Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG HASRAT DAN OBSESI

BAB 8



Bram memajukan wajahnya semakin dekat, karin memejamkan matanya, tak lama karin merasa benda kenyal melumat bibirnya, bibir bram memagut bibir karin dengan bernapsu, karin mulai membalas lumatan itu, kedua tangannya dilingkarkan ke leher bram, suara kecipak liur terdengar erotis, hasrat birahi mulai meningkatkan suhu tubuh mereka berdua.

Bram menggendong karin tanpa melepaskan pagutannya, kakinya melangkah menuju kamar, di kamarnya yang luas bram meletakkan tubuh sintal gadis muda itu di ranjang, gadis muda yang cantik itu kini semakin menggairahkan, wajahnya bersemu merah pertanda napsu birahinya mulai meninggi.

Bram melepaskan pakaian yang dikenakan, karin hanya melihat, dia tak tahu apa yang harus dia lakukan, namun hasrat karin sudah tak mampu untuk berpikir jernih, bram berbaring di sebelah karin, dia lalu mengangkat tubuh karin duduk di atas penisnya, tubuh karin semakin hangat, jantungnya berpacu cepat.

Tangan bram dengan cepat melepaskan satu persatu kancing kemeja putih karin, kini kaos kutang yang dikenakannya juga mulai lolos dari tubuh karin, tampak payudara karin dengan puting merah jambu seolah menantang untuk dihisap, karin merasa aneh dengan dirinya, dia tak merasa canggung memperlihatkan payudaranya di depan orang yang seumur ayahnya, dia malah menunggu bibir pria didepannya mulai menghisap putingnya.

Bram takjub dengan tubuh remaja karin, sangat sempurna tubuh gadis belia didepannya ini, kulit putih mulus tanpa cacat, payudara yang mengkal dengan puting bulat berwarna pink, bram kemudian mengenyot puting itu bagaikan bayi yang sedang menetek di ibunya.

Reaksi karin seperti tersengat listrik saat mulut ayah mertuanya menghisap dalam putingnya, namun karin tak ingin mulut itu lepas, dia terus menekan kepala mertuanya untuk terus menghisap lebih dalam lagi. “trus pahhh...isap yang kencang..” ujar karin lirih

Bram kemudian melempar tubuh karin ke samping, kini karin terlentang, bram mulai melepaskan hotpants yang dikenakan karin, paha karin dirabanya, paha yang halus lembut dan mulus, karin merintih menggelinjang, bram kemudian melepaskan celana dalam karin, vagina karin seperti sebuah garis dengan bulu yang jarang, “wow indah sekali sayang,” ujar bram melotot, “papah jilat ya,” ucap bram sambil manatap mesra karin, “ehmm,” karin mengangguk sambil menggigit telunjuknya.

“Kamu sungguh menggemaskan sayang,” ujar bram, kemudian dia memposisikan kepalanya di tengah selangkangan karin, dengan lembut bram mulai mencumbu vagina karin, tubuh karin tersentak, “ohh pahhh..ohh,” karin menggelinjang hebat, vaginanya terasa geli yang teramat sangat, dan karin juga merasa lubang vaginanya menjadi gatal, tangan karin mencengkram seprei dengan kencang.

Vagina merah itu semakin membengkak akibat rangsangan lidah bram, vagina itu mulai basah dengan liur dan cairan cinta karin, “kamu sangat menggairahkan sayang,” ucap bram ditengah jilatannya, “boleh papah menyetubuhimu sayang,” tanya bram kemudian.

“Setubuhi aku pah, nikmati vaginaku..beri aku kenikmatan pah, ohhh,” racau karin, gairahnya sudah semakin memuncak, karin ingin penis besar papah mertuanya menggaruk lubang vaginanya, agar rasa gatal itu lenyap, “ohhh setubuhi aku sayang,” pinta karin yang kini mulai memanggil mertuanya dengan sayang.

“Tapi papah gak bawa kondom sayang, gimana,” ucap bram di sela jilatannya, “gak usah pah, gak usah pake kondom,” ucap karin terengah-engah, “kalo kamu hamil nanti?” tanya bram menggoda karin, “hamili aku pah, aku ingin sperma papah menyemprot rahimku, hamili aku sayang, karin sekarang istri papah, buahi istrimu ini pah,” ucap karin mulai ngawur.

“Jadi kamu istri papah sekarang? jadi sekarang, papah manggil karin mamah donk?” bram kemudian mendekati wajahnya ke karin, dan menatap karin dengan mesra, karin balas menatap mertuanya itu, “ya pah, hamili mamah sayang, setubuhi mamah..ohh ayo dong sayang, mamah dah gak tahan pengen disetubuhi suami mamah, pahh....” rajuk karin.

“Papah sekarang ini adalah suami karin, setubuhi mamah pleasee,” pandangan karin mulai sayu, gairah birahi mulai menguasai penuh dirinya, “coba dong mah ngomongnya yang lebih hot, jangan setubuh,” goda bram.

Karin tersenyum manja, “ya deh papah sayang, please entot mamah pah..” ucap karin menggigit telunjuknya, “baik mah, papah akan entot mamah sampai memek mamah bengkak, papah akan siram memek mamah dengan pejuh papah, biar mamah cepet hamil,” ucap bram.

“Cepetan pah entot memek mamah, dah gak tahan,” pinta karin menghiba, bram mulai memposisikan kontolnya memasuki memek karin, bram tahu kalau memek karin yang kecil pasti akan sakit di tumbuk oleh kontolnya yang besar, bram akan melakukannya perlahan, “tahan ya mamah sayang..” ucap bram.

Bram memegang kontolnya dan mengocoknya pelan, tangan sebelahnya mengelus memek karin, dia kemudian mengarahkan kontolnya ke lubang memek karin, “ahhh” jerit karin tertahan, “aduh sakit...”

***

“Aduhh sakit...” ujar karin, namun karin bingung kenapa kok yang sakit kepalanya, karin membuka mata, dia sesaat bingung dengan keberadaannya, namun kemudian rasa sakit di kepalanya terasa lagi.

Karin terbaring di lantai, rasa sakit dikepalanya karena terbentur lantai saat dia jatuh dari ranjang barusan, karin langsung terduduk “what!!!,” dia kemudian celingak celinguk, cuma ada dia sendiri disini, gak ada mertuanya.

Karin melompat ke kasur, duduk diatas ranjangnya, “apa gue mimpi basah ya, aduh karin, kok bisa-bisaan lo mimpiin mertua lu, aduh dahh gila gue ini, beneran deh,” karin mengacak-acak rambutnya.


Karin membuka jendela kamarnya, dilihatnya mertuanya ada di halaman, sedang berbincang dengan seseorang ditelepon, karin menggaruk kepalanya, di kaca dia melihat dirinya, “gila lo, tapi tadi itu mimpi basah ya, bikin deg-degan aja,” karin kemudian merapihkan rambutnya, dan kemudian keluar dari kamar.

***

“Pagi pah, abis olahraga ya,” karin agak canggung, tiba-tiba dia gugup ketika papah mertuanya berbalik, sama seperti melihat rico di restoran dulu, karin seolah melihat gerakan menoleh mertuanya itu seperti slow motion, namun slow motion mertuanya jauh lebih seksi dari rico, “astaga karin gila deh, plis deh karin,” karin kesal dengan pikirannya sendiri.

“Eh si cantik dah bangun, enak banget kayaknya tidurnya rin, ampe gak makan malam,” bram menghampiri karin.

“Kamu kecapean ya rin, atau jangan-jangan lagi ngidam?” tanya bram penuh harap, “gak kok pah, emangnya karin semalam gak makan malam ya pah,” tanya karin heran, bram tersenyum dan mengangguk.

“Tadi malam papah lihat kamu dah tidur pulas, tadinya mau papah bangunin ajak makan malam, tapi liat kamu pulas papah gak tega,” jawab bram.

“Ya ampun pantesan perut gue rasanya keroncongan,” batin karin, “apa rin? kamu ngomong apa,” tanya bram.

“Ohh gak pah, karin mandi dulu deh, baru sarapan,” ujar karin kemudian meninggalkan mertuanya, “rin nanti abis sarapan kita balik ke jakarta ya,” ujar bram, karin menoleh dan mengacungkan jempol, bram tersenyum melihat menantunya yang cantik itu.

***

Seorang pegawai perempuan mengetuk kamar karin, “permisi non,” karin membuka pintu, pegawai itu menyerahkan pakaian kepada karin yang terlihat kebingungan, “ini pakaian non sudah saya keringkan, dan ini pakaian ganti, kata tuan non gak boleh pakai pakaian yang basah kemaren itu,” ucap pegawai itu, “permisi non,” pegawai itu pamit.

Karin melihat pakaian yang baru dibeli untuknya, sebuah pakaian terusan bermotif bunga, karin mengangkat bahunya, lalu membuka bajunya hingga telanjang, dia menuju kamar mandi.

Karin telah selesai berkemas, dia kemudian membawa tasnya keluar kamar, tiba-tiba dia masuk kembali ke kamar, kemudian dia mengendap-ngendap dilihatnya ayah mertuanya sedang berciuman dengan seorang wanita, tiba-tiba mood karin langsung down, dia menjadi kesal, karin tak tahu kenapa dia kesal.

Karin kemudian keluar dan berdehem, bram terkejut dan melepaskan pelukan wulan, “eh kamu dah rapih rin,” ucap bram, karin tersenyum masam, wulan memberi salam pada karin, ‘selamat pagi mbak karin,”.

"Nah yuk kita sarapan, abis itu kita balik ke jakarta,” bram lalu menuju ke ruang makan, karin mengikuti dengan hati kesal, tiba-tiba rasa laparnya hilang.

Di meja makan, hidangan yang menggugah selera tak mampu mengembalikan rasa lapar karin, karin tiba-tiba menjadi badmood, wulan pun menjaga sikapnya di meja makan, namun wulan juga heran kenapa menantu kekasihnya itu seperti sedang kesal, “loh kok makannya dikit rin,” tanya bram, “ehh, udah kenyang pah,” jawab karin.

“Kamu yakin gak apa-apa rin? semalam kamu gak makan, sekarang makan kamu sedikit, kamu sakit?” tanya bram penuh perhatian, “agak pusing sedikit pah, mungkin masuk angin kena hujan kemaren,” jawab karin, bram mengangguk, “ya sudah kita langsung pulang abis ini, nanti sampai jakarta kamu ke dokter ya,” ucap bram tegas, karin mengangguk, wulan melirik ke arah karin “masuk angin aja pake ke dokter, dasar gadis manja,” batin wulan.

Dalam perjalanan pulang dengan helikopter, karin lebih banyak diam, karin juga sebenarnya bingung dengan suasana hatinya ini, "apa gue cemburu ama cewek ini? kenapa gue cemburu? apa gue menyukai papah? ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh kesel banget gue.” batin karin menjerit.

***

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd