Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Good Housewife Gone Bad

Status
Please reply by conversation.
Kasih mulustari tokohnya pake foto dong gan. Biar bisa ngebayanginnya. itu aja sih saran ane. Ceritanya oke nih milf yg binal. Kalo bisa bikin nantik buk dewi ngentot sama andi jugak ya biar makin seru gan.
 
Part 3

Keesokan harinya jam 7 pagi suamiku sudah berangkat ke kantor sedangkan Andi sudah berangkat ke sekolahnya, Jadilah aku sendirian mengurus rumah ini. Seperti biasa aku ke balkon lantai 2 untuk menjemur pakaian yang basah, ketika menjemur pakaian Bima kembali mengintipku dari rumahnya seperti kemarin pagi. Kali ini aku lupa mengenakan hijab yang biasa ku kenakan karena aku baru bangun tidur. Rambutku yang panjang sebahu hanya ku kuncir kuda.

Bima terus saja mengintipku dari balik jendela rumahnya sementara aku tetap menjemur cucian basah. Ahhh mungkin sekarang bima sedang membayangkan tubuhku ini, melihat payudaraku yang besar atau melihat leherku yang putih ? entahlah. Bima terus saja memperhatikanku, matanya melotot tajam, ya ampun apakah tubuhku ini benar2 sexy hingga membuat anak tetanggaku sendiri seperti itu ? . Lalu dengan tiba2 aku menatap matanya sambil tersenyum, bima yang saat itu sedang mengintipku pun kaget karena dirinya ketahuan dan langsung menghilang dari jendela.. hihihi lucuu juga anak ini.

Setelah menjemur pakaian selesai aku langsung mandi, lalu setelah membersihkan tubuhku kulanjutkan kegiatan yang biasa ku lakukan seperti memasak dan membersihkan rumah.

Kulihat jam menunjukkan pukul 1 siang, semua pekerjaan rumah sudah ku lakukan. Jadwal kursus Samuel hanya 2 hari dalam seminggu yaitu Hari Senin dan kamis jadi hari ini aku bisa bersantai di rumah. aku bersantai duduk di sofa sambil menonton tv. Entah kenapa aku tidak fokus dengan acara di layar kaca, ya.. aku melamun memikirkan kejadian kemarin bersama Samuel anak tetanggaku sendiri, aku menyalahkan diriku sendiri tapi disatu sisi aku juga menyalahkan suamiku. Seandainya mas edy bisa memuaskan kebutuhan biologisku pasti kejadian kemarin tak akan pernah terjadi.

Ketika sedang melamun HP ku berdering, terlihat nomor tak dikenal memanggil. Siapa ya? Tanyaku dalam hati. Langsung ku jawab telpon itu.

Assalamualaikum, Dewi apa kabarnya?” terdengar suara perempuan di seberang sana.

“waalaikum salam, baik. Maaf ya ini siapa?”

Ini aku Fatma, teman mu waktu kuliah dulu. kamu masih inget ga sama aku?”

“ohh Fatma. Yaampun aku kira siapa. Kamu sendiri apa kabarnya ?” tanyaku senang.

Fatma adalah sahabat dan teman sekamarku dulu di kostan waktu kuliah di Jogja, hubunganku dan fatma sudah seperti layaknya saudara sendiri. Aku dan fatma memiliki kesamaan karena kami adalah mahasiswi perantauan di jogja, susah dan senang selalu kami lewati hari demi hari. Ketika lulus aku masih berhubungan dengan dia, tapi semenjak kami menikah aku dan fatma putus kontak, yang kutau fatma menetap bersama suaminya di jakarta.

baik, aku dengar kamu sekarang tinggal di jakarta ya ?” tanya fatma.

“Iya, baru 3 hari yang lalu kami sekeluarga pindah rumah”

Dewi aku kangen banget sama kamu, aku ingin ketemu sama kamu hari ini bisa ?” tanya fatma.

“ehh hari ini ?” tanyaku

iya, kebetulan aku lagi di Mall xxx

“Mall xxx? Dimana itu ?” tanyaku.

di daerah jakarta barat, bisa ya kamu ketemuan sama aku hari ini

“aku bisa, tapi aku ga tau dimana itu mall xxx ?”

Emang kamu tinggal di daerah mana?” tanyanya.

“Di daerah Kemayoran jakarta pusat”

Ohh kemayoran, kalo dari kemayoran kamu naik aja busway dari halte kemayoran terus turun di halte xxx terus naik lagi sampe ke halte xxx... “aku hanya terdiam, bingung dengan nama2 daerah yang fatma sebutkan.

“...kalo kamu masih bingung, pake aja aplikasi ojek online tapi biayanya sedikit mahal.” Katanya seolah mengetahui kebingunganku.

Mendengar kata ‘ojek’ aku langsung teringat Bang Yanto tukang ojek yang mengantarkanku kemarin. Oh iya seingatku kemarin bang yanto memberiku secarik kertas yang isinya nomor hp nya.

“ok deh, aku kesana yaa" kataku.

aku tunggu ya di cafe xxx lantai 1” kemudian kami mengakhiri telpon.

Setelah itu aku menghubungi no telpon yang diberikan bang Yanto.

“Halo assalamualaikum, maaf bisa bicara dengan bang Yanto” tanyaku.

waalaikum salam. iya saya sendiri, ini siapa ya ?” tanyanya.

“Ini saya bang, Ibu Dewi yang kemarin anter dari pasar” jawabku.

ohh bu Dewi, ada apa bu ? mau naik ojek saya?”

“iya bang, bang Yanto tau mall xxx ?”

tau bu, Ibu mau jemput dari rumah kapan ?” tanyanya.

“Sekarang bang, tapi apa bang Yanto ga sibuk?”

Ngga kok bu ini lagi sepi” jawabnya.

“kalo gitu langsung jemput ke rumah saya ya bang”

siyap bu Dewi langsung meluncur hehehe

Kemudian aku bersiap ke mall xxx untuk bertemu sahabatku. Ku ganti pakaian di kamar, ku kenakan blouse muslimah lengan panjang berwarna merah dan hijab berwarna cream. Kali ini kuputuskan memakai celana panjang berbahan kain karena lebih fleksibel pikirku. Tak lupa aku merias diri dengan make up dan parfum, ku lihat diriku sendiri di depan cermin. Hmm.. walaupun aku sudah mengenakan blouse muslimah tapi tetap saja tonjolan kedua buah dadaku terlihat jelas, apalagi sekarang aku memakai celana panjang kain semakin terlihat lekuk bokongku.

Setelah rapih, bang yanto mengirim sms mengatakan dirinya sudah berada di depan rumah, lalu ku kunci rumahku dan menelpon anakku Andi yang sedang bersekolah kalo aku bakal pulang sore karena ingin bertemu teman.

Setelah itu aku keluar rumah hanya membawa tas selempang kecil dan berjalan kearah bang Yanto yang sudah stand by di atas motornya. Melihat kedatanganku bang Yanto langsung tertegun.

“aduh Bu dewi cantik banget hari ini hehe” katanya sambil cengengesan.

“ah si abang bisa aja. ayo bang berangkat” kataku langsung naik dibelakangnya, bang yanto langsung menjalankan motornya. Kemudian motornya melaju cepat ke jalan raya yang lengang.

“Bu dewi rapih banget hari ini mau ketemuan sama siapa ?” tanyanya mulai membuka obrolan.

“Mau ketemu sama teman lama bang” jawabku singkat.

“Ohh teman, kirain selingkuhan hehe”jawabnya bercanda.

“hush si abang ngomongnya!” kataku sambil menepuk punggungnya.

“hehe ya kali aja bu Dewi punya selingkuhan seperti istri2 pejabat di luar sana” balasnya lagi.

“yee emangnya saya wanita apaan, lagian juga saya masih setia kok sama suami” kataku

“ ’masih’ ? berarti ada kalanya ga setia dong sama suami hehe”

“ishh apaan si bang Yanto, udah ahh ga lucu” kataku kesal sambil mencubit pinggangnya.

“ehhh aduuuhhh sakiit hehehe bercanda bu Dewi” balasnya.

Semakin lama kecepatan motor bang Yanto semakin cepat, bang yanto mulai menyalip motor atau mobil di depannya.

“jangan ngebut2 atuh bang, pelan2 aja”. kataku sambil memegang besi belakang.

“hehe gpp bu biar cepet nyampenya, makanya ibu dewi pegangan”

Awalnya aku ragu untuk pegangan selain suamiku, tapi tak apalah daripada aku terjatuh. Kemudian aku melingkarkan tanganku di pinggang bang Yanto . Uhhh.. Tercium bau badan bang Yanto yang kurang sedap, dasar tukang ojek ga pernah mandi berapa hari pikirku. Semakin lama kecepatan motornya benar2 ngebut. badanku memeluk erat badan bang Yanto , kedua payudaraku juga semakin menekan ke punggungnya.

“Bu Dewi kalo kita lewat jalan protokol pasti bakal kena macet karena hari ini ada demonstrasi, lewat jalan tikus aja ya bu.”

“terserah bang Yanto aja” kataku.

Kemudian bang Yanto membawa motornya kearah jalan yang lebih kecil melewati rumah2 berderet terus masuk ke gang yang lebih sempit.

“Bu Dewi... “ kata bang yanto sambil menepuk pahaku.

“eh iya.. kenapa bang ?”

“Dulu saya pernah tinggal di daerah sini... “ kata bang Yanto dengan nada serius. Tangan kirinya masih berada di atas pahaku.

“ohh bang yanto pindah rumah juga ?” tanyaku.

“Bukan pindah rumah bu... Dulu saya sekeluarga punya rumah disini, tapi semenjak almarhumah istri saya sakit2an terpaksa saya jual rumah untuk menutup biaya rumah sakit istri saya. Yah tapi namanya juga sudah takdir, Istri saya justru sudah dipanggil Yang Maha Kuasa” kata bang yanto dengan nada serius. Aku yang mendengar jadi ikutan sedih mendengar curhatan bang Yanto. Ternyata dibalik penampilan bang Yanto yang seperti preman tapi ternyata sosok suami yang bertanggungjawab.

“Yasudah bang Yanto sabar aja.. mungkin ini sudah takdirnya, yang penting bang Yanto kerja yang halal sambil tetep doain almarhum istri bang yanto..” kataku. Tangan kirinya mengelus perlahan pahaku, entahlah mungkin karena bang yanto masih sedih memikirkan Alm istrinya.

“Iya bu Dewi, saya sih selalu doain almarhum istri saya setiap hari hehe... eh maaf ya bu dewi jadi curhat gini...” katanya. Tangan kirinya meremas perlahan pahaku, aku mulai sadar dengan tingkahnya, ku tepis tangannya. Dasar semua laki2 sama saja pikirku.

“Iya gpp bang”. Jawabku singkat.

Setelah 20 menit kami berkendara akhirnya sampai juga di mall xxx di daerah jakarta barat. Bang yanto menurunkanku tepat di pinggir jalan depan mall.

“Ini bang uangnya” kataku sambil memberinya uang 100 ribu.

“Yah bu.. saya ga punya uang kecil, ga ada kembaliannya”

“Udah kembaliannya buat bang Yanto aja”

“ehh serius ini bu ga salah ?”

“Iya, anggap aja rejeki untuk Bang Yanto”

“Makasih banyak nih bu dewi jadi ga enak hehe” katanya basa-basi.

“mari bu dewi” kata bang yanto sambil pergi dengan sepeda motornya.

Kemudian aku segera masuk ke Mall xxx. Suasana Mall xxx begitu ramai, walaupun di jam kerja banyak sekali pengunjung yang datang ke mall ini, maklum aku baru pertama kalinya melihat suasana Mall di jakarta. Lalu aku masuk ke salah satu cafe yang berada di lantai 1, suasanya begitu ramai, aku masih bingung dimana ya temanku Fatma itu.

“Dew.. Dewi,, siniiii “ kata seorang wanita paruh baya berhijab dengan kemeja batik melambaikan tangannya di sudut cafe.

“Fatma ?” tanyaku kaget.

“Iya aku fatma, sahabatmu dulu” katanya sambil tersenyum.

“Ya ampun fatma, apa kabarnya ? penampilanmu sudah berubah ya, sekarang kamu sudah pakai hijab” kataku senang sambil memeluk sahabat lamaku.

“hihi baik kok, iya dong kan sekarang aku sudah berkeluarga masa penampilannya sama seperti dulu“.

Aku tak menyangka penampilan fatma yang sekarang. Penampilannya sudah berubah drastis, dulu fatma adalah salah satu primadona kampus, pakaiannya selalu membuat cowo2 melirik kearahnya, di kostan saja fatma sering memakai tanktop dan celana pendek. Dulu jika ku nasehati untuk memakai hijab pasti fatma berkata ‘jangan sok suci’, ‘ga usah ngurusin hidup orang lain’. Kalo sudah begini aku hanya bisa diam, tak mau melanjutkan karena pasti ujung2nya perdebatan yang tak ada habisnya. Tapi yang membuatku kangen adalah sifatnya yang ceria dan periang itu yang selalu membuatku tertawa.

Kemudian aku dan fatma ngobrol panjang lebar mengenai kehidupan kami. Mulai dari pekerjaan, keluarga, hingga cerita masa2 kami dulu kuliah di jogja, tawa dan canda mengiringi obrolan kami.

“Emangnya anakmu Andi ga pernah minta adik baru ?” tanya fatma menyinggung ku karena hanya memiliki anak tunggal sedangkan fatma memiliki 2 orang anak.

“iya pernah si dulu, tapi kan dia sudah besar lagian aku juga sudah pasrah kalo Tuhan Cuma kasih aku 1 orang anak”

“sudah pernah cek ke dokter kandungan ?” katanya sambil menyeruput kopi.

“belum pernah”

“Kenapa ? kan nanti bisa tau masalahnya ada di siapa, kamunya yang ga subur atau sperma suamimu ”

“Ya gitu.. suamiku orangnya sibuk, dia juga ga pernah mau periksa ke dokter katanya pasrah aja mungkin Tuhan memang belum kasih anak ke 2”.

“terus kehidupan seksualmu gimana ?” tanyanya.

“Ya begitu..” jawabku singkat.

“Begitu gimana ?”

“Ya sebenarnya aku merasa kurang puas, sudah jarang berhubungan apalagi mas edy setiap malam kecapean selepas pulang kerja.. “ kataku. Aku dan fatma memang biasa terbuka dalam obrolan apapun.

“ehmm kamu pernah pake alat ?” tanya fatma.

“alat? Maksudmu ?” tanyaku bingung.

“iya alat.. seperti Vibrator atau dildo” katanya sambil berbisik.

“Dildo.. apa itu ?” tanyaku lagi.

“iih kamu polos banget sih dew masa ga tau haha... “ kata fatma sambil tertawa.

“beneran aku ga tau” kataku bingung.

“haha.. yaudah nanti gampang.. ehh dewi, liat deh.. “ kata fatma sambil melirik kearah meja samping yang ditempati 2 pemuda.

"ganteng ya mereka hehe.. “ kata fatma melirik sambil tersenyum.

“iihh fatma kamu ga berubah ya masih aja genit, inget umur dong ibu Fatma, udah punya anak juga” kataku meledek. Ternyata sifat centilnya belum berubah.

“hihi biarin weee “

Setelah ngobrol di cafe selama setengah jam, aku dan fatma jalan-jalan di mall xxx. kami pergi berbelanja di salah satu ritel yang cukup terkenal, fatma membeli beberapa pakaian sedangkan aku hanya membeli 1 buah hijab, ya memang aku tidak niat berbelanja hanya menemani sahabatku ini. Setelah berbelanja fatma mengajakku ke toko jam tangan, kemudian ke tempat counter handphone di lantai 4 membeli beberapa aksesoris HP. Capek juga pikirku menamani Fatma berbelanja keliling Mall.

Selama di lantai 4 aku melihat ke bawah tepatnya lobby mall lantai 1 suasanyanya begitu ramai, seperti ada suatu pameran atau konser dibawah karena terdapat panggung dan orang2 berkerumun.

Ketika aku sedang memperhatikan kerumunan di lantai 1, HP fatma berdering. Lalu fatma menjawab panggilan itu.

“Halo... ya.. iya.. sekarang ?.. boleh aja.. dimana ? hihihi oke deh aku kesana ya.. muah..” kata fatma menjawab panggilan di HP nya dengan raut wajah senang.

“suami mu ?” tanyaku kepo.

“ohh bukan.. temanku. Oh iya dewi maaf ya kayanya aku ada urusan nih, pertemuan kita cukup sampai disini aja ya, sorry aku ga bisa anter kamu pulang..”

“oh iya gapapa lagian sekarang sudah jam 4 sore kok, anakku pasti sudah di rumah..”

“oh iya dew aku minta alamat rumah mu ya bolehkan kapan2 aku main ke rumahmu ?” tanya fatma.

“Ya boleh lah kan kamu sahabatku, ajak juga keluargamu main ke rumahku biar nanti kita saling kenal”

“oke dehh” kata fatma.

Kemudian aku berikan alamat rumahku, setelah itu aku dan fatma turun ke lantai 1.

“Sampai sini aja ya aku anter kamu, bye bye dewi, hati2 di jalan yaa”

“iya kamu juga hati2 di jalan ya, kalo kangen sama aku kamu tinggal telpon lagi nomor ku ya?”

“kamu juga ya, kalo mau curhat lagi telpon aku aja” kata fatma. kemudian kami berpelukan.

Lalu aku dan fatma berpisah di lantai 1, kulihat dari kejauhan fatma menuju pintu barat mall meninggalkanku. Senang sekali rasanya bisa bertemu sahabat lama yang sudah putus kontak seperti fatma, apalagi sekarang aku dan fatma memiliki keluarga masing2, dan juga penampilan fatma sudah berubah.. ya dia sudah menjadi seorang ibu dan istri sama sepertiku jadi wajar sekarang dia sudah berhijab, tapi jika mengingat masa lalu dimana dulu kami sering berantem karena hal2 sepele membuatku tersenyum bahagia, beruntungnya aku memiliki fatma sebagai sahabat.

Kemudian aku berjalan kearah pintu timur mall. Suasana lobby mall xxx lantai 1 begitu ramai banyak anak muda berkerumun. Beberapa diantaranya memakai kostum kartun jepang dengan aksesoris yang menyerupai, sebagian yang lain terlihat berselfie ria, ada juga yang berjualan jajanan khas jepang dan aksesoris kartun jepang. Panggung di depan lobby mall juga menampilkan band2 bergenre rock yang dari tadi membuat suasana mall begitu ramai, hmm mungkin ini yang disebut festival jepang ? Andi pernah menyebutnya beberapa kali, anakku juga menyukai komik dan kartun jepang makanya dia pernah mengatakan kepadaku ingin datang ke festival jepang jika kami sudah tinggal di jakarta.

Akupun berjalan berdesak2an dengan kerumunan orang di lobby mall ini, pengunjung dan anak muda menjadi satu. huuh kesal juga pikirku, padahal pintu timur mall tinggal beberapa meter lagi tapi aku solah tak bergerak antara pengunjung yang ingin masuk ke mall dan ingin keluar semua berdesakan.

Ketika berdesakan menuju pintu keluar aku seperti mengenali orang di depanku.

“lho Bima ?”

“eh.. bu Dewi ?” aku dan bima kaget dan saling menatap.

“kamu ngapain disini ?” tanyaku.

“ehh anu bu Dewi.. itu.. “ kata Bima dengan ekspresi gugup.

Kulihat bima memakai kaos bergambar kartun jepang dan kemeja mambawa tas ranselnya.

“Kamu mau pulang juga ?” tanyaku.

“ehh... iya bu dewi aku juga mau pulang”

“kalo gitu pulang sama2 yuk.. naik busway kan ? Bu dewi belum pernah lho naik busway transjakarta” kataku. Kebetulan nih ada Bima anak tetanggaku jadi sekalian kita pulang sama-sama, pikirku.

Kemudian aku dan bima pergi ke halte busway terdekat, bima mengajarkanku bagaimana membeli tiket busway, lalu dia juga mengarahkanku dimana harus menunggu pintu yang tepat, lama juga menunggu busway yang datang, maklum ini adalah pertama kalinya aku naik busway.

“hmm Bu dewi...” kata Bima memecahkan kesunyian.

“Iya.. ada apa ? “tanyaku.

“Bu dewi jangan bilang orang tua ku ya..” kata bima.

“soal apa ?” tanyaku bingung.

“itu.. sebenarnya hari ini aku bolos kuliah...” kata bima ragu.

“loh kenapa kamu bolos kuliah ?” tanyaku penasaran.

“ehh anu.. bu dewi... karena hari ini ada acara festival jepang di mall jadinya aku bolos kuliah, tolong jaga rahasia ini ya bu.. jangan sampe orang tuaku tau aku bolos kuliah” kata bima memohon.

“yaudah gapapa kali ini aja ya.. tapi jangan sering2 kamu bolos kuliahnya” kataku mencoba menasehati.

“iya bu dewi” Katanya singkat.

“Kamu suka kartun jepang juga ?” tanyaku.

“maksud bu Dewi anime jepang ? iya aku suka sama anime atau sesuatu yang berbau tentang jepang” kata bima.

“Anakku si Andi juga suka lho sama kartun jepang,dia juga punya banyak koleksi komik2 jepang. sekali2 kamu main aja ke rumah ibu ya ?” kataku.

“ehh.. boleh bu dewi ?”

“ya bolehlah masa ga boleh” kataku.

Kemudian Busway yang kami tunggu akhirnya datang. Pintu busway terbua dan seketika aku melihat orang2 berdesakan di dalam.

“ehh kok rame banget, kamu yakin ini busnya ?” kataku heran.

“iya bu dewi, emang kalo udah sore biasanya rame sama pegawai kantoran yang mau pulang” katanya.

Setelah itu aku dan bima naik ke dalam busway yang penuh sesak, karena kami tidak kebagian tempat duduk terpaksa kami berdiri. Setelah 5 menit busway berjalan aku merasa ada seorang pria yang memepetkan tubuhnya ke belakangku, awalnya aku tak curiga mungkin karena kondisi bus yang penuh. Namun ketika beberapa penumpang mulai turun dan bus sudah sedikit longgar pria yang kutaksir umurnya 60an itu mulai menggesekkan tubuhnya ke bagian belakang tubuhku. Bahkan tangannya mulai meremas bokongku, kontan saja aku marah tapi di satu sisi aku tak ingin membuat keributan apalagi ada bima disampingku bisa2 nanti dia menceritakan kejadian ini ke ibunya. Aku hanya diam saja, pria tua itu masih menggesekkan tubuhnya sambil meremas bokongku.

Ketika aku menengok ke belakang ya Tuhan, ternyata dia sudah mengeluarkan alat kelaminnya dari tadi! Bahkan sekarang dia sudah menggesekkan alat kelaminnya di bokongku, ingin sekali rasanya pindah posisi tapi ternyata bus kembali penuh setelah penumpang baru mulai masuk. Posisiku benar2 terhimpit oleh penumpang lain, tangan pria tua itu mulai bergeser meremas kearah bawah tubuhku tepatnya dibagian vaginaku. Aku yang hanya mengenakan celana panjang berbahan kain merasa geli karena jari2nya terus saja menggesekkan di vaginaku. Ku tepis tangan itu sementara aku hanya bisa merapatkan kedua kakiku. Bukannya jera pria tua itu justru cengengesan melihatku. Kemudian dia mulai menekan kemaluannya yang sudah berdiri kearah bokongku dari belakang. Aku benar2 panik, kulihat disekitar tidak ada orang yang sadar melihat kejadian ini. Bahkan bima yang ada di sebelahku sedang asyik melihat HP nya. Tangan pria tua itu semakin menahan tubuhku, bahkan sekarang tangannya mulai menjamah buah dadaku. Ahhh jangan... jangan di kedua payudaraku, bagian tubuhku yang paling sensitif ini.

“ssssshh ehmmm...” tanpa sadar aku sedikit mendesah menerima rangsangan dari pria tua itu.

Tangannya mulai meremas payudaraku perlahan, mungkin orang lain tidak akan bisa melihat karena tangannya tertutup oleh tas selempangku. Kemaluannya terus saja digesekkan membuatku semakin geli, entah kenapa libidoku naik menerima rangsangan ini. Aku hanya bisa menahan rangsangan ini sambil ku tahan untuk tidak mendesah.

“sudah nikmati saja “ kata pria tua itu tiba2 membisikkan dari belakang. Tubuhku jadi sedikit menungging. Pria tua itu semakin semangat menggesekkan tubuhnya di belakangku.

Tanpa sadar aku sudah menggandeng lengan bima yang berada di sampingku. Bima menatapku kebingungan, sementara aku hanya bisa memejamkan mata, kuharap kejadian ini cepat berakhir pikirku.

“kenapa Bu Dewi ?” kata bima.

“ehh.. ngga.. itu.. Ibu Cuma sedikit pusing, ngga enak badan...” kataku. Tiba2 pria tua itu mempercepat gesekan kemaluannya di bokongku.

Aku semakin erat menggandeng lengan bima menahan serangan birahi, buah dadaku yang sebelah kiri jadi semakin erat di lengan bima sementara yang kanan di remas oleh tangan pria itu. Setelah itu pria tua itu menghentikan aktivitasnya, dan menjauh. Ku rasakan ada cairan hangat di bokongku, ahhh apa jangan2... ? Sialan, pria tua itu menyemprotkan air maninya di bokongku. Celana kain yang kukenakan jadi basah oleh air maninya, untungnya aku membawa tisu di tas, kubersihkan sisa2 air maninya. Tak lama kemudian kulihat pria tadi turun di salah satu halte, sebelum turun dia melirik kearahku sambil memasang muka mesumnya, kubalas dengan tatapan tajam.

“”Ibu Dewi gapapa ?” tanya bima heran.

“iya gpp” kataku singkat. Untungnya tidak ada orang yang melihat kejadian ini.

Setengah jam kemudian kami sampe juga di halte tujuan, ternyata jarak halte 200 meter dari gerbang perumahan.

“Terima kasih ya Bima sudah anterin Ibu dewi pulang.”

“iya sama-sama bu” katanya.

“Kalo kamu bosen di rumah main aja ke rumah sama Andi, kan hobimu berdua sama”

“ohh.. iya bu dewi, kalo ada waktu aku main ke rumah”

“Yaudah salam ya buat bu Lia (mamanya Bima)” kataku

Kemudian aku dan bima berpisah di depan rumah kami masing2. Jam menunjukkan pukul setengah 5 sore, andi pasti sudah pulang sekolah. Kemudian aku masuk ke dalam rumah, capek juga hari ini. (bersambung)
 
Terakhir diubah:
3. IMHO, Kesan "good housewife" tidak terasa, tidak ada ilustrasi istri yang alim, hanya ibu rumah tangga biasa... "Bad and slutty housewife" malah lebih kerasa, karena baru ketemu Samuel, sudah bisa tergoda untuk memberi oral service. At least ada konflik penolakan dulu, baru kerasa "good housewife".
Jadi cerita yang sekarang, menurut saya tidak sesuai sama title yang "good gone bad", karena tidak terasa transformasi antar fase.

Mau diterusin dengan plot seperti ini, menurut hemat saya tidak masalah. Tapi konflik dan transformasi yang terlalu cepat takutnya hanya akan membuat cerita mati prematur, atau cepat habis plotnya. Macam ejakulasi dini

terima kasih kakak semprot atas sarannya, tapi tokoh utama dari awal emang bukan istri alim, (bukan ustadzah, dsb) iya hu ane setuju sih hehe part 2 sebenarnya untuk latihan ane bikin sex scene nya jadi ini 'uji coba' hehe...
 
Bimabet
Kasih mulustari tokohnya pake foto dong gan. Biar bisa ngebayanginnya. itu aja sih saran ane. Ceritanya oke nih milf yg binal. Kalo bisa bikin nantik buk dewi ngentot sama andi jugak ya biar makin seru gan.

sorry hu ga pake mulustrasi, wah jadi genre incest dong kalo andi ikutan ? apa suhu2 disini setuju kalo genre incest ?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd