Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Hamidah dan Anaknya

Ratna dan Bapaknya (+Video Ilustrasi)

Malam tiba, Hamidah dan Ratna kembali berdua di rumah. Setelah momen semalam, Hamidah jadi terus memikirkan anak perempuannya.

Meskipun Ratna bisa bikin puas nafsunya, di sisi lain Hamidah khawatir dengan kondisi Ratna saat ini. Apakah anaknya itu sudah tidak normal, karena suka sama wanita.

Hamidah juga bertanya-tanya, sejak kapan anaknya itu menjadi begini. Apa penyebabnya.

"Nak, terimakasih ya untuk semalam," kata Hamidah saat menghampiri Ratna di ruang tamu. Ia ikut duduk di kursi depan Ratna.

"Sama-sama ibu, Ratna sayang ibu, akan aku lakukan apapun demi kebahagiaan ibu," jawabnya.

"Tapi, ibu boleh tanya nggak nak?" ucap Hamidah dengan suara pelan.

"Tanya apa ibu, tanya saja," jawab Ratna dengan sopan.

"Tapi jangan marah ya," kata Hamidah.

"Nggak, bu, masak Ratna marah ke ibu," ucapnya.

Hamidah menghela nafas dulu, sebelum bertanya hal yang mungkin sensitif ke anaknya.

"Sejak kapan, Ratna begini? Kenapa jadi begini?" tanyanya.

"Maksudnya bu?" tanya Ratna masih belum paham.

"Kejadian semalam, mulai kapan Ratna suka dengan perempuan, kenapa? Bisa cerita ke ibu. Ibu tiba-tiba jadi khawatir, nak," kata Hamidah.

Naluri ibu dari Hamidah tetaplah ada. Ia jadi merasa aneh dengan anak perempuannya. Sepertinya ada rahasia besar yang ia simpan.

"Saya gak perlu cerita ya bu. Maaf ya, nanti ibu malah kepikiran terus," jawab Ratna.

"Gak apa-apa nak, ketimbang gini, ibu malah terus kepikiran dan khawatir sama kamu. Cerita aja sama ibu. Mumpung gak ada adik-adikmu," ucap Hamidah.

"Yakin ya bu, kalau Ratna cerita, ibu jangan marah ya," ucap Ratna.

"Iya nak, ayo cerita," Hamidah antusias akan mendengarkan cerita anaknya.

"Jadi, Ratna gini gara-gara suami ibu sebelumnya (bapak tiri). Jangan marah ya bu," kata Ratna.

Hamidah pun sontak kaget. Mantan suami keduanya yang mengubah hidup anak perempuannya. Ia makin penasaran dengan cerita Ratna.

"Kok bisa nak?" tanya Hamidah penasaran.

"Dia memperkosa Ratna bu. Sekarang aku benci laki-laki," jawabnya sambil menetaskan air mata. Ratna sangat trauma jika mengingat momen itu.

Hamidah pun makin kaget dengan jawaban anaknya.

"Gimana awalnya nak, kenapa ini bisa terjadi?" tanyanya lebih penasaran.

Ratna pun menceritakan awal mula kejadian tersebut. Bapak tirinya bernama Agus. Usianya selisih sekitar 5 tahun lebih muda dari Ratna.

Agus merasa kurang mendapat kepuasan dari Hamidah, akhirinya punya pikiran buruk ke Ratna. Ia merancang cara untuk memperkosa Ratna.

Sebelumnya, ia juga suka curi-curi pandang ke Ratna. Terutama saat Ratna selesai mandi dan hanya berbalut handuk saja.

Agus juga kerap mengintip Ratna mandi jika ada kesempatan.

Tak hanya itu, ia sering juga tebar pesona ke Ratna ketika tinggal berdua di rumah. Agus kerap pakai celana kolor saja di rumah dan bolak-balik lewat depan Ratna.

Hingga pada akhirnya, Agus memberanikan diri melakukan tindak asusila ke anak tirinya itu. Saat itu di rumah hanya ada dia dan Ratna.

Ratna telah selesai mandi. Seperti biasa ia hanya membalutkan handuk di tubuhnya dari kamar mandi menuju kamarnya.

Ketika Ratna berjalan menuju kamarnya, Agus yang hanya memakai kolor saja, menghadangnya. Ratna langsung kaget dengan kelakuan bapak tirinya.

"Capek ya nduk pulang kerja?" tanya Agus.

Ratna hanya mengangguk saja. Dengan menundukkan kepalanya ia, berusaha menghindari Agus untuk menuju kamarnya.

"Mau bapak pijitin gak? Agus memberi tawaran.

Ratna menggelengkan kepala dan terus berjalan ke kamarnya. Namun Agus membuntuti dari belakang. Ketika Ratna masuk ke kamarnya, Agus memaksa ikut masuk.

"Loh, jangan masuk pak," teriak Ratna sambil berusaha menutup pintu. Namun tangan Agus lebih kuat, ia mendorong pintu itu dan berhasil masuk ke dalam.

Ratna akhirnya berjalan mundur ke pojok kamarnya.

"Apa yang mau bapak lakuin?" tanyanya.

Agus menutup pintu Ratna.

"Mau bapak pijitin gak nduk, pasti kami capek," katanya.

"Nggak, bapak cepat keluar," Ratna menolak dan menggelengkan kepalanya.

"Ayolah nduk," Agus memaksa. Ia berjalan mendekati Ratna.

Ratna ketakutan.

"Jangan pak, mau mau ngapain," teriaknya.

Agus diam saja. Ia terus berjalan ke arah Ratna. Kemudian memegang tubuh Ratna. Tangan Ratna spontan menghalau tangan bapaknya.

"Jangan pak, tolong," jerit Ratna. Tangan Agus segera menutupi mulut Ratna agar tidak teriak.

"Jangan teriak, tambah lama aku di dalam kamar ini nanti," ucap Agus.

Ratna menggelengkan kepala, tanda menolak. Mulutnya masih dibungkam bapaknya.

"Dengarkan bapak, tolong bantu bapak ya, ibu sudah tidak bisa muasin bapak," ucap Agus.

Ratna kembali menggelengkan kepalanya. Tangan Agus begitu kuat menutup mulut Ratna hingga tak bisa teriak.

Agus menarik handuk yang melilit tubuh Ratna dengan keras. Sekali tarik, handuk itu lepas. Tubuh Ratna pun bugil di depan bapak tirinya. Ratna berusaha menutupi kemaluan dan payudaranya dengan tangan.

"Ayo nduk, bentar aja ya," pinta Agus.

Ratna kembali menggelengkan kepalanya.

"Jangan teriak ya, biar ini cepat selesai. Jangan sampai bapak kasar ke kamu," Agus membentak dan mengancam.

Ratna menurut saja, kini tak berani teriak.

Agus kini mendorong tubuh Ratna ke atas kasur. Ratna masih berusaha menutupi vagina dan payudaranya dengan tangannya.

"Tolong jangan pak," kata Ratna memelas dan mulai meneteskan air matanya.

"Udah kamu diam aja," ucap Agus sambil melepas celananya. Penisnya sudah berdiri tegak menantang.

Ia kemudian membuka kaki Ratna. Namun Ratna menahannya. Tapi tangan Agus lebih kuat.

"Pak, jangan," Ratna makin ketakutan dan menangis.

"Bentar aja, jangan menolak, biar gak tambah kerus suasananya," bentak Agus.

Agus menyingkirkan tangan Ratna yang menutupi vaginanya. Ia buka kaki Ratna lebar-lebar. Ia pegang kemaluan Ratna dengan penuh nafsu.

Jari Agus berusaha masuk ke vagina Ratna, namun kesulitan. Agus membasahi jarinya dengan air liur, kemudian ia kembali berusaha memasukkan jarinya.

"Ah, sakit pak," kata Ratna.

"Nanti gak sakit kok," ucap Agus.

Akhir jari tengah Agua berhasil masuk ke vagina Ratna. Ia pelan-pelan memaju-mundurkan jarinya.

"Pak, sakit," Ratna kembali merintih kesakitan.

Kini Agus mengarahkan penisnya ke vagina Agus. Sontak Ratna kembali menutupi vaginanya.

"Jangan pak," ucap Ratna sambil menangis.

Agus tak peduli. Tangannya lebih kuat, ia singkirkan tangan Ratna dengan mudah.

Agus menggesek-gesekkan kepala penisnya ke bibir vagina Ratna. Ratna terus menggelengkan kepalanya. Berharap bapaknya menghentikan aksinya.

Namun tubuh Agus diselimuti nafsu yang kuat, ia meneruskan aksinya. Agus terus menggesek-gesekan penisnya di bibir vagina Ratna.

Agus keenakan. Ia ingin rasa yang lebih nikmat lagi. Ia tekan pelan-pelan penisnya agar masuk ke vagina Ratna.

"Ah, sakit pak, jangan," Ratna menangis kesakitan, menolak. Vaginanya yang sempit tak mampu menampung penis bapaknya.

Agus tak peduli. Ia tetap mendorong penisnya meski kesusahan. Kepala penis berhasil masuk. Ratna tetap menangis kesakitan.

Agus masih kurang puas. Ia terus mendorong penisnya lebih dalam. Hingga setengah penisnya berhasil masuk. Vagina sempit Ratna membuat penis Agus seperti dicengkeram.

Setelah masuk setengah, Agus menarik penisnya. Ada bercak darah di penisnya. Darah perawan Ratna.

"Aduhh, sakit pak," Ratna masih kesakitan.

Seperti tak mendengar tangisan Ratna, Agus kembali melakukan aksinya. Ia tak punya waktu lama, keburu ada yang lainnya datang.

Agus memasukkan penisnya. Meski setengah yang masuk, rasanya sudah mentok. Ia takut untuk mendorongnya lagi. Kini ia memaju-mundurkan penisnya pelan-pelan.

"Ah, ssssshhhh, enaknya," cengkeraman vagina Ratna bikin enak Agus.

Ia lebih mempercepat genjotannya.

"Sakitttt, sudah pak," tangis Ratna.

Agus hampir mencapai puncak kenikmatannya. Ia juga tak mau lama-lama, khawatir ketahuan istrinya dan adik-adik Ratna.


Agus terus menggenjot vagina Ratna. Sebelum mencapai klimaks, ia buru-buru mencabut penisnya.

"Crottttt... crotttt.... crottt....," Agus mengeluarkan spermanya di atas perut Ratna.

"Ahhhh, enaknya punyamu nduk," ucap Agus setelah melakukan aksi bejat ke anak tirinya.

"Jangan bilang-bilang ke ibumu atau ke siapapun ya. Awas kau," Agus mengancam sambil memakai celananya kembali.

Agus pun segera keluar dari kamar Ratna.

(Bersambung)
 
Bimabet
sepertinya masih akan panjang ne cerita
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd