Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Gara Gara Ban Bocor

mamang acut

Suka Semprot
Daftar
15 Dec 2012
Post
5
Like diterima
35
Bimabet
:tegang:Panjul memang ABG yang bengal. Sekolahnya baru kelas 2 SMA. Tapi itu sudah dilaluinya dua tahun. Rokok itu hal biasa. Miras juga sesekali. Ngedrugs, dia pengen coba tapi nggak punya duit. Maen cewek, pegen banget. Tapi juga tidak kelakon karena tidak punya duit itu tadi. Mau ML sama pacar, huh siapa yang mau sama dia. Tampang kere, gigi mancung, item, dekil, bau pula. Mau memperkosa, dia tidak punya cukup nyali. Yang dia bisa cuma melototin cewek-cewek cakep di jalan atau di televisi lalu berfantasi menyetubuhi mereka sambil beronani.....
Panjul sedang nongkrong di bengkel motor langganannya bersama 7 temannya sesama ABG tukang bolos ketika seorang perempuan dewasa datang dengan menuntun sepeda motornya yang bocor bannya.
"Eh Ummi, kenapa Mi ?" tanya si Panjul. Pertanyaan aneh, karena jelas-jelas bannya bocor.
"Eee Panjul. Bocor nih," sahut perempuan yang disapa Ummi itu.
Panjul dan perempuan itu saling kenal. Rumahnya agak masuk gang. Agak jauh dari para tetangga. Panjul pernah membantu bapaknya memperbaiki genteng bocor rumah perempuan itu. Panjul sendiri tak tahu persis namanya. Dia cuma pernah mendengar dua anak ibu muda itu memanggilnya, "Ummi". Bapaknya ikut-ikutan memanggil Ummi. Panjul akhirya juga ikut-ikutan.
Usianya baru awal 30-an. Tapi perempuan itu tampak cantik dengan wajah yang selalu berseri. Panjul yang tadi sedang melamun jorok jadi seolah tersadar bahwa Ummi juga bisa jadi bahan khayalannya.....
"Eh, kok malah bengong. Tolong diparkirin ini !" tegur Ummi.
"Eh iya, iya.... " sahut Panjul kaget. Teman-temannya tertawa-tawa.
"Emang gitu tante, si panjul kalo lihat orang cakep suka ngelamun yang nggak-nggak," ujar Benjol, temannya. Sekilas Panjul melihat wajah Ummi bersemu merah.
Diparkirkannya motor perempuan itu di bengkel Marno. Lalu, disuruhnya Marno mulai menambal. "Nanti kalau sudah selesai biar saya antar ke rumah Ummi. Di sini Ummi ntar digigit munyuk-munyuk ini," katanya disambut derai tawa teman-temannya lagi.
"Oh gitu.... makasih ya Njul," sahut Ummi sambil membalikkan badan dan melangkah pulang, 400-an meter dari bengkel.
Panjul seperti terpana memandangi punggung Ummi. Perempuan itu mengenakan baju terusan panjang hijau pupus dan jilbab putih dengan renda hijau muda di tepiannya. Jilbab lebarnya berkibar. Baju serba longgar itu ternyata tak cukup menahan khayalan Panjul. Pandangan mata Panjul seolah menembus ke balik busananya yang sopan....
******
Hampir satu jam kemudian, Marno selesai menambal ban. Panjul segera menstarter motor Ummi dan membawanya ke rumah perempuan itu. Motor langsung masuk garasi. Tapi rumah terlihat sepi. Suaminya pergi kerja. Dua anaknya sekolah. Panjul ke belakang rumah. Dilihatnya Ummi sedang mengambil handuk dari tali jemuran. Ups, handuk itu jatuh. Ummi menunduk mengambilnya.
Mata Panjul melotot. Ummi tak tahu Panjul ada di belakangnya. Hanya 2 meteran jaraknya. Panjul bisa melihat perempuan itu nungging di depannya. Matanya yang terlatih bisa melihat tak ada garis tercetak di bundaran bokong perempuan itu. Jilbabnya yang terjulur ke depan juga membuat punggung Ummi terlihat. Panjul pun tak melihat ada 'garis' di punggung Ummi. Panjul langsung menyimpulkan, Ummi tidak pakai bra dan cd. Pikiran itu membuat penisnya menegang.
"Motornya sudah, Ummi," sapa Panjul pelan.
Tapi sapaan itu betul-betul mengagetkan Ummi. Perempuan itu terlonjak dan menjerit.
"Heiiii.... kaget aku ! Kok nggak kedengeran suaranya," katanya.
"Maaf Ummi.... " sahut Panjul, merasa bersalah juga. Tapi pikirannya masih ke bokong Ummi.
"Berapa ongkosnya ?"
"Lima ribu Ummi,"
"Ongkos antarnya ?"
"Nggak usah...."
"Wah, kamu baik ya. Sudah ya, Ummi mau mandi dulu," lanjut Ummi.
Deg, jantung Panjul berdebar keras mendengar kata "mandi"
"Iya Ummi, saya pamit dulu. Permisi...." kata Panjul lalu berbalik.
Panjul berjalan perlahan. Ia sempat mendengar pintu rumah tertutup. Entah kenapa, Panjul berhenti di halaman rumah. Ia juga mendengar tak lama kemudian, suara pintu kamar mandi tertutup dan menyusul kemudian suara keran air yang mengucur deras ke bak mandi.
Panjul sama sekali tak pernah punya niat jahat pada Ummi. Tapi tiba-tiba saja muncul pikiran ngeres begitu mendengar suara air yang mengucur deras di kamar mandi. Suasananya sungguh mendukung. Rumah itu jauh dari para tetangga. Di rumah hanya ada Ummi yang sedang mandi....
Sempurnalah semuanya ketika seolah tanpa sadar Panjul berbalik ke belakang rumah dan mendapati pintu belakang tidak terkunci. ABG itu berjingkat masuk mendekati kamar mandi. Suara air keran masih terdengar. Samar-samar terdengar juga suara Ummi sedang menggosok gigi.
Panjul mencoba mengintip dari lubang kunci. Gagal, lubang itu terlalu kecil dan tersumpal anak kunci. Tetapi, di bagian bawah pintu dilihatnya rongga yang lumayan lebar karena bagian bawah daun pintu dari kayu sudah lapuk. Panjul berjongkok. Jantungnya berdetak keras ketika melihat sepasang kaki telanjang hingga betis. Putih dan mulus. Selama ini, Panjul melihat Ummi selalu mengenakan sepasang kaus kaki. Panjul merundukkan kepalanya lagi, nyaris tengkurap di lantai.
Kerja kerasnya membuahkan hasil. Panjul hampir tak bisa mempercayai penglihatannya sendiri. Ummi yang selama ini selalu dilihatnya dalam balutan busana yang tertutup rapat, kali ini dilihatnya dalam keadaan telanjang bulat. Benar-benar tanpa sehelai benangpun !
Dari bawah dilihatnya menyusuri tungkai Ummi yang padat, mulus dan indah, Sepasang pahanya, hingga pangkal pahanya yang ditumbuhi rambut kemaluan lumayan lebat. Lalu makin ke atas, perut Ummi agak membuncit. Panjul kaget, rupanya Ummi sedang hamil. Mungkin sekitar 5-6 bulan. Panjul pernah diberitahu temannya tentang ciri-ciri perempuan hamil. Yakni, area berwarna gelap di sekitar putingnya yang melebar.
Panjul melihat, sepasang payudara Ummi makin berisi dan area berwarna gelap di sekitar putingnya pun lebar.
Panjul menikmati betul saat-saat Ummi mulai menyiram tubuhnya dengan air, lalu menyabuni sekujur tubuhnya. Panjul makin bernafsu dan bertekad akan memanfaatkan situasi itu untuk menikmati tubuh Ummi....
Biarpun bego, Panjul cerdas juga untuk urusan mesum. Dia pun meninggalkan sejenak pemandangan indah itu, lalu masuk ke kamar Ummi yang terbuka. Dilihatnya situasi sekeliling dan dia segera menemukan tempat yang strategis untuk bersembunyi. Dari tempat itu, dia bisa melihat seluruh bagian kamar tanpa khawatir terlihat.
Di ranjang, dilihatnya busana panjang yang tadi dipakai Ummi, juga jilbabnya serta kain seperti slayer yang biasanya dipakai untuk mengikat rambut pemakai jilbab.
"Berarti Ummi nanti keluar kamar mandi bugil...." otak Panjul cepat menyimpulkan.
Suara keran air dari kamar mandi sudah berhenti. Panjul cepat bersembunyi di balik tirai di kamar Ummi. Betul saja, tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka dan terdengar langkah kaki Ummi. Dugaan Panjul meleset. Ummi ternyata keluar dengan mengenakan handuk. Tapi Panjul tak perlu menunggu lama. Ummi melepas handuknya itu.
Posisi Panjul ada di depan Ummi, jadi dia bisa melihat dengan jelas tubuh telanjang perempuan dewasa itu. Sepasang payudaranya masih kencang. Bahkan jadi terlihat montok karena kehamilannya. Vaginanya berambut lumayan lebat. Tapi tampaknya sebentar lagi tidak. Dia melihat Ummi sudah menyiapkan segayung air dan sabun di meja rias. Di tangannya ada alat pencukur.
Panjul tak menyangka bisa melihat pemandangan luar biasa ini. Ummi yang sehari-harinya berbusana tertutup rapat, kini telanjang bulat di hadapannya. Bahkan, kini Ummi duduk mengangkang di ranjang. Di bawah vaginanya ia menggelar sehelai tisu. Lalu, dibasahinya vaginanya dengan air dan sabun.Sekejap saja, Ummi terlihat asyik mencukur rambut kemaluannya. Sebentar saja, kemaluan Ummi terlihat bersih. Panjul bisa melihat bibir vagina Ummi yang rapat dan tembam.
Ummi membungkus rambut kemaluannya dengan tisu dan membuangnya di tempat sampah di sudut kamar. Panjul menahan napas. Posisinya di balik gordyn hanya berjarak setengah meter dari tempat sampah itu. Ia bernafas lega ketika terdengar dering handphone Ummi.
"Eh, Bu Wulan. Mau ke sini ? Jam 10 ? Ya, aku tunggu," Ummi menjawab telepon dengan suaranya yang lembut.
Jam 10, berarti 2 jam lagi akan ada tamu, pikir Panjul. Sekarang, atau tidak sama sekali, pikirnya lagi. Dilihatnya Ummi tengah mengenakan baju panjang hijaunya. Baru tahu Panjul bahwa Ummi kadang tak pakai bra dan cd di balik baju panjangnya.
Ummi kini telah memakai kembali jilbab putih lebarnya. Tampaknya dia segera keluar kamar. Dirapikannya sejenak ranjangnya. Posisinya membungkuk membelakangi Panjul. Seperti mendapat dorongan kuat, Panjul secepat kilat keluar dari tempat persembunyiannya sambil menyambar handuk lebar yang tersampir di meja.
Dengan handuk itu, ditutupinya bagian kepala Ummi, lalu didorongnya tubuh Ummi hingga tertelungkup di ranjang. Ummi memekik, tapi jeritannya segera terbungkam karena Panjul menekan bagian belakang kepalanya hingga wajah Ummi terbenam di springbednya. Ummi meronta-ronta, tapi tak lama. Kesulitan bernapas, perempuan itupun pingsan.
Panjul lega ketika Ummi tak lagi meronta. Tubuh Ummi juga terasa lemas. Tapi Panjul tak mau mengambil resiko. Disambarnya kabel setrika, direnggutnya putus. Lalu, ditelentangkannya tubuh Ummi. Dengan kabel setrika, diikatnya kedua tangan Ummi terentang ke sudut-sudut ranjang. Dicarinya sehelai kain, lalu dengan kain itu diikatnya mata Ummi yang terpejam. Kalau sewaktu-waktu Ummi siuman, Panjul tak lagi khawatir Ummi akan mengenali penyerangnya.
Begitu merasa aman, Panjul menyeringai. Bagian dada Ummi yang tertutup jilbab tampak naik turun tanda ia masih bernapas. Dengan bernafsu, Panjul langsung mencengkeram kedua gundukan itu dengan kedua tangannya.
Jantung Panjul berdetak keras. Tak menyangka bakal dapat menyentuh perempuan alim itu. Tak sabar, Panjul menyingkapkan jilbab perempuan itu, lalu menarik turun ritsleting jubahnya. Ritsleting itu panjang sampai ke bagian pusar. Maka kini Panjul dapat menyibakkan lebar-lebar bagian muka jubahnya. Sepasang payudara Ummi pun terpampang di hadapan Panjul.
Tangan ABG itu gemetar saat terjulur ke depan dan mulai menjamah payudara telanjang Ummi. Tangan Panjul yang kasar akhirnya meremas-remas payudara Ummi yang lembut, kenyal dan hangat itu. Ummi masih belum sadarkan diri. Panjul melihat dari kedua puting Ummi mulai meneteskan ASI. Itu membuat Panjul makin bersemangat. Diurut-urutnya payudara Ummi ke arah puting sampai akhirnya ASI muncrat dari putingnya. Seperti bayi kelaparan, Panjul pun menghisap-hisap kedua puting Ummi berganti-ganti.
Puas dengan ASI, Panjul mulai beralih ke bagian bawah tubuh Ummi. Ditariknya bagian bawah jubah Ummi sampai ke pinggang. Panjul menahan napas melihat pusat keindahan tubuh perempuan alim itu. Disentuhnya perlahan permukaan vagina Ummi. Terasa lembut dan hangat. Gemas, Panjul pun mulai meremas-remasnya.
Kedua paha Ummi kemudian direnggangkannya. Panjul makin tak berkedip. Kini di hadapannya terpampang vagina telanjang perempuan itu. Jauh berbeda dengan vagina yang biasa dilihatnya di film-film bokep. Vagina Ummi tampak rapi dan mulus. Bibirnya rapat. Tak terlihat gelambir daging di sela-sela bibir kemaluannya.
Dengan dua ibu jarinya, Panjul membuka bibir kelamin Ummi. Panjul mendengus melihat bagian dalam vagina Ummi yang pink. Betul-betul bersih dan rapat. Tak terlihat berlubang seperti yang biasa ditontonnya di film bokep. Meski bukan lagi perawan, tapi bagian dalam vagina Ummi terlihat rapat.
Tangan Panjul terlihat gemetar saat ia menusukkan telunjuknya ke dalam vagina perempuan itu. Panjul bisa merasakan, telunjuknya seperti digenggam gumpalan daging yang basah, berlendir, lembut dan hangat. Jari tengahnya pun menyusul masuk. Perlahan ia mulai menggerakkan dua jarinya itu keluar masuk dan bergerak memutar-mutar.
Panjul keasyikan menonton bibir vagina Ummi yang keluar masuk bersamaan dengan gerak dua jarinya. Saat itulah ia mendengar suara Ummi mengerang dan tubuh perempuan itu menggeliat.
"Eunghhh... ouhhh.... apa ini... ouhhh... eihhh.... siapa ini ??? eihh.. tolooo....mmmmfff..." Ummi tiba-tiba menjerit.
Dengan sigap Panjul membekap mulut Ummi.
"Jangan teriak kalo nggak mau mati !" ancam Panjul dengan suara yang ia ubah jadi lebih serak dan berat. "Ngerti !" lanjutnya sambil menjepit puting kiri Ummi. Perempuan itu masih mengerang-erang.
"Aku lepas tanganku, tapi kalo kamu teriak, aku potong tetekmu ini," ancam Panjul, kali ini sambil mencengkeram payudara Ummi sampai ke pangkal dan menariknya seperti hendak mencopotnya dari dadanya.
Perlahan dilepasnya bekapan tangannya di mulut perempuan itu. Ummi tidak berteriak. Tetapi ia menangis tersedu-sedu. "Huuu huuu... jangan perkosa saya.... saya sudah punya suamiii... saya punya anak...." isaknya.
Tetapi Panjul tak peduli. Ia ingat, sebentar lagi teman Ummi akan datang. Ia segera melepas celananya. Penisnya yang terkurung sejak tadi langsung keluar seperti meloncat. Direnggangkannya paha Ummi, lalu wajahnya menyuruk ke pangkalnya. Isak tangis Ummi makin menjadi ketika merasakan bagian tubuhnya yang paling pribadi dijilati Panjul. Panjul dengan bernapsu menjilati sekujur permukaan vagina Ummi yang mulus. Dua jarinya bahkan membuka bibir vagina Ummi, lalu lidahnya menjulur jauh ke dalamnya.
Namun Panjul tak mau berlama-lama. Ia segera menempatkan dirinya di tengah kedua paha Ummi. Penisnya yang mengacung dilekatkannya ke vagina Ummi yang basah akibat jilatannya tadi. Ditekannya batang penisnya hingga mulai menyelip di antara bibir vagina perempuan alim itu.
Tidak terlalu sulit, tetapi ini persetubuhan pertama Panjul. Tubuhnya bergetar hebat ketika setengah bagian batang penisnya masuk ke liang vagina Ummi.
"Ngghhh...jangan....tolong... eihhhh...jangaaaannnnn....." Ummi meronta tapi sia-sia. Rontaannya malah membuat penis Panjul makin jauh menusuk vaginanya.
"Jangaaannnn..... mmmmfff...mmmfff..." Ummi berteriak makin keras hingga akhirnya Panjul menyumpal mulutnya dengan celana dalamnya yang bau.
Sambil mencengkeram kedua payudara Ummi, Panjul berkonsentrasi menuntaskan persetubuhan pertamanya. Penisnya menyodok-nyodok vagina Ummi dengan kecepatan yang makin tinggi. Payudara Ummi yang montok terus diremas-remasnya. Dari kedua putingnya terus keluar cairan berwarna putih.
Ummi mengerang-erang dan menangis. Panjul pun tak lama kemudian menyemburkan spermanya ke dalam rahim Ummi. Bagaimanapun Ummi bersyukur ia sedang hamil. Tak terbayang olehnya jika perkosaan ini yang menyebabkan kehamilannya.
Panjul terengah-engah...sama sekali tak mengira akhirnya bisa menyetubuhi Ummi. Perlahan penisnya yang mengecil terlepas dari jepitan vagina Ummi. Bersamaan dengan itu, dari liang vagina Ummi yang semula membuka dan perlahan merapat kembali, meluap keluar sperma Panjul yang lumayan banyak.
Panjul tak ingin berlama-lama. Bergegas dipakainya kembali celana panjangnya. Dibiarkannya celana dalamnya tetap menyumpal mulut Ummi. Biar bodo, dia cerdas juga. Dia punya rencana memberi kesempatan kepada 7 temannya untuk menikmati tubuh Ummi. Dengan demikian, tak ada yang akan menuduhnya melakukan perkosaan, jika suatu saat Ummi mencurigainya.
Panjul keluar dari kamar, membiarkan Ummi tetap terikat terlentang di ranjang dengan jubah yang tersingkap sampai ke atas pinggang dan payudara terbuka. Tubuh Ummi terlihat sesekali tergoncang karena isakan perempuan itu.
Panjul baru akan keluar pintu belakang ketika tiba-tiba ia tertarik melihat kulkas. Dibukanya kulkas itu. Tak banyak isinya, cuma sayur-sayuran. Tapi ia menyeringai saat melihat sepotong terong ungu yang lumayan besar dan panjang. Diambilnya terong itu dan ia kembali masuk ke kamar. Ummi masih terisak-isak. Isakannya tertahan celana dalam Panjul yang menyumbat mulutnya.
Terdengar erangan terkejut Ummi ketika Panjul kembali merenggangkan kedua kakinya. Apalagi ia kemudian merasa bibir vaginanya tertekan benda bulat keras dan dingin. Ummi meronta-ronta, tetapi Panjul tak peduli. Didorongnya terus terong itu sampai akhirnya melesak jauh ke dalam vagina Ummi yang becek oleh spermanya.
Tak cuma itu, Panjul kemudian mengikat pergelangan kaki Ummi menyatu. Akibatnya, sepasang paha mulusnya yang padat pun menjepit terong itu makin mantap di tempatnya. Ummi terisak-isak dan menggeliat-geliat. Terong itu jauh lebih besar dari penis suaminya maupun penis Panjul yang barusan menyetubuhinya. Dinginnya kulit terong yang barusan keluar dari kulkas juga amat menyiksanya.
Panjul menyeringai melihat korbannya tersiksa. Dijepitnya kedua puting Ummi dan ditariknya agak keras sebelum dia benar-benar keluar kamar dan meninggalkan rumah Ummi. Tak lupa dibawanya tisu berisi potongan rambut kemaluan Ummi....

ditunggu komen nya...nanti ane lanjut part 2
 
Weh ternyata perkosaan.
Lanjut gan sampai ummi jadi ketagihan ngentot sama penjahat kelamin alias si panjul
 
maaf agan semproter,,,ni cerita lama yang ane repost lagi...lanjut Crot ahhh part 2

Aroma mesum begitu kental di ruangan sempit itu. Seorang ibu muda berjilbab yang tengah hamil, terikat di ranjang dengan tubuh praktis telanjang, kecuali sehelai jilbab di kepalanya. Sementara di sekelilingnya, 8 remaja lelaki telanjang bulat tak henti mempermainkan tubuhnya. .

“Lo mau ngentot mbak-mbak yang ban motornya tadi bocor nggak ?” bisik Panjul ke Gundul, ABG tukang nongkrong, sesampainya kembali di bengkel.
Gundul melotot. “Mbak-mbak montok yang pake jilbab tadi itu ? Gila kalo nggak mau. Gue dari tadi udah ngaceng. Emang lo tadi di rumahnya sempet ngentotin dia ?” balasnya sama-sama berbisik. Panjul mengangguk. “Gue juga sempet nyukur memeknya,” katanya sambil menunjukkan tisu berisi potongan rambut kelamin Ummi.
Panjul kemudian membisikkan sesuatu. Teman-temannya heran melihat dua sahabat itu seperti menyimpan rahasia. Tetapi, mereka segera tahu rahasianya setelah Gundul membisiki mereka satu persatu. Setelah itu, Gundul pun bergegas pergi ke rumah Ummi. Yang lain, satu persatu menyusul agar tidak dicurigai orang-orang di bengkel.
Akhirnya, setelah sekitar setengah jam sejak kepergian Gundul, Panjul pun pergi dari bengkel. Bukan ke arah rumah Ummi. Namun, di ujung gang dia berbelok, lewat jalan lain kembali ke rumah Ummi.
Panjul tersenyum melihat teman-temannya mematuhi sarannya. Tak ada tumpukan alas kaki mereka di luar pintu belakang. Kalau ada orang kebetulan lewat dan melihat banyak sandal di situ, bisa-bisa curiga. Sebab, para tetangga tahunya Ummi sendirian di rumah pada jam-jam segitu.
Panjul diam sejenak di belakang rumah. Dia coba menguping apa yang terjadi di dalam. Tak terdengar apa-apa. Berarti dia tak perlu khawatirÂ….Panjul pun segera masuk dan langsung menuju kamar Ummi.
Pemandangan di kamar Ummi sungguh membangkitkan kembali nafsunya. Dilihatnya Gundul sepertinya baru saja menuntaskan hajatnya. Ia berdiri di sisi kepala Ummi, tengah mengoleskan penisnya yang lemas ke pipi perempuan itu. Di sela bibir ummi terlihat ceceran sperma. Mata Ummi masih tertutup selembar kain. Kain itu terlihat basah oleh air mata, begitu pula kedua belah pipinya.
“Ounnggghhh… sudahhhh…. jangaaannn…. ooouuhhh…. ” Ummi merintih-rintih. Saat ini si Dower yang sedang menggenjot vaginanya. Lumayan kasar.
Rintihan Ummi makin lama makin keras. Tapi tak lama, sebab si gendut kini mengangkangi wajahnya dan memaksanya mengulum penisnya. Lucu juga dari belakang melihat sepasang payudara Ummi yang montok tertindih pantat si gendut.
Pemandangan itu menarik perhatian si item dan benjol yang langsung meremas-remas kedua payudara Ummi dan memerah ASI-nya. Sepasang payudara montok itu pun segera saja basah kuyup oleh ASI yang keluar. Item dan Benjol seperti bayi kelaparan menjilati payudara Ummi, lalu melahap langsung ke sumbernya, menyedot-nyedot puting UmmiÂ…
Dower pun menuntaskan hajatnya. Ketika ia menarik keluar penisnya yang lemas dari vagina Ummi, terlihat sperma meluap dari liang vagina Ummi yang perlahan mengatup kembali. Ummi terdengar terbatuk-batuk. Rupanya si Gendut baru saja memaksanya menelan spermanya. Giliran Codet sekarang yang menempatkan diri di tengah selangkangan Ummi yang terbuka. Dari mulut Ummi kembali terdengar erangan dan rintihan saat Codet langsung menggenjot vaginanya. Tapi lagi-lagi mulutnya kembali tersumpal, kali ini oleh penis ABG bertubuh jangkung.
Aroma mesum begitu kental di ruangan sempit itu. Seorang ibu muda berjilbab yang tengah hamil, terikat di ranjang dengan tubuh praktis telanjang, kecuali sehelai jilbab di kepalanya. Sementara di sekelilingnya, 8 remaja lelaki telanjang bulat tak henti mempermainkan tubuhnya.
Bau sperma menguar di ruangan sempit itu. Sebagian besarnya bersumber di ceceran sperma yang meluap keluar dari vagina Ummi. Sebagian lainnya yang berlepotan menodai payudaranya yang membusung dan wajahnya yang sendu.
Ke delapan remaja itu akhirnya mendapat gilirannya masing-masing. Beberapa di antaranya mengulang 2 hingga 3 kali hanya untuk mendapatkan sensasi yang berbeda antara jepitan penis di vagina atau di bibir.
Ummi masih tersadar, tetapi tubuhnya luar biasa lunglai. Dia tak sanggup menghitung, berapa kali vaginanya kemasukan penis. Ia juga tak mampu mengingat berapa banyak sperma yang sudah ditelannya.

nantikan kisah cerita dari ane :
- Ummahat Binal
- Gairah Caleg P*S
- Menjebak Ustadzah Lulu Susanti
 
Bimabet
Suhu.. Klo bisa cerita nya di panjangin lagi... jadi cerbung gtu.. Tapi kasi judul tiap2 cerbung nya..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd