Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Hidup untuk Memilih atau Memilih untuk Hidup....

Siapakah yang Jadi Istri Saga...?


  • Total voters
    176
Bimabet
Ini cerita gak ada hepi2nya yaa? (Hepi2nya emang saya skip :) )

Lanjut ke mba yuni aja.. wkwkwk
 
Terima kasih untuk review, Like, Koreksi, dan Supportnya. Saya masih repot di RL, terlebih punya anak Kembar masih kecil-kecil jadi agak kerepotan klo mengetik dirumah. jadi saya mohon Kesabaran rekan-rekan semua :ampun::ampun::ampun::ampun:. Lalu sengaja saya kasih Chapter dg cerita panjang agar mengurangi kebingungan pembaca.
 
Terakhir diubah:
Aman gan, real life dahulu baru semprot..
terima kasih Suhu @Hernandez96 . Dipanggil Agan lagi, padahal ane gak jualan.
wih punya anak kembar, lagi lucu-lucunya tuh om. dan lagi manja-manjanya.




semoga dilancarkan segala urusan di RL, om.
Iya Suhu, Terima kasih banyak... Emang lucu suhu, tapi Ibunya lebih ngegemesin
 
“Dalam menjalani Kehidupan, kita harus bisa bertahan menghadapi perubahan dan cobaan. Kadang hidup kita berjalan pelan dan damai, kadang hidup berjalan cepat dengan banyak hambatan yang kadang tidak bisa kita lewati sehingga kita tabrak semua batasan itu...”
(suhuuuukereen, 2018)


blm baca isinya uda ane komen dluan. makasih petuahnya hu, lanjutkeun
 
Chapter 10. Keyakinan dan Ketidakpastian


15 Februari 2009

Pagi menampakkan diri dan terasa Dinginnya Malang... Teruka perlahan mata ane, ane meregangkan sejenak tubuh ane dan terasa Joni juga bangun, ane terbangun terlentang dan merasa jika ada manusia Cantik meringkuk disamping ane. Ane pandang wajah putih Cantik Yanti, ane belai mesra Pipinya... ane memiringkan tubuh ane ke arah Yanti, lalu memperhatikan seksama bahwa sungguh sempurna tubuh Yanti. Dalam hati ane bergumam Udh kecil, Payudara besar, Kulit Mulus Putih, dan Wajah Cantik Semi oriental (nanti akan ada cerita tentang latar belakang Yanti). Ane mimpi apa bisa punya Pacar Imba banget dan lagi tiap di Pabrik ane suka diledekin kalau muka Katrok bisa dapat Bidadari Cantik macam Yanti. Ini Membuktikan kalau Orang Introvert macam ane masih bisa jual tampang. Karena terus ane belai tubuh Yanti, dia pun Bangun.

“Hoamm... Mmmm, pagi Kak...” ucap Yanti sambil tersenyum ke ane

“Selamat pagi Cantik..., mimpi apa semalam sayang” kata ane memandang Yanti

“Mimpi kita terus bersama Kak..., kita di sebuah rumah dan Kita mempunyai Anak Perempuan Cantik” kata Yanti dengan wajah berbinar

“Yanti mau hidup dengan Kakak baik senang ataupun susah” ucap ane merasa tersentuh

“Bersama selalu Kak... Yanti dan Kak Saga... lagipula Yanti sudah bersumpah kalau akan setia dengan Kakak..” kata Yanti yakin

Ane langsung terdiam dan mulai mengingat kalau ane juga sudah pernag bersumpah kalau kami akan terus terikat dan bila ada yang melanggar akan menderita hingga Janji itu punah jika salah satu dari kami ada yang meninggal... Terasa aneh saat ane mengingat Sumpah itu lagi... Saat ane terdiam sejenak, terasa tangan Yanti membelai perut ane... lalu turun ke Joni dan menyentuh nya lembut

“Mmm, geli Yan...” kata ane tersadar

“Sudah tegang Kak... mau gak Kak...” ucap Yanti manja

“Tentu Sayang...” jawab ane langsung mencium Yanti

Yanti pun menyambut ciuman ane. Cukup lama kami ber French Kiss ria, sambil terus berciuman ane mulai meraba dan meremas gemas Payudara Yanti yang sekal dan besar. Tiba-tiba Yanti mendorong tubuh ane sehingga tubuh ane terlentang, lalu Yanti bangkit dan menindih tubuh ane. Tampak wajah Yanti memerah semu, sangat bernafsu dan dengan nafas memburu Yanti memandang ke ane.

“Cup... cup.. cup” suara ciuman ane di Payudara Yanti lalu ane mulai kenyot putingnya

“Ahhh... Kak... enak banget” ucap Yanti dengan kepala mendongak keatas

“Terus Kak... Shhh... enak banget” racau Yanti.

Ane kenyot bergantian Payudara Yanti hingga terasa tubuh Yanti bergetar. Ane hentikan sesaat serangan ane di Payudara Yanti, lalu dengan perlahan Yanti mengangkat Pantatnya dan memposisikan Memeknya di atas Penis ane. Dengan perlahan Yanti memasukkan Penis ane ke Memeknya, Awalnya agak susah karena Penis ane belum basah. Ane sengaja diam, ane pengen Yanti berusaha mendapatkan kenikmatan. Lalu setelah berusaha Menekan Pinggulnya ke bawah “Bless”

“Ahh.. Kak... Mentok...” ucap Yanti saat Penis ane sudah masuk

“Hangat Rasanya Kak dibawah perut Yanti...” lanjut Yanti

“Yan, Gak pake Kondom..” tanya ane mengingatkan

“Gak Kak, Yanti suka... tapi nanti kalau Kakak sudah mau keluar bilang Ya” jawab Yanti

Perlahan Yanti mulai menggerakkan Pinggulnya naik turun, ane mulai merasakan Gesekan Memek Yanti.

“Plok... Plok... Plok...” Suara Pantat Yanti beradu dengan Pinggul ane

“Ah.. ah.. ah... Kak...” ucap Yanti

“Ayo Yan... terus sayang...” kata ane sambil menggerakkan Pinggul ane ke atas kebawah

15 Menit kemudian ane rasa kalau Yanti Orgasme dan dia berhenti menggerakkan Pinggulnya.

“Hah... hah... hah... Kak... Yanti capek...” Ucap Yanti sambil memejamkan mata

“Ya Sayang... biar Kakak aja yg diatas” jawab ane lalu mengangkat tubuh Yanti

“Plep” suara saat ane cabut penis ane dari memek Yanti, lalu Yanti merebahkan tubuhnya disamping. Ane bangkit lalu memposisikan diri ane di selakangan Yanti. Ane bersihkan Penis ane lalu ane mau Pasang Kondom.

“Kak... Kog pakai ?” tanya Yanti

“Biar gak kebablas Yan, Memek kamu kadang buat Kakak gak Tahan” jawab ane

“Terserah Kakak...” balas Yanti sambil tersenyum

Setelah Kondom terpasang, ane langsung tancap Memek Yanti yang sudah banjir. “Bless” terasa Penis ane masuk ke memek Yanti dan ane genjot dengan RPM tinggi. “Clep...Clep...Clep...” suara kelamin kami beradu. Ane terus Pacu Penis ane hingga 10 menit kemudian ane rasa sudah mau keluar.

“Yan... hah.. hah... Kakak udh mau keluar...” ucap ane ngos-ngosan

“Mmm... Ah... Ahh... Iya Kak... terusin Kak... Yan.. ti geli banget...” jawab Yanti

Terasa jika Sperma ane sudah diujung makin ane percepat Pinggul ane, lalu sedetik kemudian

“Yan... Ka...kak... Sampe.... hah... hah” racau Ane

Dan ane rasakan Yanti mengejang lalu

“MMMMhhhh...” desah Yanti tapi seperti ditahan

Terasa ane sudah memuntahkan semua Sperma ane didalam Kondom. Langsung ane Cabut Penis ane, dan Ane lepas Kondom, lalu membersihkannya. Ane pandang Yanti memejamkan Mata dan ane merebahkan diri disampingnya. Peluh dan keringat membasahi kami berdua, sambil terengah kami menikmati letupan Orgasme kami. Setelah sejanak kami menikmati, kami saling berhadapan lalu berciuman.

“Mmmuach... Terima kasih Kak...” ucap Yanti lalu meringkuk di dada ane

“Kakak yang terima kasih” balas ane sambil membelai kepala Yanti

Setelah melewati Morning Sex yang membara, ane dan Yanti Mandi bergantian. Setelah beres-beres dan Menata Kasur (Ini kebiasaan Ane, jadi jangan diketawaain... Istri ane suka ketawa ngelihat tingkah ane, habis ML gak segera Mandi Junub malah beres-beres Kasur. Padahal setelah Ibadah, kadang kami tidur lagi). Setelah semua beres, ane segera menghubungi Pemilik Villa. Ane keluarkan SuFit, sambil menunggu Pemilik Villa, ane dan Yanti melihat Pemandangan sekitar Songgoriti. Gak beberapa lama Pemilik Datang, ane langsung Pamit (kemarin malam udh Bayar). Hari sudah beranjak Siang dan kami sudah Sampai di Malang Kota sekitar Jam 10:00. Ane arahkan langsung ke rumah Bapak Ane (Beda Rumah dengan yang Fina pernah samperin, membingungkan tapi nanti dijelaskan), dan saat sampai di Pagar depan nampak Bapak ane lagi Duduk Santai di teras depan rumah sambil menggendong Cucu Pertamanya (Anjani, Anak Mbak Renata). Tampak wajah bahagia Bapak ane dan ane tiba-tiba penasaran bagaimana Perasaan Bapak ane saat menimang anak ane kelak. Ane Hentikan lamunan ane, karena Bapak melihat dan memanggil ane saat ane sudah sampe di pelataran Rumah Bapak. Ane dan Yanti langsung turun dari motor lalu menghampiri Bapak ane...

“Assalamualaikum...” ucap ane sambil mendekat ke Bapak ane. ane langsung Cium tangan Beliau

“Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh” jawab Bapak sambil tersenyum ke ane

“Gimana Dik, sehat...?” tanya Bapak ane (Dik panggilan ane dirumah, jadi Mbak untuk anak no 1, lalu Kakak untuk anak no 2, dan Mas untuk anak no 3)

“Alhamdulillah baik Pak... Oh ya Pak, ini Yanti” jawab ane sambil mengenalkan Yanti

“Selamat siang Bapak..., Saya Yanti... teman Kak Saga” ucap Yanti tegang

“Ooo, Yanti... Cantik kamu nak. Perkenalkan saya Bapaknya Saga, Panggil saja Bapak. Ayo mari masuk” kata Bapak ane santai

Lalu ane dan Yanti masuk ke ruang tamu dan Bapak ane mengikuti dibelakang ane. Ane minta Yanti duduk, lalu ane mengikuti Bapak ane yang langsung melangkah ke Ruang keluarga.

“Bu... Adik pulang, ada temannya juga” ucap Bapak ane saat di ruang tengah

“Iya Pak..., eh... Saga pulang” ucap Ibu ane saat keluar Dapur dan ternyata ada Mbak dan Kakak juga

“Lho, tumben Pulang gak mengabari” tanya Mbak

“Kejutan donk...” jawab ane sambil menghampiri mereka, lalu bergantian mencium tangan Ibu lalu Mbak dan Kakak

“Ren... ini tolong Anjani kamu kasih minum Susu, mulai rewel ini” kata Bapak ane menyerahkan Anjani ke pangkuan Mbak

“Sama siapa nak, kog kata Bapak bareng teman” tanya Ibu dengan pandangan mengamati ane

“Sama...” ane mau bilang tapi dipotong Bapak

“Bareng Cewek Bu, Cantik anaknya... kalo gak salah Yanti namanya” potong Bapak dengan wajah sok tahu

“Owalah Yanti, ya tahu Ibu” jawab Ibu ane

“Yanti Pak... Ooo, ya sudah Mbak temani Yanti dulu” kata Mbak sambil menggendong Anjani melangkah ke Ruang Tamu

“Lha, Yanti toh... ya tahu kami Pak” kata Kakak sok tahu

“Wah... ketinggalan Berita donk Bapak... kog semua sudah kenal tapi Bapak belum” tanya Bapak pengen tahu

“Lha dulu sudah pernah Saga ajak ke rumah kog Pak, itu pacarnya Saga” jawab Kakak

“Iya, kalo Gak salah pas Bapak lagi ke Jakarta. Ibu udah pernah cerita kog ke Bapak” kata Ibu melengkapi

“Ooo, jadi itu Cewek Cantik yang Adik bawa ke rumah Pas Bapak ke Jakarta... Pacar kamu itu Dik” tanya Bapak

“I..Iya Pak” jawab Ane canggung

“Calon istri kayaknya Pak..., lha kemana-mana nempel kayak perangko” kata Kakak ane

“Hah, Calon... kog bisa Kak” tanya Bapak makin penasaran

“Lha kan sebelum main kerumah, Saga dan Yanti lagi main ke Jatim Park. Kebetulan Ibu, Kakak, dan Mas juga kesana. Ketemu di sana malah sembunyi, akhirnya bareng-bareng main di sana lalu pulangnya Ibu ajak bareng” jawab Kakak ane

“Iya Pak, trus disana ni bocah nempel terus ama Yanti... gak mau lepas... giliran sudah bisa lepas karena Mas ajak naik wahana, eh malah Yanti yang ingin ikut-ikut... udah nempel terus pokoknya” lanjut Ibu makin seru

“Hahaha... gitu toh, lucu anakmu Buk” kata Bapak

“Iya Pak, sudah kayak Adik Kakak... yang satu Tinggi dan yang satu Pendek” saut Mas yang tiba-tiba muncul di Dapur

“Lhe Mas, sudah bangun...” kata Ane

“Apa kabar Bro...” tanya Mas

“Baik lah, makin sehat malah” jawab ane

“Mas, masak kamu kalah sama Adik... Bapak aja kaget Adik punya pacar cantik” kata Bapak

“Biar lah Pak, Mas mau fokus kuliah dulu... kalo Mas didahului juga gak apa-apa. Lagian emang KUA mau menikahkan Adik ama anak dibawah umur Gitu” ucap Mas enteng

“Kenapa gitu, memang Yanti masih sekolah” tanya Bapak serius

“Gak Pak, Yanti seumuran dengan Adik kog. Cuma... Yanti Pendek gitu ntar dikira masih SMP, sedangkan Adik muka boros malah kayak Bapak-bapak” jawab Mas

“Oooo, benar juga ya...Pftth” kata Bapak mau tertawa

“Lha emang aku kelihatan Tua ?’ tanya ane memotong

“Iya lah, makanya itu kumis dicukur... jangan dipelihara” jawab Kakak

“Sudah-sudah..., jangan Godain Saga terus” kata Ibu membela ane (Emak, U Are The Best)

“Lagian... kamu serius dengan Yanti” lanjut Ibu memandang ane serius

“Iya Bu, Saga serius” jawab ane mantab

“Kog Ibu tanyanya seperti itu? Saga kan sudah besar, dia bebas menentukan Jodohnya” tanya Bapak

“Ibu gak mempermasalahkan..., tapi Ibu pikir bakal Susah Pak... Nak Yanti beda keyakinan dengan Kita” jawab Ibu dengan nada sungkan

“Ya... nanti kita bicarakan. Kita Fokus nikahan Kakak dulu” ucap Bapak dengan tampang berpikir keras

Hening sejenak dan ane hanya bisa mematung. Ane pikir bakal mudah, tapi kenyataannya ane masih muda dan naif. Ane gak tahu jika masalahnya akan serumit ini dan butuh perjuangan. Tapi sejauh apapun itu, ane akan terus berusaha untuk Yanti.

“Berhubung sudah siang, ayo kita makan Siang dulu” ucap Ibu memecah keheningan

“Iya Bu, Bapak sudah lapar... Dik, kamu panggil Mbak dan temanmu, ayo kita makan bareng” ucap Bapak berusaha mencairkan suasana

“Iya Pak...” balas ane berdiri lalu melangkah ke Ruang Tamu

Saat ane menuju Ruang Tamu, sayup-sayup ane dengar suara Yanti mengobrol dengan dikamar Mbak. Ane langsung menuju Kamar Mbak.

“Tok... tok... tok” suara ane mengetuk pintu

“Mbak..., Yanti..., makan siang yuk” ucap ane keras

“...Masuk saja Dik, gak dikunci” jawab Mbak dari dalam kamar

Langsung ane buka Pintu, saat ane lihat ke dalam ane lihat Anjani yang sedang tertidur (habis Minum susu langsung tidur). Ane Pandang ke depan meja Rias tampak Mbak yang berdiri di samping Yanti yang duduk (kursi tanpa sandaran yang bisa diputar secara Horisontal 360 derajat) menghadap Kaca. Ane perhatikan kalau Yanti sedang dipakaikan Kerudung milik Mbak(Oh ya, semua Cewek dikeluarga ane Pake Jilbab. Tapi kadang kalo lagi santai dirumah gak pake). Yanti hanya diam saja, seperti tidak nyaman. Lalu setelah selesai Mbak membalik tubuh Yanti (kursinya bisa dirotasi) ke arah ane.

“Gimana dik, cantik gak Yanti ?” tanya Mbak dengan tersenyum bangga

“.... Wow...” jawab ane Takjub. Sungguh ane melihat Kecantikan Yanti tersembunyi Yanti saat itu. Dengan paduan wajah blasteran Cina Jawa dipadu dengan Kerudung sungguh Pemandangan menyegarkan Hati di padang yang gersang (kalo sekarang mungkin seperti Ayana Moon, Wajah Putih dan pakai Kerudung).

“Jangan dilihatin donk, Yanti malu” ucap Yanti menunduk malu

“Gak Kok Yan, kamu cantik. Jadi gemes Mbak” kata Mbak meyakinkan Yanti dan mencubit pipinya

“Iya Yan... Kamu cantik...” kata ane terbata-bata

Hening sejenak, Mbak mengagetkan ane “Dik, tadi panggil Mbak dan Yanti ada apa ?”

“Anu Mbak... Makan Yanti... eh maksudnya Makan siang, Mbak dan Yanti” jawab ane salting

“Ooo, oke... Yuk Yan, kita makan” kata Mbak sambil menarik lengan Yanti

“Eh Mbak... ini gak dilepas dulu...” tanya Yanti bingung

“Udh, pakai saja... buat kamu. Udh gak muat dipakai Mbak” jawab Mbak sambil terus menarik Yanti keluar kamar

Ane pun gak bisa berkata-kata, hanya mengikuti langkah mereka ke Ruang Makan. Diluar dugaan, semua orang di ruang makan tampak kaget melihat Yanti yang memakai Kerudung.

“Tara... Cantik gak calon Adik Ipar aku... Mbak yang pasang nih” tanya Mbak sambil menunjukkan Yanti yang tampak kikuk dan tertunduk malu

“Ya ampun... Cantik kamu nak...” kata Ibu terpesona

“Iya, Cantik... mimpi apa Saga dapat pacar Cantik” lanjut Kakak memuji

Mas hanya diam terkejut, tapi lain dengan Bapak. Bapak tampak senang tapi juga sedih, seperti ada pergolakan batin di hatinya.

“Mbak... jangan suka maksa gitu donk, gak enak sama Yanti” kata Bapak

“Nak Yanti, kalo gak suka boleh copot kog...” lanjut Bapak.

“Lho kog dicopot, kan cantik... dan lagi Mbak gak maksa...” kata Mbak namun terpotong

“Mbak... sudah, kamu duduk saja...” ucap Bapak dengan Nada serius dan Mbak seperti paham dengan maksud Bapak. Semua orang tegang seketika

“Nak Yanti, dicopot gak apa-apa Kog. Bapak juga minta maaf klo sudah bikin Nak Yanti gak nyaman” lanjut Bapak tapi dengan nada dan gaya ke Bapak’an (Pembaca tahu lah maksudnya).

“Yanti... suka kog Pak... tidak apa-apa. Yanti nyaman pakainya” jawab Yanti dengan wajah semakin tertunduk.

“Oooo, ya sudah kalau begitu. Silakan duduk nak, mari Makan siang bersama” kata Bapak masih dengan nada kalem dan menunjuk Kursi diantara Ibu dan Kakak

“I..iya Pak, terima kasih” kata Yanti langsung menuju kursi yang ditunjuk Bapak

“Oke, karena semua sudah di Meja makan... mari makan tapi sebelum itu berdoa dulu” kata Bapak dan beliau mengangkat kedua tangan dan berdoa diikuti semua orang terkecuali Yanti yang menyimpuhkan tangan. Setelah selesai berdoa kami bergantian mengambil makanan di meja dan mulai makan dalam hening (Kebiasaan keluarga ane yang lain, kalo makan gak boleh sambil ngobrol. Dan kami sudah biasa dengan Orang berkeyakinan lain karena masing-masing dari kami punya teman beda keyakinan dan sering makan dirumah ataupun sebaliknya). Setelah makan kami membereskan bekas makan kami masing-masing bergantian. Saat sedang bergantian Bapak berbicara sesuatu dengan Kakak.

“Hmmm, iya Pak... Yan, bisa bantu Kakak gak ?” kata Kakak

“Bantu apa Kak ?” tanya Yanti

“Temani Kakak ya... Kakak mau ke Percetakan Undangan” pinta Kakak

“Iya, tapi Yanti belum selesai beres-beres” balas Yanti berdiri

“Sudah..., biarkan saja. Biar dibereskan Saga, kamukan tamu. Ayok...” kata Kakak sambil menarik pergi tangan Yanti

“Eh... Kak... sebentar. Bapak, Ibu, saya permisi dulu...” kata Yanti sambil menahan Kakak tapi karena badannya kecil maka Yanti hanya bisa Pasrah

Kakak dan Yanti sudah pergi naik Mobil Bapak ke Percetakan. Ane paham kalau Bapak dan Ibu mau bicara serius dengan ane, soalnya Undangan sudah dipesan jauh-jauh hari dan Pesannya pun ke teman Bapak. Segera ane membereskan Bekas makan ane dan punya Yanti. Setelah beres ane duduk lagi di meja makan karena semua orang tidak ada yang beranjak setelah Makan.

“Mbak, maaf kan Bapak tadi ya” ucap Bapak mengawali

“Iya Pak, Mbak minta maaf sekali... Mbak gak ada maksud apapun, hanya...” jawab Mbak dengan wajah tertunduk merasa bersalah

“Sudah Nduk, jangan dipikirkan terlalu. Bapak hanya merasa ini masalah yang sensitif..., terlebih Adik ingin serius dengan Yanti” kata Bapak menenangkan Mbak

“Ga, kamu benar-benar serius dengan pilihan kamu?” tanya Ibu

“Saga serius Bu, apa Bapak dan Ibu gak merestui hubungan Saga dan Yanti...?” jawab ane dengan nada bersalah

“Ibumu dan Bapak pasti merestui... tapi yang ingin Ibumu pertanyakan apa kamu siap dengan perbedaan Keyakinan Kita dan keluarga Yanti” kata Bapak

“Menikah tidak hanya soal siap atau tidak, serius atau bercanda... tapi lebih bagaimana membina Rumah Tangga. Pasti sulit, bahkan jika Yanti berpindah keyakinan... kalau Yanti maupun juga harus atas persetujuan keluarganya... kamu sudah pernah bertemu Keluarga Yanti...?” kata Ibu dengan jelas

“Belum Bu...” jawab ane, jujur ini adalah kebodohan ane (masih Nubie, jadi Cuma paham ML tapi gak paham membina Keluarga)

“Dik... Menikah itu membina Rumah Tangga, bukan hanya hidup berdua saja. Dalam Rumah Tangga ada 4 hal yang diperhatikan. 1 Keluarga, 2. Lingkungan, 3. Kerabat, dan yang ke 4 baru Pasangan. Lha kamu yang pertama aja belum sudah mau Serius saja...” ucap Bapak

Ane langsung terdiam juga Mbak dan Mas, ane berpikir banyak hal. Ane merasa jika hubungan ane sudah terlalu jauh tanpa mengerti apa tujuannya. Disisi lain memang ane masih naif, jadi semua hal yang ane anggap akan indah akhirnya ternyata masih membutuhkan proses. Sungguh kacau perasaan ane, bahkan semalam ane sudah yakin akan bisa menikahi Yanti... tapi hari ini semua impian dan keyakinan itu Runtuh. Sungguh salah ane bisa mudah memutuskan akan serius dengan Yanti, sedangkan kami berbeda keyakinan... terlebih ane belum kenal satupun Keluarga Yanti. Ane hanya tahu jika Ayah Yanti seorang PNS dan Ibunya seorang Bisnis Woman, Yanti anak ke 2 dari 3 bersaudara dan Semua saudaranya Cewek.

“Dik, Bapak harap kamu mau memikirkannya. Dan jika Adik sudah terlanjur sayang dan cinta dengan Yanti, Bapak harap kamu sudah siap dengan Konsekuensi dan Resikonya... Hubungan kalian akan sangat rumit” kata Bapak ane seakan menerawang masa depan ane

“Seperti yang Bapakmu katakan, Ibu hanya bisa merestui... jadi jika kamu yakin dengan pilihanmu... maka perjuangkanlah. Ibu yakin jika kalian berjodoh pasti bersatu...” kata Ibu dengan tatapan penuh kasih sayang ke ane

“Iya Bu, Saga akan berusaha dan... Pak, maaf kalau Adik mengecewakan... Adik akan berusaha mengejar pilihan Adik. Semoga dengan Doa dan Restu dari Ibu Bapak, Adik dipermudah jalannya”

Ibu dan Bapak hanya mengangguk dan menatapa ane terenyuh... sungguh ane merasa sangat bersalah, ane mulai menata hal-hal apa saja yang harus ane segera lakukan. Ane juga harus memikirkan jalan keluar jika nanti terjadi permasalahan dengan Hubungan ane dan Yanti. Malam Harinya ane putuskan kembali ke Kos dan Yanti menjadi bingung dengan keadaan ane. Sebenarnya tidak ada penolakan dari keluarga ane, bahkan Yanti diperlakukan seperti keluarga sendiri oleh Keluarga ane. Tapi ane yang berubah sejak Hari itu, ane lebih sering melamun berpikir. Beberapa minggu kemudian Yanti Resign karena Pendaftaran Sekolah Perawat sudah dibuka dan Yanti ingin segera Sekolah. Saat Yanti akan pulang, ane putuskan akan antar Yanti pulang sekalian bantu Yanti membawa barangnya (awal Kos kamar isinya Cuma kasur dan Lemari, tapi berjalannya waktu akan terisi banyak benda sehingga saat kami pindah Kos atau pulang untuk selamanya maka akan seperti Pindahan Rumah. Barangnya bisa satu Pick Up). Ane bahkan harus pinjam Mobil dari teman pabrik agar bisa membawa semua barang Yanti. Tepat saat ane Libur ane mengantar Yanti pulang ke Kota X. Sambil membawa Mobil pinjaman, ane melaju pelan sambil mengobrol ringan dengan Yanti. Banyak hal yang kami omongkan, terutama soal keluarga Yanti. 3 jam perjalanan kami sudah sampai di depan pagar Rumah Yanti, sungguh besar Rumah Yanti (2 kali lebih besar dari rumah ane) dan saat Yanti akan turun ada Penjaga rumah yang membukakan Pagar. Ane arahkan Mobil ke depan rumah Yanti dan sudah ada Ayah Yanti berdiri menunggu di depan rumah. Yanti turun terlebih dahulu lalu berjalan ke arah Ayahnya lalu memeluknya. Sedikit Info Ayah Yanti, Tingginya se ane tapi lebih Gemuk, Berkumis tipis dan berwajah Tegas.

“Papa... Yanti pulang” ucap Yanti sambil memeluk

“Halo sayang, selamat datang. Gimana perjalanannya” tanya Ayah Yanti

“Lancar Pa..., Papa sendiri bagaimana, Sehat?” balas Yanti bertanya

“Papa sehat donk... kamu juga kelihatan Sehat” jawab Ayah Yanti lalu memandang ane

“Kamu pasti Saga, temanya Yanti... terima kasih sudah mau mengantar Yanti” lanjut Bapak Yanti sambil mengajukan tangannya mengajak bersalaman

“Iya Om, saya Saga” jawab ane sambil menjabat Tangan Ayah Yanti

“Hmmm..., Ayo mari masuk” kata Ayah Yanti dengan padangan menilai mempersilahkan ane masuk

“Saya bantu menurunkan barang dulu Om” kata ane

“Ya... silahkan, Yan kamu mau masuk gak” ucap Ayah Yanti

“Yanti bantu Kak Saga dulu” jawab Yanti

“Terserah kamu Sayang, Ayah tinggal dulu ke dalam... mari Saga” balas yah Yanti lalu masuk kedalam rumah

Ane langsung membuka pintu mobil dan mulai menurunkan barang milik Yanti. Dibantu Tukang Kebun dan Yanti (yang Cuma mengangkat barang ringan dan kadang menyeka keringat ane), dalam 1 Jam barang sudah masuk ke kamar Yanti semua. Setelah beres ane dipersilahkan duduk di Ruang Tamu dan disuguhi minuman & Kue kering. Yanti ke kamar mau ganti Baju dan Ayahnya masih didalam kamar. Ane perhatikan sekeliling Ruang Tamu, banyak Foto keluarga Yanti. Dan bahkan ada Foto Yanti bersama seorang Cowok seumuran ane dan Yanti, ane perhatikan kalau Cowok di foto setinggi Ane dan berwajah Oriental Tampan (ane akui bro, lebih tampan dari ane yang muka udh kayak daki onta). Ane penasaran dengan Foto itu, sehingga ane dekati Foto yang terpajang di Meja pajang di ruang tamu itu. Ane perhatikan kalau di Foto itu Yanti sangat dekat dengan Cowok itu. Ane juga berfikir kenapa Yanti mengenalkan ane ini temannya, bukan pacarnya. Kalau ane masih SMA sih wajar kalau malu mengenalkan Pacar, tapi ane dan Yanti udh berhubungan seintim ini dan kami sudah sama-sama dewasa... ane hanya dikenalkan sebagai Teman... sungguh ane bingung sampe ane gak sadar ada Ayah Yanti disamping ane.

“Itu Foto Nathan, pacar Yanti dulu...” ucap Ayah Yanti mengagetkan ane

“Eh... Om... siapa ini Om... pacar Yanti...” kata ane kaget dan bingung

“Dulu pacar Yanti, tapi setelah lulus Nathan kuliah Kedokteran sedangkan Yanti ingin mencoba Kerja... jadi setelah itu mereka sudah gak berhubungan” kata Ayah Yanti menjelaskan

“Oh... mantan Pacar Yanti ya Om” kata ane agak lega tapi masih minder (lha iya, wajahnya Tampan seperti Morgan Smash)

“Hmm, padahal mereka dulu serasi sekali... bahkan Yanti dan Nathan suka menyanyi bersama di Gereja, dari umur mereka 10 Tahun” lanjut Ayah Yanti menjelaskan sambil menunjukkan Foto Yanti dan Nathan sedang menyanyi (Oh ya, suara Yanti sungguh bagus. Tapi karena keadaan Tubuh Yanti sehingga Yanti gak Fokus di bidang menyanyi, Yanti benyanyi hanya kalau sedang di Gereja atau ingin bernyanyi)

“Kok berdiri saja, ayo duduk” kata Ayah Yanti yang melihat ane terpaku diam menatap foto Yanti dan Nathan

“Eh... Iya Om” jawab ane langsung menuju tempat duduk ane tadi

“Sudah lama kamu kenal Yanti” tanya Ayah Yanti dengan wajah datar (sumpah datar banget, ibaratnya ada bom meledak depan Beliau maka Beliau akan biasa-biasa saja dan tetap bertampang datar

“Emm, sejak hari pertama Yanti kerja Om. Kebetulan saya Pengawas Trainee waktu itu” jawab ane

“Ooo, jadi kamu itu pengawas yang Yanti ceritakan ke Om... sempat sewot dulu Yanti kalau cerita soal kamu” kata Ayah Yanti masih dengan wajah datar (karena dari awal sampeakhir wajah Beliau begitu saja maka gak ane jelaskan lagi)

“Yanti sewot... kenapa Om?” tanya ane

“Soalnya kamu itu orangnya Cuek dan suka susah kalau diajak bicara” jawab Ayah Yanti

“Ooo, hehehe... anu Om... gak Kerja” kata ane mengalihkan pembicaraan (soalnya ini kelemahan ane, klo sudah ditanya soal sifat ane yang aneh dan cuek, ane suka susah menjelaskan)

“Om Cuti..., kasihan Yanti pulang gak ada yang menyambut” jawab Ayah Yanti

“Iya Om... trus Tante dan yang lain kemana Om” tanya ane lagi

“Mamanya Yanti lagi cek Toko di kota sebelah, mungkin pulang besok. Kakak Yanti sedang di Malang kuliah dan Adiknya Yanti sekolah di SMPK dekat sini” jawab Ayah Yanti (FYI, Ibu Yanti punya Toko Bangunan dan cabangnya ada banyak)

“Oooo, gitu ya Om” ucap ane sudah gak ada kata lagi

“Trus hubungan kamu dan Yanti sudah sejauh mana ?” tanya Ayah Yanti

“Apa Om... sejauh apa... maksudnya” jawab ane salting

“Hmmm, Om tahu kalau Yanti suka dengan kamu. Sangat perhatian malah... Om saja, sampe Yanti besar gak pernah diseka keringatnya” ucap Ayah Yanti

“Oh.. itu ya Om... Mmm... Iya Om, saya dan Yanti memang berpacaran” jawab ane

“Terus...” lanjut Ayah Yanti bertanya

“Terus... Saya berniat serius dengan Yanti Om” jawab ane yakin

“Serius... Mmm, apa sudah kamu pikirkan? Kamu dan Yanti sama-sama masih muda” kata Ayah Yanti

“Saya serius Om, kalau Om merestui saya akan ajak Bapak dan Ibu saya ke sini” kata Ane mantab

“Om belum bisa putuskan, Om bicarakan dulu dengan Mamanya Yanti. Biar nanti Om kabari lagi” kata Ayah Yanti lalu berdiri pergi

Ane terdiam dengan perkataan Ayah Yanti yang terakhir, sungguh aneh sekali dengan perkataan Ayah Yanti. Entah kenapa ane merasa jika masih ada keengganan dan ketidakpastian di perkataan Ayah Yanti. 2 kali ane menemani Bapak ane saat Mbak dan Kakak akan dilamar oleh Mas Rian dan Mas Agus. Ane Ingat kalau Bapak ane meski memberi sedikit Pengertian tapi Bapak ane menerima dengan Yakin asal Mbak dan Kakak juga mau dilamar. Ane juga sempat berpikir jika karena ane masih muda, itikad serius ane dianggap main-main... padahal Mbak dilamar saat masih Kuliah dan Mas Rian belum lulus sekolah Perwira. Sungguh aneh hari itu dan karena ane rasa jika suasana sudah tidak kondusif, ane segera Pamit. Yanti sempat marah karena ane tergesa-gesa pulang bahkan ane tolak Tawaran makan siang Yanti. Ane beralasan kalau mobil yang ane pinjam mau segera dipakai yang punya. Yanti tampak kecewa tapi ane gak mau terus berada di rumah itu jika hanya semakin membuat ane bingung. Ane berpamitan ke Ayah Yanti, bahkan ane cium tangannya sebagai tanda Hormat. Tapi Ekspresinya sama saja sehingga terasa menyakitkan. Ane pacu segera Mobil Pinjaman ane, dengan perasaan kacau dan keadaan yang diluar Ekspetasi, ane mengemudi tanpa sadar jika sudah sampai di Rumah pemilik Mobil. 3 jam ane mengemudi sambil terus berpikir kenapa terjadi seperti ini, segera ane kembalikan kunci kotak beserta uang yang memang ane siapkan buat pemilik mobil (kalau nyewa mah enak, kalo pinjam sebisa mungkin ane kasih buah tangan dan kalau gak ada ya ane kasih uang Rokok lah).

Akankah hubungan ane dan Yanti putus, padahal sudah sejauh ini hubungan kami berdua...akankah ane dan Yanti tidak menyatu, padahal kami sudah saling Bersumpah Janji satu sama lain... sungguh aneh penerimaan keluarga Yanti dan terasa jika hubungan kami diabaikan... Yanti, inikah akhir hubungan Kita???


NB: sekian Chapter 10 dari ane dan akan bermunculan fakta dan kenyataan bahwa Hidup itu Pilihan dan bukan bagaimana kita bisa Memilih untuk Hidup. Next Chapter akan segera Update jadi mohon bersabar dan. Mohon Komentar, Koreksi, Like, dan Dukungan dari para Suhu dan teman Semprot...
Wuih... Mantap... Hidup sebuah pilihan
 
Sedih banget ceritanya...cinta beda agama....bagaimana kelanjutannya..berakhir sad ato happy tergantung penulis....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd