Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Gairah di Kampung Terpencil.

Part 2....

Setelah seharian mengawasi pekerjaan dari kontaktor tower, akhirnya pukul 2 aku ijin balik ke rumah pak Sanusi. Langit tampak mendung pekat,kami menyusuri jalan yang desa yang sempit. Pak jono membawaku Kembali ke rumah pak Sanusi setelah 30 menit melewati perjananan yang sebenarnya tidak terlalu jauh tapi karena medan yang licin dan banyak lubang, akhirnya membuat perjalanan menjadi lama. Aku hanya berfikir entah bagaimana dulu mereka bisa membawa besi2 tower dan sebagainya sampai ke lokasi. Yang pasti tugasku adalah menginstal semua peralatan radio dan elektronik dari BTS yang akan dipasang. Sebenarnya aku tidak sendiri, ada temanku bagas yang harusnya datang Bersama, tapi karena ada masalah dengan BTS di lokasi lain, dia akan menyusul dalam waktu dekat.


Sampai di rumah pak Sanusi, kulihat titin sedang duduk di depan dengan senyumnya menyambutku, Nampak dia tidak malu malu lagi seperti tadi. Segera kusapa titin Ketika masuk pekarangan rumah.


“Hi titin, oh ya kok warung ibu sudah tutup” tanyaku.

“iya mas, ibu lagi takziah ke rumah sodara sama bapak di desa X”.

“Oalah… kamu sendirian dong sekarang”

“Iya… . mas mau kopi atau teh, aku buatkan ya.“ katanya.

“kopi aja deh..”

“Sekalian Makan ya mas… ada banyak nasi di belakang”. Katanya.

“Gak merepotkan nich?…” jawabku sambal nyengir.

“Gak lah mas.”.Jawabnya sambal berjalan ke arah belakang.

Aku segera masuk kamar dan berganti baju, karena bajuku sudah kotor semua. Ketika aku keluar kamar titin udah meyiapkan makanku serta kopi di meja ruang tengah. Diapun cekatan mengambikan piring dan nasi serta lauk untuk kumakan.

“Segini cukup mas?” tanyanya

“Iya segitu aja tin, aku makan gak pernah banyak kok”.

“yaudah titin ke ke belakang dulu ya” katanya sambal berlalu meninggalkanku.


Pukul 3.30 Aku dan titin berangkat ke desa seberang untuk membeli SIM Card untuknya. Kami mulai terasa akrab, Dengan membonceng model samping, dia tanpa ragu berpegangan memegang perutku. Jalanan desa yang penuh liku dan tanjakan harus kami lalui. Dengan penuh hati hati karena jalanan masih basah dan licin 30 menit kemudian kami sampai di gerbang desa dan tak lama kemudian SIM card dan pulsa telah aku dapatkan.. tak lupa aku membeli beberapa camilan dan keperluanku sebelum Kembali ke rumah pak Sanusi.

Pukul 5 aku sudah sampai di rumah pak Sanusi. Segera aku mandi dan berganti pakaian kemudian duduk di ruang tengah, menjelang magrib cuaca berangsur gelap. Titin mulai menyalakan lampu teplok tapi karena pak Sanusi belum datang . aku dan titin tidak bisa menyalakan lampu petromak di rumah sehingga cahaya lampu teplok tidak cukup menerangi ruang tengah yang lebar itu.


Titin tampak duduk sambil berusaha memainkan HP nya, sepertinya dia masih belum terbiasa mengoperasikan HP yang aku berikan sehingga tampak kesulitan.



‘Titin, gimana? Apa udah bisa cara pakainya?” tanyaku memulai pembicaraan.

“Dikit2 sih mas, tapi masih agak bingung.” Katanya

“Ya udah sini mas ajarin” kataku sambil menyuruhnya duduk di sebelahku di bangku rotan Panjang di ruang tengah. Titin berjalan mendekat dan duduk di sebelahku,

Sepertinya hujan di luar Kembali mengguyur walaupun tidak terlalu deras, cuaca seperti ini membuat jantungku makin berdesir.. apalagi hanya berdua di rumah bersama perempuan muda yang duduk sangat dekat denganku.

Titin sangat asyik dengan HP nya, sambil aku memberikan pengarahan. Tangan kananku mulai berpindah meraih pinggangnya dari belakang. pertama hanya kutempelkan saja, karena tidak ada reaksi penolakan darinya , aku mulai berani menyelus pinggangnya. Tubuh kami semakin merapat, Sambil mengajari titin, tanganku yang tadinya hanya mengelus pinggangnya. Sekarang sudah mulai bergerak nakal ke arah perutnya. Aku mulai menciumi telinganya dari samping, sepertinya titin mulai gelisah. Aku tidak perduli lagi, ciumanku mulai mengarah ke lehernya dari belakang. Dia mendesah pelan…


“mas…..” hanya itu yang keluar dari mulutnya…

“Ke kamarku yuk sayang” kataku sambal merangkulnya..


Diapun tidak menolakku.. segera kututup pintu depan, dan masuk ke kamar Bersama titin.

Kududukkan titin di tepi dipan, sementara aku berlutut di depannya. Dia tampak menunduk dan malu malu. Selanjutnya kurebahkan dia, dan tak lama kemudian akupun segera beraksi dengan mencium kening titin. Tangankupun mulai bergerilnya menyibak kaos titin sambil mulutku mulai mengulum bibirnya walaupun tanpa perlawanan berarti. Titin memang tidak telalu agresif, tipikal gadis desa yang pasrah. Tangan kananku berusaha membuka Kancing BH titin, setelah lepas. Segera kusibak BH nya, terlihat tetek titin yang masih ranum dan kencang khas ABG. dengan pentil masih kecil, segera kukulum pentilnya dengan perlahan. Aku harus sabar menghadapi gadis seperti titin, aku ingin dia pun menikmati momen2 ini.


Titin mulai mendesah Ketika tanganku meremas tetek kanannya . Sementara mulutku masih menjilati dan menyedot tetek satunya. Setelah puas bermain dengan teteknya. Tanganku mulai menyibak rok titin. Perlahan kuelus pahanya, lalu Kuelus daerah memeknya sambal terus menjilati tetek titin bergantian. Tanganku mulai menyusup ke dalam CD titin dan nampaknya dia sudah basah.


Nafsuku sudah mulai menggebu, segera kubuka semua pakaianku dan pakaian titin. Aku menindihnya dan tampaknya dia pun sudah sangat terangsang. Sambil berciuman, kugesekkan kontolku ke memek titin yang jarang bulunya itu naik turun. dia mendesis berkali kali..


“mas……..mas……”.

“iya sayang. Mas boleh masukin gak?” tanyaku.

“Boleh mas… tapi pelan pelan ya, titin sudah lama tidak berhubungan” katanya.


Kubimbing kontolku masuk ke memek titin pelan pelan, awalnya memang agak susah,. Dengan ukuran kontolku yang diatas rata2 memang perlu perjuangan, apalagi titin meskipun janda tapi belum pernah melahirkan, tentunya masih terasa sempit. Setelah berjuang agak lama, akhirnya kepala kontolku mulai bisa masuk ke memek titin, kumaju mundurkan dengan perlahan, dan titin semakin mendesis. Kumaju mundurkan lagi kontolku akhirnya lebih dari setengah kontolku bisa menembus memek titin yang sempit. Kupercepat tempo genjotanku. Kontolku akhirnya dapat menembus sepenuhnya, memek titin yang kecil dan sempit. Nampaknya titin beberapa kali mengalami orgasme sebelum akhirnya akupun akan segera menumpahkan spermaku segera.

“Sayang, aku mau keluar….. aaaaaaah… cret cret cret..” banyak sekali cairanku keluar membasahi memek titin. Segera aku berguling ke samping titin, kamipun saling berpelukan dan gak seberapa lama kamipun tertidur bersama masih dalam keadaan telanjang.

Bersambung part 3....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd