Setelah itu akupun menuju ruanganku, karena letaknya satu lantai dengan ruang ko Andrew, kuputuskan untuk menyapanya, kumasuki ruangan nya tanpa mengetuk pintu, karena memang pintunya tidak tertutup rapat..
Ia sedang duduk dibalik meja kerja nya, matanya menatapku dengan tatapan penuh amarah.. "apapun rencanamu, aku akan mengawasimu..!" katanya dengan nada bergetar.
.
"kenapa ko, kok berfikiran buruk ke aku..!" kataku sambil mendekatinya dan duduk di atas meja didepannya..
.
"aku tahu kamu punya rencana buruk.. Jangan harap aku bisa mempercayaimu.." katanya lagi, aku dapat melihatnya begitu emosi, wajahnya begitu berkeringat..
.
Aku mendekat kesampingnya, kudekatkan wajahku ke telinganya.. "dengar baik-baik, aku hanya ingin mengembalikan apa yang pernah kalian berikan padaku.." bisikku ditelinganya, kujulurkan lidahku menjilat daun telinganya dan tanganku menyentuh depan celananya kugenggam tonjolan kelamin nya itu.. "bersiaplah ko.." kataku sambil meremas gundukan didepan celananya itu, lalu kutinggalkan, tapi sebelum keluar, kubalikan tubuhku dan berkata "ternyata yang itu belum bisa tumbuh besar juga ya... Upps lupa kan sarangnya juga kualitas rendah, kurang gizi, mana ada vitamin nya..!" ejekku dan langsung meninggalkannya.
.
Hari-hari berikutnya aku sibuk dengan rutinitas baruku dikantor ini, sambil berusaha mencari hal yang bisa kugunakan untuk menjatuhkan ko Andrew, ternyata tidak butuh waktu lama untuk menemukannya, selang seminggu kemudian aku tahu, kalo ko.Andrew tertipu oleh kontraktor yang sebelumnya direncanakan menjadi pengembang di hotel ini, uang muka proyek sebesar 10milyar yang berasal dari orang yang diajak join sudah dibayarkan namun tidak jelas rimba nya, dan kini sipemilik modal hanya tahu kalau ko Andrew lah yang bertanggung jawab.
.
"apa maksud semua ini?... Ini hutang pribadi saya, dan jadi tanggung jawab saya..." ko Andrew berkata penuh emosi didepan rapat direksi, yang kuadakan untuk membahas masalah hutang nya.
.
"oleh sebab itu, sebelumnya kami telah memutuskan bahwa sebelum anda menyelesaikan hutang ini, sebaiknya anda non aktif dulu, dari posisi anda, karena kami tidak ingin nanti masalah hutang ini jadi membawa-bawa hotel ini.." kata salah seorang direksi pada ko Andrew..
.
"ini pasti rencana kamu perempuan sundal...!" katanya menunjukku geram, lalu menggebrak meja dan meninggalkan ruangan.
.
Akhirnya aku berhasil menyingkirkan ko Andrew dari hotel ini, namun itu tak cukup buatku, ini baru awalnya.
.
Diam-diam ku kirim orang untuk menemui Astri, memintanya menemuiku dihotel..
"kamu tahu untuk apa aku meminta bertemu..?" tanyaku.
Dia hanya menggeleng.
" suamimu punya hutang, kamu pasti sudah tahu itu kan, dan kini sipemilik uang ingin melapor ke polisi.!" kataku padanya.
.
"tolong yun, kamu sudah mengeluarkannya dari hotel, apa masih kurang cukup.." Astri berkata dengan mata tampak menangis..
.
"untuk itu aku memintamu kesini, kesempatanmu untuk menolong suamimu ada ditanganmu sendiri sekarang.."
.
"apa yang kamu mau aku lakukan..?"
.
"datang lagi kehotel ini, nanti malam, tanpa sepengetahuan suamimu..!" perintahku.
.
"tapi Yun, aku tidak bisa keluar malam, aku punya anak yang masih kecil, trus bagaimana aku memberitahu ko Andrew..!" protes nya.
.
"nanti malam atau lupakan.. Sudah aku banyak pekerjaan.." ucapku mengusir nya.
.
Sepeninggal Yuni kutemui pak Nyoman, orang yang memberi uang kepada ko Andrew, pak Nyoman ini pengusaha terkenal di Bali, memiliki beberapa klub malam dari kuta sampai legian, dan yang terpenting, pak Nyoman adalah seorang yang mata keranjang, sangat mudah dimanipulasi oleh paha dan dada seksi, untuk itulah kugunakan pakaian kantor yang seksi untuk menemuinya rok span mini nan ketat, blouse putih dan blazer.
.
"ibu yakin ga perlu saya temani..?" tanya pak Giman ketika sudah sampai didepan rumahnya..
.
"bapak tunggu saja disini, saya bisa sendiri.." ucapku.
.
Rumah pak Nyoman lumayan besar dengan taman luas dan dekorasi khas Bali, menunggu sejenak akhirnya pria paruh baya berkumis tebal itu keluar..
.
Setelah berkenalan dan ku jelaskan tawaranku untuk mengubah hutang ko.Andrew menjadi kepemilikan saham, iapun menyetujuinya.
"tapi dengan satu syarat.'' katanya, sebetulnya tanpa ia katakan pun aku sudah tahu apa yang ada di otaknya, karena sejak tadi pandangan mata nya menatapku dengan mesum.
"saya mengerti pak.. .!".
.
"hahaha.. Pintar, ayo.." ia bangkit dan menuntun tanganku masuk kedalam rumah, menuju kekamar yang ada disudut ruang utama.
.
.
Bersambung ke
.
CHAPTER 6 (final chapter)
.
=