampai benar – benar bersih.

Malam itu untuk pertama kalinya aku tidur dengan Lan Ying, sambil saling peluk dengan hangatnya. Sementara Zelita tetap nyenyak tertidur di atas bed kecil itu.

Esok paginya ketika aku terbangun, Zelita tampak sedang asyik nonton film kartun di televisi. Terkadang dia tampak tegang, terkadang ketawanya tergerai ketika layar televisi sedang memperagakan saling kejarnya seekor kucing dengan seekor tikus.

Jujur, aku bahagia sekali menyaksikan Zelita yang sedang asyik nonton begitu.

Kalau aku bukan orang sibuk, mau juga rasanya aku mengasuh Zelita tiap hari.

Siangnya Zelita kubawa ke toko yang menjual kebutuhan anak secara lengkap. Apa pun yang ditunjuk oleh Zelita, kubeli.

Maka sorenya, ketika aku mengantarkan Zelita, kulihat Mama Lanny tersenyum – senyum melihat Zelita sudah membawa banyak mainan baru. Sayangnya Mama Lanny melarang untuk memberi makanan seperti coklat atau permen. Karena kuatir kalau makanan wajib tidak dimakannya.

“Gimana ? Udah sukses dengan Lan Ying ? “ tanya Mama Lanny ketika Lan Ying sedang ke dapur.

“Udah, “ sahutku sambil tersenyum.

“Syukurlah ... mama selalu ingin membahagiakanmu dengan apa yang bisa mama berikan. Tapi ingat, dia jangan diajak pindah seperti Hua ya. “

Aku mengangguk sambil tersenyum.

Ketika aku mau meninggalkan rumah pemberian Tante Sharon itu, kucium bibir Mama di depan Lan Ying. Lalu kucium juga bibir Lan Ying di depan Mama Lanny.

Kemudian aku meninggalkan rumah itu tanpa sepengetahuan Zelita. Karena takut kalau dia mau ikut lagi.



2 hari kemudian ...

Tadinya aku mau pulang ke rumah rahasiaku, untuk menengok keadaan Hua dan ibunya. Karena sejak Hua kupindahkan ke rumah itu, aku belum pernah menginap di sana. Tapi sebelum aku berangkat ke sana, hanphoneku berdering, dari nomor yang tidak kukenal.

Awalnya aku malas menerima call dari nomor yang tak kukenal. Karena di zaman sekarang ini banyak penipu yang ingin mendapatkan “rejeki nomplok” lewat segala macam cara.

Tapi siapa tahu ada urusan bisnis yang bakal mendatangkan keuntungan. Maka kuterima juga call itu, dengan niat akan segera menutup kembali dan memblokir nomor itu kalau ada gejala – gejala aneh.

Lalu :

“Hallo ... “

“Ini dengan Yosef ?”

“Betul. Anda siapa ya ?”

“Aku Roxanne, teman Regina. Bisa kita ketemuan ?”

“Regina yang teman Bu Haryani ?”

“Iya. Aku punya maksud yang sama dengan Regina. “

“Bisa lebih jelas lagi bicaranya ? Maksud Anda gimana ya ?”

“Aku ingin hamil juga seperti Regina. “

Wow, aku baru mengerti maksud perempuan bernama Roxanne itu. Maka kataku di dekat hape, “Kalau ingin hamil, pertemuannya harus di masa subur. “

“Ya aku tau itu. Sekarang ini aku sedang dalam masa subur. Bisa ketemuan sejam lagi ?”

“Kirimkan aja alamat lengkapnya Bu. “

“Oke. “

Lalu kuterima alamat sebuah villa di luar kota. Disertai keterangan, bentuk villanya seperti bidak benteng catur.

Dengan agak tergesa – gesa aku memanaskan mesin mobilku. Kemudian minum suplement dan vitamin. Berdandan secara casual saja, mengenakan celana denim dan baju kaus hitam. Lalu menghampiri mobilku yang sudah dipanaskan mesinnya.

Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 4 sore. Sebelum jam 5 sore aku harus sudah tiba di villa yang alamat lengkapnya sudah ada padaku. Memang letaknya di luar kota. Tapi tidak jauh dari batas kota. Sehingga menurut perhitunganku, meski jalanan macet pun aku akan tiba di villa itu tepat pada waktunya.

Dan memang benar. Tepat pada waktu yang diinginkan oleh klienku yang bernama Roxanne itu, aku sudah tiba di depan villa yang unik bentuknya. Seperti benteng dalam bidak catur. Persis sama seperti itu. Cuma tentu saja ukurannya besar.

Seingatku, Bu Haryani pernah memberitahu agar aku jangan bilang kepada Bu Regina kalau aku ini seorang gigolo. Maka sampai saat ini Bu Regina tetap tidak tahu bahwa aku ini seorang gigolo. Maka mungkin juga Bu Regina tidak memberitahu kepada temannya itu kalau aku ini seorang gigolo.

Lalu kalau bukan sebagai seorang gigolo, sebagai apa aku mendatangi villa berbentuk benteng catur itu ? Sebagai pejantan yang punya hobby gasak memek ?

Terawanganku buyar ketika sebuah pintu besi terbuka di dinding benteng itu. Seorang wanita keluar dari pintu besi itu. “Yosef ?” tanyanya sambil menghampiri mobilku.

“Betul, “ aku mengangguk, “Dengan Bu Roxanne ?”

“Iya. Masukkan aja mobilnya ke sana, “ ucapnya sambil menunjuk ke pintu besi yang sudah terbuka lebar itu.

Aku mengangguk. Lalu menjalankan mobilku ke dalam pintu yang sudah terbuka lebar itu. Ternyata pintu besi itu menuju garasi. Di dalam tampak 2 buah mobil tersimpan. Sebuah sedan sport dan sebuah limousine. Itu di dalam garasi villa. Apalagi di dalam garasi rumah tinggalnya. Mungkin bisa puluhan koleksi mobilnya.

Kelihatannya Bu Roxanne itu wanita berdarah campuran bule. Karena melihat dari bentuk body, kulit dan wajahnya memang bentuk indo - bule. Juga kalau dinilai dari namanya, mungkin jarang wanita asli bangsaku bernama Roxanne.

Ternyata bangunan villa itu terbuat dari batu – batuan yang dikikis semua, bukan dengan bata. Sehingga bentuknya alamiah. Bebatuan diselingi tanaman hias di sana – sini.

Kolam renangnya pun terbuat dari batu – batuan yang disusun rapi. Tanpa menggunakan keramik sama sekali. Begitu juga meja dan kursi, semuanya terbuat dari batu – batuan tanpa dicat sama sekali. Bahkan tempat tidurnya pun terbuat dari batu – batuan. Tapi kasur dan kain seprainya pun diatur agar warnanya seirama dengan nuansa bebatuan itu.

Ketika aku masih berdiri di ruang tamu yang dinding, lantai dan kursi – kursinya terbuat dari bebatuan semua, Bu Roxanne memegang sepasang bahuku sambil berkata, “Benar kata Regina. Kamu memang tampan sekali Yosef. “

“Ibu juga cantik, “ sahutku mengimbangi.

“Panggil aku Roxie aja. Jangan panggil ibu – ibuan. “

“Roxie ... ?”

“Ya Roxie nama kecilku. Dan aku lahir besar di Eropa. Di sana saling panggil nama saja. Gak pake embel – embel seperti di sini. “

“Iya Bu, eh Roxie ... “

Lalu Bu Roxanne mengajakku duduk di kursi batu, tapi bertilamkan busa berlapis kain oscar abu – abu juga. Seirama dengan nuansa bebatuan.

Kutaksir Roxanne ini sebaya dengan Lan Ying. Bentuk tubuhnya pun mirip – mirip. Sama – sama tinggi montok. Mungkin toketnya pun sama gede dengan toket Lan Ying. Tapi bokongnya gedean bokong Lan Ying. Kalahnya Lan Ying, dari tingginya. Bu Roxanne ini lebih tinggi daripada Lan Ying. Kulitnya pun lebih putih Bu Roxanne. Maklum darah campuran bule, mungkin (karena saat itu aku belum tahu asal – usulnya).

“Keputusanku untuk memilih dirimu untuk menghamiliku, karena aku ingin dihamili oleh lelaki yang tidak kenal denganku. Tidak kenal juga riwayat hidupku. Jadi aku ini darah blasteran Eropa dan Indonesia. Itu saja, “ kata Bu Roxanne.

“Iya Roxie, “ sahutku mulai membiasakan menyebut nama kecilnya.

“Yang penting, kalau kamu berhasil menghamiliku, aku akan memberikan bonus juga seperti yang pernah Regina berikan padamu. Kamu dikasih hadiah sebuah sedan sport kan ?”

Kuiyakan saja pertanyaannya. Biar cepat beres. Padahal aku mendapatkan sebuah jeep buatan amrik dan uang dalam jumlah yang sangat banyak. Jeep dan uang itu kalau dijumlahkan, nominalnya sama dengan harga sebuah sedan sport baru (bukan sedan sport second).

“Kalau kamu berhasil menghamiliku, akan kutransfer duit senilai dengan harga sedan sport baru seperti yang pernah Regina hadiahkan. Terserah Yosef nanti mau diapakan uang itu. “

“Aku tidak memikirkan masalah bonusnya dulu. Yang kupikirkan bagaimana cara untuk menghamili Roxie dulu, “ kataku.

“Oke ... mungkin aku butuh Yosef selama seminggu di sini. Bagaimana ? “

“Maksudnya supaya selama masa subur aku harus hubungan seks tiap hari ?”

“Iya. Karena sel telur wanita itu sudah ditebak kapan akan munculnya. Jadi kita ambil praktisnya saja, Yosef harus menyetubuhiku tiap hari selama seminggu. “

“Oke, “ aku mengangguk sambil tersenyum.

Lalu Roxanne berdiri dan mengajakku ke luar. Menuju taman bebatuan yang diselingi tanaman hias di sana sini.

“Di sini kita bebas melakukan apa pun, “ kata Roxanne setelah berdiri di taman bebatuan itu, sambil menanggalkan fullover hitamnya. Disusul dengan pelepasan branya, sehingga sepasang toket gedenya mulai terpamerkan padaku.

Kemudian ia melepaskan sepatu bootnya, disusul dengan menanggalkan celana jeansnya yang aku tahu asli buatan amrik. Sehingga tubuh putih seksi itu tinggal mengenakan celana dalam saja. Bahkan sesaat kemudian celana dalam itu pun dilepaskan dari kedua kakinya.

Lalu ia bertolak pinggang di depanku. “Bagaimana ? Apakah aku cukup memenuhi syarat untuk Yosef miliki selama seminggu di sini ?” tanyanya.

“Roxie ya cantik ya seksi pula, “ sahutku pada saat kontolku mulai ngaceng di balik celana denim dan celana dalamku .....

[/URL]
Pertamaxxx
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd