Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG HASRAT DAN OBSESI

Waduuhhh Kariinnn. Tambah belibet ini urusannya
 
BAB 10

Suara hingar bingar musik remix menghentak di ruangan sebuah klub malam, beberapa pria dan wanita muda saling berpasangan sedang asyik berjoget mengikuti irama musik yang menghentak, asap rokok mengepul bagai kabut memenuhi ruangan yang ber ac tersebut, beberapa pria tertawa-tawa di salah satu meja di ruangan tersebut.

“Lex noh lihat sepupu lo ngapain itu sendirian,” ujar salah satu pria di meja itu, alex melihat ke arah yang ditunjuk temannya itu, “ngapain tuh si rico, eh guys sini,” ucap alex kemudian, teman-temannya yang berjumlah 4 orang mendekatkan wajah mereka masing-masing, alex kemudian mengatakan beberapa hal pada mereka, serentak mereka melihat ke arah rico.

“Lo yakin gak ada masalah lex?” tanya seorang diantara mereka dengan ragu, “tenang aja bro, gue pengen ngerjain tuh bangsat, dah gue yang tanggung jawab, sono kerjain yang gue bilang tadi,” ucap alex.

3 orang pria di meja itu kemudian berdiri mendekati rico, setelah dekat, seorang diantara mereka pura-pura terjatuh dan mendorong riko yang sedang duduk, tentu saja riko menjadi terjatuh, rico melihat ke orang tersebut, “punya mata gak lo, jalan liat-liat dong,” rico berdiri, “sori bro gue gak sengaja,” ucap orang yang mendorong rico tadi, orang tersebut menjulurkan tangan minta maaf, namun ditepis rico yang rupanya sedang mabuk, “maaf-maaf, lo pikir segampang itu,” ucap riko dengan nada kencang.

“Santai dong bro, gua kan gak sengaja,” ucap orang itu lagi, bukk!! Rico melayangkan tinjunya ke orang tersebut, orang itu tersungkur, dua temannya langsung mengeroyok rico, dan orang yang tersungkur tadi bangun dan ikut mengeroyok rico.

Rico kewalahan mendapat serangan dari 3 orang tersebut, rico terjatuh, dan langsung menjadi bulan-bulanan ketiga orang tersebut, mereka menendangi perut rico, menginjak bagian tubuh manapun yang bisa mereka jangkau, suasana klub tersebut sontak menjadi heboh, pengunjung yang sedang berdiri dan duduk di dekat rico menyingkir, petugas keamanan kemudian berlari mendekat, mereka kemudian melerai perkelahian tersebut.

RiCo kemudian dibantu berdiri oleh para petugas keamanan, rico menepis tangan petugas keamanan itu, “lepasin, mana mereka,” teriak rico, matanya mencari-cari 3 orang yang tadi mengeroyok dirinya, ketiga orang tersebut seperti lenyap di telan bumi.

***

Bram mendekati sosok sintal menantunya, bram menatap karin yang sedang meringkuk di sofa, bram kemudian berjongkok, di elusnya rambut karin yang sedang tertidur pulas, karin menggeliat, selimutnya jatuh ke lantai, paha mulusnya tersingkap, bram menatap paha mulus itu, naluri birahi sekilas berkelebat di hatinya, bram memperbaiki selimut karin, tangannya menyentuh kulit mulus paha karin, sungguh lembut terasa oleh bram.

Bram berusaha mengendalikan perasaannya, di elusnya kembali rambut karin, tiba-tiba tangan bram di genggam, karin membuka mata, “pah..” ucap karin lirih, bram membiarkan tangan karin menggenggamnya erat, bram hanya diam menatap mata karin, “pah..” ucap karin pelan, bram memajukan wajahnya, harum tubuh karin menggoda hasratnya.

Semakin dekat wajah bram mendekati karin, tiba-tiba bram sadar posisinya, dia segera berdiri, mencoba menenangkan hatinya yang berdebar, karin pun kemudian merubah poisisnya menjadi duduk di sofa, karin memperbaiki pakaiannya, “papah baru pulang,” tanya karin, “ya rin, kamu kenapa tidur di sofa?” bram balas bertanya.

Karin kemudian bangun dari sofa, dia menuju ke meja makan, “papah udah makan?” tanya karin, bram tak menjawab diikutinya karin duduk di meja makan, “ini karin buatkan untuk papah, dah dingin kali, ntar karin hangatkan dulu di microwave ya,” ucap karin, karin kemudian membawa spagheti itu ke microwave, gayanya bagaikan seorang istri yang sedang mempersiapkan makanan untuk suaminya.

“Apakah kamu menunggu rico pulang rin?” tanya bram, “gak karin nunggu papah pulang kok,” jawab karin cepat tanpa ragu, bram menelan ludah, “rico belum pulang? kemana dia?” tanya bram, “mas rico katanya ada urusan mungkin gak pulang, tadi dia hubungi karin pah,” jawab karin masih terus sibuk membuatkan minuman untuk bram.

“Ini pah,” karin kemudian memberikan secangkir kopi pada mertuanya, tak lama suara microwave berbunyi, karin bergegas mengambil spaghetinya, “tara..karin bikin ini pah, cobain ya, tapi kalau gak enak jangan bilang ya pah,” ucap karin tersenyum manis, karin mengambilkan spagheti tersebut ke piring kecil, lalu diserahkan kepada bram.

“Uhh enak rin, rico kemana dia, dibikinin spagheti ama istri malah belum pulang,” ucap bram sambil menikmati spaghetinya, “karin gak bikinin buat mas rico kok pah, karin sengaja bikinin buat papah, dari pagi loh karin bikin,” ujar karin.

Bram terbatuk karena tersedak, “buat papah, kenapa rin,” tanya bram, “gak apa-apa, pengen aja,” jawab karin menopang dagu menatap bram, bram melihat ke arah karin, tatapan karin persis seperti almarhum istrinya saat menemaninya makan dulu.

“Kok papah pulangnya sampe malam, tadi kata pegawai, papah udah mendarat dari pagi,” karin bertanya sambil merengut, “tadi papah ke rumah orang tua kamu, ngobrol sama daddy kamu,” jawab bram.

“Oh ya?, ngapain papah kesana? Mau jemput karin?” tanya karin berbinar, “gak papah udah tau kamu udah pulang, kemaren kan sebelum papah ke amerika, papah liat kamu kayak bete gitu, trus minta izin ke tempat orangtua kamu, papah khawatir ada masalah,” jawab bram.

“Memangnya kamu kenapa marah waktu itu rin, apa kamu bertengar sama rico,” tanya bram kemudian, karin menggeleng, “gak kok pah, bukan mas rico yang bikin karin kesel,” jawab karin, “terus siapa,” kejar bram, “tau ah..” karin merajuk cemberut, bram sangat terpesona melihat bibir karin yang cemberut lucu.

***

Bram berdiri di balkon lantai atas rumahnya, dia melihat ke jalanan kompleks yang sudah lengang, bram merasa harus menghindar dari menantunya itu, dia tak ingin terjadi hal-hal yang tak dia inginkan, saat tadi ditemani makan oleh karin, bram merasa seperti ditemani oleh seorang istri, tatapan karin yang lembut, gerak gerik karin saat menemaninya makan, membuat gairah tersendiri bagi bram.

Bram menyalakan rokoknya, dihisapnya rokok itu dalam-dalam, kenapa karin sepertinya tak peduli dengan rico, teringat ucapan indra tadi siang, kalau karin sangat bahagia saat di pulau, bram tersenyum mengingat momen karin berteriak gembira saat berhasil menangkap ikan, bram teringat saat gadis muda itu memeluk pinggangnya erat saat naik jetski, “ahh apa yang aku pikirkan,” ucap bram tersadar dari lamunan yang tak semestinya.

Tiba tiba sepasang tangan memeluk pinggang bram dari belakang, “karin kangen ama papah,” ujar suara yang tak asing buat bram.

Bram menoleh kaget, “karin kamu ngapain,” ucap bram berusaha melepaskan tubuh karin.

Karin kemudian tertunduk di hadapan bram, “apa yang terjadi karin, kenapa kamu seperti ini,” tanya bram, tangannya mengangkat dagu karin, dilihatnya air mata karin mengembang, tak lama karin terisak-isak menangis, dia terduduk di kursi balkon, “sayang ada apa,” tanya bram duduk disebelah karin.

Karin terisak-isak, “karin sayang ama papah, karin jatuh cinta ama papah,huhuhu,” ucap karin, bram terhenyak, “apa...kamu kan menantu papah rin, kenapa kamu bisa seperti itu,” tanya bram kaget.

“Karin bukan menantu papah, ya memang secara hukum karin memang menantu papah, namun perkawinan karin dan mas rico cuma pura-pura,” ucap karin menutup wajahnya dengan tangan.

“Apa maksud kamu rin?” bram sungguh semakin tak mengerti, karin merasa sudah tak ingin lagi bersandiwara, dia kemudian bercerita semua, bahwa dia dan rico telah sepakat untuk menjalankan pernikahan ini dengan berbagai syarat, termasuk rico yang tak menyentuhnya sejak hari pernikahan hingga saat ini.

“Apa!!!” bram terbelalak, dia kemudian berdiri memengang pagar balkon, “apa yang kalian lakukan, maksud kamu... rico tak pernah menyentuh kamu? apa yang terjadi karin,” ucap bram mulai naik emosinya.

“Maafkan karin pah, tadinya karin ingin terus memainkan sandiwara ini, karin berharap mungkin dengan seiiring waktu, karin dan mas rico bisa saling mencintai, namun kemudian karin jatuh cinta pada papah, dan karin gak bisa lagi satu ruangan ama mas rico pah,” ujar karin lirih.

Bram kemudian duduk kembali, wajahnya terlihat kaku, dia merasa dipermainkan oleh anak dan menantunya ini, karin melihat bram kesal kini menjadi merasa bersalah, karin kemudian bangkit dan berdiri menatap jalanan didepannya, karin terisak-isak kembali, “maafin karin pah, karin gak bisa membohongi perasaan karin, kalau karin sayang ama papah,” isak karin.

Bram mendekati menantunya itu, dipeluknya tubuh karin dari belakang, bram juga merasa bersalah, dia yang menginginkan perjodohan ini tanpa memikirkan perasaan karin dan rico.

Karin kemudian berbalik berhadapan dengan gram, tubuhnya menghambur ke pelukan bram, karin merasa sangat nyaman dipelukan bram, karin menengadahkan wajahnya , bram kemudian mengecup bibir lembut karin.

Bram kemudian kembali menatap karin, “maafkan papah ya rin,” ucap bram, karin melingkarkan tangannya ke leher bram, karin memajukan wajahnya, brampun terbawa suasana, mereka kemudian saling berpagutan, lidah keduanya saling melilit, karin tak ingin melepaskan mulutnya dari mulut bram.

Bram menciumi leher jenjang karin, tubuh karin menggelinjang geli saat lidah mertuanya melata di lehernya, “pahhh..sss,” desah karin yang telah terbakar birahi.

Bram kembali menciumi bibir karin, yang disambut karin dengan penuh napsu, lidah dan ludah mereka saling bertukar, bram meremas payudara karin, “ahhhhhhhh sss,” tiba-tiba suara hp berbunyi, bram dan karin seketika tersadar, bram melepaskan pelukannya, dia merasa canggung, karinpun sepertinya canggung, gairahnya yang meningkat tiba-tiba buyar, karin mendengus kesal ditatapnya bram yang sedang menerima telepon, “pasti dari cewek itu lagi,” batin karin

“Apa?? oke saya segera kesana, baik,” bram meletakkan kembali hpnya.

“Ada apa pah?” tanya karin, “rico di kantor polisi, katanya dia buat keributan di klub malam,” ujar bram kemudian masuk ke dalam rumah, jidat karin mengkerut, dia kemudian mengikuti bram ke dalam.

***

BERSAMBUNG
 
Waah,jodoh yang tertukar...mertuaku suamiku
ya mudah-mudahan sama riconya cerai,Karin nikah lagi sama bram
 
Wah....nanti apa mertua karin...ngak taunya mertuanya merebut istri menantunya sendiri
Disebut mertua merebut istri anak ga juga..kan karinnya sendiri yang bilang cinta sama Bram..dan sandiwara nikah bohongan nya dibongkar sama Karin sendiri
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd