Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG High School Detective

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
File 73 Solo

Tanpa dicurigai, lagi lagi Shinobi bisa lolos melewati para polisi yang menjaga ketat untuk memasuki rumah dinas gubenur Jakarta, tempat dilangsungkan-nya pesta perayaan kemenangan gubenur Adiguna.

Penyamaran sempurna Shinobi yang berubah menjadi sosok yang lemah itu sungguh berbanding terbalik dengan ke-bengis-an dan ke-kejam-an pembunuh wahid dari organisasi WWW itu.

"Damm it!, kenapa mereka masih saja mengutus Piero untuk membereskan Adiguna, apa mereka pikir saya sudah tidak ada gunanya lagi apa?!!" Shinobi yang biasa beraksi solo- seorang diri, me-rutuk dalam hati memprotes keputusan para pimpinan WWW di Jepang yang bermain dua kaki dengan mengutus "pembunuh" lain untuk membungkam Adiguna.

Shinobi mengepalkan tangannya gemas saat teringat sosok Piero, pembunuh muda yang setahun terakhir ini pamornya naik dan menjadi 'rising star' di dalam organisasi WWW.

Seperti Shinobi, Piero yang muda, rupawan dan atletis itu juga merupakan pembunuh yang tak kenal takut, tanpa ampun dan bengis.

Sebagai mesin pembunuh skil Piero sudah se-komplit Shinobi, hanya saja darah muda yang meletup dalam diri Piero kadang membuat assasin yang menyamar sebagai guru fisika di SMU internasional itu kerap berbuat gegabah dan ceroboh dalam melakukan aksi kejahatannya.

"Untung anak bodoh itu belum mengetahui identitas asli-ku..." Shinobi mendesis dalam hati.

Identitas Shinobi memang sangat misterius bahkan sebagian besar anggota organisasi WWW-pun tak mengetahui sosok asli Shinobi termasuk Piero.

Selain para pemimpin senior organisasi WWW, hanya Juve, pimpinan attacker dan Kenzo saja yang benar benar kenal sosok asli Shinobi.

"Hmm.. benar dugaan aku, anak itu sudah menyusup masuk ke kediam-an Adiguna, dan lagi lagi tanpa koordinasi dengan para attacker!" Shinobi makin kesal saja saat menemukan tubuh Ubay, pengawal pribadi Adiguna yang sudah tergeletak tanpa nyawa di ruang jaga-nya.

Piero sudah mendahului Shinobi menyerang Adiguna di kamar pribadinya di lantai dua rumah dinas gubenur.

Sepertinya Piero berencana main belakang dengan beraksi sendiri membunuh Adiguna tanpa koordinasi dengan anggota WWW yang lain juga Shinobi.

Keberhasilan membunuh Adiguna bakal membuat reputasi Piero kian mentereng.

"Huh..!, kali ini kubiarkan saja anak itu yang beraksi sendiri. Biar ku-ikuti saja permainannya, Saya mau tahu seberapa hebat kemampuan anak itu.." guman Shinobi dalam hati.

Pembunuh organisasi jahat WWW itu memutuskan untuk tidak terlibat langsung dalam pembunuhan Adiguna.

Namun Shinobi tidak lepas tangan begitu saja, Si pembunuh berdarah dingin itu tetap tinggal dalam rumah dinas gubenur mengawasi aksi Piero.

Shinobi mau memastikan bahwa gubenur Adiguna harus benar benar mati malam ini.
*****
Alex bergegas memasuki ruang kontrol keamanan rumah dinas gubenur.

Begitu bebas dari status buron-nya, Inspektur muda itu langsung mengambil alih komando sistem keamanan rumah dinas gubenur Adiguna menggantikan Mathew.

"Alex.. senang melihat kamu baik baik saja brow.., sekarang saya siap melaksanakan perintah inspektur!! " Mathew memeluk Alex dan kemudian memberi hormat penuh pada Alex yang kini menjadi atasan-nya itu.

"Senang melihat-mu lagi Mathew, terima kasih selama ini kamu dan Naybila tidak hilang kepercayaan pada saya, hingga akhirnya kalian bisa membuktikan kalo bukan saya pembunuh tuan Gozo, kalian memang sahabat sahabat terbaik saya"

"Hei... hei.. Inspektur Alex, pujian itu sepertinya lebih pantas kamu berikan pada Ai.." jawab Mathew buru buru.

"Ai...?, apa yang telah Ai lakukan?" Alex memicingkan mata, bertanya tanya akan aksi nekad apa lagi yang telah dilakukan gadis ber-dada montok itu demi dirinya.

"Hmm... hmm.., kalo itu cerita-nya nanti saja inspektur, lebih baik kita sekarang fokus pada keselamatan tuan Adiguna." Mathew panik mengalihkan topik pembicaraan.

Mathew tidak sampai hati menceritakan pada Alex pengorban-an Ai yang me-numbal-kan tubuhnya pada Jackal demi membersihkan nama baik Alex.

"Ok.., saya sendiri yang akan bertanya dan berterimakasih pada gadis bandel itu" Alex tersenyum kecil teringat wajah pujaan hati-nya itu.

"Mathew dan Kevin, sekarang juga cepat tarik semua polisi yang berjaga di rumah dinas ini. Sebagai gantinya team Prestige yang akan menjaga rumah ini" perintah Alex.

Dengan banyaknya anggota polisi yang telah menerima "amplop" dari Jackal tentu saja Alex tidak bisa lagi mempercayakan keamanan Adiguna pada polisi.

"Periksa dan geledah dengan teliti setiap tamu laki laki yang akan masuk ke dalam rumah dinas ini!, kita harus lebih dulu menemukan dan menangkap Shinobi sebelum dia membunuh gubenur Adiguna!!" perintah Alex tegas.

"Siap Inspektur!!" Mathew dan Kevin kompak patuh pada perintah Alex.
*******
"Adiguna san..., ini Yuna..." Yuna membuka pintu kamar pribadi Adiguna, wajah cantik-nya melongok masuk melalui celah pintu mencari sosok Adiguna kekasih-nya.

Tidak ada jawaban dari Adiguna, Yuna yakin Adiguna tidak ada dalam kamar-nya.

Sambil tersenyum nakal Yuna melangkah masuk dalam kamar Adiguna.

Guru matematika berbodi MILF itu berencana memberi ucapan selamat akan keberhasilan Adiguna memenangkan pilkada Jakarta dengan menyiapkan kejutan spesial untuk Adiguna.

Sengaja Yuna memakai pakaian dalam sexy nan minim di balik blouse ketat yang ia kenakan.

Yuna tersenyum centil membayangkan reaksi ganas Adiguna nanti-nya saat mendapati Yuna dengan keadaan tubuh setengah telanjang terlentang menantang di atas kasur-nya.

"Auuh...!" Tubuh Yuna menggeletar sambil mendesah pelan saat membayangkan tubuh kekar Adiguna menerkam, membanting dan me-rogol tubuh semlohai-nya itu.

Yuna cepat cepat mengkunci pintu kamar Adiguna, sang gubenur memang sengaja memberi sebuah kunci cadangan buat Yuna, hingga Yuna dapat menyelinap masuk kapan saja dalam kamar Adiguna.

Malang bagi Yuna, sang guru sexy itu tidak menyangka kalau seorang bedebah sedang menanti-nya dalam kamar Adiguna.

Tak menyadari akan kejadian jahanam yang bakal menimpa-nya Yuna dengan enteng melepas baju atasan yang ia kenakan hingga cuma tersisa sehelai bra yang membalut dada Yuna yang montok itu.

Cup bra yang Yuna kenakan nampak kekecilan dan tak dapat menampung seluruh bongkahan payudara sentosa Yuna, bahkan puting susu kanan Yuna sampai mengintip keluar dari sela bra sesak itu.

Yuna sibuk membetulkan posisi bra-nya hingga tak menyadari kehadiran Piero yang mengendap endap mendekati Yuna dari belakang.

Begitu posisinya sudah dekat Piero langsung menerkam tubuh Yuna dari belakang.

"Kyaa...Adiguna san nakal...hhhmpp...!!" Yuna yang mengira kalau Adiguna-lah yang membokong-nya dari belakang memekik manja.

"hii...hii.., Adiguna san pasti ngiler melihat Yuna dari tadi hii...hii.." Yuna tersenyum puas membayangkan Adiguna bakal menyetubuhi tubuhnya dengan kasar.

"Ooh.. ibu Yuna, kamu saat cantik..." bisik Piero ke telinga Yuna.

Degg..!!, Yuna kaget setengah mati saat mengetahui pria yang memeluk-nya itu ternyata bukan Adiguna kekasih-nya.

"Kamu... kamu, hei kamu Piero!, mau apa kamu? Ayo lepasin Yuna!, kalau tidak.. mmphh..!!" Jeritan Yuna putus saat telapak tangan Piero membungkam mulut-nya.

Guru cantik itu diserang rasa panik yang hebat dan meronta ronta sekuat tenaga berusaha melepaskan diri dari Piero.

"Jangan melawan cantik, atau kamu mau dada montok kamu ini bolong saya tembak?"Piero menodongkan pistol di tangannya ke payudara yang menggelayut di dada Yuna.

Yuna bergidik saat laras pistol yang terasa dingin itu menempel di kulit dada-nya. Tubuh guru berbodi MILF itu diam mati kutu di bawah ancaman Piero.

Yuna berhenti meronta dalam dekapan Piero.

Piero perlahan mengendorkan telapak tangannya yang membekap mulut Yuna.

"Hmm.. kalau nurut gini kan lebih enak...oohh.. tubuh kamu wangi sekali Yuna... hmm.. pantas saja gubenur sialan itu tergila gila pada-mu" Piero mengendusi rambut dan leher Yuna yang beraroma wangi khas.

"Mau apa kamu Piero di rumah dinas gubenur? Kami tak pernah menyakiti kamu? Kalo kamu mau uang, ambil di brankas tuan Adiguna dan Yuna mohon cepat kamu pergi dari sini.." rintih Yuna ketakutan.

"Hii...hii... uang??, persyetan dengan uang!!" Piero kembali mendekap Yuna erat.

"Jangan macam macam!, apa mau kamu??" Yuna makin gemetaran melihat tatapan mata Piero yang berkilat cabul ke tubuhnya.

"Yuna... kamu pasti tahu apa yang saya mau..." tangan Piero terulur melalui sela ketiak Yuna dan dengan kurang ajar meremas dada montok Yuna.

"Cuih... Kurang ajar!, jangan sentuh Yuna!!" Yuna reflek meludahi wajah Piero dengan jijik.

Yuna kembali meronta mencoba melepaskan diri dari jepitan Piero.

"Hii...hii.., Yuna kamu makin sexy saja saat marah marah" Piero mengusap percik ludah Yuna di wajahnya. Pelukan si pembunuh muda ke tubuh mohay Yuna tidak kendur sedikitpun.

"Dasar kurang ajar, cepat lepasin Yuna!" Jerit Yuna.

Piero terkekeh sambil berbisik pelan di telinga Yuna.

"Diam Yuna! , Jangan melawan lagi atau saya bunuh Adiguna kekasih-mu" ancam Piero.

"Apa..., apa kata-mu?" Tanya Yuna lirih, tubuhnya berhenti meronta.

"Hi... Hi.. Yuna coba kamu lihat ada siapa di pojok situ?"

Piero melepaskan tubuh Yuna dan kemudian berjalan pelan ke pojok ruangan.

Serrr...!, Piero menyibak gordin lebar yang menutupi jendela ruang kamar Adiguna.

Sesosok pria duduk dengan tangan terikat di sebuah kursi, sebuah lakban besar membalut mulut-nya hingga pria itu tak bisa bersuara.

Wajah si pria malang itu nampak lebam bekas hajar-an Piero.

"Adiguna san..!, apa yang kamu lakukan padanya?" Yuna menjerit kagek saat mengenali sosok pria yang terikat itu.

"Hmmph .. hhmmph... Hmmph.." Adiguna menggumam tidak jelas.

Yuna dengan rasa iba berjalan mendekat mencoba menolong Adiguna.

"Heei... heei.. Yuna, jangan histeris dan jangan mendekat atau saya mampus-in gubenur nakal ini" lagi lagi Piero mengancam sambil menodongkan pistol ke belakang kepala Adiguna.

"Jangan... jangan sakiti Adiguna san, Piero mau apa? Yuna bakal nurut app kemauan Piero" Yuna panik saat melihat Piero memukul kepala Adiguna dengan Lara's pistol di tangannya.

" Oouhh.. apa betul Yuna bakal memenuhi semua keinginan saya?" Mata Piero berbinar binar mendengar perkataan Yuna.

"Hmmmp... hmmph... " Adiguna menggeleng gelengkan kepalanya kuat kuat memberi kode pada Yuna untuk lari saja daripada menuruti nafsu Piero.

Namun Yuna tidak bergeming dari tempatnya berdiri, melihat kondisi Adiguna Yuna tidak tega meninggalkan sang gubenur pujaan hatinya itu.

Yuna diam menunduk dengan wajah bersemu merah malu pasrah menunggu perintah Piero.

"Hii..hii... Yuna sekarang lepas bra dan celana dalam kamu!" Piero tertawa licik.



Yuna meneguk ludah mendengar perintah Piero, tak terbayang kejadian jahanam apa yang bakal menimpa guru ber-bodi MILF itu.
*****
Alex mengkernyitkan dahi-nya, dirinya nampak serius mengamati belasan layar monitor CCTV di ruang pusat keamanan rumah gubenur Jakarta.

Dari layar Alex dapat mengawasi langsung team Prestige yang meng-aman-kan setiap titik pintu masuk di area perayaan pesta kemenangan Adiguna.

Para Prestige tampak memeriksa tamu satu persatu, namun belum tanda tanda akan kehadiran Shinobi pembunuh kejam organisasi WWW yang mengincar nyawa Adiguna.

Ancaman Shinobi untuk membunuh Adiguna jelas tak bisa dianggap main main.

Peran Adiguna dalam perang melawan WWW sangat vital, beliau-lah satu satunya gubenur Jakarta yang berani menolak ajakan kerjasama dari WWW.

Take terhitung berapa banyak bisnis kroni kroni WWW yang telah dipailitkan dan dihancurkan selama periode pemerintahan Adiguna.

Kematian Adiguna jelas merupakan suatu langkah mundur bagi aparat dalam usaha memberangus WWW.

Namun buat WWW kematian Adiguna bakal membuat ambisi besar WWW untuk menjadikan Jakarta sebagai pusat produksi dan peredaran narkotika se-Asia tenggara makin mungkin terwujud.

Alex tekun mengawasi pergerakan para tamu dan Prestige yang berjaga sampai tak menyadari kehadiran Ai.

Ai berjingkat pelan masuk ke dalam ruangan kontrol keamanan rumah gubenur.

"Alex..." Ai berbisik pelan nyaris menangis saking senang dan bersyukurnya melihat kembalinya sosok Alex yang sehat dan bugar.

Alex nampak cool dan karismatik seperti biasanya, luka luka akibat tembakan dari Jackal tak membuat Alex lemah sedikitpun.

"Ai... Ai... syukurlah kamu selamat!" Alex melompat dari tempat duduknya dan langsung merengkuh gadis cantik sahabat masa kecilnya itu ke dalam dekapannya.

Alex Dan Ai berpelukan erat lama, sejak berpisah di Bogor kemarin keduanya telah mengalami banyak tantangan sehingga ketika bertemu dalam keadaan selamat keduanya tak dapat menyembunyikan kebahagia-annya.

"Ooh.. Alex..., Ai takut Alex kenapa kenapa, Ai Sayang Alex. Please, jangan tinggalin Ai!" Ai bergumam manja dalam pelukan Alex.

"Alex juga Sayang sama Ai..." Alex berjanji dalam hati untuk menjaga Ai sepanjang hayat-nya.

Setelah melepas rindu keduanya melepaskan peluk kangen, walau sebenarnya Alex belum puas melepas rindu pada dada Ai yang kenyel kenyel empyuk menggencet dada Alex ketika berpelukan tadi.

Alex baru menyadari bahwa diri-nya sungguh kangen pada belaian tubuh montok Ai

" Alex, apa Shinobi sudah ditemukan?" Ai menjulurkan leher-nya ikut melihat ke deretan layar monitor pengawas.

"Hmmmp, belum Ai...hmm.. " Alex meneguk ludah-nya menahan gairah yang tiba tiba meletup dalam dirinya.

"Konsentrasi Alex... konsentrasi..., Kita harus menangkap Shinobi" gumam Alex dalam hati berusaha mengembalikan konsentrasi kerjanya.

"Itu.. itu..., ada yang mencurigakan.." Ai menunjuk seorang pria brewok di salah satu layar monitor.

Byaarr ...!!, konsentrasi Alex langsung buyar saat tak sengaja melihat ketiak putih mulus Ai yang terkuak saat tangan Ai terangkat menunjuk nunjuk layar CCTV.

Alex baru menyadari hari ini penampilan Ai sungguh sexy sekali. Ai mengenakan baju kain tanpa lengan yang sungguh mengekspose keindahan ketiak Ai tiap kali Ai tak sengaja mengangkat lengannya.

Ketiak Ai sungguh putih, halus tak bernoda dan menebarkan aroma wangi kombinasi kecut keringat khas aroma gadis muda yang aktif.

Alex memutar otak-nya mencari cari akal supaya bisa mencium ketiak Ai yang menggiurkan itu.

"Nakal..!!, Ai nakal...!!" Alex tiba tiba menggebrak meja mengkejutkan Alex.

"Nakal?..., Alex ngomong apa sih?" Ai memasang wajah bloon mendengar kata kata Alex.

"Ai sudah nakal, Ai harus di hukum!" Ai mengkerutkan wajahnya memasang mimik gusar.

"Nakal? nakal apa Alex?"

"Ai nakal karena tidak patuh sama perintah Alex!, Alex sudah menyuruh Ai tinggal di Bogor tapi Ai malah nekat ke Jakarta..." Alex mencari cari alasan ngawur.

"Eh.. tapi... tapi Alex, Ai ke Jakarta buat menolong Alex" Ai mengira kemarahan Alex serius, namun saat menyadari tatapan mata nakal Alex ke arah dadanya yang membusung, Ai langsung tahu kalo Alex sedang horny berat.

"Ai harus Alex hukum, supaya Ai kapok dan nurut perintah Alex!" Alex memelototkan matanya menakut nakuti Ai.

"Hi ..hii.. Alex, ...Alex, pakai marah marah segala sih, tinggal bilang aja lagi horny pengen kimpoi sama Ai koq repot" Ai terkekeh dalam hati melihat tingkah Alex, Ai memutuskan untuk mengikuti drama Alex.

Sesungguhnya Ai juga kangen banget sama Alex.

"Biar ga nakal lagi, ayo Ai duduk di sini!" Alex mendorong tubuh Ai hingga terduduk di kursi monitoring CCTV.

Hii...!!!, Ai mau di hukum sama Alex, Ai takuuut...

"Sekarang angkat kedua tangan Ai ke atas!" Bentak Alex.

Alex mengangkat kedua tangan Ai dan melipatnya ke belakang kepala Ai.



Dengan posisi tangan diangkat seperti itu otomatis kedua lipatan ketiak Ai ter-ungkap lebar.

"Hukumannya Ai harus angkat tangan kedua tangan Ai seperti itu selama satu jam!" Alex tersenyum puas menikmati lekuk ketiak Ai yang menawan itu.

"Tapi .. tapi Alex..." diperlakukan tak senonoh oleh Alex, diam diam malah membuat kelamin Ai berdenyut basah.

"Ga pakai tapi tapi-an, awas kalo tangan Ai sampai turun, Alex bakal marah berat." ancam Alex pada Ai.

"Tapi... Alex.. dada Ai tiba tiba terasa gatal.." sudah kepalang tanggung Ai ikut masuk dalam permainan Alex sekalian.

"Hah apa? apa yang gatal?" Alex mengamati sekujur tubuh Ai.

"Dada Ai gatal Alex..."Ai sengaja membusungkan dada-nya semontok mungkin hingga kedua bulatan payudara Ai menonjol jelas.

"Hah... dada Ai gatal?"
"Iya... dada Ai yang kiri gatal banget Alex, tolong...tolong.. garuk-in Susu Ai Alex, kan Ai masih dihukum jadi ga boleh gerak." rengek Ai

WTF? apa ini Alex terbelalak tak percaya. Bukannya marah karena sudah Alex kerjain, Ai malah balas menggoda dirinya.

Dasar Ai nakal!, Alex jadi gemes sendiri pingin menyetubuhi aurat Ai.

"Susu Ai yang ini ya yang gatal?" Gyut..***ut...!, Alex meremas dada kiri Ai, cup buah dada Ai sungguh kebesaran hingga tak muat dalam genggaman tangan Alex

Begitu disentuh payudara kenyal Ai langsung melumer hangat dalam tangan Alex.

"Oohh, empyuk.. Ai .." Alex memuji kekenyelan buah dada Ai yang tak kendor sedikitpun.

"Aaahh.... Aaahh.... Aaahh..." Ai merintih menikmati pijitan tangan Alex.



Melihat Ai merem melek nikmat begitu Alex jadi Makin berani saja.

Suasana di luar makin ramai seiring bertambahnya para tamu yang berdatangan, tapi Alex dan Ai yang sudah dilalap api birahi tak peduli semakin terlena dalam buai nafsu birahi.

"Masih terasa gatal Ai?" tanya Alex.
" Aaahh.... Aaahh... Mmmmm... Masi ...masih gatal.."Ai yang sudah terlena dalam birahi mengguman tak jelas.

"Mungkin puting susu Ai yang sebenarnya yang gatal." Alex menyibak bagian dada baju Ai hingga payudara kiri Ai tersingkap lebar.

Pentil merah muda di puncak payudara Ai menyembul menggemaskan.

"Aaahh.... Ai .. .. aaahh" Ai mendesah manja, tubuhnya menggeletar tak karuan saat telunjuk Alex menyentul pentil sensitif Ai.

Telunjuk Alex berputar putar pelan mengusap dan menggelitik-i pentil susu Ai.

"Aah... Ya di sana Alex... Auuuh.. geli... geli..aaauh.. enak..." Ai menceracau tubuhnya menggeliat geliat erotis merinding kegelian.

Saking terlena-nya Ai sampai tak menyadari kalau satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya dilucuti oleh Alex



Sreet..!!, berturut turut Alex dengan terampil melolosi baju you can see dan kutang yang membalut aurat bagian atas Ai.

Terlambat buat Ai, saat dirinya tersadar hanya tinggal se-utas celana dalam imut yang melekat di aurat-nya.



"Alex... Jangan .. jangan baju Ai jangan dilep...aaahhhh" Ai melengking panjang saat Alex tiba tiba mencubit pentil susu-nya untuk membungkam Ai.

Alex dengan gemes me-milin dan mempelintir pelintir pentil merah muda Aimi.

Rangsangan bertubi tubi membuat tubuh bagian bawah Ai semakin becek saja.

Puas mengutek utek pentil susu Ai, Alex mengalihkan perhatiannya pada kuntum ketiak putih mulus Ai.

"Ai angkat tangan kamu lebih tinggi lagi, Alex pingin cium ketiak kamu.."bisik Alex di telinga Ai.

"Iiih... Alex, ketiak Ai kan bau..." Ai merajuk manja.
"Gapapa Ai, Alex suka aroma kecut ketiak Ai, wangi bikin Alex ngaceng"


"Slurpp...." Lidah Alex menyapu bulatan ketiak bersih Ai
"Mmmmm..." Ai mendesah pelan.

"Slurrrrrpp... sluuurpp" intensitas jilatan Alex makin cepat, sesekali lidah Alex berputar putar nakal menggelitik bagian tengah ketiak Ai yang paling sensitif.



"Aaahh.... aaahh....aaahhhh..." Ai merintih manja tiap kali lidah Alex menyapu ketiak mulusnya.

Rasa geli, terangsang, malu dan risih karena ketiak-nya di obok obok lidah Alex campur aduk mendera Ai.

Serrr...serrr... dinding vagina Ai berdenyut kencang, tanpa bisa dikontrol tubuh Ai memompa cairan cinta membanjiri vagina Ai.

Tubuh Ai kaku mengejan dan menggelepar saat orgasme pertama-nya menjelang.

Alex hafal betul kalau sekujur tubuh mungil Ai itu sangat sensitif, apabila dirangsang sedikit saja di bagian yang tepat maka sebentar saja Ai bakal klepek klepek menggapai orgasme-nya.

"Ai ..Ai..., Bilangnya jangan... jangan, tapi di kilik kilik sedikit aja langsung ngecriit..." Alex menggoda Ai yang belum ada 5 menit sudah orgasme.

Ai tersipu malu, tubuh montoknya memang sangat sensitif. Sekali bercinta dengan Alex bisa lima kali lebih Ai mengalami orgasme.

"Alex jahaat!, sini ganti-an Ai yang bikin Alex ngecritt!" Ai merengut marah.



"Hee..hee... Boleh... Boleh, Ai mau pake jurus apa? Handjob,Blow job, boob job?" Goda Alex yang sudah ngaceng berat.

"Iiih titit Alex koq gede banget gitu " Ai tertawa kecil sambil mentowel towel "raksasa" di balik celana Alex.

Tanpa banyak formalitas Alex langsung memelorotkan celana-nya hingga Alex telanjang bulat.

Tuwing...!!, Konti Alex mengacung perkasa. Panjang konti Alex rata rata konti orang Indonesia pada umumnya tapi gurat-an urat yang terukir di sekujur dinding konti Alex membuat konti gemuk Alex itu nampak kekar.

"Gluukk...." Ai meneguk ludah-nya melihat ke-bangkitan batang nikmat yang ukurannya paling pas dengan dengan liang tempiknya itu.

Hanya konti kekar itu-lah yang bisa memberikan nikmat orgasme level dewa pada Ai.

"Cuupp...cuup..." Ai menyambut konti Alex yang mengacung ke arahnya dengan ciuman mesra.

Ai membuka mulut mungilnya Dan langsung melahap separuh batang konti Alex dalam mulutnya.



"Yeah Ai... Ayo isep konti Alex.." Alex mengerang uenak saat Ai mulai menyedot nyedot ujung konti-nya.

"Sruup... sruup... sruup.." kepala Ai bergoyang pelan mem-blowjob konti Alex.

Pemandangan ketiak Ai yang putih mulus membuat ke-tegangan konti Alex semakin maksimal saja.



"Hhmmm.., hhmmm, hmm..." Ai memompa mulutnya Makin cepat mengkocok konti Alex

Clap...clap..clap..., Konti Alex yang beradu dengan mulut Ai berkecipak kencang menimbulkan suara pecah kencang.

"Oouhh.... Oouhh... Ai... Uenak banget.. kocok terus Ai .. ooouhh" Alex menceracau tidak jelas menikmati tiap sedotan mulut Ai.

Melihat Alex merem melek keuenakan, sedotan mulut Ai makin kuat saja, saking kuat-nya sampai seakan akan jiwa Alex ikut terhisap masuk dalam mulutnya mungil Ai.

Batang konti Alex berdenyut denyut kencang, tapi Alex tidak may buru buru ejakulasi.

Ploop... Alex menarik keluar kontinya dari mulut Ai.

"Alex... Alex.. kenapa isep-an Ai kurang enak?" Ai kebingungan saat Alex menghentikan blowjob-nya.

Apa ada yang salah? Biasanya Alex paling puas dengan pelayanan blowjob Ai.



Alex memindahkan batang kontinya ke sela ketiak Ai.

"Ayo kempit yang kencang" pinta Alex pada Ai.

Hmmm..., Dasar Alex pervert!!, Rupanya Alex minta kontinya di kocok pake ketiak mulus Ai.

Ai merespon cepat permintaan Alex, dikempitnya kuat kuat batang konti Alex dalam sela sela ketiak kirinya.

Saat terasa kontinya sudah terjepit kencing, Alex berlahan menggoyangkan kontinya menyetubuhi ketiak Ai.

Sreet....sreett...batang konti Alex menggesek kulit ketiak Ai, pentil kontinya menumbuk numbuk bulatan payudara Sentosa Ai.

"Ooouhh .. ooouuhh uenak Ai... Ketiak Ai sempit banget ooouhh... ." Alex mengerang nikmat, sensasi jepitan ketiak Ai tak kalah nikmat dibanding blow job dan boob job Ai.


Ai mengkempitkan ketiak-nya Makin sempit saja, batang konti terpilintir uenak dalam ketiak mulus Ai.


"Ooouhh... Ai... Ai... Alex mau ngecrot ... Ooouhh.."Alex tak tahan lagi tubuhnya sudah berada di ambang ejakulasi fantastis.



Creeet.... Creeet...creeet!, Pejuh Alex muncrat membasahi ketiak dan wajah Ai.

Alex ambruk duduk di sebelah Ai. Ai membenamkan tubuhnya dalam pelukan Alex.

"Kalo hukumannya seperti ini, Ai mau rajin nakal lagi aja hii...hii.." bisik Ai di telinga Alex.

Alex ikut tertawa dan balas mengkecup kening Ai dengan penuh kasih.

Meski sibuk bersanggama dengan Ai, dari tadi ekor mata Alex tak henti mengawasi layar layar monitor CCTV di depannya.

" Tidak Ada tanda tanda kehadiran Shinobi" guman Alex.

"Alex..., Masih aja bisa mikirin kerjaan" batin Ai menikmati sisa sisa sensasi orgasme-nya.

"Kalo kedatangan Shinobi tidak bisa Kita deteksi, jangan jangan..." Alex terkesiap, sepertinya ada sesuatu yang ia lewatkan.

Alex melepaskan pelukan Ai, cepat berdiri dan langsung mengkontak Mathew dan Kevin yang berjaga di luar.

"Mathew, Kevin Ayo segera ke kamar gubenur Adiguna, jangan jangan Shinobi si pembunuh itu dari tadi sudah ada dalam rumah gubenur!!"
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd