Nama ku, Radit. Seorang anak keturunan cina, yang sekarang tinggal di kota Jakarta.
Rumah ku cukup sederhana, tidak terlalu luas tetapi cukup lah untuk mengadakan pesta sex dengan para kakak-kakak mahasiswi cantik yang kampusnya masih di sekitaran komplek tempatku tinggal ini. Walaupun otak ku ini sangat mesum, tetapi aku masih benar-benar seorang perjaka; itu pun kalau kita tidak menghitung coli sebagai salah satu parameternya.
Sekilas tentang diri ku; kurus, tidak terlalu tinggi, cukup putih untuk seorang cowok, menggunakan kacamata, rambut pendek, dan masih menggunakan kawat berduri untuk merapihkan gigi-gigi ku. Aku mempunyai seorang teman bernama Nanda, yang tinggal di sebelah rumah ku. Kami seumuran, sama-sama seorang anak sekolah yang sedang mencari jati dirinya. Tetapi sayangnya kami tidak satu sekolah.
Aku sering menghabiskan hari ku dirumah Nanda. Bukan untuk bermain, tetapi lebih untuk mencuci mata.
.
..
...
Itu adalah foto dari Ibunya Nanda, Namanya Tante Mimi (Asahi Mizuno). Wajahnya cantik, manis tetapi tidak cuma itu yang membuat aku betah berlama-lama dengan Tante Mimi. Tubuhnya,
.
..
...
http://www***mbar123.com/friedrice_d39367a3624e22d2e736b6ba628b776e70aa7e77.jsp?id=f19625d8a6aHR0cHM6Ly9pLnBpbmltZy5jb20vb3JpZ2luYWxzL2QwL2JiLzVjL2QwYmI1YzA1Y2VlYzI0MDBjZTNjZGM0MzUwNjVhNzBhLmpwZw%3D%3D&hash=19d859fff3cb41b19ceeee3747ffeb2b9efe9b8d
Tante Mimi, adalah salah satu bahan ku untuk berfantasi, berimajinasi. Tante Mimi ini bisa terbilang cukup mengoda, karena terkadang di rumah selalu menggunakan pakaian yanbg membuat kontol ku jadi tiba-tiba bangun dari tidurnya. Terkadang Tante Mimi juga sering bercanda dengan sedikit vulgar pada ku, dan beberapa teman Nanda. Bercandaan Tante Mimi ini semakin parah kalau Nanda sedang jauh dari kami, kadang Tante Mimi sering memperlihatkan belahan dadanya yang besar itu dari dekat, atau terkadang melakukan gerakan perlahan yang membuat semua pria pasti deg-degan.
"Bangun ya?" Tanya Tante Mimi penuh arti, sambil melihat kearah selangkangan ku yang mulai terlihat penuh; karena melihat terus jauh kedalam selangkangannya yang putih itu.
Aku pun terdiam, tidak berkutik, bahkan tidak berani menatap wajahnya. Walaupun aku sering berfikiran kotor tentang Tente Mimi, tetapi kalau ada di hadapannya aku bisa benar-benar tidak berkutik. Ada perasaan malu, dan tidak tahu harus berkata apa.
"Nakal ya?" Kata Tante Mimi sambil kini berjalan meninggalkan ku. Ketika berjalan menuju dapur, Tante Mimi berhenti berjalan lalu kini kedua tangannya perlahan bergerak, dan berhenti tepat di bagian belakang tubuhnya. Kini dengan cepat tangan mulus itu menarik rok pendek yang di gunakannya ke atas, dan memperlihatkan belahan mulus paha, dan OH MAY GOOD (Karena bikin enak
). Aku dengan jelas melihat celana dalamnya yang terlihat lucu, bukan celana dalam sexy, ini celana dalam yang terlihat milik nya para mahasiswi muda yang membuatnya benar-benar mengoda. Kemudian merapihkan kembali rok yang digunakannya, Tante Mimi lalu kembali berjalan ke arah dapur. Meninggalkan aku yang sekarang benar-benar ingin mengeluarkan mani di wajah mengodanya itu.
Kemudian, aku berlari masuk kedalam toilet di kamar Nanda. Aku kocok dengan cepat, dan AH ! akhirnya keluar mani lah yang cukup banyak, seperti pistol air yang sering aku mainkan dulu. Bedanya sekarang pistol air ini, aku harap bisa di tembakan ke tubuh Tante Mimi yang sempurna. Aku masih termenung di dalam toilet sampai tiba-tiba ada suara ketukan pintu toilet yang membuat aku sedikit panik.
"Dit?"
Oh, Nanda kataku dalam hati. Kemudian Nanda bertanya kenapa aku lama, di dalam toilet? Sepertinya memang cukup lama aku di dalam toilet, tapi karena kemalasan ku menulis maka tadi terkesan sebentar ya ? tanya ku pada kalian yang sedang membaca
Sebenarnya aku ingin sekali jujur pada kawan ku ini, Tubuh ibu mu itu sangat mengoda sekali kawan ! apa lagi dia itu nakal ! binal ! teriaku dalam hati, tetapi sayangnya aku masih terlalu pengecut. Sekarang aku mencari seribu alasan untuk pertanyaan yang tadi Nanda ajukan.
"Diare, sob. Lemes banget gue." Kataku pelan, dengan suara yang aku buat di lemas-lemaskan seperti orang yang sedang sakit.
"Wah, gue cariin dulu obat ya bro!" Teriak Nanda.
Aku segera membersihkan toilet yang sekarang mulai bau amis ini, aku menyiram semua calon anak yang aku punya kedalam selokan. Keluar dari toilet, sekarang aku tiduran di kasur Nanda. Sepertinya aku lemas beneran. Bukan lemes karena sakit, tapi lebih ke lemes karena enak sepertinya.
Beberapa lama kemudian Nanda datang dengan Tante Mimi yang kini sedang menelepon seseorang. Kemudian telepon itu pun di berikan kepada ku. Ini Bunda kataku yang setengah panik, dan mulai kembali berakting berpura-pura sakit. Bunda kemudian meminta ijin supaya aku diboleh menginap di rumah Nanda karena rumahku sekarang benar-benar kosong. Wah kesempatan nih kataku yang mulai berpikir nakal, hari ini kan Nanda harus mempersiapkan acara Pensi, pasti bentar lagi pergi ke sekolah. Tante Mimi mau godain aku lagi engga ya? Pikirku yang mulai kembali nakal. Tidak terasa aku tadi secara perlahan membenarkan posisi kontolku yang mulai bangun itu. Dalam ruangan ini hanya Tante Mimi yang melihat aku melakukannya, seketika itulah senyum khawatirnya pun berubah. Itu senyum nakal, kataku dalam hati. Tidak berapa lama kemudian Nanda pamit pergi ke sekolah, aku mulai merasa penasaran apa yang akan Tante Mimi lakukan.
"Nakal ya" Kata Tante Mimi, yang kini berjalan masuk kedalam kamar Nanda.
...
Menunggu dengan berharap akan lebih nakal dari biasanya, sekarang
Rumah ku cukup sederhana, tidak terlalu luas tetapi cukup lah untuk mengadakan pesta sex dengan para kakak-kakak mahasiswi cantik yang kampusnya masih di sekitaran komplek tempatku tinggal ini. Walaupun otak ku ini sangat mesum, tetapi aku masih benar-benar seorang perjaka; itu pun kalau kita tidak menghitung coli sebagai salah satu parameternya.
Sekilas tentang diri ku; kurus, tidak terlalu tinggi, cukup putih untuk seorang cowok, menggunakan kacamata, rambut pendek, dan masih menggunakan kawat berduri untuk merapihkan gigi-gigi ku. Aku mempunyai seorang teman bernama Nanda, yang tinggal di sebelah rumah ku. Kami seumuran, sama-sama seorang anak sekolah yang sedang mencari jati dirinya. Tetapi sayangnya kami tidak satu sekolah.
Aku sering menghabiskan hari ku dirumah Nanda. Bukan untuk bermain, tetapi lebih untuk mencuci mata.
.
..
...
Itu adalah foto dari Ibunya Nanda, Namanya Tante Mimi (Asahi Mizuno). Wajahnya cantik, manis tetapi tidak cuma itu yang membuat aku betah berlama-lama dengan Tante Mimi. Tubuhnya,
.
..
...
http://www***mbar123.com/friedrice_d39367a3624e22d2e736b6ba628b776e70aa7e77.jsp?id=f19625d8a6aHR0cHM6Ly9pLnBpbmltZy5jb20vb3JpZ2luYWxzL2QwL2JiLzVjL2QwYmI1YzA1Y2VlYzI0MDBjZTNjZGM0MzUwNjVhNzBhLmpwZw%3D%3D&hash=19d859fff3cb41b19ceeee3747ffeb2b9efe9b8d
Tante Mimi, adalah salah satu bahan ku untuk berfantasi, berimajinasi. Tante Mimi ini bisa terbilang cukup mengoda, karena terkadang di rumah selalu menggunakan pakaian yanbg membuat kontol ku jadi tiba-tiba bangun dari tidurnya. Terkadang Tante Mimi juga sering bercanda dengan sedikit vulgar pada ku, dan beberapa teman Nanda. Bercandaan Tante Mimi ini semakin parah kalau Nanda sedang jauh dari kami, kadang Tante Mimi sering memperlihatkan belahan dadanya yang besar itu dari dekat, atau terkadang melakukan gerakan perlahan yang membuat semua pria pasti deg-degan.
"Bangun ya?" Tanya Tante Mimi penuh arti, sambil melihat kearah selangkangan ku yang mulai terlihat penuh; karena melihat terus jauh kedalam selangkangannya yang putih itu.
Aku pun terdiam, tidak berkutik, bahkan tidak berani menatap wajahnya. Walaupun aku sering berfikiran kotor tentang Tente Mimi, tetapi kalau ada di hadapannya aku bisa benar-benar tidak berkutik. Ada perasaan malu, dan tidak tahu harus berkata apa.
"Nakal ya?" Kata Tante Mimi sambil kini berjalan meninggalkan ku. Ketika berjalan menuju dapur, Tante Mimi berhenti berjalan lalu kini kedua tangannya perlahan bergerak, dan berhenti tepat di bagian belakang tubuhnya. Kini dengan cepat tangan mulus itu menarik rok pendek yang di gunakannya ke atas, dan memperlihatkan belahan mulus paha, dan OH MAY GOOD (Karena bikin enak
). Aku dengan jelas melihat celana dalamnya yang terlihat lucu, bukan celana dalam sexy, ini celana dalam yang terlihat milik nya para mahasiswi muda yang membuatnya benar-benar mengoda. Kemudian merapihkan kembali rok yang digunakannya, Tante Mimi lalu kembali berjalan ke arah dapur. Meninggalkan aku yang sekarang benar-benar ingin mengeluarkan mani di wajah mengodanya itu.Kemudian, aku berlari masuk kedalam toilet di kamar Nanda. Aku kocok dengan cepat, dan AH ! akhirnya keluar mani lah yang cukup banyak, seperti pistol air yang sering aku mainkan dulu. Bedanya sekarang pistol air ini, aku harap bisa di tembakan ke tubuh Tante Mimi yang sempurna. Aku masih termenung di dalam toilet sampai tiba-tiba ada suara ketukan pintu toilet yang membuat aku sedikit panik.
"Dit?"
Oh, Nanda kataku dalam hati. Kemudian Nanda bertanya kenapa aku lama, di dalam toilet? Sepertinya memang cukup lama aku di dalam toilet, tapi karena kemalasan ku menulis maka tadi terkesan sebentar ya ? tanya ku pada kalian yang sedang membaca
Sebenarnya aku ingin sekali jujur pada kawan ku ini, Tubuh ibu mu itu sangat mengoda sekali kawan ! apa lagi dia itu nakal ! binal ! teriaku dalam hati, tetapi sayangnya aku masih terlalu pengecut. Sekarang aku mencari seribu alasan untuk pertanyaan yang tadi Nanda ajukan."Diare, sob. Lemes banget gue." Kataku pelan, dengan suara yang aku buat di lemas-lemaskan seperti orang yang sedang sakit.
"Wah, gue cariin dulu obat ya bro!" Teriak Nanda.
Aku segera membersihkan toilet yang sekarang mulai bau amis ini, aku menyiram semua calon anak yang aku punya kedalam selokan. Keluar dari toilet, sekarang aku tiduran di kasur Nanda. Sepertinya aku lemas beneran. Bukan lemes karena sakit, tapi lebih ke lemes karena enak sepertinya.
Beberapa lama kemudian Nanda datang dengan Tante Mimi yang kini sedang menelepon seseorang. Kemudian telepon itu pun di berikan kepada ku. Ini Bunda kataku yang setengah panik, dan mulai kembali berakting berpura-pura sakit. Bunda kemudian meminta ijin supaya aku diboleh menginap di rumah Nanda karena rumahku sekarang benar-benar kosong. Wah kesempatan nih kataku yang mulai berpikir nakal, hari ini kan Nanda harus mempersiapkan acara Pensi, pasti bentar lagi pergi ke sekolah. Tante Mimi mau godain aku lagi engga ya? Pikirku yang mulai kembali nakal. Tidak terasa aku tadi secara perlahan membenarkan posisi kontolku yang mulai bangun itu. Dalam ruangan ini hanya Tante Mimi yang melihat aku melakukannya, seketika itulah senyum khawatirnya pun berubah. Itu senyum nakal, kataku dalam hati. Tidak berapa lama kemudian Nanda pamit pergi ke sekolah, aku mulai merasa penasaran apa yang akan Tante Mimi lakukan.
"Nakal ya" Kata Tante Mimi, yang kini berjalan masuk kedalam kamar Nanda.
...
Menunggu dengan berharap akan lebih nakal dari biasanya, sekarang
