Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ibu Kantin Sekolah

Sampai di rumah, setelah melepaskan sepatu dan kaos kakiku, aku keluarkan daun pandan dari tas sekolahku, lalu kubawa pada Bunda di dapur.

Saat Bunda mengambil daun pandan dari tanganku, teringat olehku bahwa tangan Bunda yang memegang daun pandan itu pernah mengocok kontolku di bioskop dan dikotori oleh air maniku yang muncrat saat itu.

Apakah Bunda masih teringat peristiwa itu, tanyaku dalam hati.

Buru-buru kutepis bayangan kelabu yang melintas di pikiranku itu, karena aku tidak ingin peristiwa ini terjadi lagi, bisa merusak hubunganku dengan Bunda.

"Sayang, lo tenang, ya..." kataku pada kontolku. "Jangan bikin ulah... aku sudah menservice lo dengan memek Ibu Yeti dua kali..."

Sementara di kantin Bu Yeti, selesai Pak Rahman mandi, Ibu Yeti sudah siap-siap mau pulang.

"Bu, kita gituan dulu yuk..." ajak Pak Rahman karena kontolnya memang sudah tegang melihat bininya memakai kutang dan celana dalam saja tadi. "Sekalian cobain dipan baru, sampai di rumah kan sudah gak usah..."

"Uuu..." gerutu Ibu Yeti sebel. "Ibu sudah rapi-rapi, belum belanja buat besok jualan...!!"

"Nggak usah marah-marah gitu, Bu... kalo gak mau ya sudah..." kata Pak Rahman sabar. "Bapak ini kan suamimu, wajib dong minta, padahal Bapak kan nggak sering-sering minta... kalo Bapak sering-sering Ibu baru boleh nolak, gak papa..."

Hati Pak Rahman tersakiti, Ibu Yeti mau telanjang bulat juga, kontol Pak Rahman sudah tak terbangunkan.

Di atas sepeda motor Pak Rahman, Ibu Yeti minta maaf. "Maaf ya, Pak." kata Ibu Yeti sambil memeluk erat-erat Pak Rahman dari belakang. Kontol Pak Rahman dielus-elusnya dari luar celana.

Ubai, komandan pleton Saipul, bertemu dengan Ibu Yeti, Ubai jadi cemburu besar melihat kemesraan Ibu Yeti dengan suaminya di atas sepeda motor.

"Sudah lama aku pengen begini dengan Si Semok, ehh... kedahuluan lakinya..." omel Ubai dalam hati. "Tunggu balasanku."

Pak Rahman dan Ibu Yeti sampai di rumah.

Saras (perempuan, 19 tahun) anak Pak Rahman dan Ibu Yeti yang pertama, lulus SMK ia sudah tidak mau sekolah lagi.

Pamannya mempunyai toko yang menjual segala macam asesoris hape, Saras bekerja di toko hape pamannya.

Pulang kerja ia langsung makan. Sambil makan ia nonton televisi dengan kedua kaki naik ke atas kursi sampai Pak Rahman bisa melihat celana dalam anak ceweknya ini dari paha Saras yang putih mulus terbuka lebar.

Pak Rahman menggeleng-geleng kepala, "Anak sekarang..." batinnya masuk ke kamar.

Sementara Ibu Yeti membawa barang-barang dari kantinnya pergi ke dapur. Luki, anak cowoknya (14 tahun) sedang masak mie instan.

Ibu Yeti sudah tidak sempat bertanya pada Luki kemana kakak dan adiknya, ia buru-buru pergi ke kamar karena Pak Rahman sudah menunggunya.

Saras yang baru selesai makan matanya langsung terbelalak. Untung piring kosong yang dipegangnya cukup kuat. Tangannya bergetar hebat, lututnya goyah, dadanya sampai sakit saking kuatnya jantungnya bergoncang sewaktu dilihatnya di atas tempat tidur dari pintu yang tidak tertutup rapat oleh Ibu Yeti...

'Burung' ayahnya yang tegak sedang dihisap oleh ibunya...

Saras merasa memeknya berdenyut-denyut. Denyutan aneh yang belum pernah dirasakannya, sehingga membuat Saras memasukkan satu tangannya ke balik celana dalamnya untuk menahan laju denyutan memeknya, malah yang terjadi sebaliknya saat ia melihat ibunya telanjang dan tetek ibunya dihisap oleh ayahnya, Saras juga merasakan teteknya seperti dihisap...

Saraspun menggesek-gesek belahan memeknya dengan jarinya. Gesekan itu dirasakan Saras menimbulkan rasa nikmat yang semakin kuat sewaktu dilihatnya ayahnya sudah menindih ibunya, Saras tidak tahan lagi...

Diletakkannya piring kosong di atas meja, lalu melepaskan celana dalamnya duduk mengangkang di kursi...

Itilnya kemudian dicubit-cubit dan ditarik-tariknya. Bersamaan dengan suara lenguhan Pak Rahman, "Uughhh..." sambil melepaskan sperma di lubang memek Ibu Yeti, Saras menyerit, "Awwww...!!"

"Kenapa Saras, Pak?" tanya Bu Yeti pada Pak Rahman yang sudah selesai 'ejakulasi' dan kontolnya sudah loyo keluar dari memek Ibu Yeti.

Ibu Yeti mengambil kain tak diurusnya lagi memeknya, ia secepatnya keluar dari kamar...

"O.... astagaaaaaaaa..." seru Ibu Yeti panjang sehingga membuat Pak Rahman yang sudah memakai celana dalam secepatnya keluar dari kamar ingin mengetahui apa yang terjadi.

Pak Rahman hanya sanggup melihat air kencing Saras yang menggenangi lantai, tidak berani melihat ke selangkangan Saras yang telanjang dan masih terkangkang di atas kursi.

Pak Rahman baru sadar sewaktu diteriaki bininya, "Pak...! Ambil pel... bengong aja...!"

"Maaf, Mak..." kata Saras kemudian.

"Ya, gak papa... nggak usah takut, kamu sebagai wanita yang sudah dewasa, wajar kok... sekali-sekali dikeluarkan... jadi enteng kan pikiran sama badanmu...?"

"He.. he.." Saras tertawa menyeringai.

Pak Rahman mengepel air kencing Saras di lantai, ia menemukan celana dalam Saras di kursi, lalu diciumnya dan disedotnya dalam-dalam bau memek Saras yang tersisa di celana dalam putih mini itu sambil ia membayangkan memek Saras yang berbulu halus hitam, bisa jadi memek gadis-gadis di sekolah juga seperti ini, Pak Rahman membatin sambil menahan air liurnya supaya tidak tumpah dari mulutnya.


~~~~ ♡♡♡♡♡ ~~~

Kalau ada kesempatan, kami sekeluarga sering duduk dan ngobrol sambil nonton televisi di ruang tengah rumah kami.

Tapi malam ini televisi tidak ada yang menggubris. Papa membaca koran duduk di dekat jendela sambil merokok. Bara, adikku duduk di sebelah sofa panjang main games.

Aku memegang handphone duduk di sofa panjang. Di layar hapeku games menjelma menjadi tubuh Ibu Yeti yang telanjang.

Bunda datang dari dapur, "Minggir sana duduknya...!" suruh Bunda. "Bunda mau baring sebentar, capek Bunda... mesin cuci ngadat, cucian banyak..." keluh Bunda.

"Sudah matang kuenya, Bun...?" tanya Bara tak sabar menunggu kue matang sudah ingin dimakan.

"Masih panas, belum bisa di potong..." kata Bunda meletakkan tubuhnya yang berbalut daster di sofa, kakinya satu didirikan dan disandarkan ke sandaran sofa setelah ia berbaring, satu lagi diselonjorkan... dasternya pendek pula...

Adduu..uhh...!!
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd