Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA HAHOLONGAN.

Status
Please reply by conversation.
Update susulan., tipis tipis.. 😁










Part 26




Sepulang nya dari pajak, aku bersiap siap menghadapi si manja. Akibat dari perkataan iman siang tadi.


Belum aku turun dari kereta, pintu rumah sudah di buka dari dalam.
Menampakkan wajah ceria gadis manja ku. senyum ceria nya mengurangi sedikit kegundahan yang sedari tadi sudah menumpuk.
Begitu aku masuki rumah, peluk hangat nya langsung menyapa.


" dah shalat.?" Tanya nya.


Aku mengangguk.


Di ruang tengah, ku lihat mamak ku mengikati sayuran.
Aku pun langsung memasuki kamar mandi.


Selesai mandi, di lanjut dengan makan malam bertiga.


" abang pergi ya.." pamit ke si manja.


Rani tersenyum mengangguk.
" ntar lagi adek nyusul kesana. Selesai bantuin si bibi." Ucap nya.
" indu ngajak boboq sama.." ucap nya lagi.


Aku pun mengangguk.


' cupp..!' Rani mengecup bahu ku, sebelum men da dah kan tangan nya.


Di jalan, aku dapat bernafas dengan lega. Karena sedari tadi, Rani tak sedikit pun menyinggung tentang iman.


Kulirik jam tangan yang melingkar di tangan kanan ku. ( pemberian dari dua sejoli didy . Sebagai kado ulang tahun ku.)
' sepuluh menit kayak nya cukup..!' Batin ku.


Aku berhenti, ketika dia baru saja menutup pagar.
Dari pakaian nya yang mengenakan piyama tidur, nampak nya dia tidak ingin bepergian.
Begitu melihat ku, dia kembali membukakan pintu pagar.
Senyum nya langsung menyapa ku.


Aku memasukkan kereta ke halaman rumah nya.


" mau ke tempat indu.?" Tanya nya.


Aku mengangguk.
" tadi siang koq ga jadi datang.!?" Tanya ku.


" capek yaang.!" Keluh nya. Yang langsung menyandarkan tubuh nya ke aku.
" jam 5 sore tadi kerjaan aku baru selesai.!" Timpal nya.


Kurangkul bahu nya, sambil memijit lembut bahu dan pundak nya.
Rosa pun menjatuhkan kepala nya di pundak ku.


Hingga lima menit kemudian, rosa menganggat kepala nya.
" udah ahh. Nanti kamu nya kelamaan sampai sana." Ucap nya.
" makasih ya , udah nyinggahin aku." Sambung nya dengan senyuman.


' cupp.!' Aku menjawab dengan kecupan di bibir nya.


" orang rumah ada.?" Tanya ku sambil berdiri.


" ada tuh lagi nonton.!" Jawab nya.
" udah.. ga usah pamit.! Nanti mereka heran, kamu nya baru datang malah pergi lagi." Cegah nya , ketika aku hendak pamit ke orang tua nya.
" lagian ga ada yang tau kamu datang." Sambung nya.


" hmm.. ya udah. Aku pergi ya..! " Ucap ku.


Rosa pun mengangguk.


*
*
*
*
*


Ketika aku memasuki pekarangan rumah nya, kulihat kedua orang tua indu tengah duduk nyantai di depan. teras.
Ku hampiri, dan salim ke mereka.


" apa kabar tulang..!" Berbasa basi ke papa nya.


" baik.. sehaaat..!" Jawab beliau.


" yang lain dah pada datang tuh di samping.!" Ucap mama nya indu memberi tahu.


" iya nan.." sahut ku.


Lalu, terhidu oleh lubang hidung ku aroma spring orchid yang mendekat.
Aku langsung menoleh kebelakang. Kulihat bunga anggrek ku datang menghampiri. Di temani dengan senyum cantik nya.
" yoq..!" Ajak nya langsung.


" kita disini aja ya. Ga enak ama iman, kalau kita jalan." Ucap nya, begitu kami melangkah.


Aku mengangguk mengiyakan.


Di halaman samping, sudah hadir sepasang didy (diana dody).


Aku duduk disebelah dody. Dan indu duduk di samping ku.
Mungkin, dia ingin lebih menegaskan kedudukan nya pada iman. Di mana, iman duduk berhadapan dengan ku. Di apit oleh si mungil eva dan ecy di kiri kanan nya.


Satu jam kami lalui bercerita ini dan itu.
Hingga...


" hai semua...!!" Suara riang si manja menyapa. Lalu mengambil posisi di samping eva. Setelah memeluk dan mencium pipi mahluk halus itu.


" koq lama datang nya..!?" Tanya indu ke rani.


" hehe.. ada kerjaan tadi dikit.!" Jawab nya.


Malam minggu kali ini, kami habiskan hanya dengan berkumpul., bercerita dan bersenda gurau.


P.o.v orang ketiga.


Indu mengantar aby sampai ke depan pagar, setelah berpamitan dengan orang tua nya.


" hati hati di jalan ya.." ucap indu, sambil menyentuh pundak kekasih nya itu.


'' ga dapat ciuman lah ini.." goda lelaki itu dengan berpura pura kesal.


'Pukk.!'indu memukul pelan bahu aby .


Indu menyusul para sahabat nya yang sudah duluan memasuki kamar.


Karena mereka berlima, kasur indu yang cukup lebar tetap tak cukup untuk menampung mereka.
Terpaksa harus mereka letekkan di lantai. Di tambah dengan satu kasur lagi yang mereka ambil dari kamar tamu.


Mereka langsung mengambil posisi masing masing.
Iman berbaring paling pinggir sebelah kiri. Disamping nya ada indu, rani, dan eva yang sudah memeluk ecy yang juga di posisi paling pinggir.


Menunggu kantuk datang, mereka lanjut ngobrol tentang seputaran dunia wanita remaja.


Hingga tak sampai setengah jam, mereka mulai terlelap.


" o iyi bir adam, değil mi? ( dia lelaki yang baik kan ya..!?) " suara pelan iman membuat indu membuka mata.


Indu menoleh iman yang berbaring miring menghadapnya. Menatap nya dengan berbantal kan lengan.


" Aby ile ne kadar süredir ilişkiniz var? ( sudah berapa lama hubungan kalian ?) " tanya iman kemudian.


Indu tersenyum. Kemudian memiringkan tubuh nya menghadap iman.
" okula başladığından beri ( semenjak masuk sekolah SMA ). " jawab indu. Yang sebenar nya sudah di ketahui oleh iman melalui surat yang sering diterima nya dari lelaki itu.


" seni ona çeken ne? ( apa yang membuat mu tertarik padanya.?) " tanya iman lagi.


Iman mengulum senyum simpul.
" pertanyaan yang harus nya aku tanya kan pada mu, bukan.?" Ucap indu.


Iman tak dapat menyembunyikan senyum nya. Yang kemudian menutup mata nya.
Hingga, tak ada lagi terdengar suara nya. Hanya deru nafas yang tenang.


' huufffft' indu menghempaskan nafas pelan.
Tatapan nya tetap lekat ke wajah cantik sepupu nya itu. Wajah cantik yang mampu membuat hati indu sedikit gelisah.


'Srekkk.!' Hingga tatapan nya teralih oleh gerakan gadis di belakang yang memeluk nyA.
Tangan rani melingkar di perut nya. Yang di balas indu dengan mengelus kulit lengan sahabat nya itu.


Yang tanpa disadari nya ternyata rani juga ikut mendengar obrolan nya dengan sepupu nya tadi.


Walau rani tak faham dengan bahasa mereka, namun dia tahu siapa yang menjadi bahan obrolan mereka tadi. Karena iman ada menyebut nama lelaki pujaan hati nya, Yang mau tak mau membuat jantung nya bergemuruh.


*
*
*
*
*
*



P.o.v. aby


" balik pak..!" Aku pamit pulang ke pak buan.


Di setiap hari mingu , kalau aku memang tidak ada kegiatan lain , aku sedikit lama bantu bantu di kedai pak buan. Kira kira sampai pukul 11 atau 12, baru aku pulang kerumah.


Sampai di rumah, kuihat mamak ku tengah menjemur pakaian di halaman samping.


" aby udah lapar.?" Tanya beliau ketuka aku menghampiri nya.


" belum mak." Jawab ku.


" mamak ga masak hari ini.." ucap beliau.
Mungkin kecapek an. Batin ku


" oh. Ya udah. Nanti beli di warung aja." Balas ku.


" ga usah.! Nanti ada yang ngantarin.!" Balas beliau.


" hmm." Aku mengangguk. Kemudian masuk ke dalam rumah. Langsung menuju ke kamar mandi.


Selesai mandi dan berpakaian, aku duduk nyantai di bale bale belakang rumah. Bertepatan dengan selesai nya mamak ku menjemur pakaian. Dan juga dwngan kedatangan si manja.
' tumben datang siang siang' batin ku.


Setelah salim dan mencium mamak ku, dia menghampiri dan duduk di samping ku.
Dia menatap ku dengan sedikit cemberut.


" dari mana.?" Tanyaku , yang melihat penampilan nya yang rapi dan sedikit dandan.


" baru pulang gereja." Jawab nya dengan lesu.


" sini.!" Aku menepuk paha ku.
Si manja langsung bangkit dan duduk di pangkuan ku.


" kenapa..??" Tanya ku. Karena dapat membaca kegelisahan dari raut wajah nya.
Ku sebak helaian rambut nya yang menjuntai.


" iman..!!" Ucap nya. menatap ku dengan cemberut manja nya.


' haisshh..!! Di bahas juga ternyata. Kirain dia lupa.!' Batin ku.


" iman kenapa.!?" Ku selipkan untaian rambut nya ke belakang telinga.


Simanja tak menjawab. Namun, muncung nya mulai memanjang.


Setiap melihat ekspresi nya ini, batinku bergitik geli.


" adek gaduh ama dia..!?" Tanya ku.


Rani menggeleng.
" dia memang betul betul mau pindah sekolah disini.??" Tanya nya.


" lahh.. mana abang tau..!!" Ucap ku yang memang betul betul tak tau.


Dan, muncung nya pun semakin memanjang.
" tadi malam., mereka nyeritain abang." Ucap nya.


" siapa.!?"


" iman ama indu.!"


" apa yang di ceritain..!??" Tanya ku.


Dia malah menggeleng.
" ga tau..!" Ucap nya.


" lahh.. koq ga tau.!??" Tanya ku heran.


" orang tu pake bahasa bahasa ntah apa tuh. Bahasa arab mungkin. Adek ga ngerti.! Tapi, pake nyebut nyebut nama abang.!" Ucap nya.


" terus kenapa, kalau mereka nyeritain abang.!!?" Tanya ku lagi.


Badan nya langsung tegak. Menatap ku dengan rajuk nya. Dan., muncung nya pun semaaaaakin lah memanjang.


Tak menunggu lama, langsung ku patuk. Ku gigit pelan. Namun dengan perasaan geram dan gemas.


" mmmmfff...! Mmmff..!!' Dia pun meronta ronta. Mencoba melepaskan bibir nya dari patukan ku.


Setelah terlepas, dia memukuli pelan bahu ku.


" adek jangan takut. Dia dah tau koq hubungan abang ama indu." Aku menjelaskan pada nya.


" kalau nanti dia betul sekolah disini, terus, dia bisa bujuk indu supaya dekat ama abang, adek cemana..??? " ucap nya bertanya. Dengan maksud, mempertanyakan ke absahan dirinya padake aku.
Wajah nya yang tadi merajuk, berubah sendu.


Aku menangkup kedua pipi nya.
" jangan berfikir yang aneh aneh.!"
" adek ga cemana mana. Perasaan abang ke adek ga akan berubah.! Adek tetap jadi kesayangan abang..!" Aku meyakin kan nya tentang perasaan ku pada nya.


Rani langsung memeluk ku.
" betul ya abaaang..! Jangan tinggalin adek.!"


" iya sayaaaang.!" Aku membalas pelukan nya. Mengusap lembut punggung nya.


Kalau pun nanti indu menerima iman , aku merasa, disitulah nanti titik awal nya. Dimana indu harus mengetahui hubungan ku dengan si manja.
Dan batinku pun membulatkan tekad. Jikalaupun nanti indu menerima iman, yang mana mereka bilang ada hati dengan ku, maka dia juga harus bisa menerima si manja. Dan juga rosa.


Dan aku juga siap menerima resiko, jika mereka berdua ( indu dan iman) memilih menjauhi dariku ketika mengetahui hubungan ku dengan kedua gadisku yang lain nya ini.


Kami terhanyut dengan pelukan, hingga...


' krieeeet..!' Suara pintu belakang terbuka.
Karena sudah terbiasa di lihat mamak ku berpelukan, kami tak begitu menghiraukan kehadiran beliau.


Sampai lah hampir satu menit lama nya, aku merasakan kalau siluet orang yang berdiri di ambang pintu itu tak berganjak. Aku pun menegakkan kepala. Menoleh ke arah pintu.


' jdaaaarrrr.!!!!'
Kepala ku serasa di siram oleh air yang teramat dingin.
Jantung ku memompa sangat cepat.


Tubuh ku kaku seketika.


Begitu juga dengan Orang yang berdiri di ambang pintu itu.
Dengan tubuh kaku, dia memandang kami dengan tatapan tak percaya.


' ke.. kenapa..? Kenapa dia ada disini.!!?' Batinku. Masih tak mempercayai keberadaan nya disini.


Si manja yang merasakan gemuruh di dadaku mendongakkan wajah nya.
" kenapa.!??" Tanya nya, yang juga melihat ke kakuan di wajah ku.


Karena tak mendapat jawaban, si manja ikut menoleh ke arah pandangan ku.


" astaga..!!!! " si manja pun langsung melompat turun dari pangkuan ku.


Wajah nya mendadak berubah pucat pasi.


" ecy.....! K...koq disini...!!?? " ucap nya dengan bibir bergetar.


Ecy tak menggubris.
Dengan alis mata yang terangkat sebelah, dia memandangi ku dan si manja secara bergantian.


*
*
*
*
*


P.o.v. ecy


Mundur ke beberapa waktu yang lalu.




Selesai indu shalat subuh tadi, dia langsung membangunkan ku. Sesuai dengan yang ku pesankan pada nya tadi malam.


Tak lupa ikut bantu indu bersih bersih rumah, yang juga di tolongin oleh iman.
Si mungil kami yang manja dan kak rani masih terlelap sampai sekarang.


Setelah sang surya menampakkan wujud nya, barulah aku pamit pulang.


Selain karena ibadah minggu, ada sesuatu hal yang dalam beberapa bulan belakangan ini sering aku lakukan di hari minggu.
Mengunjungi mamak nya zayn.


Ya... Sekarang ini, hubungan kami mulai akrab. Terlepas dari rasa penasaran ku . Tentang feeling ku yang merasa kalau ada sesuatu yang aku sendiri belum tau pasti.


Yang tentunya tanpa sepengatahuan zayn, dan juga kedua saudari ku itu.


" ecy hati hati di jalan..!" Indu mengingat kan.


Ku anggukan kepala. Patuh dengan seruan nya.
" itu si adek jangan kelamaan bangunin nya.!" Aku gantian mengingatkan nya.


" iyaaah." Sahut nya.


Aku pun menjalankan kereta.



Sesampai nya dirumah, kulihat mobil mama sudah keluar dari garasi.
Dan ketika aku menongkatkan kereta, mama pun keluar dari dalam rumah.


" ecy udah mandi.??" Tanya beliau.


Aku mengangguk.


" yoq.!" Ajak nya.


Aku mengikuti beliau kedalam mobil.


" nanti mama masak , banyakin masakan nya ya..!" Pinta ku ketika kami mulai menyusuri pasar.


" kenapa..?" Tanya si mama.
" mau ajakin kawan kawan makan dirumah.!??" Tanya beliau lagi.


Aku menggeleng.
" ecy mau kasih ke mamak nya zayn.!" Ucap ku Memberitahu.


Mama tertegun sejenak. Lalu mengangguk tersenyum.


Setelah semua sudah terbeli, kami melangkah menuju lapak jualan nya mamak zayn.


Aku hanya bisa menjumpai beliau di hari minggu. Dengan alasan , aku belum ingin zayn mengetahui perkenalan kami.
cuma di hari minggu ini lah kami bisa sedikit leluasa untuk bertemu. Karena, zayn pasti nya lumayan lama waktu nya bekerja.


Beberapa bulan belakangan ini, aku secara diam diam memantau aktifitas jam kerja nya zayn. Sehingga, aku tau pasti, kapan waktu ku dapat bertemu dengan mamak nya.


" maaaak..!" Sapaku berdiri di samping beliau.


Dengan senyum nya , beliau memeluk ku. Memberikan rasa hangat di pagi yang sejuk ini.
' cupp..!!' Tak lupa mengecup pipi kanan ku.


" dah siap belanja nya.??" Tanya beliau.


" udah mak. Nih, tinggal mo beli sayur mamak.." jawab ku.


Hampir setengah jam kami disini. Hingga aku pun pamit untuk pulang.


" maak.." seru ku.


Beliau menoleh.


" nanti mamak ga usah masak ya..!" Ucap ku.


" kenapa.!??" Tanya beliau heran.
" kamu mau masakin untuk mamak.!" Tanya beliau dengan nada bergurau.


aku pun mengangguk


" ehh..! Serius, mau masakin mamak.!!?" Tanya beliau tak percaya.


" iya maaak..! Nanti ecy antarin kerumah. Sekalian buat makan malam nya juga." Ucap ku.


" hihihi.... makasih sayang..!" Beliau memeluk ku. Juga mencium kedua pipi ku.


*


Sepulang nya dari gereja, aku langsung terjun ke dapur. Membantu mama yang sudah duluan berkutat di situ.


Setelah semua selesai di masak, ku siapkan ke dalam satu set rantang bertingkat.


" ecy pergi ya..!" Pamit ke mama ku.


'' ecy bisa bawa nya sendirian naik kereta.?? " tanya beliau.
" bawa mobil aja gih.." lanjut beliau.


Aku menggeleng. Lagi malas nyetir.
" ecy naik becak aja" ucap ku.


" oh.. ya udah." Balas beliau.


*


Ada rasa aneh yang tiba tiba menyergap. Rasa yang tak bisa ku gambarkan.
Mungkin, karena ini akan menjadi pertama kali nya aku akan bertemu dengan zayn di rumah nya.


Saat aku turun dari becak, berketepatan dengan pintu depan rumah yang ku tuju terbuka. Kulihat mamak nya zayn menyapu. Mengeluarkan remah remah kotoran he halaman depan.


Begitu melihat ku, senyum manis beliau menyapa ku.


" kirain ga jadi di antar..!" Ucap beliau. Masih dengan senyum nya.


" ecy kelamaan ya.!?? Mamak dah lapar.!??"


Beliau menggeleng.
" masuk yoq.!" Ajak beliau.


Sampai di dalam rumah, tak ku temukan sosok lelaki itu. Bahkan sampai langkah ku menuju ke dapur.
" zayn belum pulang.!?" Tanya ku.


" ada tuh di belakang. Lagi nyantai.!" Beliau memberitahu.


" datangi gihh.. biar dia kaget..!" Si mamak sedikit tertawa. Kemudian beliau berbalik ke ruang depan. Mungkin melanjutkan acara menyapu nya yang tadi tertunda.


Aku melangkah menuju pintu belakang dengan perasaan yang sedikit canggung.









' astaga...!!!!'







P.o.v. aby


Wajah si manja nampak sangat ketakutan.
Sementara Aku , masih duduk terdiam kaku.


Hingga , muncul lah mamak ku.


" dah ketemu kan.!?" Tanya beliau ecy.


Ku lihat ecy mengangguk. Namun mata nya masih mengarah ke si manja.


" yang itu calon mantu mamak.!" Beliau dengan enteng nya memberitahu. Mungkin karena menangkap tatapan ecy ke si manja.


Membuat si manja nampak semakin gelisah.


" kenalan dulu lahh..!"lanjut beliau.


" ecy dah kenal mak. Kita satu sekolahan juga." Jawab ecy.


" oh iya.. bagus lah kalau sudah saling kenal." Ucap beliau dengan tersenyum.


Dan yang membuat ku semakin heran, karena selain beliau kenal dengan ecy, beliau membahasakan dirinya mamak ke ecy.


" aby... adeeek.. makan yoq..!" Ajak beliau.


Ecy langsung berbalik. Mengikuti mamak ku yang sudah duluan melangkah.


" abaaaang...." suara si manja bergetar memanggil ku.


' huuuffft...!' Ku hembuskan nafas panjang.


Mungkin sudah jalan nya seperti ini.
Mungkin disini lah terbongkar nya hubungan ini.
Dan, aku akan menanggung konsekuensi nya. Apa pun yang terjadi akan ku terima.


Aku bangkit dari duduk ku.
" yoq...!" Ku genggam tangan si manja. Mencoba tuk memberikan nya kekuatan.


Dengan agak ragu, si manja mengikuti langkah ku.


Di ruang tengah, ecy duduk di samping mamak ku. Di hadapan makanan yang sudah terhidang.


Seperti biasa, si manja menyendok nasi ke piring. Lalau menyodorkan nya
Ke mamak ku.
Kemudian , kembali menyendok nasi ke dalam piring. Menaruh lauk dan pauk . Dan menyodorkan nya pada ku.


Dan itu, tak luput dari pandangan si ecy.


" kakak ga makan.!?" Tanya ecy tiba tiba. Yang mungkin heran, karena tak melihat piring nasi di depan si manja.


" haa!? Ehh.." sontak, suara dan pertanyaan ecy membuat si manja gelagapan.
Kemudian Si manja mencari cari piring kosong yang sudah tidak ada.


" sini." Dengan tersenyum, aku menepuk tempat di samping ku.
Namun, dia tak berganjak dari duduk nya. Menatap ku dengan tampang canggung yang memelas.


" ga fafa.. sini.!" Ucap ku lagi.
Dia pun bergeser.


Ecy menghentikan kunyahan nya, ketika melihat ku menyuapi si manja.
Bola mata nya bergerak gerak. Antara melihat ku dan si manja bergantian.


" cemana..?? Enak kan masakan nya.!? " tanya mamak ku.


Aku dan si manja hanya mengangguk.


" ini ecy yang masak lho...! Khusus di masakin buat kita hari ini.!" Mamak ku memberitahu.


" ahh.. enggak koq.! Ini mama yang masak. Ecy cuma bantuin sekedar nya aja..!" Ecy sedikit berdalih.


" mmm... ini., selalu nih kayak gini.!?? " tanya ecy.


" haa.. !?? Apa yang selalu.!??" Tanya mamak ku.
Sementara, aku dan si manja saling bertatapan.


" itu.!" Ecy memajukan muncung nya ke arah kami
" di suapin kayak gitu..!" Sambung nya.


Tampak si manja seperti kepayahan 7ntuk menelan makanan yang sudah cukup lama di kunyah nya.


Si mamak tersenyum geli.
" setiap hari malah." Ucap mamak ku.


Ecy langsung menenggak minum nya.


" setiap hari..!!?? "
" kakak setiap hari datang kesini.!!?" Tanya ecy dengan tatapan menyelidik


Si manja mengangguk. Tak berani menatap ke ecy .


*


Selesai makan, si manja memberesi tempat kami makan. Yang juga di bantuin oleh ecy.


" aby.. antaar mamak sebentar yoq..!" Pinta beliau ketika keluar dari kamar nya.


" kemana.?" Tanya ku.


" ke rumah pak kepling ( kepala lingkungan / RT ). Mamak mo ngurus ktp." Ucap beliau.


' wadduuhh..!' Ingin rasa nya aku menolak ajakan beliau. Mengingat keadaan si manja sekarang yang sangat ... Sangat membutuhkan pertolongan dan juga kekuatan, dari tatapan ecy yang sangat mengintimidasi.


Namun, apalah daya. Aku tak kan pernah sanggup, atau pun tak kan pernah ingin untuk mengabaikan semua perintah dan arahan beliau. Apa pun alasan nya.!


Aku mengangguk mengiyakan.


Kemudian, beliau berjalan melewati ku. Menuju ke kamar mandi.


" adeek... bibi ama si abang keluar sebentar ya.." ucap mamak ku ke si manja yang tengah mencuci piring bekas makan kami tadi. Yang juga di bantu oleh ecy.


" haaa.. mm.. mau kemana..!??" Tanya si manja dengan menatap ku.
Nampak ada kegelisahan dari getar suara nya.


" ke rumah pak kepling. Mo memperpanjang ktp." Ucap beliau.


Si manja mengangguk lemah, dengan senyum canggung nya.


" ecy ga papa ya mamak tinggal sebentar.."


Ecy pun mengangguk mengiyakan.


*


Sampai di rumah pak kepling, aku tak ikut masuk. Hanya menunggu diluar. Duduk di atas kereta.


Lima menit berselang, tak terlihat pembicaraan mereka akan selesai. Aku pun pamit ke mamak ku untuk pergi ke warung.


Di warung, aku membeli kompil ( co*odore filter).


Mungkin karena terlalu memikirkan si manja, asap nocotin yang ku hisap terasa hambar.


Aku membuang puntung rokok yang baru lima tarikan ku hisap.


Aku pun kembali naik ke atas kereta, hendak kembali ke rumah pak kepling. Namun, mata ku langsung tertuju ke genteng rumah nya rosa.


Antara rumah pak kepling dengan rumah nya rosa tidak lah jauh.
Posisi warung yang ku singgahi ini berada di tengah tengah antara rumah pak kepling dan rosa.


Aku menjalankan kereta ke rumah rosa.
Pintu pagar nya yang terbuka membuat laju kereta langsung menuju ke depan teras.


begitu aku duduk di kursi teras, pintu rumah nya pun terbuka.


" ayang.." rosa berjalan menghampiri ku.


" ambilin minum.!" pinta ku.


" mau minum apa.?" tanya nya.


" air putih aja. yang dingin.!" ucap ku.


rosa mengangguuk. lalu masuk ke dalam rumah



tak lama, rosa pun kembali. menyodorkan segelas air dingin.


' glek...glek..glek.!!' langsung ku tenggak habis .


" dari mana.?" Tanya nya, setelah aku meletakkan gelas kosong ke atas meja.


" ngantar mamak tadi, ke rumah pak kepling." Jawab ku.
' huffftt..!!' Aku menhempaskan nafas panjang. Menadahkan wajah keatas, sambil menyandar ke sandaran kursi.


Sekejap, aku memejamkan mata. Coba tuk menenangkan perasaan tak enak yang sedari tadi menyerang.


Setelah membuka mata, aku memiringkan kepala. Menoleh ke rosa yang memperhatikan ku.


" kenapa.?" Tanya nya. Mungkin melihat sesuatu dari ekspresi ku.


Aku menatap nya dalam.
Membayangkan.., hubungan yang kami sembunyikan ini pasti akan ketahuan juga kelak.


Membayangkan..., seperti apa nanti, jika hubungan kami ini terbongkar.


Seperti tadi.
Ketika ecy memergoki aku dan si manja.


" ayang kenapa.?" Karena tak mendapat jawaban dari ku, rosa mendekat. Duduk di samping ku sambil memegang tangan ku.


' huuffftt..!' Aku kembali menghempaskan nafas.


" ecy ada dirumah.!" Ucap ku.


" oooh.." respon nya dengan santai.
" ehh..!" Dan seketika, dia seperti tersadar.
" ecy.!!? Koq bisa..!!? " tanya nya heran.


Aku hanya menggeleng. Karena tak jauh beda dengan nya, Aku juga sedari tadi bertanya tanya. Kenapa ecy bisa ada dirumah ku. Dan, terlihat begitu dekat dengan mamak ku.


" dia lihat., aku sama si adek lagi pelukan.!" Ucap ku kemudian.


" astaga..!!" Rosa sampai menutupi mulut nya dengan kedua telapak tangan.


" terus, cemana..?? Si adek dah pulang.?? Ecy.? Reaksi nya cemana.!??" Tanya nya dengan ekspresi yang.....


" mereka berdua masih di rumah." Jawab ku.


Rosa menatap ku tajam , dengan dahi mengkerut.


" ecy... sama si adek, masih dirumah.?"


Aku mengangguk.


" berdua.!?" Tanya nya lagi.


Aku pun mengangguk lagi.


" ASTAGA AYAAAANG..!! KENAPA DI TINGGAL BERDUAA..!!!" suara rosa yang histeris sontak membuatku menegakkan badan.


" haaa.. kenapa.!?" Yang membuat ku gelagapan.


Dahi nya yang tadi berkerut, semakin mengkerut dan belipat lipat.


" nggg... itu.. tadi.. mamak mintak antarkan ke tempat pak kepling." Aku kembali menyebutkan alasan ku ada disini.


" mamak udah di rumah pak kepling kan.??" Tanya nya lagi.


Kembali aku mengangguk.


" KENAPA AYANG GA BALEK KE RUMAH..!?? KENAPA MALAH DI TINGGAAALL..!!? " suara nya yang histeris kembali membuat ku gelapan.


Akibat dari itu, respon ku menjadi sedikit melambat.
Aku hanya terdiam melihat ekspresi nya itu.
" harus nya ayang ga ninggalin si adek ama ecy..!"
" kalau mereka gaduh gimana..!?? Jambak jambak an..! Cakar cakar an.!!?" Ucap nya.


" gaduh.!? Cakar cakar an.!!?" Aku tak yakin dengan ucapan nya. Namun, tak menampik itu mungkin akan terjadi. Mengingat hubungan ecy dengan indu.


Membayangkan hal itu, aku langsung bangkit berdiri dari duduk ku.
Berlari ke kereta, dan langsung menyalakan mesin.
Tanpa berpamitan dan menoleh ke rosa, aku langsung pergi.















Ketika aku melintas dari depan rumah pak kepling, kulihat mamak ku melangkah keluar dari pintu rumah beliau.


" ohh.. syukurlah.!"
Aku pun memutar arah kereta. Berhenti di depan rumah pak kepling.


Aku berhenti di bahu jalan. Menunggu beliau tanpa mematikan mesin kereta.


Tampak istri pak kepling menemani mamak ku sampai ke pintu . Masih dengan ada nya ucapan ucapan menuju hujung obrolan.


1 menit......




2 menit.....


Tak ada nampak tanda tanda akan berakhir nya obrolan itu.


Sementara aku sudah gelisah di atas kereta.


' maaak..! Ayok pulang maak.! Si adek cakar cakar tuh di rumah..!' Aku berharap mamak ku mendengar suara batin, Yang aku tahu itu mustahil .

.
.
Huhuhuhu tambah penasaran gimana kelanjutanya,Thanks suhu updatenya...Semangatttt,Moga updatenya cepet lagi hehehe...
 
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Rayhandy ..
Waduh kamu ketahuan,
Pacaran lg..
Sama semua temen2ku, hehe..
Klo Aku lihat Iman ini mirip Rosa dan Rani,
Sama2 bersedia di Poligami..
Nah ini gmn dengan Indu?
Walaupun di luar menyandang sebagai pacar Zain Aby, tp ga tahu klo Aby jg menjalin hubungan dengan teman2 deket lainnya..
Mulai seru neh pokoknya,
Ga tahu Mamak yg polos ato memang sengaja sok polos,
Bikin Aby kelimpungan, hahaha..
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
Sengaja si keknya suhu,Soalnya mamak aby pasti tau,Dan emng udah saatnya mungkin harus ketemu.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd