Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA HAHOLONGAN.

Status
Please reply by conversation.
mohon maaf atas keterlambatan up date nya. juga kesan yang meng PHP in sifhu semua.
tidak ada unsur kesengajaan.. hanya karena kesibukan di RL.


sekali lagi mohon maaf:ampun:
gpp hu, walau gimana jg RL lebih utama...
Btw makasih dah doble update...sumpah ane masih penasaran dg tabir yg menyelimuti cerita ini... Ditunggu updatea selanjutnya...
 
@
part 24..







' teeeeeeeettt.......!!! ' bunyi bel pertanda sekolah usai mulai terdengar.

Hari ini, 1 minggu sudah kami para pelajar kembali aktif bersekolah. Setelah, 10 hari lama nya libur pasca lebaran.
Setelah memasukkan semua nya kedalam tas, aku berjalan menghampiri bunga anggrek ku yang masih membereskan semua peralatan belajar nya.

Seperti hari hari biasa, kami ber 6 jalan bersama menuju gerbang sekolah. Menunggu jemputan mereka datang. Yang kemudian dengan di susul oleh si manja.

" hai semuaaa.." sapa nya dengan ramah. Lalu memeluk si mahluk halus dari belakang dan mencium pipi nya.

" makin bertambah tambah lah manja nya itu..!!" Ucap ku ke indu, melihat perlakuan rani ke si mahluk halus itu.

" he' emm.." indu mengangguk sambil tersenyum.

Tak lama kami menunggu, mobil jemputan mereka datang bersamaan.

*
*

Sore hari nya sepulang dari pajak, kereta rani kulihat sudah terparkir di halaman samping. Namun, saat aku masuk dan mengucapkan salam, tak ada pelukan dan senyuman hangat yang kudapat , seperti setiap hari nya. Hanya ada sahutan salam dari mamak ku.

Begitu pula saat aku menemukan mereka berdua di ruang tengah.
Rani bahkan tidak menoleh padaku. Dia sibuk menyusun aetiap batang daun kanggkung dan mengikat nya.

" aby mandi dulu mak.." ucap ku ke beliau. Mamak ku mengangguk.
Aku sedukit membungkuk, dan mengecup pucuk kepala si manja.
Lagi lagi, tak ada respon dari nya.
Aku menoleh ke mamak ku. Tapi, beliau hanya tersenyum menahan tawa. Seperti ada seauatu.

Selesai mandi, ku dapati celana panjang dan baju koko ku sudah teronggok di atas tilam tempat tidur.

" Aby maghrib di mesjid.??" Tanya mamak ku, begitu aku keluar dari kamar.

" iya mak.." jawab ku.

Lagi, si manja tak menghiraukan ku. Masih sibuk mengikati sayuran.

Selama perjalanan ke masjid, batin ku bertanya tanya dengan tingkah laku nya yang tak lazim.

Sepulang dari masjid, masih tak ada sambutan dari nya.
Sekali lagi aku menoleh ke mamak ku, berharap mendapatkan jawaban dari beliau . Namun, respon mamak ku masih seperti tadi. Tersenyum geli menahan tawa.

Aku duduk di samping si manja.

" adeeeek...." panggil ku.
Respon nya sungguh diluar dugaan ku.
Rani bNgkit dari duduk nya. Lalu, melangkah masuk ke dalam kamar mamak ku.
Kulihat mamak ku menutupi mulut nya. Tubuh nya bergetar akibat menahan tawa.
Saat si manja keluar, mamak ku membetulkan gestur tubuh nya.

Rani kembaLi duduk di tempat nya tadi. Lalu, memberikan sesuatu padaku.

' amplop., surat..!' Batin ku.
" surat., untuk abang..!??" Tanya ku.
Rani tak merespon. Wajah cemberut nya semakin menjadi jadi. Panjang muncung nya,?? Jangan di tanya..!.

Saat kulihat sampul surat itu, tertulis dengan jelas bahwa aku lah penerima yang di tuju.
Lalu, aku membalikkan sisi amplop itu. Untuk mengetahui pengirim nya.

Dan...

' mampusss..!' Batinku.
Aku langsung mengetahui, punca dibalik dari sikap si manja.
Di situ, tertulis jelas nama si pengirim surat.

SYARIFAH IMAN.

aku langsung menoleh ke mamak ku yang memalingkan wajah nya. Terlihat bahu nya bergetar getar.

" ihh.. bibiiii...." si manja merajuk, melihat gelagat mamak ku yang sedikit usil.

" hihihihi... iya iya... soryy...!!" Mamak ku tak bisa menahan tawa nya.
" ya udah.. kita makan dulu ya..! Dah lapar kan..?" Mamak ku mengalihkan topik.
Aku mengangguk mengiya kan.

" biar adek aja yang nyiapin." Rani langsung bangkit dari duduk nya, saat melihat mamak ku hendak bergerak. Hingga mamak ku kembali ke posisi duduk nya semula.

Aku langsung menoleh ke mamak ku.

Mengerti dengan maksud tatapan ku ku, beliu kembali menahan tawa nya.

" tadi sore tuh nyampek nya. Kebetulan, si adek yang nerima..!" Ucap mamak ku.
Tak lama , si manja kembali. Meletak kan satu tadah nasi dan 2 gelas. Kemudian dia kembali berdiri dan menuju dapur.

" sedari tadi tuh, cemberut kayak gitu..!" Ucap mamak ku lagi.

Si manja kembali. Meletakkan sepiring lauk dan sayur daun ubi tumbuk ( gulai daun singkong ). Kemudian kembali lagi berdiri dan menuju dapur.
Tak lama, datang lagi. Membawa piring dan air cuci tangan ( kobokan).

Melihat dia hanya membawa dua piring, hatiku sedikit lega. Paling tidak, aku tau kalau level marah nya tidak lah terlalu tinggi. KarenA, dia masih ingin ku suapi.

Si manja menyendok nasi kedalam piring. Lalu menyerahkan nya ke mamak ku. Kemudian, menuangkan air minum kedalam gelas. Yang mana satu gelas di sodorkan di depan mamak ku. Baru setelah itu, dia mengisi piring yang satu nya lagi. Menuang kuah gulai . Kemudian meletakkan 1 ekor ikan dencis sambal ke atas nasi. Dan meletakkan nya di depan ku.
Masih dengan mimik datar dan tanpa suara.

" sini..!" Aku menepuk lantai di sampingku. Menyuruhnya bergeser ke sebelah kiri ku.
Dengan menurut dia berpindah tempat.
Aku pun mulai makan sambil menyuapi nya.

Selesai makan, si manja pun memberesi piring kotor dan langsung mencuci nya di kamar mandi.
Dan aku memberesi dan mengkemas sayururan yang sudah selesai di ikat.

tak lama, si manja pun selesai mencuci piring , dan kembali ke ruang tengah.

" mamak tidur diluan ya.. dah ngantuk..!" UcaP mamak ku.
Sebelum masuk ke kamar, beliau kembali tersenyum jahil pada ku.

" adek langsung pulang..?" Tanya ku ke rani.

Dia menatap ku tajam.
" dah ga sabaran mo baca surat..!? Ya udah, adek pulang..!" Ucap nya ketus. Dan langsung masuk ke kamar ku.
Melihat itu, batin ku tertawa geli.

" adeeeek.." panggil ku. Lalu menyusul nya ke dalam kamar.
Kulihat dia sudah membuka baju daster yang di pakai nya.
( setiap mengikati sayuran, si manja megganti baju nya dengan baju daster yang di pinjam ke mamak ku).





Aku duduk di pinggir kasur. Lalu menarik tangan nya dan menduduk kan nya di pangkuan ku.
Aku memeluk nya yang hanya mengenakan BH dan CD.
" adeeeeeek..." ucap ku pelan. Sambil menyibak rambut nya.
" sayaaaaaang..." ucap ku lagi. Lalu mengecup pundak nya.
'Cupp...cupp..!'
" adek marah ..??." Tanya ku lagi, yang kali ini merabai kulit perut nya.
Rani menggeliat. Seakan akan memberontak. Aku mengencangkan pelukan ku.
" jangan marah ya sayaaaank "
" itu kan cuma surat. Ga ada arti apa apa..!" Ucap ku lagi

" enggak..! Adek ngga marah..!" Akhir nya dia membalas . Namun, masih dengan nada ketus.

" kalau ga marah, kenapa dari tadi diam aja..!?? Cemberut..??" Tanya ku.

Simanja memiringkan tubuh nya menghadap ku. Mimik rajuk nya semakin membuat ku gemas.

" adek cemburu abaaaang..!!"
" isshh... issshh..isshh..!!" Rani memukuli dada ku. Tanpa tenaga maksimal tentu nya

" hahahaa... " tawa ku tak bisa ku tahan.
Aku langsung memeluk nya. Menghentikan gerakan memukul nya.
Rani meronta lembut, hendak melepas pelukan ku.
" masa gitu aja cemburu..! Sama surat cemburu..!! " ucap ku mengejek.

Rani berhenti meronta. Dia balas memeluk ku. Pelukan yang sangat erat terasa.
Aku mengecup pucuk kepala nya, dan membelai nya. Mencurahkan rasa sayang ku yang begitu besar padanya.

" dia cantik kan..?? " tanya nya dengan lirih di telinga ku.
Aku diam tak menjawab.

Tak mendengar jawaban ku, rani melepas pelukan nya. Menegakkan badan dan menatap ku.

" bohong kalau abng bilang ga cantik.!" Ucap nya.
" malah., adek rasa., dia lebih cantik dari adek..! "
" body nya juga bagus..!" Ucap nya lagi.

Aku memutar tubuhnya membelakangi ku. Dan kembali memeluk nya.
Menempelkan dagu ku di atas pundak nya.

" justru itu..!" Ucap ku menegaskan.
" kita baru kenal beberapa jam aja. "
" lagian., mana mungkin dia ada perasaan ke abng. Dia belum tau abang. Dia ga tau kehidupan abang seperti apa. " ucap ku menjelaskan .

"Seandai nya., Kalau dia betul betul ada hati ke abng.??" Tanya nya lagi.

' cupp..!' Aku mengecup lehernya.
'Cupp..!" Pipi nya.
" abang udah punya indu. Udah ada adek juga. ( juga rosa.,' sambung batin ku ) . Yang abang sayang.! Yang abang tau juga sayang ke abang."
" abang ga mau ber andai andai dengan orang yang baru abang kenal. Yang rumah nya aja abang ga tau dimana.!" Ucap ku.

Rani mendekap tangan ku yang melingkar di perut nya.
" feeling adek., dia serius.! Sampai niat kirim surat ke abang..!" Ucap nya, yang masih berspekulasi.
Aku diam. Tak membalas ucapan nya.
Hati dan fikiran ku tak ingin lanjut membahas perkara ini.

Aku menaikan sedikit pantat ku. Mengambil surat dari saku belakang.
" yuk kita baca. Biar adek tau, isi nya apa." Tawar ku.

' tapp..!' Si manja menahan tangan ku yang hendak membuka amplop surat.
Lalu menggeleng.
" ngga maoo..." ucap nya kemudian.

" biar adek tau isi nya apa. Abng ga ma nyembunyiin dari adek..!" Ucap ku mengulangi.

" ngga mao abaaaaang...!"
" ngga boleh..!!"Ucap nya lagi.
Kemudian, si manja mengganti posisi dengan duduk menghadap ku. ( masih tetap di atas pangkuan ku. ).
" itu hal pribadi dia ke abang. Orang lain ga boleh tau..!"
" adek memang cemburu. Tapi., adek masih tau aturan koq..!" Sambung nya.

Lagi., aku kagum dengan sifat ke pribadian nya yang membuat ku semakin sayang pada nya.

' cupp!' Aku mengecup bibir nya sekilas.
" sayyyaang adek..!" Ucap ku tulus.

'Cupp..!'gantian dia mengecup ku kilat.
" sayaaang abang juga..! " balas nya tersenyum.
Hingga kemudian, kami mulai saling melumat.

Tanpa menunggu lama, aku membuka pengait beha nya. Dan langsung menungkup kan telapak tangan ku di dada kirinya.
Ku genggam,... ku remas lembut dan penuh perasaan.
Kunikmati tekstur lembut dan kenyal payudara nya yang masih dalam pertumbuhan.

" ouuhhmmm...!!!" Lenguh tertahan nya. Ketika jempol ku melintas dan memoles puting pYudara nya yang teramat imut itu.
Tangan nya menekan belakang leher ku.
Dapat kurasakan, pinggul nya mulai bergerak gerak.

Hingga.....

Tiba tiba....

" abyyyy.....!" Terdengar oleh kami, suara mamak ku memanggil.
Yang otomatis membuat pagutan kami terlepas.

" ya maaak..!" Sahut ku.
Sekilas, kami saling berpandangan.

Senyap...
Tak terdengar lagi suara mamak ku.

" lagi membujuk si adek nii..!" Sambung ku lagi.

Hening.....

Merasa keadaan mulai aman, kami pun melanjutkan aktifitas.

Aku mulai dengan mencaplok batang leher nya yang kulihat sedikit berdenyut.
Ku kecup...
Ku hidu sebentar..sambil menggesekkan hujung hidung ku.
Kecupan ku merambah turun ke tengah dada nya. Lalu bergeser ke payidara kanan nya.

" hhhheehmmm..." si manja kembali melenguh. Sambil memegangi kepala ku.

Saat hujung lidah ku mnyentuh pucuk payudara nya....

" abyyyyy......" kembali terdengar suara mamak ku.
Secara spontan, aku menegakkan kepala ku. Kembali saling pandang dengan si manja.

" mau mamak sunat sekali lagi..!!!" Ucapan yang betul betul membuat ciut nyali.

Dengan gelagapan, si manja turun dari pangkuan ku. Dan Langsung menyambar pakai nya.
Batinku tertawa geli melihat ekspresi nya.

Setelah rani selesai mengkancingkan pengkait bh dan memakai baju nya, aku membuka pintu lalu keluar.
Diikuti si manja dari belakang.

Kulihat mamak ku berdiri di ruang tengah.

" masih merajuk..!??" Tanya mamak ku saat kami mendekat.
Aku dan si manja menggeleng bersamaan.

"Di apai, makanya gak merajuk lagi..!" Tanya beliau lagi.

" di peluk "
" sambil di cipok in si abang juga..!" Jawab nya. Yang membuat mamak ku terbelalak.

' astaga...!!' Batinku. Betul betul terkejut dengan ucapan polos nya.

Si manja yang menyadari kesilafan nya, langsung berdiri di belakang mamak ku dan memeluk beliau.

" hmmm.." mamak ku menggelengkan kepala.
" ya udah., adek pulang ya..? Dah malam ni..!" Ucap mamak ku sambil menyentuh lengan rani yang melilit di perut nya.
Si manja pun mengangguk.

" aby.. antarkan si adek gih..!"

" yoq...!" Ajak ku.

" da dahh bibi..!"
' mmmuachh.!' Simanja pamit, dan mencium pipi mamak ku.

*
*
*
*

Aku memarkirkan kereta di depan teras rumah nya. Sementara Rani langsung memasukkan kereta nya ke dalam garasi.
Aku menyusul nya. Menutup dan langsung mengunci garasi.

" mami...!" Panggil nya, begitu kami keluar dari lorong garasi yang langsung menuju ke ruang dapur.

" ya deeek..." sahut si mami yang entah berada dimana.

Saat kami tiba di ruang keluarga , kulihat seorang gadis yang tengah menggendong anak kak ivo.





" ehh.,! Kak adel..! " sapa si manja.

Ya..! Gadis itu adalah adellia rosa. Si tembem ku.

" kapan datang..!? Dah lama..!? " tanya si manja .

Rosa teraenyum mengangguk.
" lumayan.! Jawab nya.
Setelah itu, rosa kembali bermain dengan si debay. Menimang nimang sambil berkata kata. Seolah olah, bayi itu faham apa yang di ucap kan nya.
Si baby menggeliat manja, ketika rosa menciumi nya bertubi tubi.
'' mang timang timaaang... si anak ganteng ini...!" Rosa bersenandung, sambil menoel noel pipi si baby dengan hujung hidung nya.

" hihihi...! Ganteng nya ponakan tanteee..!" Si manja ikut ikutan, sambil mencubit gemas pipi si baby.

" ishh.. adeeek..! Jangan di cubit pipi nya..!" Larang rosa.

" hihihi...! Gerrram lihat pipi nya..!" Balas si manja.
Lalu si manja memeluk rosa dari belakang.
Mereka berdua melawani si baby dengan riang nya.

Angan ku melayang, ber andai jaUh ke depan.
Aku membayangkan, jika baby itu adalah anak ku dengan salah satu dari mereka.
Membayangkan mereka akur dan harmonis seperti itu, batinku tergitik geli.

" adem ya, lihat mereka kayak gitu.." ucap suara yang mengagetkan ku.
Entah sejak kapan, si mami sudah berdiri di samping ku.

" yona.. ! Anak mu aku bawak ya..! Pinjam..!" Ucap rosa sedikit keras.

" yee..! Enak aja pinjam..! Bikin sendiri lah..!" Sahut kak ivo dari dalam kamar nya.

" wihh.. dasar pelit..!" Balas rosa
" iya.. iya...! Nanti aku buat sendiri..! Yang lebih ganteng..!" Sambung nya.

" emang, dah punya calon..!" Tanya kak ivo dari kamar nya.

Rosa diam, tak menjawab.

" iya dell.. kalau udah ada calon, di segerakan lahh..! Jangan lama lama..!" Si mami bersuara.

" hehehe... iya mi.. ! Bentar lagi..! " sahut rosa sambil menoleh ke si mami, yang juga sekalian melirikku dengan senyum centil nya.

" cie.. cieee.. !! Dah ada calon dia..!" Sambar kak ivo.
" kenalin dong..!" Sambung beliau.

Rosa kembali tersenyum sambil melirik ku sekilas.
Mungkin si mami yang berdiri di samping ku tak menyadari arti dari senyum dan lirikan rosa. Namun, si manja ku yang masih memeluk si rosa dari belakang , langsung menatap ku dengan penuh kecurigaan.

' haissshhh..! Baru aja tadi habis membujuk nya gara gara surat. Belum ada 1 jam, betambah lagi perkara.!' Batin ku.

" oeekk..!" Rengek an si debay mengalihkan semua nya.

" oooo.. cayang.. cayang.. cayang..!" Rosa meng ayun ayun kan timangan nya.

" udah waktu nya mik cucu tuh..!" Ucap si mami yang berjalan mendekati mereka.
Mendengar itu, si manja melapas pelukan nya. Dan rosa pun melangkah masuk ke kamar kak ivo.

" adek buatin minum..!?" Tanya si manja mendekati ku.

Aku mengangguk.
" coklat hangat ya..!" Ucap ku.

" kak adell minum.?" Tanya rani ke rosa yang masih berada di kamar.

" ga usah deek..! Dah dibuatin si mami tadi..!" Sahut nya dari dalam.

aku mengikuti langkah si manja ke dapur. menungguinya yang membuat minuman.

Tak lama, si mami menyusul ke dapur.

" adek buat minum apa..?"tanya si mami.

" milo..! Mami mau..!" Sahut si manja.
Si mami mengangguk.

Sambil menikmati coklat hangat, kami bertiga ngobrol. Si mami bercerita perihal rencana mereka yang akan ke medan untuk mengantar kak ivo. Sekalian juga dengan hajatan untuk penabalan nama anak nya kak ivo.

" adek ikut..!?" Tanya ku.

Si manja mengangguk.
" boleh ya..?" Izin nya pada ku. Sambil melendot manja.

' lahh..! Hak apa aku melarang nya!' Batin ku.
Aku pun mengangguk mengiyakan.

" mami...! Adell pamit pulang ya..!" Rosa melangkah menghampiri kami.

" ehh., iya..!"
" makasih ya dell, sudah mau datang..!" Si mami memeluk dan mencium pipi rosa.

" hehehe.. iya mi..!" Balas nya.

" kakak pulang ya..!" Yang kali ini di tujukan ke rani.
Si manja mengangguk tersenyum. Lalu, rosa mencium pipi si manja.

Kami bertiga mengantarkan rosa sampai ke teras depan.

" lohh..!" Si manja celingukan. Seperti mencari cari sesuatu.
" kakak ga bawak kereta..!?" Tanya si manja, yang rupanya mencari keberadaan kereta nya rosa.

Rosa menggeleng tersenyum.
" enggak..! Kak tadi naik becak.." jawab rosa. Sambil memakai sendal nya. Lalu melangkah ke depan teras.

" ehh.. tunggu dulu..! " si manja menyusul rosa.
" terus., ini pulang nya .?" Tanya si manja lagi.

"Ya naik becak ..!" Jawab rosa.

" jam segini, mana ada becak yang lewat.!" Ucap si manja. Lalu , dia menoleh ke aku dengan mimik dan ekspresi yang menggelikan.
Aku faham mengapa dia menoleh padaku. Dan, mimik wajah nya menunjukkan dia seperti tak rela.
" abang sekalian ya pulang nya. Antarkan kak adel.!" Pinta nya. Yang membuat ku mati matian untuk menahan tawa karena melihat mimik wajah nya.

" udah.. ga fafa.! Kakak jalan sampai ke depan itu." Tolak rosa. Yang ku tahu, itu hanya sekedar basa basi.

" udaah.. ga usah nungguin becak sampai ke depan.! Biar aby yang antar..!" Kali ini si mami bersuara.

" iya mi.." ucap ku.
Aku kembali masuk kerumah. Menuju kamar kak ivo.
'Tok.. tokk..!" Ku ketuk pintu kamar nya.
" kaaak.!" Panggil ku.

" iyaa.. masuk.!" Sahut kak ivo dari dalam.

" aby... ! Kapan datang.?" Tanya nya.
Kulihat kak ivo tengah memangku si debay, sambil menyodorkan dot susu ke muncung nya.

" belum lama kak. Ngantar si adek..!" Jawab ku.
" aby pamit pulang kak.!" Lanjut ku. Sambil mengulurkan tangan.

'' ga usah salam, tangan kakak penuh.!" Ucap nya.
"Kamu nunduk dikit..!" Perintah nyA.

Aku pun membungkuk kan tubuh ku. Dan...

'Cupp..!' Beliau mengecup pipi ku.
Aku menatap nya terperangah.

" hihihi...!" Tawa nya.
" hati hati..!" Ucap nya lagi.

Aku mengangguk. Lalu melangkah keluar kamar.
Beberapa langkah melewati pintu kamar kak ivo, si manja datang menghampiri.

" nanti, abng jngan mau di peluk ya..!" Ucap nya sedikit cemberut.

" hehehe... iya sayaank.. iya..!" Balas ku.
'Cupp..!'aku mengecup bibir nya sekilas.

Rosa naik ke boncengan dengan posisi menyamping. Kedua tangan nya berpangku di atas paha.
" da daaaah...!" Rosa melambaikan tangan.
Mami dan si manja balas melambaikan tangan.

Sampai di persimpangan keluar dari kawasan rumah si manja, aku menghentikan kereta.
Dengan sigap, rosa turun. Lalu kembali naik untuk mengganti posisi duduk nya.
Begitu aku menjalankan kereta, Rosa langsung memeluk ku erat.

" ishh... sesak mbeeeem.!" Ucap ku. Yang memang merasakan lilitan tangan nya terlalu kencang.

" hihihi...!" Dia hanya tertawa. Lalu melonggarkan sedikit pelukan nya.

" yaaang...." panggil nya lembut.

" hmmmm..." sahut ku. Lalu menyentuh tangan nya yang memeluk perut ku.

" sempat ga ya, kalau kita singgah ke TK sebentar.?" Tanya nya.

" jam berapa..?" Tanya ku , sebelum menjawab pertanya an nya.

Rosa menarik tangan kiri nya.
" mmm.. jam sebelas.." ucap nya.

" ga usah ya.. ga enak ama orang rumah, kalau aku ngantar kamu jauh malam..!" Ucap ku.

Rosa diam. Tak membalas ucapan ku.
Ku yakin dia tak puas hati.

" mbeeeemm..." rayu ku sambil mengelus tangan nya.

" iyaaaaaah..." balas nya. Yang akhir nya menerima alasan ku.
" tapi bawak kereta nya pelan pelan aja ya..." pinta nya.
" masih mau meluk kamu..!" Ucap nya lagi.

" iya..." sahut ku.

Jadi lah aku membawa kereta dengan kecepatan seperti kura kura.
Yah., paling tidak, waktu yang hanya beberapa menit ini menjadi kesempatan kami buat berduaan. Kesempatan rosa buat melepas rindu nya. Walau hanya memeluk ku dari boncengan.

Rosa turun dari boncengan. Saat kereta ku hentikan di depan pagar rumah nya.
Rosa membuka pintu pagar yang tak terkunci.
Setelah itu, dengan senyum sumringah dia berbalik menghadap ku.
" makasih.." ucap nya.
Ku balas dengan mengangguk.
Namun, dia tak langsung masuk. Masih berdiri menatap ku dengan senyum nya.
Aku yang faham dengan mau nya, segera merangkul pinggang nya. Dan..
'Cupp..!'ku kecup pelan bibir nya.

" dahh.. masuk gih..!" Ucap ku.

Rosa tersenyum mengangguk
' cupp..!' Lalu balas mengecup bibir ku.

Aku mengamati nya yang berjalan menuju pintu rumah nya.
Moment yang paling ku suka dan ku nantikan. Memperhatikan body nya saat berjalan membelakangi ku.
Terutama, bokong nya.

Setelah rosa membuka pintu, dia berbalik menghadap ku. Kemudian men da dah ku.

*
*
*
*
*
*
*
*

Ke esokan hari nya..

Saat bel istrahat pertama berbunyi, aku langsung menuju ke meja indu.

" aang..!" Panggil ku, yang sudah berdiri di samping nya.

" iyaaah.." sahut nya, sambil memasukkan buku kedalam tas.

" ikut aku bentar yuq.! Ada yang mau ku omongin." Ucap ku.
Indu langsung menatap ku lekat.
Ku lihat ekspresi nya sedikit berubah. Kemudian dia mengangguk.

Saat kami baru melangkah.
" kakak mau kemana..!?" Tanya si mahluk halus.

Aku melirik nya tajam.

Indu menatap ku yang melirik ke so eva.
" adek ama ecy diluan aja ya. Nanti kakak nyusul." Ucap indu.

Si mahluk halus mengangguk.
" mau makan apa..?? Biar adek pesan kian." Ucap si mahluk halus.

" ga usah di pesanin.! Kita agak lama ni..!" Ucap ku.
Tanpa menunggu respon nya, aku langsung melangkah. Yang langsung di susul indu.

Saat berjalan, sering kudapati indu bolak balik memandang ku dengan tatapan serius.
" abyy..." panggil nya.
Tanpa bersuara, aku menoleh pada nya.
" ini, yang mau di omongin masalah serius.!??" Tanya nya
Aku hanya mengangguk.

Sampai di gerbang sekolah..
" wooii..! Mo kemana klian..!" Tanya si satpam dengan mimik sok garang nya.

" orang rumah lagi ngidam nih. Pengen es kolding..!" Ucap ku. Menoleh sekilas ke indu

" isshh..!!" Indu menepuk lengan ku.

Mulut si satpam membulat, sambil mengangguk.
Es kolding adalh senjata pemungkas ku untuk menghadapi si satpam.

Keluar dari gerbang, aku singgah sebentar ke tmpat abang abmag penjual es kolding.
" bang..! Es kolding satu.! Antar kan ke satpam ya..!" Ucap ku sambil memberikan bayaran.
Si abang penjual kolding mengacungkan jempol nya.

" kita mau kemana..!?" Tanya indu, ketika kami kembali melangkah.

" ke taman situ..!" Ucapku. Mengarahkan muncung ku ke taman komplek perumahan di belakang mushola.
Indu meraih tangan ku. Lalu menggenggam telapak tangan ku.
" beneran masalah serius..!?" Tanya nya lagi.
Aku kembali mengangguk.

Kami duduk di kursi beton.
Indu masih belum melepaskan genggaman nya di telapak tangan ku.
" mau ngomongin apa? " tanya nya langsung.
Posisi duduk nya sedikit miring menghadap ku.

Aku merogoh saku celana ku. Lalu memberikan surat itu padanya.
Sebelum mengambil surat itu, kening nya sedikit mengkerut menatap ku.
" katanya mau ngomong., koq malah ngasi surat..!?" Tanya nya, meraih surat dari tangan ku.

" lihat siapa yang kirim." Ucap ku.

Indu tak bergeming. Dia masih menatap ku lekat.
" lihat dulu aaang..." ucap ku lagi. Sambil mengelus pipi nya dengan jari telunjuk yang ku tekuk.

Saat indu membuka lipatan sampul surat, seketika itu juga kulihat ekspresi wajah nya langsung berubah. Tak setegang sebelum nya.
Lalu , dia kembali menatap ku.
" yang mau kamu omongin, masalah ini..!?" Tanya nya.

Aku mengangguk

" ada yang lain..!?" Tanya nya lagi.

aku menggeleng.

Lalu...

' plakk..! Plak..! Plak..!' Indu memukuli lengan atas ku. Hanya pukulan lembut.

" koq mukul..!?" Tanya ku heran.

"Hihihihi....!!" Indu menutupi mulut nya dengan punggung telapak tangan nya.

" kenapa..!??" Tanya ku lagi, semakin heran.

Tawa nya berhenti. Lalu indu menatap ku dengan cemberut main main.
Cemberut yang sedikit pun tak menghilangkan kecantikan nya.
Lalu, indu memeluk lengan kiri ku. Yang mengakibatkan bagian atas lengan ku terhimpit oleh gundukan payudara nya. Kemudian, menopangkan dagu nya di hujung bahu ku.

" sedari tadi, aku udah deg deg an tau..!!" Ucap nya, dengan tersenyum menahan tawa.
" aku kira, masalah nya betul betul serius..!" Ucap nya lagi.

" terus., ini, bukan masalah serius..!?" Tanya ku, sambil menoleh surat yang masih dia pegang.

Indu menggeleng. Masih dengan senyum cantik nya.

" ini serius aaaaang..! Sampai dia pake kirim kirim surat gini..!" Ucap ku. Mengikuti apa yang di sebutkan si manja semalam.

Indu menegakkan kepalanya.
" isi surat nya apa.!?" Tanya nya.

" ga tau..!" Ucap ku menggeleng.

Dahi nya mengkerut.
" kamu belum baca..!?" Tanya nya lagi.

Aku kembali menggeleng.
" makanya aku ajak kamu kemari. Kita baca sama sama. Biar kamu juga tau, dia ngomong apa ke aku.!" Ucap ku menjelaskan.

Indu tersenyum menggeleng.
" ga boleh abyy...!" Ucap nya. Yang kemudian memasukkan surat itu ke saku baju ku.
" ga etis..! Ga sopan kalau aku baca.!" Ucap nya lagi.

Sama seperti apa yang di ucapkan si manja semalam. Yang juga tak mau membaca surat ini.

" mmm... tapi., kamu ga marah kan..!?" Tanya ku.

Indu menggeleng.

" mmm.. kamu ngga.... "

" cemburu..??" Sambung nya .

Aku menaikkan kedua alis ku.

" mmm... sedikit.!" Ucap nya.

Aku menatap nya tak percaya. Ada sedikit rasa kecewa yang melintas di sanubari ku.
" cuma sedikit..!??" Tanya ku heran.

" jangan gitu ngelihatin nya..!" Ucap nya, yang mungkin mengerti dan merasa tak enak dengan tatapan ku.
" gini lho aby.. dengar ya..!" Ucap nya kemudian.
Indu melonggarkan lendotan nya pada ku.
Di menatap ku, dengan kedua tangan nya menggenggam tapak tangan ku.
" kita ini memang pacaran, saling suka dan saling sayang. Tapi., aku ga ada hak, atau., belum mempunyai hak untuk marah ke orang yang memiliki rasa ke kamu." Ucap nya dengan serius.
" terus.. " sambil tersenyum.
" kenapa cemburu ku hanya sedikit. Karena., keberadaan nya tidak disini.! Dia jauh dari kamu. Kesempatan nya buat mendekati kamu sangat tipis.! Beda dengan aku, yang setiap hari nya selalu berjumpa dan dekat dengan kamu .!" Ucap nya panjang.

Aku terpana dengan kata kata penjelasan nya.

" lain hal nya, kalau dia tinggal dan menetap disini. Pastilah aku cemburu besar.!" Sambung nya.

" kalau diturutkan., marah dan cemburu ke orang yang menaruh hati ke kamu., bisa setiap hari aku marah marah.." lanjut nya lagi.
" bisa bisa kenak stroke aku..!" Ucap nya lagi.

" maksud nya..!?" Tanya ku. Yang memang tak ku fahami.

Bukan nya menjawab. Indu malah tersenyum mengejek.

" terus., ini cemana..!? Di balas ga..!?" Tanya ku. Menoleh sekilas ke saku baju ku.

Indu mengangguk.

" serius...!? " tanya ku lagi memastikan.

Indu kembali mengangguk.
" ga sopan lho, kalau ga kamu balas.." ucap nya.

" kalau dia., ngungkapin perasaan nya..?" Tanya ku.

" kasih tau ke dia hubungan kita." Ucap nya.
" aku yakin., walau kamu tidak mengatakan nya secara frontal , dia pasti faham koq..!" Sambung nya.

Aku menatap nya, yang kembali memeluk lengan ku. Indu tersenyum. Lalu mendekatkan wajah nya. Kemudian menggesek gesekkan hujung hidung nya ke hidung ku.
" bukan salah nya, yang menaruh rasa ke kamu..!" Ucap nya pelan.

*
*
*
*
*
*
*

Setelah mengganti seragam sekolah, aku duduk di pinggir kasur.
Hampir 15 menit lama nya , hanya memandangi lipatan kertas surat yang ku pegang.
Ada rasa bimbang....
dan
Juga takut..

Bimbang..., antara ingin membaca atau mengacuhkan..

Was was... jikalau isi surat nya ini , dia mengungkap kan isi hati nya yang memiliki ketertarikan dengan ku.

Takut.., akan tergoda , dan menambah kebohongan ku dengan si manja.

'Huufffttt.....!'
Sambil menghempaskan nafas panjang, tangan ku membuka lipatan kertas.

Assalamu'alaikum yaa laki laki..

Apa kabar mu disana.?
Ku harap, dirimu sehat wal'afiat. Tanpa kekurangan satu apa pun.

Begitu juga dengan diriku , juga dengan keluarga yang lain nya.

Sepemergian kami , hingga sampai dirumah masing masing, semua sampai dengan selamat. Hingga , di saat aku menulis surat ini, semua keluarga tetap sehat. Tanpa kekurangan satu apa pun.

Nb. Kirim salam dari ku , untuk bibi.


Aku tersenyum menggeleng. Menertawakan diriku, yang begitu pede nya, menebak isi surat nya.

Kulipat., dan kumasukkan kembali ke dalam amplop nya. Lalu, kusimpan di dalam box tempat penyimpanan ku di dalam lemari baju ku.

*
*
*
*
*
*
*
*
*

Seminggu kemudian...

Ketika aku tengah memupuk benih sayur, nampak oleh ku kereta nya memasuki halaman samping rumah.
Masih mengenakan pakaian kerja nya, rosa datang menghampiri ku.

" mbeemm.. mo ngapai..!?" Tanya ku, heran dengan kedatangan nya.

" isshh...! Pertanyaan nya..! Cem ga suka aja kalau aku kemari..!" Ucap nya kesal.

" bukan gitu mbeeem..! Tapi kan... ini.. nanti..!" Ucap ku putus putus,karena was was.

Kulihat dia tersenyum dengan sinis nya.

" mbeeeemm....!" Ucap ku. Tak suka dengan seringai nya itu.

" hihihi..! Iya babyyy...! Aku udah hafal koq, jadwal dia datang kemari itu jam berapa. " ucap nya sok pasti.
" mamak ada..!?" Tanya nya. Tanpa menghiraukan kekhawatiran ku.

" ada tuh, di dalam." Jawab ku.

Dengan senyum nya, dia berbalik. Lalu melangkah meninggalkan ku.

Sepuluh menit kemudian, rosa kembali . Kulihat dia sudah berganti pakaian. Dia mengenakan daster mamak ku.

Aku menunjukkan tampang heran dan bertanya.

" ikuut..! Bantuin kamu..! " ucap ku.

" kamu dah makan..!? " tanya ku.
Rosa mengangguk. Lalu, tangan nya menjukur ke arah ember berisi pupuk.

' tapp..!'aku langsung menahan tangan nya.
" pakai plastik..! " ucapku. Mencegah tangan nya.
" nanti tangan kamu rusak.!" Ucap ku.

" ga fafa ishh...!" Bantah nya.

" pakai plastik mbeeeem...!!!" Aku sedikit melotot pada nya.

" iyaa.. ! Iyaaa..!" Ucap nYa kesal.
Dengan berlari kecil, dia menuju ke bale bale.

Baru saja rosa membungkuk hendak menaburkan pupuk, satu mobil memasuki halaman samping. Dan berhenti tepat di sebelah kereta rosa.
Rosa memandang ku bertanya.
Aku hanya mengangkat kedua bahu ku, tanda tak tahu.

" ehh., tapi, kayak nya., itu mobil yang sering jeput indu ke sekolah..!" Ucap ku. Niat jahil ku tiba tiba saja datang.

" hahh..! Betul lah yaaang..! " rosa terlihat panik.
Dengan spontan, rosa membuang pupuk yang masih ada di henggaman nya.

'Tapp.!'
Aku langsung menangkap tangan nya, saat kulihat dia hendak berlari.

" ayaaaank...!!!'' Rosa semakin panik.

" ga usah lari.! Kalau memang ketahuan, kita hadapi sama sama.! Kita jelaskan ke dia.!" Ucap ku dengan serius.

" jangan yaaaank..!" Ucap nya dengan memelas.

Saat pintu mobil tersebut terbuka, kami sama sama menoleh.
Nampak seorang perempuan berkerudung turun dari pintu sebelah kiri. Namun, perempuan itu langsung menoleh ke arah jalan. Membelakangi kami.

" ayaaaank..!!! Lepas yaaaank..!! " rosa meronta ronta. Mencoba tuk melepaskan diri.
Ekspresi nya betul betul terlihat ketakutan.

'Jbekkk.!' Suara hempasan pintu mobil yang tertutup. Bersamaan dengan berbaliknya perempuan itu ke arah dan menoleh kami.

" ay... ehh..!! " rosa tersadar, Saat langkah wanita itu semakin dekat. Dia menatapku dengan berang.
Melihat tatapan nya, aku sudah tak bisa lagi tuk menahan tawa.

" hahahahaha......!!!"
Wajah ku mengadah ke atas. Menghempaskan tawa sepuas nya.

'Plakk..! Plakk.! Plakk..!!' Rosa memukuli lengan ku.
'' ayank isshhh..!!" Di sambung dengan cubitan yang lumayan pedas di sekitar pinggang ku.

" aduh.. aduhh..!! Sakit mbeeem..!" Ringis ku , yang merasakan cubitan nya yang betul betul pedass.!

" assalamualaikum..!" Salam wanita itu yang sudah berdiri di depan kami.

" wa'alaikumssalaam..!" Sahut kami bersamaan

" betul, ini rumah nya bu irma.? Yang jualan sayur di pajak.?" Tanya beliau dengan sopan.

" iya bu.. betul.!" Jawab ku.

" ibu irma nya ada..?" Tanya beliau lagi.

" ada koq. Sebentar ya., saya panggilkan." Ucap rosa.
Si ibu tersenyum mengangguk. Lalu, mengikuti langkah rosa dari belakang.

Tak lama , mamak ku keluar. Mengajak si ibu duduk di bale bale.
Kemudian, rosa kembali menghampiri ku. Terlihat raut wajahnya masih menampakkan kekesalan.

Aku menahan tangan nya yang ingin kembali mencubit ku.

" jahat..!!" Ucapnya dengam cemberut.

" hehehe..!" Aku kembali terkekeh.
Kurangkul pinggang nya, dan Menempelkan sebagian tubunya pada ku.
" tadi sok sok an berani.! Katanya tau, jadwal nya dia datang .!" Ucap ku mengejek.

Wajahnya semakin cemberut. Lalu, rosa balas merangkul pinggang ku.
" kalau rani., aku mungkin masih bisa hadapi. Tapi ., kalau indu., kayak nya aku belum berani..!" Ucap nya.

" kenapa gitu.!?" Tanya ku.

Rosa menyandarkan sebelah pipi nya di bahu ku.
" walau aku sudah dekat dengan indu., tapi, belum terlalu dekat. Aku belum cukup mengenal nya."
" beda dengan si adek ( rani) . aku sudah cukup lama mengenal nya. Dari kecil sudah kenal ama dia. Sifat dan sikap nya , aku sudah cukup tau seperti apa.!" Ucap nya lagi menjelaskan.

" sampai ketakutan gitu.!!" Ejek ku lagi sambil menahan tawa.

" ishhh..!" Rosa mencubit pinggang ku. Namun, tidak pedas seperti tadi. Hanya cubitan lembut.
" ya takut sih yaaaang. Walau bagaimana pun, aku sudah .....

" sssht..!" Aku menutup bibir nya. Tak ingin dia melanjutkan ucapan nya. Karena, wajah nya sudah terlihat sendu.

" ehhheemm..! "
Suara deheman mengagetkan kami.
" malah pacaran...!!" Mamak ku dan si ibu tadi sudah berdiri di depan kami.

Si ibu tersenyum geli melihat rosa yang tersipu malu.

Lalu, mamak ku menyodorkan parang dan celurit padaku.
Aku pun menatap nya heran.

" panen..! Ibu ini memborong semua sayuran kita.!" Ucap mamak ku.

" haaa..!! Semua ..!??" Tanya ku, tak percaya.
Si ibu mengangguk tersenyum.
'Alhamdulillah..!!' Batin ku bersorak riang.
Begitu juga dengan rosa. Dia yang tadi sedikit cemberut, kini berganti dengan gembira.

Lalu, terlihat 3 becak memasuki halaman.
Dari penuturan si ibu, ketiga becak ini yang akan mengangkut sayuran. Juga, yang akan membantu kami untuk memanen.

' fiuuhh...!'
Lumayan terasa capek nya.
Namun, terbayar dengan jumlah rupiah yang diterima mamak ku.

'' Rezeky mantu mamak nihh..! Dah dua kali lho, adell datang kemari, sayuran kita kenak borong..!" Ucap mamak ku Sambil merangkul bahu rosa.

Rosa tersenyum lebar. Memamerkan deretan gigi putih nya.

" kalau gitu, bisa lah kan, jadi menantu kesayangan..!!" Ucap nya menggoda mamak ku.

" iya sayaaaang..!" Mamak ku mencubit geram pipi si embem.

Selesai bersih bersih dan berganti pakaian, rosa pamit pulang.
" adell pulang ya maaak..!" Lalu mencium pipi mamak ku.

Aku mengantar rosa sampai ke kereta nya.
" hati hati..!" Ucapku mengingatkan.
Rosa tersenyum mengangguk. Lalu, rosa meraih telapak tangan kanan ku. Kemudian, menempelkan di kening nya.

'Astaga.!' Aku merasa, tak pantas mendapat perlakuan nya yang seperti itu.

" da dahh ayaaank..!" Suara nya membuyarkan keterpanaan ku.

" aby pergi mak.!" Ucap ku, sambil mondorong kereta keluar.

" sebentar abyy..!" Ucap mamak ku dari dalam kamar nya. Menahan ku untuk pergi.

Beliu keluar kamar. Lalu menghampiri ku.

" kenapa mak..?" Tanya ku.

" mmm.. mamak mau ngomong." Ucap beliau.

Aku menaikkan kedua alisku. Menunggu ucapan yang ingin di omongkan mamak ku.

" kakak nya si adek ( kak ivo) kan mau pulang ke medan. Terus, buat hajatan akikah. Sekalian penabalan nama anak nya.." ucap mamak ku.

Aku mengangguk. Hal yang sudah ku ketahui ketika si mami cerita kemarin.

" mmm... kemarin itu, mami nya si adek ngajak mamak, untuk ikut kesana."
" mamak boleh ikut ga..!?" Tanya beliau.
Aku tak langsung menjawab. Hanya memandangi mamak ku. Heran.
Ya., aku heran dengan perubahan sikap mamak ku. Kalau selama ini, beliau sangat jarang kulihat dekat dengan orang. Seperti menutup diri.
Jangan kan bepergian jauh, ngumpul dengan emak emak yang lain aja dia tak betah.

Namun, saat kenal dengan si manja dan keluarga nya, mamak ku sedikit berubah.
Terlebih lagi., hampir setiap hari mamak ku kerumah si manja. Untuk membantu si mami ngurusin kak ivo yang baru melahirkan.

Bukan nya aku tak suka. Bisa di bilang, aku suka dengan kedekatan mereka.
Namun, yang jadi perhatian ku , sekuat itukah pengaruh si manja ke mamak ku.
Sesayang itukah beliau, kepada si manja.?.

" isshh..! Jangan gitu nengokin (menatap) mamak.!" Ucap beliau. Mendorong pipi ku. Hingga pandangan ku berpindah

" kalau aby bilang mamak ga boleh ikut., mamak nurut.!?" Tanya ku.

Mamak ku tersenyum kecut. Lalu mengangguk.
Kemudian, beliau menunduk.
" mamak nurut ama aby..!" Ucap beliau.

' astaga.! Anak macam apa aku ini.!' Batin ku merutuk.
Aku langsung memeluk beliau.
" aby kasih maaak.! Aby kasih koq.!" Ucap ku di telinga mamak ku.
Pelukan ku, ku lerai. Namun, tubuh kami masih merapat. Tangan ku masih melingkar di pinggang beliau.
" kalau mamak mau pergi, jalan jalan., mamak cukup bilang ke aby. Ga perlu minta izin ke aby.!" Ucap ku menatap beliau.

" aby tu kan anak laki laki mamak. Ya, mamak harus izin ke aby dulu.!" Balas beliau menatap ku sekilas. Sebelum melarikan pandangan nya.

" berapa lama disana.? " tanya ku.

Mamak ku menggeleng.
" kata mami nya si adek, selesai acara anak yona, besok nya mereka mau ajak mamak jalan jalan gitu. Ga tau juga kemana..!" Mamak ku menjelaskan.

" berangkat nya kapan.!?" Tanya ku lagi.

" tengah malam nanti." Jawab beliau.

*
*
*
*
*
*
*

Sepulang nya dari pajak...
Senyum ceria si manjamenyambut kepulangan ku.
Kecupan tipis dari bibirnya melepaskan kepenatan yang tadi lumayan terasa.

" mamak mana ? " tanya ku. Seraya merangkul pinggang ramping nya

" lagi masak tuh." Jawab nya.
Kami melangkah ke dapur.
" abnk langsung mandi ya., adek bantuin bibi dulu.!" Ucap nyA. Yang ku jawab dengan anggukan.

Selesai mandi dan shalat maghrib, kami langsung makan malm.
Dan setelah nya, karena tadi sore semua sayuran kenak borong, tidak ada yang kami kerjakan.

Saat duduk santai, kuperhatikan tingkah kedua perempuan yang di depan ku ini sedikit aneh.
Mereka saling sikut. Sambil sesekali melirik ke arah ku.

si manja berulang kali memasang tampang memelas. Namun, di balas mamak ku dengan gelengan kepala.

Setelah agak lama, si manja merangkak pelan mendekati ku.

" abaaaaang...." panggil nya dengan lembut berirama.

" hmmm....!" Sahut ku.

Lalu, dia memegang lengan ku.
" tengah malam nanti, adek ama mami kan berangkat ke medan. Ngantar kak ivo.." ucap nya.

Aku melirik ke mamak ku yang tersenyum jahil. Satu tangan nya menutup mulut nya yang hendak tertawa.
Aku sedikit mulai menangkap maksud dari gelagat aneh mereka tadi.
" iyaaa.." ku balas dengan sedikit senyuman.

Si manja menoleh ke mamak ku, yang dengan cepat merubah ekspresi wajah serta gestur tubuh nya.
'Astaga..!! Apa semua perempuan memang pandai bersandiwara seperti ini ya.!??'batin ku.

Beberapa detik kemudian, pandangan si manja kembali pada ku.
" mmm... si bibi, boleh ikut ga ama kita..!? " tanya nya.

Aku diam. Tak menjawab pertanyaan nya. Memandang nya dengan ekspresi.....

" boleh ya abaaang..." pinta nya dengan memelas.

Aku masih diam . Menatapnya dengan kaku. Lalu.., aku menggelengkan kepala.

Melihat itu,, mimik wajahnya langsung terlihat murung. Rona wajahnya mulai berkabut.
" abaaaaaaang...." rengeknya lagi. Namun, dengan nada memelas. Yang membuat ulu hatiku pedih. seperti terkena tikaman pisau yang menggigit usus berulam jantung.
Sungguh aku sangat tidak tega untuk meneruskan sandiwara ini.

Aku menangkap wajah nya. Memegang kedua pipi nya.
" iya sayaaaang.. iya.. boleh koq.." ucap ku tersenyum. Ingin mengembalikan kecerian nya.

Ekspresi nya mendadak berubah. Dia memandang ku dengan tatapan tak percaya.

" iya manjaaaa.... ! Mamak ikut koq " ucap ku lagi.
" sore tadi, mamak dah ngomong ke abang. Mamak ikut ama orang adek ke medan." Sambung ku.

" ehh..! " tersadar dengan ucapan ku, si manja langsung menoleh ke mamak ku yang sudah tidak bisa menahan tawa nya.

" hahaha.. hihihi...!" Mamak ku berusaha menutupi mulut nya yang mengeluarkan tawa.

'' iiiiishh... bibiiii...!!" Si manja dengan cepat meringsut mendekati mamak ku. Berusaha untuk mencubit atau pun menggelitiki mamak ku.
Mamak ku menghalangi tangan si manja yang hendak menjangkau setiap bagian tubuh nya.

" bibi jahat..!" Dengan wajah cemberut, si manja melipat tangan di depan dada.

" hihihihi....!" Melihat rajuk si manja, mamak ku pun memeluk nya.
" abyyy... si adek, kalau cemberut gini makin cantik kan.?" Ucap mamak ku menggoda nya.
Aku menganggguk mengiyakan.
Mendapat godaan seperti itu, si manja langsung tersenyum. Lalu membalas pelukan mamak ku.

Tak lama , mamak ku melepas pelukan nya.
" ya udah, bibi ngemasin barank bawaan dulu..!" Mamak ku langsung bangkit. Dan masuk ke kamar nya.

" abaaang.." si manja mendekati ku.
Aku pun menoleh nya.
" adek pergi dulu ya.?"ucap nya.

" mo kemana.?" Tanya ku.

" mau ke rumah indu" jawa nya.
Aku menaikan kedua alis ku.
" mau kasih tau ke dia. Nanti, kalau adek ga bilang pergi nya, mereka kecarian.." ucap nya.

Aku mengangguk tersenyum.
Si manja bangkit berdiri. Lalu masuk ke kamar mamak ku.
Tak lama, dia keluar.

Saat kami berjalan sampai pintu depan.
" adeek.." suara mamak ku memanggil.

" ya bi..!" Sahut si manja. Kami berhenti melangkah.

" nanti, adek langsung pulang kerumah aja. Ga usah singgah kemari lagi." Ucap mamak ku.
Si manja menggangguk.

Setelah mengatakn itu, Mamak ku berbalik. Kembali masuk ke kamar nya.

" cupp..!" Aku mengecup tipis bibir nya.
" hati hati.!" Ucapku , saat si manja menghentakkan gigi kereta.

Aku mengamatinya, sampai dia menghilang di persimpangan jalan.

" dah beres..!?" Tanya ku, yang sudah masuk ke kamar mamak ku.
Beliau mengangguk.
" ga ada yang kelupaan..!?" Tanya ku lagi memastikan.

Beliau kembali menggeleng.
" mamak ga bawak barang banyak banyak koq.!" Ucap beliau.

Aku melihat satu tas berukuran sedang sudah penuh terisi.
" aby antar sekarang..!?" Tanyaku .

Mamak ku mengangguk.
" yoq..!" Ajak nya.

*
*
*
*
*
*
*

Sampai dirumah si manja, kulihat papi nya baru saja mengeluarkan mobil dari garasi.

" tas nya langsung masuk kan kedalam aja !" Ucap beliau begitu keluar dari dalam mobil.
Kemudian, beliau membuka pintu bagasi belakang.
Turun dari kereta, aku membawa tas mamak ku ke dalam mobil.

Setelah itu, kulihat papi nya si manja membuka kap mesin. Mengecek beberapa bagian mesin.
Tak ingin mengganggu, aku masuknke dalam rumah.
Saat masuk, kulihat si mami keluar dari kamar kak ivo. Sepintas, kulihat mamak ku twngah menggendong anak kak ivo.

" barang barang yang mau di bawa mana mi..? Biar ku angkatin ke mobil." Tanya ku .

" tuh di kamar. Yoq..!" Ajaknya, seraya melangkah menuju kamar mereka.
Aku mengikuti langkah nya dari belakang.
Si mami membuka pintu kamar nya.
" tuh..!" Si mami menunjuk dua tas besar yang teronggok di sisi kiri lemari pakaian.
Aku langsung mengangkat kedua tas itu.

Saat aku berbalik, kulihat si mami masih berdiri di ambang pintu kamar nya, dengan posisi kepala menoleh keluar.
Saat langkah ku mendekati nya...

'Hupp.!' Aku terkejut setengah mati dibuat nya.
Bagaimana tidak. Si mami tiba tiba saja memeluk ku.
Dan...
'Hmmpppp... mmmuaccch..!!' Beliau mencium, lalu mengulum bibir ku.
Aku yang dalam posisi menenteng tas dengan kedua tangan ku, tak bisa berbuat apa apa.

" mami...!!" Ucapku menekan suara. Saat beliau melepas ciuman nya.

Bukannya pergi, beliau malah merangkul pinggang ku.
" kangeeen..!" Ucap nya.

" miiii...!!"sekali lagi aku mengingatkan nya.
Mengingatkan posisi dan tempat kami

" hihihi...! Iya.. iya...!"
Beliau langsung beranjak keluar. Yang kuikuti dari belakang.

Setelah meletakkan tas si mami, aku kembali kedalam.

" sekalian tuh, barang barang kakak mu.." ucap beliau. Yang maksud nya adalah kak ivo.
Akupun mengangkati barang kak ivo yang lumayan banyak.

" tas si adek mana..?" Tanyaku lagi.

" di kamar nya " jawab beliau.

Aku masuk ke kamar si manja. Kulihat 1 tas kecil di atas tmpat tidur nya.

" cuma ini aja..!??" Tanyaku. Sambil menenteng tas si manja keluar kamar.
Si mami mengangguk.

" itu., bagian belakang penuh barang. Apa muat semua nya satu mobil.!?" Tanya ku.

" yang naik mobil, papi sama mami aja. Yang lain naik trem ( kereta api) koq.! " jawab si mami.

" oh..!"aku mengangguk.

Tak lama setelah itu, mamak ku keluar dari kamar kak ivo. Menggendong bayi mungil nya.

" abyy..." panggil mamak ku.
" tengok ini..!" Ucap beliau, mencondongkan si bayi mungil itu ke arah ku.
" gendong dulu nih..!" Ujar mamak ku.

" haaa.!!?? Nggak.. ga usah.! Aby ga pandai gendong bayi. Nanti jatuh.!" Tolak ku. Karena memang, seumur umur, tak pernah aku menggendong bayi.

" ga fafa..!! Coba dulu..!" Ucap mamak ku lagi.
Lalu, si mami mendekat. menunjukkan posisi tangan ku. Kemudian mamak ku pun meletakkan si baby di atas lengan ku.

" hati hati maaaak...!" Ucapku dengan deg deg an..

Batinku semakin deg deg serrr. Saat tubuh bayi mungil itu sudah sepenuh nya di atas pangkuan tangan ku.

'Astaga....!!' Darah ku serasa tumpah. Ketika si debay menggeliat kasar.
" maaaak..!!! Miiii...!!" Aku menatap mereka deengan panik. Namun, mereka malah tertawa cekikikan.

" ga fafa.. dia lagi senam itu..!" Ucap si mami.

" aby jangan tegang tangan nya. Lemesin aja.! Santai..!" Ucap mamak ku pula.
" santai, cem waktu aby menggendong si adek (rani)..!" Mamak ku mulai jahil.

'Astagaa..! Orang tua ini. Sempat sempat nya dia menjahili anak nya..!'batin ku .

Belum hilang rasa panik ku, suara kereta berhenti di depan rumah. Kemudian, wajah si manja muncul dari balik pintu.
Sedikit berlari, dia menghampiri ku yang menggendong si debay.

Sambil memeluk samping tubuh ku, dia melawani si debay .

Kulihat si mami dan mamak ku masuknke kamar kak ivo.

" abaaaang.." suara pelan si manja.
Tanpa bersuara, aku menoleh nya.
" mau...!!" Ucap nya.

Keningku langsung mengkerut.
" mau apa .!?" Tanya ku.

Si manja memajukan muncung nya ke arah si debay.

" mau gendong !??" Tanya ku lagi.

Dia menggeleng.
" mau punya baby..! Kayak gitu..!" Ucap nya.
" kita buat yoq..!" Lanjut nya lagi.

" hussshh..!!! Ada ada aja..!" Ucap ku sambil membeliakkan mata.

Si manja langsung memasang tampang rajuk nya.

" kita kan masih sekolah adeeeek.!" Ucap ku.

" berarti, kalau dah tamat sekolah., boleh..!??" Mimik wajah nya berubah sumringah.

Aku mengangguk.
" tamat kuliah..!" Ucap ku.

Muncung nya kembali memanjang.
" wisss dahh..! Lama kali lah itu..!" Ucap nya.
Melihat nya seperti itu, aku malah tertawa geli.

" adek siap siap gih. Kita dah mo berangkat ni..!" Suara si mami yang baru keluar dari kamar kak ivo.

Masih dengan wajah cemberut nya, si manja mengangguk. Lalu melangkah ke kamar nya.

" sini. Mik chuchu dulu..!" Ucap si mami ke si baby.
Aku pun menjulurkan bayi mungil itu.
Bukan nya langsung menggendong, si mami malah merapatkan tubuhny. Kedua tangan ku yang menjulur, menyentuh kedu payudara nya.

" miiiii...!" Ucapku. Panik dengan tingkah nya yang nekat itu.
Beliau malah tersenyum nakal.

" abang ikut ke stasiun kan..!?" Tanya si manja. Ketika semua nya masuk ke mobil.

Aku mengangguk , mengiyakan.

" adek sama si abang aja. Naik kereta." Si manja memberitahukan ke papi nya.

Kedua orang tua nya mengangguk.

" serius, goncengan ama abang.?" Tanyaku tak percaya. Karena selama ini, dia tak oernah mau berboncengan dengan ku.

" lyaa.." jawab nya, yang sudah duduk di belakang ku.
" waktu adek pulang tadi, indu dah mau tidur koq.! " ucap nya lagi.

" kalau kawAn kawan yang lain lihat..!?" Tanya ku lagi.

" dah jam segini. Ga kan ada yang keluyuran lagi.!" Ucap nya sambil merapatkan tubuh nya dan memeluk ku.
Saat itu juga, mobil si papi bergerak maju.

*
*
*
*
*
*
*
*

Sampai di stasiun kereta api, aku parkir tak jauh dari mobil si papi. Membawa 1 tas yang hanya berisikan perlengkapan bayi kak ivo.
Setelah itu, papi dan mami nya si manja langsung lanjut berangkat.

Aku mengantar mereka sampai kedalam gerbong kereta. Karena dari pengeras suara tadi, kereta api akan berangkat dalam lima menit kedepan.

Begitu siap menyalami kak ivo dan mamak ku, si manja langsung memeluk ku.
" jangan nakal nakal ya abaaang...!" Kata kata yang selalu di ucapkan nya, disaat dia hendak berpergian.

" iya sayaaaank.." sahut membalas pelukan nya.

" sudah.. ! Sudahh.! Jangan berpelukan terus! Kereta api nya dah mau berangkat ini..! " suara mamak ku meleraikan pelukan erat si manja

" haissshh..!! Kayak mau pergi bertahun tahun aja..!!" Ucap kak ivo dengan tatapan dan ekspresi mengejek

Mendengar itu, muncung si manja pun langsung memanjang. Lalu duduk di samping mamak ku.

*
*
*
*
*
*
*
*

Aku masuk ke kamar gadis manja ku. Membuka baju dan celana. Kemufian membersihkan diri di kamar mandi, sebelum berbaring di ranjang empuk nya.

Subuh hari, aku pun terbangun. Bersiap melakukan pekerjaan rutin ku setiap hari nya.

Sepulang dari pajak, aku langsung bergegas mandi. Mengenakan seragam sekolah.
Tarek rokok sebatang, sambil menunggu si putri malu menjeput ku.

Di sekolah, semua nya berlangsung seperti biasa. Namun, ada hal baru ketika jam istrahat berlangsung.
Hal ini sudah berjalan seminggu lama nya.
Berawal dari seminggu yang lalu. kebiasaan ku yang memang jarang mau pergi ke kantin, di ikuti oleh indu. Ketika eva., ecy dan yang lain nya pergi kekantin, Dia memilih menemaniku di dalam kelas.
Berduaan di dalam kelas. Sambil berpegangan tangan, ada saja hal yang kami bincangkan.
Dan keesokan harinya, si mahluk halus yang tak tenang karena sang kakak tidak bersamanya ketika di kantin, menjadi pengacau . Dengan memasang wajah bak singa betina dan tatapan sinis padaku, dia ikut bergabung. Dia datang membawa 2 botol minuman. Dimana 1 botol diberikan kepada kakak tersayang nya.
Dan keesokan harinya, ecy., diana dan juga si putri malu , malah ikut bergabung.

Dan sekarang.., setelah membeli cemilan dan minuman, kami merapatkan 2 meja yang di gabung menjadi satu. Cerita dan senda gurau, menjadi pengisi waktu di jam istrahat ini.
Namun hari ini, minus satu orang. Si manja...

" nanti malam datang.?" Tanya bunga anggrek ku Ketika kami menunggu jeputan mereka.

Aku menjawab dengan anggukan.

Satu malam dalam seminggu. Yang sekarang menjadi kebiasaan ku mendatangi nya di malam minggu.

" nanti, kamu jeput nya ke rumah si adek aja ya.." ucap nya memberitahu.

Aku kembali mengangguk.














Pukul 20.00 wib, aku dan dody sudah tiba di rumah si mahluk halus.
Sudah ada diana disitu yang menunggu kedatangan pangeran hati nya.

" kita pergi diluan ya..!" Ucap diana. Pamit ke kita kita.
Kami pun serentak mengangguk.

Tak lama setelah dody dan diana pergi, sebuah kereta memasuki pekarangan. Dan berhenti du depan teras.

" hai semuaa...!!" Sapanya dengan riang.

" hai kakak..!" Mereka bertiga membalas serentak

Rosa turun dari kereta. Menenteng bungkusan plastik.

" kalian ga jalan.? " tanya nya melihat ke indu, sambil menghenyakkan bokong montok nya di kursi.

" iya kak. Ini mau jalan." Jawab indu.
" kakak pergi dulu ya." Ucap indu ke si mahluk halus.

" iyaaaah.." balas nya
" jangan lama kali pulang nya ya kaaak.!" Ucap nya sedikit memelas.

Belum sempat indu mengangguk, aku langsung menyambar.
" nama nya orang pacaran. Mana bisa pulang cepat.!" Ucap ku tanpa melihat nya.
" kita mojok nya agak lamaan ya..!" Ucap ku ke indu.

" abyy...!!" Indu menepuk pelan lengan ku.

" awas kalau pulang nya lama ya..!!!" Si mahluk halus itu langsung berdiri. Menatap ku dengan sangat beringas nya.
Kulihat ecy dan si embem tersenyum menahan tawa.

" da dah kakak..!" Indu melambaikan tangan nya ke rosa.

**

" ngangin dulu ya.!" Pinta indu.
Aku mengangguk.

Aku membawa kereta dengan kelajuan kura kura. Membawa bunga anggrek ku melewati semua jalanan di kabupaten ini.
Keramaian suasana malam minggu ini, menjadi suatu pemandangan yang sangat menghibur.

Indu menepuk bahu ku. Menyuruh ku untuk berhenti, ketika kami melintas di depan penjual buah yang menggelar lapak di trotoar jalan.

Indu memilih milih buah jeruk, yang dari warna oren nya sangat sangat membuat air liur menetes.

" nongkrong yoq..!" Ajak nya, disaat dia sudah kembali duduk di belakang ku.

" dimana ??" Tanya ku. Sambil menghidupkan mesin kereta.

" di stadion aja ya.." ucap nya.

" ok..!"

Sampai di kawasan stadion, mataku fokus mencari posisi lapak yang strategis. Posisi yang tidak terlalu dekat dengan orang orang .

" tempat yang agak gelap dikit ga fafa kan.?? Kamu ga takut kan..!?" Tanya ku.

" iyaaah.. ga fafa.." jawab nya.

Aku membelokkan kereta. Melintasi jalan yang sedikit menurun.
Ketika lampu kereta menyorot kursi kayu yang terpacak di tanah, aku melambatkan jalan kereta. Dan berhenti tepat di depan kursi kayu tersebut.

" disini aja ya..?" Ucap ku sambil menoleh ke indu.
Bunga anggrek ku tersenyum mengangguk.

Indu mengambil 1 buah jeruk dari bungkusan.
Sebelum membuka kulit nya, indu terlebih dahulu membelah nya.

" aaang.."

" iyaaah.." sahut nya.
Jarinya mengkuak satu ruas jeruk yang sudah terkupas. Lalu menyodorkan langsung ke mulut ku.

" nanti., kedepan nya.." aku menggantung ucapan ku, karena masih mengunyah buah jeruk.
" kalau kita keluar, aku jeput kamu nya dari rumah kamu aja ya.." ucap ku melanjut kan.

Indu menghentikan kunyahan nya. Dia menatap ku heran.
" kenapa.?? Gara gara si adek tadi ya.??. Dia bukan..."

"Engga aaang...!" Aku memotong ucapan nya.
" bukan karena eva.! " sambung ku.
" aku ga enak aja ke orang tua kamu. Mereka ga tau anak gadis nya ku bawa pergi jalan."
" aku mau, kedepan nya ini nanti, aku izin dan pamit ama mereka kalau mau bawak kamu jalan." Aku menjelaskan maksud hati ku.

Indu tersenyum dengan cantik nya. Kemudian mengangguk dengan cepat.
" bukan karena jengah ama eva kan..!?" Tanya nya lagi.

Aku menggeleng.

Indu memeluk sebelah lengan ku. Lalu menyandarkan kepala nya di bahu ku.

" kamu udah baca surat iman.??" Tanya nya.

" udah.."

" udah di balas..? " tanya nya lagi.

" udah.." jawab ku.

Setelah itu, indu diam.
Aku tak tau apa yang ada di fikiran nya.
" isi surat nya singkat aja koq.!" Ucap ku.
" dia cuma nanya kabar. Dan ngasi kabar keadaan mereka setiba nya disana." Ucap ku lagi menjelaskan.

Indu menegakkan kepala nya.
" cuma itu..!?" Indu menatapku tak percaya.
Aku mengangguk.
Kemudian, kulihat indu tersenyum menggeleng.
" kayak bukan dia.!" Ucapnya .

Aku memandang nya heran.

" kalau iman yang aku kenal, dia ga akan mau menghabiskan energi dan waktu, kalau hanya untuk sekedar bertanya kabar. " sambung nya.

Indu kembali memeluk lengan kanan ku. Dagu nya bertengger di atas bahu ku. Hingga daun telinga ku dapat merasai hembusan nafas nya.
" kamu tau ga., sikap seseorang bisa berbeda kalau berhadapan dengan kamu!" Ucap nya.

Aku menoleh nya. Beradu pandang dengan nya.
Kali ini, jarak antara wajah kami sangat dekat.

" abyy..." ucap nya pelan.
aku dapat menghidu semerbak wangi aroma nafas nya.
" maaf., kali ini, aku menarik kata kata ku.! Aku tak mau berlama lama.! Jika sekali lagi iman mengirim surat ke kamu, langsung saja beritahukan hubungan kita. "
" makin cepat, makin baik.!" Ucap nya.
" aku tak mau, dia nanti menjadi nekat.!" Sambung nya.

" nekat kekmana..!??" Tanya ku heran.

" aku tak mau, kalau nanti, dia nekat pindah sekolah disini.!" Ucap nya. Yang membuat ku terkejut.

" akhh.. ada ada aja..! Ya ga mungkin lah sampai segitu nya..!" Ucap ku merasa tak yakin.

Indu merapikan rambut di sekitar kening ku.
" tadi kan aku dah bilang., sikap dan kebiasaan seorang., perempuan, bisa berubah, kalau berhadapan dengan kamu. " ucap nya.

Jemari nya yang tadi menyibak rambut ku, kini berpindah .
Dengan telapak tangan nya yang menempel di dada ku. Sementara dua jarinya seperti mengelus cekungan di bawah leher ku.
" dari isi surat nya ke kamu, aku baru sadar. Itu bukan lah sikap dan kebiasaan iman yang ku kenal !" Lanjut nya.

Aku hanya bisa nyengir.
" ga mungkin aaaang." Kembali aku menyangkal.

" kamu ga percaya.!?" Tanya nya.

Aku menggeleng.
Tiba tiba saja, indu menangkap wajah ku. Memegang kedua sisi pipi ku.

" kamu mau hal itu terjadi, baru kamu percaya.!??" Sorot mata nya menunjukkan keseriusan.
" aku ga mau abyy..! Aku ga mau kalau hal itu nanti betul betul terjadi.!" Ucap nya lagi.
Kedua jempol nya mengusap usap alis mata ku.
" kalau cuma dua hari.. tiga hari.. seminggu, atau bahkan satu bulan dia disini, aku bisa menahan. Tapi kalau sampai dia sekolah disini, aku ga akan kuat nahan cemburu aku.!" Sambung nya
" jadi, nanti.. kalau sekali lagi dia kirim surat lagi, kamu langsung bilang aja ke dia tentang hubungan kita..!"

Aku hanya tersenyum menahan tawa. Aku tak menyangka, dia akan berfikir sampai segitu nya.

" abyyyy...!" Dengan suara tegas dan tatapan serius nya.

" hehehe... iya aaang.. iya..!" Ucap ku, masih menahan tawa.

" makasih..!" Indu tersenyum. Lalu kembali memeluk sebelah lengan ku. Dan menyandarkan kepalanya di bahu ku.

*
*
*
*
*
*


Baru saja kami melewati pintu pagar, terdengar suara tawa renyah mereka bertiga.


EVA



ECY



ROSA



" cerita apa sih.!? Koq kayak nya seru kali.!" Tanya indu, ketika dia turun dari boncengan.

" ini., kak rosa nih.! Dari tadi ngelawak terus.! Perut adek sampai kebas ni ketawa dari tadi.! " jawab ai mahluk halus.

'Si embem, melawak..!??' Batin ku. Tak mempercayai nya.
" situ dah pandai ketawa..!?? " tanya ku dengan mimik tak percaya.
" tumben..! Sejak kapan pandai ketawa..!" Sambungku lagi. Sambil duduk di samping bunga anggrek ku.

Seketika itu juga, senyum dan sisa tawa nya menghilang.
" tengok lah kan..!! Tengok lahh..!!" Pandangan nya ke arah rosa. Namun, tangan nya menunjuk ku.
" datang datang, langsung cari gaduh.!! Bikin kesel aja..!!" Dengan tampang marah luar biasa.
" kakaaaak..!!!" Kali ini merujuk ke indu. Sambil menghentak hentakkan kaki nya. Yang malah semakin membuat ku tergelak .
Betul betul seperti anak TK.

" abyyyy..! Ishh..!! " indu menepuk pelan lengan ku. Berpura pura marah.

" pukul pakai ini..!!" Entah dari mana dapat nya, tiba tiba saja dia sudah memegang gagang sapu. Dan menyodorkan nya ke indu.

Ecy dan rosa tertawa cekikikan.

Lalu, indu berdiri. Dan berpundah duduk ke samping mahluk halus itu.
Indu meraih gagang sapu, dan menyandarkan nya ke dinding.

" mmm.. kakak pulang duluan ya..!" Tiba tiba saja rosa bersuara.

" ihh.. koq cepat kali pulang nya.!" Mahluk halus itu langsung protes.
" gara gara ini nihh..!! Merusak suasana aja..!!" Ucapnya sambil menatap ku sinis.

" adeeeeek..." indu mencoba menenangkan nya.

" hihihi.. engak koq.! Tadi dah janjian ama bu risma ( salah satu guru di sekolah kami(. Dia mau kerumah kakak. Ada yang mau kita bincang kan." Risa menjelaskan.

Si Mahluk halus itu mengangguk.

Ecy berdiri. Mengantarkan rosa sampai ke depan pagar.

" da dahh semuaaa...!!" Rosa teriak sambil melambaikan tangan. Dan di balas oleh mereka.

" kakaaak.. masuk yoq. Boboq..!" Ucapnya, sambil melirik ku.

" hihihi...!" Indu tertawa. Sembari memandang ku.
Lalu, dia memeluk mahluk halus itu.
" sebentar lagi yaa.." ucap nya kemudian.
" ehh.. aby.. kamu haus..?? Aku buatin minum..?" Tanya nya pada ku.

Aku mengangguk.

" adek mau , buatin minum untuk aby.?" Tanya indu ke eva.

" GA MAOOO...!!!" balas nya dengan cepat.

" hihihihi...!" Sambil tertawa, indu berdiri.
" sebentar ya.." ucap nya.
Aku membalas dengan senyuman.

Ecy yang kembali dari depan pagar, mengikuti indu masuk ke dalam rumah.
Kini, kami berdua tinggal di teras ini.

Aku menatap mahluk halus nan imut yang duduk di seberang ku ini.
Raut wajah nya masih menampakkan kekesalan.

" APAA..!!!" herdik nya dengan garang. Mungkin menyadari tatapan ku pada nya.

Aku hanya tersenyum menanggapi nya.
Dan lagi lagi., entah dorongan dari mana, keinginan aneh itu menyergap ku.
Dan., entah kerasukan apa, aku langsung berdiri. Mencondongkan tubuhku ke arah nya.
Tanpa berfikir panjang, aku langsung menangkap wajah nya. Memegang kedua sisi pipi nya.

Dan...

'Cupp..!!'
Langsung mengecup bibir nya.
Hanya sebuah kecupan.
Setelah itu, aku kembali duduk.

Eva terperangah..
Melongo, dengan bibir yang sedikit terbuka.
Mungkin dia shock, dengan gerakan dan tindakan ku yang tiba.

Begitu pula dengan diri ku. Aku sendiri terkejut dengan tindakan yang cukup nekat.
Jantung ku berdebar dengan cepat.

Tak lama kemudian. Mata eva berkedip tiga kali.

Dan...

" KYAAAAAAAAA.....!!!!"
Bangkit dan melompat menerjang ku.
' plakk...! Plakk.!! Plakkk..!!' Eva memukuli bahu ku bertubi tubi.
" gaitt..! Gait.!! Gaaiiittt...!!!" Dengan geram, Sambil terus menggempur ku.

" astaga...!! Kalian ini ya..!! baru di tinggal sebentar, udah begibal.! ( gelut). " suara ecy berhasil menghentikan pukulan nya.
Juga kulihat bunga anggrek ku yang geleng kepala.

Eva masih mengepalkan tangan nya. Dada nya kembang kempis menahan amarah. Mata nya menyipit, menatap ku dengan tajam.
Lalu, dengan menghentakkan kaki, mahluk halus itu masuk kedalam rumah.
Ecy mengekori nya dari belakang.

Indu duduk di samping ku. Menyerahkan segelas air dingin pada ku.
Tanpa menungu lama, aku langsung menenggak habis minuman itu.

" kenapa sih.?" Tanya indu.

" hehehe.. biasalah. Adek mu itu kan selalu sensitif kalau ama ku. Ga bisa di selorohi ( di becandain).!!" Jawab ku.

Indu kembali menggelengkan kepala.

Aku memepetnya. Menyandarkan tubuh ku padanya.

Dada ku bergemuruh dengan cepat. Batin bertanya heran. Heran dengan hal yang baru saja aku lakukan tadi.
Gerakan dan tindakan ku terlalu cepat. Sehingga akal dan logika ku tak sempat untuk mencegah.

Indu menarik kepalaku,menyandar di bahu nya.
Aku merespon dengan memeluk pinggang nya.

" kakaaaaak...." suara cempreng mahluk halus itu kembali terdengar.

" ya deeek.." sahut indu.
Kami sama sama menoleh ke arah sumber suara.
Si mahluk halus itu sudah berdiri di ambang pintu.

" ayoq masuk.! Boboq..!" Ajak nya dengan suara memelas. Sambil melirik ku sekilas.

Indu menoleh padaku.

" masuk gih.." ucap ku. Lalu menarik tubuhku yang bersandar pada nya.

Indu menatap ku dengan pandangan tak enak hati.

" ga fafa aang. Lagian, dah jauh malam kan." Ucap ku lagi.
Indu tersenyum mengangguk.

Kami bangkit bersamaan.
Aku meraih satu tangan nya. Dan, saat kami berjalan di depan mahluk halus itu...

" yoq.!aku antar kamu pulang ..!" Ucap ku. Sengaja kembali menjahili mahluk halus itu. Sambil melirik nya.

Aku menarik indu sampai ke kereta.

" kakaaaaaak..!!" Jerit nya.

" iya deeek. Kakak cuma antar sampai depan."
" ishh..! " indu memukul lengan ku.

'Hahahahaha..!!'batin ku tertawa puas.

" hati hati.." indu menyentuh pundak ku.
Ku raih pinggang nya. Dan tanpa aba aba, langsung ku kecup bibir nya.

Indu yang tak siap dengan serangan ku, tampak sedikit gelagapan.
Apalagi dia menyadari kalau adek kesayangan nya itu masih berada dan memperhatikan di belakang kami.

Aku terus melumat bibir nya.
Dan saat kepala ku miring, aku mengedipkan mata ku ke mahluk halus yang tengah memperhatikan kami dengan amarah yang kembali memuncak.

Dengan gerakan halus, indu melepas ciuman ku.

'Puk..!'
Dia menepuk pelan dada ku.
" sengaja kan, cari masalah lagi ama eva..!" Ucap nya kemudian.

Aku hanya tersenyum geli.

" da daaahh..!" Ucap ku. Langsung menjalankan kereta.

" hati hatiii..!" Ucap nya sekali lagi.

*
*
*
*
*
*

Di jalan, aku kembali kefikiran dengan tindakan nekat ku tadi.
Mencium si mahluk halus.
Sudah tiga kali, Perasaan dan keinginan aneh itu menyergap ku.
Dan, itu datang Hanya di saat kami tengah berdua.
Aku juga tak mengerti. Kenapa keinginan itu bisa datang.

'Cemana kalau dia memberitahukan nya ke indu..!!.
'Mampuss aku.!'


Sampai di rumah diana, kulihat si putri malu dan diana, juga kedua oang tua diana tengah asyik bakombur ( ngobrol) .

" malam oom.. tante.. " aku salim ke mereka berdua.

" dah selesai malam mingguan nya..!?" Tanya mama nya diana.

" hhehehehe... sudah tante.." jawab ku .
" ini mau jeput dody pulang." Sambung ku. Yang masih berdiri.

" bentar lagi lah pulang nya. Kita kombur kombur ( ngobrol ) dulu.!" Ucap papa diana.

" ehh.. iya omm..!"

" di... ambil kan minum si aby..!" Ucap papa nya ke diana.

" ehh.. udah la omm.! Ga usaah..!" Tolak ku.
Kulihat dody melirik ku dengan sinis.

Tanpa menghiraukan ucapan ku, diana bangkit dan menuju ke dapur.

Hampir setengah jam kami ngobrol. Yang tentunya obrolan lebih di dominasi oleh kedua orang tua diana.
Mereka berdua memberikan nasihat kepada kami.
Nasihat, bagaimana bertindak dan berperilaku sebagai remaja.
Nasihat , bagaimana supaya kami sebagai remaja dapat membuat bangga orang tua. Bukan memberi malu dan aib.
Juga nasihat, bagaimana menjalani masa masa pubertas dan berpacaran dengan cara yang sehat. Yang kurasa itu lebih di tujukan ke dody.

Aku tersenyum geli melihat respon dody yang selalu nunduk mengangguk ketika orang tua diana memberikan wejangan mereka.

" iya tulang..! Iya nantulang...!" Hanya itu yang bisa di perbuat nya.
Hingga kami pun pamit pulang.

Dody mengantarkan ku langsung ke rumah si manja.

Masuk ke kamar si manja, aku menuju ke kamar mandi.
Selesai bersih bersih, aku pun langsung menghempaskan tubuhku di atas kasur empuk nya.
Sisa aroma tubuh nya masih melekat di bantal dan seprei.
'Hhehhhh...!!'aku menghirup aroma itu dalam dalam.
Lalu memeluk guling nya dan memejam kan mata.

Namun, baru beberapa detik aku memejamkan mata, perasaan tak enak menyeruak di hati ku.
Tiba tiba saja, aku teringat dwngan rumah ku.

Aku mengingat ngingat. ..
Pintu , depan dan belakang sudah terkunci.
Jendela juga seingat ku sudah ku tutup.
Dan juga, tak ada harta berharga dirumah yang harus ku khawatirkan.

Aku kembali memejamkan kan. Berusaha menghilangkan perasaan itu dengan terlelap.
Namun, lagi lagi perasaan tak enak itu menyeruak.

'Akkhhhh..!'
Dengan malas aku bangkit dari pembaringan.
Ku pakai baju dan celana panjang ku.
Ku keluarkan kereta. Dan tak lupa ku kunci kembali pintu garasi.

Dengan kelajuan penuh, ku pulas gas kereta menuju ke rumah ku.

Hingga, ketika sudah dekat kerumah ku dengan jarak beberapa meter, sorotan lampu kereta yang ku bawa menangkap sosok tubuh manusia yang tengah berjongkok di depan pintu rumah ku.
Kepala nya menunduk. Menghindari sorot lampu kereta yang mengarah pada nya.

Begitu aku mematikan mesin kerta dan belum sempat turun, sosok itu langsung berdiri .
Menatap ku dengan tersenyum.

'Astagaa..!!'
Dengan tergesa , aku menongkat kan kereta dan langsung menghampirinnya.
" ngapai di sini mbeeem..!??" Tanya ku heran.
Ya., dia si embem ku. Adellia rosa.

" nungguin kamu." Jawab nya dengan lembut.

Aku menangkap wajah nya. Memegang kedua pipi nya.
" dah lama nungguin nya.??" Tanya ku lagi

Rosa mengangguk pelan.

'Ya ampuun.!!'
Aku meraih tubuh nya. Membawa nya ke dalam pelukan ku. Dan rosa pun balas memeluk ku.

" dingin yaaang.." ucap nya.

Aku melonggarkan pelukan ku.
'Cupp.!' Ku kecup bibir nya sekilas, sebelum membuka kunci pintu rumah ku.

" masuk gih.." ucap ku.

" masukin kereta aku sekalian ya.." pinta nya, sebelum melangkah masuk.

Aku hanya mengangguk.


" mbeeeem..!!" Panggil ku, karena tak kutemukan keberadaan nya saat aku sudah di ruang tengah.

" di kamar kamu yaaang.." sahut nya dari dalam kamar ku.

Di dalam kamar, kulihat dia sudah tak berbaju. Hanya handuk yang melilit sampai atas dada nya.

" pinjam handuk kamu ya.. aku mau bersih bersih dulu.!" Ucap nya. Seraya melangkah keluar dari kamar ku.

'Bersih bersih.!??' Batin ku bertanya.

Menunggu rosa 'bersih bersih' , aku duduk di pinggir kasur .
Batin ku bertanya tanya.., apa kerjaan dia sendirian di depan rumah ku. Tengah malam pulak tu.

Tak lama, rosa sudah kembali.
Mengenakan celana pendek longgar setengah paha. Dan atasan nya mengenakan yukensi ( you can see / tank top ).

" mbeeem... kamu koq.." aku semakin terheran.

Tanpa menjawab, rosa menutup pintu kamar. Lalu berdiri di depan ku.
Aku mendongak ,menatap nya yang tersenyum simpul.

Rosa sedikit membungkuk. Yukensi nya yang berleher rendah memberikan pemandangan yang membuat mata ku terkesima.
Kemudian,Tangan nya menuju pinggang ku. Meraih bawah baju ku. Lalu menarik nya ke atas.

" bersih bersih dulu gih..!" Suruh nya, setelah baju ku terlepas melewati atas kepala ku.

" udah tadi.!" Jawab ku.

Tangan nya kembali menuju pinggang ku. Membuka kancing celana ku dan menurunkan resleting nyA.

" mbeeeeem...!"

Rosa melirik ku sekilas.
" jorok ihh.. pakaian dari luar dia bawa ke tempat tidur.!" Ucap nya
'Puk.!' Rosa menepuk pinggul ku. Dengan artian menyuruh ku menaikkan pantat.

Kini, aku hanya mengenakan sempak.
Kemudian, dengan posisi mengangkang, rosa duduk di atas paha ku.
Tangan nya bertengger di atas pundak ku. Dan , Selangkangann nya sedikit menghimpit pangkal si ucok.

" kamu nggak pulang..!?" Tanya ku.

Rosa menggeleng.
" boboq disini. Boboq ama kamu." Ucap nya.

" orang rumah tau..!??" Tanya ku lagi.

Rosa menganggguk.
" tadi, sebelum ke rumah eva dah izin ama bunda." Jawab nya.

" tau boboq di sini.!? Ama aku..!??"

Rosa menggeleng.

'' ayoq pulang..! Aku hantar..!" Ucap ku, hendak bangkit. Namun, rosa menahan nya dengan menekan pundak ku.

" ayaaaaang...! " di tambahnya dengan menekan dudukan nya di paha ku.
" kalau aku bilang nya boboq ama kamu, ya ga di kasih yaaaang..!" Ucap nya lagi.
" lagian, jarang jarang kan aku punya kesempatan kayak gini."
" rani juga pergi nya ga lama..." suara nya pelan dan memelas. Ekapresi nya betul betul membuat ku tak berkutik.

Aku terdiam sejenak.
Ada betul nya juga apa yang di ucap kan nya.
dia hanya bisa mencuri waktu dan kesempatan kalau ingin bersama ku.
Bayangkan, entah sudah berapa lama tadi dia menungguiku di depan pintu .
Seorang diri.. di tengah malam seperti ini.
Dia sangat menanti kepulangan ku.
Aku membayangkan, seandainya tadi aku tak menggubris perasaan ku dan melanjutkan tidur di rumah rani.

'' tapi kan, ga harus bohong mbeeeem..!" Ucap ku.

Rosa tersenyum kecut.
Aku menjadi iba melihat nya. Dan langsung memeluk nya.
" ya udaaaah... iyaaa.." aku mengikuti kemauan nya.

Hingga beberapa saat kemudian, aku melonggarkan pelukan ku.
" aku pakai celana dulu." Ucap ku. Sambil bergerak. Sekalian hendak memindahkan tubuhnya yang terduduk di atas paha ku.

Namun, rosa menahan gerakan ku. Malah dia yang menekan dadaku. Sehingga tubuhku jatuh telentang.

Rosa menggeleng.
"Ga usah pakai celana. Ga usah pakai baju juga.! Gini aja..!" Ucap nya, sambil tersenyum genit.

Kemudian, rosa menunduk. Mengecup dan melumat bibir ku dengan lembut.
Aku pun merespon dan membalas lumatan nya. Sambil tangan ku menyeka untaian rambut nya yang jatuh menimpa pipi ku.

Karena selalu terjatuh dan menjuntai, aku pun menyelipkan rambut nya ke balik telinga.
Kemudian, kedua tangan ku merayap hinggap ke bongkahan pantat nya. Kuremas sebentar, sebelum naiknke pinggang dan menaikkan baju nya.

" enggmmhh....!" Rosa mengerang. Karena, bersamaan dengan menaikkan bagian bawah baju nya, jemariku bersentuhan secara langsung dengan kulit nya . mulai dari pinggul, sampai ke kulit tulang rusuk nya.

Ciuman nya yang tadi pelan dan lembut, mulai sedikit menaik tempo nya.
Lidah nya juga mulai menjulur. Mencari., mengkais., dan mengkait melalui hujung nya.

Saat bagian bawah baju nya sudah menyentuk ketiak, rosa meluruskan kedua lengan nya. Bersamaan dengan melepaskan ciuman nya.

Begitu ciuman dan baju nya terlepas, aku menekuk kedua siku ku. Dan menaikkan tubuh ku, hingga aku dan rosa kembali dalam posisi terduduk.

Bibir ku langsung menyasar ke leher nya. Menghirup aroma wangi nya. Ku gesek., ku kecup., yang juga di sertai dengan hisapan dan gigitan lembut.

" eemmmhhh....!" Rosa kembali melenguh. Tangan nya membelai belai rambut ku.

Dan saat bibir ku hendak menuju ke telinga nya, rosa menangkap wajah ku. Kemudian menggeleng.
" jangan dulu ya yaaang.! Jangan kesitu dulu.! Aku masih mau main main. " ucap nya memelas.
Aku merespon dengan membelai punggung nya.
Sambil memeluk nya , aku merebahkan diri.
Tangan yang tadi membelai punggung nya, merayap. Mencari sasaran baru. Yang kali ini berpindah ke bokong nya.
Kedua tangan ku menyusup ke dalam celana pendek nya. Menyentuh secara langsung kulit mulus bokong nya dan langsung meremas nya.

Rosa menegakkan kepala nya menatap ku.
" segitu suka nya kamu ama pantat aku.!?" Tanya nya.
Aku mengangguk tersenyum.
Tangan nya memegang kedua sisi wajah ku. Dan rosa pun kembali melumat bibir ku. Lidah nya langsung menerobos masuk.

Setelah puas berciuman sambil meremas bokong nya, aku menggulingkan tubuh ku.
Kini, posisi rosa berada di bawah ku.

Aku mengangkat sedikit tubuh ku. Dan membalikan tubuh rosa. Hingga dia dalam posisi tengkurap.
Tanpa membuang waktu, aku kembali menindih tubuh nya.

Aku menyingkap rambut yang menutupi leher nya dan langsung mengecup nya.

" emmmhh..." rosa mengerang pelan.
" yaaaaaang.....!" Rosa protes, saat hujung hidung ku menggesek daun telinga nya.

P.o.v. third.

Ciuman aby berpindah ke pundak rosa. Bergeser dari kanan ke kiri. Lalu kembali ketengkuk nya.
Dari situ, aby menurunkan ciuman nya. Melalui cekungan pengapit tulang hasta nya, lidah basah aby memoles hingga ke bawah.
" hnggkk....! " punggung rosa melentik ke atas

Ciuman aby berhenti di pinggul .
Tangan nya mengkait dua sisi pinggiran celana pendek rosa.

Rosa menaikkan sedikit pinggang nya, ketika aby menarik turun celana nya.

Aby duduk bersimpuh. Memandangi tubuh telanjang yang bentuk nya sungguh sempurna.
Mata nya menyisir mulai dari hujung kepala sampai hujung kaki. Batin nya berdecak kagum.

Merasa tak ada sentuhan di tubuh nya, rosa menoleh ke belakang. Menatap aby dengan heran. Yang di balas lelaki itu hanya dengan senyuman menawan.

Kemudian, tangan aby menjulur. Menyentuh betis nya yang berbentuk bunting padi itu. Merabai nya..

Rosa menikmati sentuhan dan belaian Telapak tangan yang kasar itu .
Desiran hasrat nya yang sedari tadi mulai naik, kini semakin meninggi. Apa lagi, ketika tangan itu sudah sampai di bagian paha nya. Mengelus dan membelai bagian dalam paha sampai ke pangkal nya.
Rosa membenamkan wajah nya di bantal, ketika jemari pemuda itu menyentuh sekilas bibir kemalauan nya.
Ya., hanya sekilas.
Lelaki itu seperti ingin menggoda nya. Mempermainkan hasrat birahi nya.
" hhmmmm...!" Lenguh nya. Ketika bongkangan padat bokong nya di remas remas. Bahkan, lelaki itu menciumi dan menggigit gemas.
Ada rasa bangga di hatinya. Karena , lelaki itu begitu terang terangan menunjukkan ketertarikan dan kekaguman terhadap salah satu asset nya yang paling berharga itu.

" ssshhhhh...!" Rosa menggelinjang , tatkala bibir, lidah dan gigi lelaki itu bermain di area belakang lutut nya. Dia sampai meremas seprei , akibat menahan sensasi geli yang dia terima.













____________________________________
@Rayhandy makasih updatenya tetap semangat sampai tamat
 
Akhirnya kerinduan ke si manja terbayar...
Manja aku padamu.... :alamak::alamak:
makasih suhu udh bikin update yg paaaanjaaaaaang... semoga update berikutnya lancar dan panjang jg ya 😁
Sungguh pd sabar nih gadis2 di sekeliling aby, rela berbagi dan semoga pd bisa nerima kenyataannya, udh harmonis banget
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd