Ayu kembali memeluku dan tanpa sungkan ayu menarik kepalaku bibirnya langsung mencium bibirku dengan lembut, aku membalas dengan melumat bibir yang ranum beberapa saat kita tenggelam dalam rasa. Aku rasakan ayu maupun aku sudah mulai terdorong rasa nafsu
Ayu mulai mendesah ketika ciuman ku beralih ke leher nya yang lembut jenjang
" Hemmssss ohsss... Gusss... Desah Ayu semakin membuat aku terangsang
Aku naikan pakaian atasnya sehingga buah dadanya terlihat menonjol dibalik bh hitam, tangan kananku segera meremas pelan dan tangan kiriku mengelus punggung ayu yang halus..
Bibir kita masih saling melumat ayu memainkan lidahnya dengan tanpa ragu ragu lagi
" Ohkss gus... Akhkass... Jerit ayu ketika punting ku pelintir
Aku tarik tangan ayu yang memeluku dan aku arahkan ke dalam celanaku. Aku rasakan jari jari lentiknya agak gemetar ketika memegang batang penisku
Aku menarik lepas pakain atas ayu dan melepaskan bh nya sehingga terlihat tubuh gadis cantik enerjik tinggal mengenakan celana panjang nya. Buah dadanya padat menantang dengan puntingnya coklat pink. Aku cium dan aku jilatin
" Ayuu.. Kamu cantik.. Kataku polos
Ayu tidak menjawab tetapi justru mendesah panjang dalam posisi masih berdiri kita bercumbu dengan sangat menikmati
Aku sudah benar benar dikuasai nafsu yang tinggi. Aku turunkan celana panjang ayu sampai sepaha,ciuman ku mulai dari lehernya turun ke buah dadanya dan terus ke perut nya yang datar ketika lidahku bermain di pusarnya aku rasakan tubuh ayu gemetar tangannya meremas rambutku
" Bagus... Ahsasss.... Hemmm.. Akssss... Pinggulnya sedikit ditarik kebelakang ketika aku turutkan celana dalamnya dan aku remas pantatnya
Ayu sangat pintar dalam merawat tubuhnya dan aku cium pelan vaginanya tercium aroma wangi sabun...
Pada saat aku buka bibir vaginanya dengan mengangkat kaki kirinya di pahaku yang sedang posisi jongkok. Terlihat marah pink yang sudah mulai basah
" Guss.. Guss... Ohhasss... Secara reflek ayu menekan pinggulnya ke depan. Aku semakin bernafsu melihat seorang gadis dengan kecantikan dan tubuhnya ramping padat jari tanganku mencoba memasuki ke lobang vaginanya
" Ahhhass.. Jangan guss.. Ayu seketika mendorong tubuhku kedepan dan dia mundur terhuyung dua langkah ke belakang
Ayu segera membetulkan celana dalamnya dan celana panjang nya dan duduk di sofa sambil menutupi wajah dan buah dadanya menunduk
Aku kaget dengan perubahan ayu.. Dan segera menyadarkan aku, akan kebodohan yang aku lakukan
" Maaf.. Maaf kan aku Yu.. Aku tak kuasa menahan diri.. Kataku sambil duduk disampingnya
Ayu masih tertunduk diam... Sampai aku memutuskan menarik tubuhnya untuk memeluku
" Kamu boleh marah sama aku atau membenciku, akan semua yang barusan terjadi. Tetapi semua itu aku lakukan dengan perasaanku.. Kataku sambil menengadahkan keatas wajahnya untuk melihat ku
" Kamu ga salah... Ini terjadi karena dari diri kita masing-masing, karena tidak ada pemaksaan. Aku sayang kamu gus, kamu adalah lelaki pertama yang sudah memberikan sesuatu yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Tetapi aku belum siap untuk melanjutkan sepenuhnya, maafkan aku... Katanya dan bibirnya sudah mencium bibirku
Kita kembali dalam kenikmatan untuk sesaat, sebelum aku menyudahinya
" Sudah ya komandan ku yang cantik.. Nanti saya kebablasan lagi.. Kataku sambil menyodorkan bh ke ayu
" Hemmm... Kamu ini, ya sudah kamu sekarang menghadap ke tembok aku mau memakai nya dulu.. Jawab dia sambil tersenyum
" Lohh.. Bukannya tadi aku sudah melihat bahkan memegang malah menciumnya.. Kataku sambil menggodanya
" Ihhh.. Pokoknya kamu jangan lihatin, aku malu.. Jawab ayu sambil manyun
" Awas kalau ngintip.. Katanya sambil tersenyum
" Siapp.. Jawabku
Ayu kamu kamu sama intan sama-sama cantik tetapi kamu lebih bisa menguasai diri dan tegas, mungkin karena sesuai dengan profesi kamu sekarang
" Gus.. Kamu ga marahkan?? Tanya ayu setelah selesai merapikan pakaian nya
" Ga ada hak aku untuk marah.. Jawabku singkat
" Aku sayang kamu gus.. Aku berharap kamu bisa memiliki aku seutuhnya. Kamu tidak perlu menjawab sekarang, cukup kamu tau saja. Kata ayu kembali memeluku dan menyenderkan kepalanya di dadaku
Bersambung