Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bab XIX: Awal perburuan




POV 2nd


Penampilannya terlalu aneh untuk disebut peri, terlalu jahat untuk disebut malaikat, dan terlalu polos untuk disebut iblis.

Itulah sedikit hal yang bisa digambarkan tentang goblin. Makhluk kecil berkulit hijau yang berwajah mengerikan dan menyeramkan dengan telinga runcing khas telinga yang dimiliki para peri.

Mahkluk goblin ini senang bersembunyi di dalam gua yang lembab, gelap dan memiliki beberapa lorong, yang salah satunya yang sedang kami datangi.

Kami berusaha menghancurkan mereka hingga tak bersisa agar tidak ada lagi korban-korban keji perkosaan dan pembunuhan yang telah mereka lakukan.

"Bagaimana apakah kamu sudah siap?? Sekarang waktunya kamu gunakan sihirmu." ujar seorang pria kepadaku.

"Wahai ibu pertiwi yang berlimpah kasih.. Karuniakanlah perlindungan untuk kami yang lemah dalam pelukan engkau! PENGKEKANG!!!" usai kurapalkan mantraku muncul cahaya yang mampu menyilaukan pandangan mereka dan juga mampu memijar menjadi cahaya panas yang dapat menyakiti tubuh mereka.

Tak lama kemudian pria berhelmet itu dengan gerakan cepatnya mulai menyabetkan pedangnya ke mereka satu demi satu.

JLEEEEB..... AAAAAAKHH..... JLEEEEB...

Rekan-rekanku yang lain pun melakukan hal yang sama. Pertarungan demi pertarungan kami lakukan demi menumpas mereka. Dan akhirnya goblin-goblin itu terkalahkan. Kami pun melanjutkan langkah kami hingga sampai dimana terdapat suatu ruang yang tertutup.

"Bau busuk apa ini? Sungguh membuatku ingin mual." ujar gadis bertelinga runcing ketika membuka pintu ruangan tertutup tadi.

"Aaaaaaakh........" aku terpekik kaget seakan tak percaya atas apa yang aku lihat. Sungguh pemandangan yang mengerikan.

Kami tengah melihat tubuh-tubuh wanita telanjang dalam kondisi yang sangat menggenaskan. Bau anyir dari tubuh mereka yang tidak ada satupun yang hidup sangat busuk. Aku yang berusaha menutup hidungku masih saja tak bisa memungkiri baunya membuatku mual.

"Apa-apaan ini?? Gila, dasar iblis jahanam." suara gadis bertelinga runcing itu bergetar. Ada tekanan kemarahan yang kurasakan darinya.

"Persiapkan diri kalian. Kita sudah semakin dekat dengan pemimpinnya." ujar si pria.

Kami pun melanjutkan langkah di lorong gua hingga sampai pada sebuah ruang yang berukuran besar. Pada lantai ruang itu terdapat dua wanita telanjang yang sedang terikat rantai di lehernya. Di pojok tengah tepat menghadap pintu masuk, tampak bersinggasana seorang goblin yang cukup perkasa dengan dua pengawalnya yang berbadan besar dan tegap bak jawara bertampang bengis menatap tajam kepada kami.

Kedua goblin jawara itu pun maju kedepan bersiap-siap menyerang kami. Satu goblin besar itu memegang senjata pedang yang berukuran besar sedang satu goblin besar lainnya memegang gada yang besar yang cukup bisa membuat pingsan setiap makhluk yang terkena pukulannya.

"HHRRRRGGGGGGGGGGGHHHHHH..."

Wuuuuuuush..... BUUUUUM..... TRAAAAAAAANG.....

Getar-getar suara dentuman gada dan pedang yang beradu dahsyat dengan senjata yang dimiliki rekan-rekan kami.

Pria berhelmet itu, pria lain berwajah aneh menyerupai kadal atau buaya, pria dwarf itu dan dibantu gadis elf dengan melepaskan anak panahnya berusaha amat sangat untuk menundukkan kedua goblin jawara tersebut.

BUUUUM.... Swiiiiing.... TRAAAANG.....

Serangan gada besar dari salah satu goblin jawara hampir mengenai pria berhelmet itu. Dengan cepat dirinya menghindar dan melompat kesamping. Pria kadal mulai menyabetkan senjatanya yang berbentuk pedang yang bergerigi

"HRRRRRRRRGGGGGGGHHHHH"

Goblin tersebut makin marah setelah menerima serangan pria kadal yang mengenai dadanya. Diarahkan gada besarnya ke arah kepala pria kadal itu.

BUUUUM..... Wuuuuush....

"Uhuuuuuk.... Uhuuuuk...." pria kadal berhasil menghindar ayunan ke arah kepalanya namun tidak bisa mengelakkan badannya dari hingga kukira dia menderita luka yang cukup.

"Aaaaakh......" aku menjerit ngeri begitu Goblin Jawara itu kembali hendak mengayunkan kembali gada besarnya.

Untungnya pria berhelmet segera menangkis serangan tersebut. Lalu dengan setengah menunduk dan gerakan sangat cepat di ayunkan pedangnya membelah tubuh goblin besar itu hingga darah mengucur deras. Akh, sungguh pemandangan mengerikan bagi yang melihatnya. Namun aku yang sudah sering ikut mereka berpetualang mau tak mau mulai terbiasa.

Aku melihat ke arah lain Goblin jawara lainnya juga sudah terpenggal kepalanya oleh pria tua dwarf yang dibantu oleh gadis elf yang bertelinga runcing melalui panahnya yang tepat mengenai mata goblin itu.

Kini kami sedang berhadapan dengan raja goblin yang sedari hanya berdiam diri mengamati pertarungan ini. Ehtah kepercayaan diri apa yang membuatnya begitu santai begitu.

Pria berhelmet pun berinisiatif mendekat ke arahnya sambil tangannya memberi kode seperti menantang duel satu lawan satu dengan raja goblin itu.

"Jadi selama ini. Kamu lah yang sudah membunuh pasukan dan hampir sebagian besar rakyatku. Haha. Tapi sehebat dan sekuat apapun dirimu. Bangsaku goblin akan selalu hadir untuk menjaga keselarasan dunia ini."

"Keselarasan dunia??? Omong kosong apa ini???

"Bukankah ada yang baik tentunya ada yang jahat juga. Itulah yang disebut harmoni."

"Haha. Lucu. Sangat lucu. Kalian para penjahat dan antek-antek iblis emang luarbiasa. Bagi kalian pasti punya segudang alasan untuk terus menerus berbuat jahat. Dan kalian pasti beranggapan yang kalian lakukan adalah hal baik. Sungguh GILA."

"Tapi bukankah jika dunia sudah banyak yang berbuat baik tidak ada tantangannya jika seperti itu. Maka kami hadir untuk mengisi hal yang kebalikannya. Dan kamu dan kelompokmu bahkan dengan itu bisa disebut pahlawan. Bukankah hal itu sangat menyenangkan kalian yang sangat diagung-agungkan. Haha."

"Cuih. Kegilaan apa ini?? Bersiaplah raja goblin. Akan kuakhiri kegilaanmu ini."

Pria itu terlihat sangat kesal dengan ucapan raja goblin yang bagi kami juga sangat tidak masuk akal. Diayunkan pedangnya ke arah raja goblin tersebut. Dan dengan mudah ditangkisnya dengan tameng perisai di tangan kirinya. Raja goblin melepaskan ayunan pedang besar ke arah pria itu.

Wuuuuuush... TRAAAAAANG.....

Tak hanya suara namun getaran pedang mereka ketika bertemu sangat terasa oleh kami.

Raja goblin memutar pedangnya dengan tangan kanannya dan mengayunkannya ke arah pria itu. Dan di saat pria itu sedang berusaha menangkis serangan mengerikannya, raja goblin itu dengan cepat kakinya menendang ke arah tubuh pria itu hingga menghempaskannya.

"Aaaakh.... Tuaaaan......." pekikku melihat pria berhelmet itu jatuh tersungkur

"HRRRGGGGGGGGH"

Raja goblin itu kemudian mendekati pria itu. Dan sedang bersiap-siap menghujamkan pedangnya ke arah pria itu.

"Wahai ibu yang berlimpah kasih dengan kekuatan bumi berkahilah perlindunganmu kepada kami yang lemah. Pengekang!!!" aku terpaksa merapal mantra agar memberi waktu bagi pria itu untuk menghindarkan diri

Raja goblin itu pun terjebak dalam dinding cahaya yang kasat mata. Dinding cahaya itu menghimpit tubuh raja goblin hingga tak mampu bergerak.

"Maafkankan aku gadis cantik.. Aku akan kembali ke hutan dan berjanji tidak akan berbuat onar kembali. Mohon ampunilah aku....." kulihat raja goblin itu menitikkan air matanya.

"Mana sudi kami memberimu pengampunan." ujar pria berhelmet itu yang sudah mulai sadar.

"Kau sebut dirimu raja. Kamu hanya goblin. Seorang goblin busuk yang bau tanah. Dan aku adalah...... GOBLIN SLAYER"



CRAAAAAAT... CRAAAAAT... CRAAAAT.....

Darah berhamburan dari leher raja goblin itu yang tersabet pedang dari pria itu.




==================================



"Kak perutku kok sakit begini ya. Terasa sangat melilit. Aduuuuh...." lirih Lara merasakan perutnya terasa sangat tidak enak.

"Apa kamu salah makan tadi Lara???" ujar Emmy yang merasa iba terhadap adiknya. Dibantu diusap-usap perut adiknya itu.

"Aaaaaah.... Ga tahu kak. Aaaaaah kak usap kak. Mulai terasa agak enakan kak. Usap lagi kak.... Aaaaah...." entah mengapa makin diusap perutnya. Lara merasa agak terasa ada desiran aneh yang mengalir di tubuhnya. Sakit perih yang dirasakannya tergantikan oleh sensasi aneh tersebut.

"Hmm... Bener kayak gini. Tapi......." Emmy merasa aneh dan curiga dengan apa yang dialami Lara.

"Aaaaaah.... Iya kak lumayan agak enakan kak digituin kak. Turun ke bawah dikit kak. Sakitnya pindah kak."

Emmy makin merasa aneh. Jika terus turun ke bawah bukannya nanti malah.....

"Sudahlah dek. Coba kakak tanyakan ke tabib kerajaan. Mungkin dia ada solusi atas sakit yang kamu derita ini"

"Aaaah... Ihhya kak." ucap Lara dengan pandangan sayu dan merona merah.

Emmy bukan tidak mau membantu untuk menolong Lara yang sedang sakit perut itu. Tapi justru apa yang diminta Lara sungguh aneh. Seperti orang yang horny dan ingin minta dicumbu. Dia yang sudah tidak perawan karena pernah melakukannya dengan mantan kekasihnya Steven tahu sedikit apa yang dialami Lara. Tapi dia tak habis pikir kenapa Lara mengalaminya. Apa yang terjadi pada Lara pikirnya.

Emmy pun pergi meninggalkan Lara yang sedang merintih kesakitan sambil memegang perutnya.

"Sabar ya adikku. Kakakmu ini akan mencarikan obatnya."


==================================



Di sebuah hutan yang sangat rindang. Tampak sesosok makhluk hijau bertelinga runcing sedang berjalan sempoyongan. Dirinya benar-benar sangat ketakutan dan sangat cemas.

Dia berharap dari tadi tidak ada yang mengejar dan mampu melihatnya. Dia sungguh beruntung bisa melarikan diri dari gua dimana rajanya dan kawan-kawannya telah habis dibunuh oleh sekelompok petualang yang tampak sangat bernafsu untuk menghabisi goblin hingga tak bersisa.

Dia yang menutupi dirinya diantara tumpukan mayat kawan-kawannya hingga tak terdeteksi oleh sekelompok petualang itu, kini sedang berusaha menjauh dan sebisa mungkin bertahan hidup. Satu demi satu kawan-kawannya mati di depan matanya masih teringat di ingatannya.

Tak lama setelah dia berlari beberapa lama, akhirnya dirinya kelelahan. Tubuhnya yang kecil sudah merasa amat lemas. Jalannya pun sudah tak benar. Sesekali dia terjatuh hanya karena tersandung akar pohon besar atau terkena ranting pohon.

Makhluk hijau ini setelah jatuh kemudian bangkit lagi. Jatuh bangkit lagi. Jatuh lagi. Dan dirinya lelah untuk bangkit. Dibiarkan tubuhnya terbaring sebentar sambil berharap akan ada keajaiban.

Tapi bukannya keajaiban yang datang malah hujan yang turun membasahi bumi dan termasuk tubuhnya. Justru kondisi dirinya yang terluka makin merasa kesakitan kala air hujan menetes keroyokan membasahi tubuhnya.

"Aaaaarggggh... Sakiiit.... Akh.. aku harus segera mencari tempat berteduh." gugamnya tertatih-tatih melihat sekeliling sambil mencari tempat bersembunyi.

Makhluk kecil ini pun menemukan juga sebuah gubuk tua yang sedikit lapuk. Namun cukup baginya untuk mengistirahatkan tubuhnya. Dia pun bersembunyi di gubuk tua itu.


=================================


"Regol sayaaaang.... Kamu kan sudah berhasil nih atas syaratku. Coba sekarang katakan kiranya apa yang jadi permintaanmu??" ujar Annette menggelayut manja di lengan Regol.

"Nah itu Annette. Aku kok bingung yah. Perasaan aku kenapa berusaha untuk memenuhi syaratmu hanya sebagai hutangku padamu. Aku seperti tak tahu mengapa aku harus melakukannya. Tapi aku harus mencapainya."

"Hihihi. Iiih Regol lucu banget. Sekarang aku tanya kamu itu bukan dari dunia ini kan???"

"Eeeh apa?? Bagaimanaaaaaaa......" Regol tersentak kaget bukan kepalang. Jujur dia kini mulai sangat mengakui jika Annette benar-benar sakti.

"Trus apakah kamu ga ada niat kembali ke duniamu?? Ataukah kamu masih ingin disini??" tanya Annette yang membuat Regol makin bingung.

Regol benar-benar dilema. Entah mengapa dibuai kenikmatan bercinta dengan dua gadis kembar dan juga Annette membuat dirinya serasa lebih baik tinggal di dunia ini. Belum lagi nanti jika pulang mungkin Lissa dan Dessy sudah menantinya.

Beda hal jika di dunia nyatanya. Regol alias Ragil harus menemui kenyataan dirinya yang tidak terlalu dicintai oleh orang-orang terdekatnya. Bahkan termasuk orangtuanya dan kakaknya. Tapi dia juga sedikit yakin bahwa dunianya bukan disini tapi disana. Dia juga sangat merindukan ibunya. Seseorang yang masih terasa masih memperlihatkan cintanya kepada dia yang tak lain anaknya. Sebenci-bencinya seorang ibu tapi tetap saja kasih sayangnya masihlah ada. Ragil sangat benar-benar menyadari hal tersebut.

Digaruk-garuk kepalanya. Sebuah pilihan yang benar-benar sulit baginya. Apakah bisa dia tidak harus memilih. Biarkan saja takdir atau orang lain yang memilihkan jalan hidupnya seperti yang sudah-sudah dilakukannya.

"Kamu itu seorang pria. Hidup itu adalah pilihan. Ketika kamu ingin hidupmu dipilihkan jalannya oleh orang lain. Kadang mungkin tidak akan sesuai dengan keinginanmu. Dan justru jiwamu akan semakin hampa. Kosong Regol...." ujar Annette sambil mengelus dada Regol.

"Hmmm..... Tapi Annette aku........"

"Yah aku paham. Untuk itu aku akan memberimu ini. Ketika kamu yakin kamu berniat kembali ke duniamu. Tekanlah tombol itu. Dan dalam seketika itu juga kamu akan kembali ke dunia asalmu." ujar Annette sambil menyerahkan sebuah benda berbentuk menyerupai remote AC. Tapi hanya ada satu tombol dan dalam keadaan tertutup kaca sehingga tidak bisa sembarangan menekan tombol itu karena harus membuka tutup kacanya itu.

"Annette apakah kamu tidak bersedih jika kamu kutinggalkan dari dunia ini??" ujar Regol yang entah mengapa mulai merasa menyukai wanita ini.

Bisa jadi Regol merasa jatuh hati. Perlakuan baik dan dukungan yang dirasakannya dari Annette membuatnya bersimpati dan berempati membentuk jalinan cinta yang terasa di hatinya. Tapi dia tidak ingin benar-benar mengakuinya. Dia masih beranggapan dia hanyalah goblin yang mengerikan atau hanyalah manusia bodoh yang hina yang bahkan tidak bisa disamakan dengan pinggiran roti yang oleh kawan-kawannya sering disisihkan dan dibuang. Regol merasa lebih buruk daripada pinggiran roti itu.

"Hihi... Mungkin aku sedikit bersedih. Tapi aku yakin jika itu keputusanmu. Aku rasa itu hal yang terbaik untukmu"

"Annette apakah ketika kamu melihat diriku. Apakah hanya itu adalah masalahku? Apakah aku......."

"Sebenarnya masalahmu itu mungkin yang kamu pikir banyak itu hanya satu. Kamu hanya ingin hidup normal seperti orang lain. Kamu hanya ingin dicintai dan mencintai seperti orang lain. Kamu hanya ingin seperti itu....."

"Iya Annette...."

"Maka dari itu. Jika kamu terus bersembunyi di dunia ini. Dan kamu tidak mau menghadapinya di duniamu. Kamu hanya seakan-akan seperti lari dari masalah tapi kamu tidak menemukan jawaban dari masalahmu. Kamu hanya bermain-main dengan waktu sampai masalah itu kembali mendatangimu."

"Tapi apakah aku harus benar-benar kembali???"

"Bisa saja kamu tidak kembali. Kamu bisa melatih dirimu saja dulu disini sambil kamu menemukan apa yang benar-benar kamu inginkan. Sehingga ketika kamu merasa ingin kembali kamu akan lebih siap."

"Hmmm......"

"Lagian juga Regol apakah kamu tahu mengapa aku memberimu kesempatan untuk mendapatkan perawan dua gadis kembar elf dan menghisap habis cairan kewanitaan mereka ketika kamu mengoral mereka?? Tahukah kamu bahwa elf adalah ras peri tertinggi di dunia ini. Mereka memiliki pengaruh sihir yang paten. Dan kamu mendapat perawan gadis kembar elf. Double paten Regol. Mungkin kamu tidak menyadarinya tapi tak lama lagi akan ada perubahan bagimu."

"Benarkah???"

"Yah sebenarnya itu hadiah suprise saja untukmu Regol karena aku terlanjur sedikit menyukaimu. Kamu itu kenapa ya mirip diriku yang dulu."

"Kok sedikit sih ga banyak...."

"Hihi.... Maunyaaaa...... Dah ah aku mandi dulu ya Regol. Nakal sih kamu jadi lengket-lengket gimana gitu akunya." ujar Annette yang beringsut berdiri mulai meninggalkan Regol.

Regol masih memandangi benda yang diberikan Annette. Dia masih menimbang-nimbang apakah benda ini akan digunakannya atau tidak. Aaaaargh, pusing makin pusing dipikirkannya. Dah mirip pusingnya TS nya yang bikin cerita makin entah mau kemana. Haha.....




Bersambung dulu ya.....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd