Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Yang Udah Baca, Kalian Lebih Suka Cewe Yang Mana?

  • A. Shifa Fauziah

    Votes: 85 25,1%
  • B. Riska Martina

    Votes: 72 21,2%
  • C. Sarah Aprillia

    Votes: 182 53,7%

  • Total voters
    339
  • Poll closed .
Mencium bau-bau selisih dua orang kaya di beberapa update ke depan.
Cerita yang sangat bagus bung, worth the wait!
 
Mantap bener bro ceritanya. Ngalir terus dan bukan cm sex scene doang yg dibahas.
Setia nungguin gmn cara balas dendamnya ini mah hahaha
 
keren hu lanjut, btw ini kira2 sampai brp episode yah ceritanya mengalir bikin penasaran
 
Makin keren nih cerita...
☺ "̮ ЂoºoЂoºoЂoºo "̮ . MªªªªñÑñ†††ªªªªªPP. SurªªªªñÑñ†††ªªªªªP ┗(`ー´)┓┏(`ー´)┛
 
Bimabet
Chapter 34

Setelah selesai interview, dan melalui berbagai macam tes. Akhirnya sampailah mereka membuat kesimpulan dari interview ini. “Kalo dari kesimpulan saya, Bu Sarah. Pak Angga ini memang punya banyak pengalaman yaa. Dia juga punya banyak sertifikat program resmi. Kayanya Pak Angga ini gak dapet pekerjaan, karena masalah di gaji?”

Mendengar pertanyaan Pak Damar, gua mengangguk dan membenarkan hal itu. “Iyaa, dari kemarin kayanya kendala di gaji memang. Karena di perusahaan sebelumnya, gaji saya sekitar 8,5 juta. Dan rata-rata perusahaan lain cuma sanggup gaji saya 4 atau 5 jutaan.”

“Terus denger gaji segitu gak Pak Angga terima? Atau Pak Angga sebenernya terima, tapi perusahaannya yang memilih karyawan dengan bayaran lebih murah?” tanya Bu Hasna, yang kayanya sebagai HRD. Dia udah paham dan pengalaman banget dengan hal-hal beginian.

“Sebenarnya saya terima aja, gaji berapapun di kondisi begini saya terima. Tapi saya sudah bilang terima, setelahnya saya gak dihubungi lagi. Iyaa jadi masalah mereka gak menerima saya juga gak tau apa,” jawab gua yang memang gak tau kenapa ditolak.

Tiba-tiba waktu gua lagi ngobrol sama mereka bertiga, Sarah ngirim WA ke gua. “Sebentar, Bu Hasna. Kamu barusan ada chat, coba dibaca dulu takutnya penting. Udah 4 jam lebih kamu gak pegang hp kan?”

Gua akhirnya langsung cek handphone dan baca WA dari Sarah. “Kalo ditanya gaji, minta gaji 15 juta. Nanti biar aku cukup ngangguk dan tanda tangan aja. Gaji rata-rata karyawan di sini di atas 10 untuk IT programmer. Jadi gaji segitu masih masuk di range dananya.”

Setelah gua baca chatnya Sarah, gua langsung nelen ludah sendiri. Anjirr, gaji gua hampir naik dua kali lipat dari di kantor sebelumnya. Bu Sarah yang ngeliat gua udah masukin handphone. Dia langsung lanjutin lagi perbincangan interview ini.

“Karena di perusahaan ini, divisi IT Programmer itu yang kerjanya paling cape yaa? Meskipun hanya duduk, tapi pulang bisa tengah malam. Kira-kira Pak Angga mau mau negosiasi berapa untuk gajinya?” tanya Bu Hasna yang langsung bahas gaji. Iyaa ini udah sore banget sih.

Kayanya mereka bertiga pengen buru-buru cepet selesai, biar bisa segera pulang. Gua coba beranikan diri untuk ikutin instruksi Sarah. “Dengan tolak ukur pengalaman saya, serta belasan sertifikasi resmi yang saya miliki. Mungkin bisa dipikirkan untuk 15 juta perbulan.”

Pak Damar langsung ketawa kecil, dia sampai pusing megang kepalanya. “Hahaha, kayanya Ibu Sarah sudah spoiler besaran gaji di perusahaan ini yaa? Tapi untuk posisi Backend developer, di mana tanggung jawabnya besar. Mungkin bisa diperhitungkan Bu Hasna.”

Bu Hasna juga ikut ketawa, sambil kepalanya geleng-geleng pusing. “Hahaha, kalo saya merasa ini sudah bukan masuk ranah saya. Langsung saya tanyakan saja kepada pemilik perusahaannya langsung. Bagaimana Ibu Sarah? Untuk rekan Ibu, meminta gaji 15 juta.”

“Iyaa, dibuatin aja dokumen kontrak kerjanya. Besok pagi langsung saya tanda tangani. Nanti Pak Damar bisa coba diskusikan dengan gaji segitu. Lebih baik Angga diposisikan sebagai apa di divisi Bapak. Sudah selesai yaa? Saya masih banyak kerjaan,” jawabnya langsung iyain.

“Baik, Bu Sarah. Pak Angga bisa mulai kerja kapan? Biar bisa dituliskan di kontrak untuk tanggal awal kerjanya. Di sini kontrak 1 tahun yaa. Dua kali perpanjangan langsung pegawai tetap,” tanya Pak Damar. Iyaa gua sih pengen kerja secepatnya lah. Udah bosen nganggur gua.

Tapi belum sempet gua jawab, Sarah langsung menyela perbincangan gua dan Pak Damar. “Tulis mulai tanggal 10 aja, pas hari Senin. Sekarang kan hari Kamis, jadi ada waktu 3 hari buat Angga libur dan persiapkan diri dulu. Sudah selesai yaa, terima kasih interviewnya.”

Interview macam apa ini bambang, hahaha. Dari gaji sampai tanggal mulai kerja, semuanya ditentuin sama Sarah. Tapi interview yang gua rasain, jauh lebih berat ketimbang di perusahaan lain. Terutama soal psikotes yang penuh jebakan, dan soal tentang ITnya sulit.

Setelah selesai interview, gua sama Sarah akhirnya lanjut naik lagi ke lantai tiga. Dari pintu tangga darurat dekat ruangan kerja Sarah, tiba-tiba keluar laki-laki badannya segede gua. Tapi body dia bongsor habis, dia keluar dari pintu tangga darurat dan langsung nyapa Sarah.

“Bu Sarah, katanya mau nyuruh saya bantuin pindahan? Siapa yang mau pindahan? Bu Sarah beli apartemen baru lagi?” tanya si cowo bongsor itu. Yang kaya gini baru keliatan kaya body guard. Mukanya jauh lebih sangar dari Rizal, dan keliatan udah banyak pengalaman.

“Ohh, Bross? Ini tolong bantu pacar saya, Angga. Malem ini dia harus pindahan dari kosannya ke apartemen saya. Barang-barang kamu gak ada yang besar banget kan? Kaya lemari atau tv di kosan kamu?” tanya Sarah yang habis nyapa Bross langsung nanya ke gua.

“Mau pindahan malem ini juga? Gak besok aja gitu? Aku pengen pulang dan istirahat dulu. Kan masih ada hari libur 3 harian. Kenapa kaya buru-buru banget?” jawab gua yang ngerasa ini terlalu cepet. Gak bakal ada apa-apa juga malem ini di kosan gua.

Sarah menghela nafas panjang, dia langsung menghentikan langkah kakinya. “Mendingan malem ini, biar kamu besok bisa istirahat panjang di apartemen aku. Namanya kamu berhadapan sama orang gila. Jangan kasih mereka kesempatan untuk bergerak.”

Gua berusaha untuk gak mau ngalah dari Sarah, dan tetep bersikeras untuk memilih pindah besok. “Pindahan kosan itu gak bisa seenaknya. Harus pamitan dulu sama ibu kosnya. Harus pamitan sama temen-temen aku di sekitar sana. Kamu gak pernah ngekos sih!”

Giselle yang mendengar opini gua, gak disangka dia belain gua di depan Sarah. “Apa yang dibilang Angga itu bener, Kak. Begini aja, biar aku dan Bang Bross tetep ke kosannya Angga malem ini. Kita akan guard dia sampai besok pagi, dan mulai pindahan besok siang. Gimana?”

Sarah melipat kedua tangannya di depan dadanya, dia berpikir sesaat dan kemudian menjawab. “Iyaudah kalo kalian mau guard Angga. Kosannya Angga kayanya muat untuk tidur kalian bertiga. Atau salah satu ada yang tidur di mobil. Boleh deh kalo mau begitu.”

Hah? Dua orang ini mau ikut nginep di kosan gua? Gak mungkin juga kosan gua muat. Sarah mah gak pernah masuk ke kosan gua. Dia cuma nunggu sampai pintu depan doang. Orang kadang buat gua tidur sendiri aja gak cukup. Kalo tidur sama Riska, dia sering ketindihan gua.

Sarah kemudian menambahkan, “Tapi inget, jangan sampai Angga lecet sedikit pun! Aku lebih ikhlas kalian berdua mati, ketimbang ngeliat Angga lecet! Guard Angga yang bener, kalo perlu jangan tidur sedikit pun! Aku percayakan Angga ke kalian berdua, hati-hati di jalan yaa.”

Sarah akhirnya lanjut jalan ke ruang kerjanya, sementara gua, Giselle, dan Bross. Kita bertiga terdiam di lorong ini sambil bengong gak jelas. Bross natap ke gua dan dia bertanya sambil kebingungan. “Ehh, lu siapa anjing? Kok tiba-tiba kita disuruh jagain cowo gede begini?”

“Waktu awal gue liat dia, gue juga berpikiran sama. Gue kira dia CPO, badan gede, tinggi, gagah. Malah lebih pantes dia yang lindungin kita berdua. Ketimbang kita yang lindungin dia,” jawab Giselle yang ikutan ngeluh. Padahal dia yang ngasih saran ke Sarah barusan.

Gua garuk-garuk kepala di depan mereka, bingung juga gua mau jelasin gua ini siapa. “Gua cuma karyawan yang baru keterima di perusahaan ini. Atau gini aja deh, kalian anterin gua pulang aja. Setelahnya kalian boleh balik, serius gua ngerasa gak perlu dijagain sama kalian.”

“Bro! Bos Sarah itu bisa monitor lokasi gua sama Giselle. Gua sama Giselle ninggalin kosan lu. Yang ada gua sama Giselle kena SP, iyaa siapapun elu. Pastinya lu orang penting sampai harus dijagain,” jawab Bross yang bilang kalo Sarah bisa melacak lokasi mereka.

“Jujur, gua cuma anak kosan. Iyaa terserah kalian aja lah, tapi gua gak ada keinginan ngerepotin kalian. Gua bukan orang penting atau apalah itu. Terserah kalian mau ke mana setelah nganter gua.” Aaahh shitt! Gua malah jadi canggung banget sama mereka berdua.

Giselle ketawa kecil, dia nepuk pundak kanan gua dan ngajak gua langsung cabut. “Udah gak usah dipikirin. Toh gue sama Bang Bross di sini juga digaji. Yuk kita cabut sekarang, Bos nyuruh kita jagain dia. Yaa apa susahnya tinggal dijagain aja. Gak usah banyak mikir.”

Bross langsung jalan di belakang Giselle, dan dia juga ngajak gua langsung jalan. “Iyaa nanti sampai sana, lu coba jelasin aja lagi bermasalah sama siapa. Gak usah tegang begitu, santai aja. Meskipun kami merasa direpotkan, tapi pekerjaan tetaplah pekerjaan. Meskipun harus menjaga anak bayi sekalipun.”
Mungkin ini kesempatan yang sangat bagus buat sarah untuk memiliki angga seutuhnya. Karna dulu dia harus merelakan melepaskan angga untuk shifa. Karna sarah mencintai angga sampai sekarang

Mungkin ga hu bro @mainputing
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd