Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Indah.. kesayangan papa <update 16 agustus>

Hmm yang sama indah mana nih, bagus sih dikasih indeks buat updatw ngak perlu cek page
 
Lanjutan

Bagian 3 - Leha Nikmatnya Jepitanmu.

Rencana kepulanganku dari Jakarta ternyata harus tertunda beberapa hari dari yang seharusnya tiga hari karena beberapa agenda kantor yang harus dipending karena berbagai sebab. Karena aku merasa kasihan dengan indah maka aku menawarkannya untuk maen ke rumah bude nya di Tangerang selatan karena aku merasa kasihan kalau dia harus menungguku seharian di hotel. Maka pada selasa malam aku mengantarkannya ke Tangerang. Dengan menumpang taksi online kami berangkat dari hotel lewat tol jabotabek dan keluar tol serpong. Setelah beberapa menit melewati jalan ps jengkol yang tidak terlalu lebar, kemudian berbelok kearah jalan kecil dan masuk ke perkampungan. Tak lama kemudian kami telah sampai di rumah mbak Sari kakak dari Vina istriku.


Umur Mbak Sari hanya selisih 2 tahun lebih tua dariku, dari pernikahannya dengan mas Bagas dia mempunyai anak tunggal yang bernama Rendi. Kini Rendi sudah lulus kuliah dan melanjutkan S2 di UGM Yogyakarta, jadi mbak Sari hanya tinggal berdua dengan suaminya. Suaminya adalah seorang Kepala Divisi Sales & Marketing perusahaan ternama yang terlihat cukup sukses. Dengan jabatanya tersebut dia sering bertugas di luar kota & luar negeri.

Ketika Taksi yang aku tumpangi sampai di depan rumah mbak Sari, terlihat rumah itu tampak sepi. Sebuah rumah besar yang cukup asri dan terlalu besar untuk ditinggali berdua. Akupun segera memencet bel yang berada di samping pagar.

“Ting Tong”.

Kuulangi sekali lagi

“Ting Tong”.

Tak lama kemudian keluarlah seorang perempuan muda keluar dari pintu samping mendekati pagar dimana kami berdiri. Segera aku menyapa.


“Maaf mbak, Mbak Sari ada?” tanyaku

“Ada mas, mas nya dari mana ya?” tanyanya penuh selidik.

“Saya Beni mbak, adik iparnya mbak sari” jawabku berusaha meyakinkannya.

“oo.. tunggu bentar ya, aku panggilkan ibu” jawabnya sambil berjalan masuk ke dalam.



Kami masih berdiri menunggu di luar, aku cukup maklum karena dia belum mengenalku, dan sikap hati hatinya memang perlu untuk jaman sekarang ini.


Tidak seberapa lama, keluarlah seorang wanita setengah baya, usianya mungkin tidak muda lagi yaitu 47 tahun. Tapi gurat kecantikan dan bodynya masih terlihat sangat jelas dan menandakan dia pandai merawat diri sehinggal tampak jauh lebih muda.

“oh dik Beni dan Indah.. kok gak kasih kabar dulu kalau mau main kesini?” tanyanya dengan penuh riang.

“Aku sudah telpon tadi mbak, kok tidak bisa tersambung ya?” jawabku

“oh Iya, nomer mbak sudah ganti, yang lama sering diteror orang”. Kata mbak indah

“oo pantes hehe”. Jawabku sambil melangkah masuk halaman rumah.

Indah segera memberi salam dengan mencium tangan mbak sari. Mbak sari pun menciumi indah sambil memeluknya. Sebenarnya mbak sari sangat sayang sama indah, maklum dia tidak punya anak perempuan, jadi kalau ketemu indah pasti merasa senang sekali.

Indah, gak terasa kamu udah gede ya sekarang…” katanya sambil merangkul indah dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

“Iya lah budhe, masak kecil terus hihi”. Jawab indah sambil nyengir.

“Ngomong ngomong kamu kelas berapa sekarang?” tanya mbak sari.

“Naik kelas 3 SMU budhe.”jawab indah sambil duduk di sofa ruang keluarga yang terlihat cukup besar dan berkelas.

“Wah bentar lagi kuliah dong, Kuliah disini aja ya, nemenin budhe” kata mbak sari sambil tersenyum.

“Insya allah budhe”jawab Sari.


“oh iya mbak, Mas bagas kok ngak kelihatan?”. Tanyaku sambil menoleh ke beberapa ruangan.

Mas bagas lagi tugas ben, ke Balikpapan. Sampai minggu depan, pembukaan cabang baru disana”. Jawab mbak sari.

Basa basi dan bercengkrama berlangsung cukup lama, akhirnya aku masuk di kamar di belakang sementara Indah tidur dengan budhenya di lantai atas. sebenarnya ada beberapa kamar yang bisa aku pakai, tapi aku paling suka kamar itu karena bisa melihat udara terbuka sehingga bisa untuk bersantai di luar kamar sambil menhabiskan rokok, kamar itu juga cukup dekat dengan kamar pembantu mbak sari.

Kulihat pembantu mbak sari masih belum tidur dan duduk-duduk di depan kamar sambil memerima telpon, dari Bahasa yang dia gunakan tampaknya dia orang daerah di jawa timur tepatnya sebuah pulau yang bisa dilewati jembatan Panjang. Setelah dia selesai menerima telpon, aku segera berinisiatif untuk menyapanya.


“Belum tidur mbak?” tanyaku

“belum mas, masih belum ngantuk” jawabnya dengan ramah.

“Mbak sudah lama kerja dengan mbak sari?”tanyaku Kembali

“Baru 1 tahun mas, baru pertama kali ikut orang sih, untung ibu sari orangnya baik” jawabnya

“Mbak kok bisa jauh banget sih sampai kesini?” tanyaku Kembali

“iya mas, gimana lagi buat biayai hidup anakku di kampung. Mau gak mau ya harus nekat hehe” jawabnya dengan santai.

“Loh emang suami mbak kemana? Kok gak kasih nafkah” tanyaku Kembali.

“ya itu mas, suamiku dibawa kabur sama janda pas aku lagi hamil tua.” Jawabnya terlihat sedih.

“oalah kasihan bener nasib mbak.. namamu siapa sih. Umurmu berapa sih sekarang?” tanyaku mencoba berusaha akrab dan duduk di sebelahnya.

Leha mas. Aku nikah umur 16. Anakku sekarang umur 2 tahun. Tebak aja sendiri umurku berapa” jawabnya sambil tersenyum manis.


Leha memang tidak terlihat cantik tapi cukup manis dan enak dilihat. Bodynya juga cukup mungil dan berisi, aku menaksir umurnya sekitar 19 tahun.

Entah kenapa setan di kepalaku mulai berkecambuk malam ini. Mungkin karena berdua an bersama perempuan muda dimana suasana sungguh sangat mendukung. Tak lama kemudian hujan turun dengan derasnya. Meskipun begitu Leha terlihat tidak ingin beranjak dari tempat duduk kami berdua. Kesempatan nich pikirku dalam hati. Aku segera melancarkan berbagai jurus untuk menaklukkan Leha agar mau berbuat nakal malam ini denganku.

“Kamu kok tampak sedih Leha, walaupun terlihat ceria, tapi aku bisa lihat kamu lagi ada masalah lho” kataku

“Masak sih mas kelihatan?. Mas kayak dukun aja bisa tahu.”jawabnya sambil tersenyum.

“Ya iya lah. Kan aku sudah cukup dewasa dan paham banyak karakter orang. Kamu ada masalah apa sih? Sapa tahu aku bisa bantu” jawabku segera.

“Gak deh mas, saya malu” jawabnya sambil tertundur.


Aku berusaha meyakinkannya untuk bercerita dengan berbagai jurus akhirnya diam au bercerita.


“Anu mas. Aku bingung, bapakku harus dioperasi karena sakit hernia, tapi biayanya kurang 3 juta. Setiap bulan gajiku udah tak kirim ke kampung. Jadi aku bingung cari uang 3 juta itu, mau pinjam ibu sari aku sungkan” katanya dengan mimik serius.


“Oalah, itu tho.. hmmm bagaimana kalua aku bantu kamu sekarang?” jawabku dengan senyum menyakinkannya.

“Bantu gimana mas? Mas mau minjemi uang segitu banyak?” katanya sedikit tidak percaya.

“Bukan minjemin Leha, Aku bantu kamu gak usah balikin, kebetulan aku lagi ada rejeki dapet bonus lumayan dari kantor.” Jawabku meyakinkannya.

“Aku sungkan mas.. kita kan baru kenal kok mas sudah kasih uang segitu banyak, kalau ibu sari tahu aku bisa kena marah juga nanti” katanya sedikit ragu.

“Udahlah santai aja. Anggep aja rejeki kamu, sini kasih nomer rekeningnya? Biar aku transfer sekarang” kataku sambil mengambil HP dari saku celanaku.

“Mas ini serius kah?” kantanya setengah tidak percaya.

“Iya serius”. Jawabku santai.


Dengan ceria dia mengambil HP dan memberikan nomer rekeningnya. Segera aku membuka Mobile Bankingku dan mentransfer 4 juta ke rekening yang dia kasih.

“Udah nich aku tranfer ya” kataku sambil menunjukkan bukti transferan kepadanya

“Alhamdulillaaaaaaaah” dia terlihat senang sekali, tidak sadar dia memelukku dari samping saking girangnya…..

“Loh mas kok 4 jt. Kebanyakaaaan” katanya dengan heran.

“Udah gak papa, sisanya buat beli susu anakmu” jawabku dengan santai.

“makasih banget ya mas… “ katanya dengan girang sambil mencium cium tanganku beberapa kali.

Diperlakukan seperti itu rasanya aku jadi gak canggung juga, bagiku uang segitu tidaklah terlalu besar karena kebetulan bonus dari kantor memang lumayan besar baru cair minggu kemarin.

Hujan belum berhenti juga menjelang tengah malam. Badanku terasa agak tidak fit malam ini, mungkin karena kecapekan beberapa hari terakhir.

“Leha, Kamu punya tolak angin gak? Atau yang jual tolak sekitar sini masih ada yang buka gak ya?” tanyaku pada leha.

“Mas lagi masuk angin kah?” tanya leha

“Iya nich. Lagi Kurang Fit”jawabku.

“Aku kerokan aja mas. Aku juga bisa pijit kok kebetulan ibuku di kampung tukang pijit jadi sedikit banyak aku bisa mijit mas” katanya

Wah kesempatan nich batinku. Setan semakin mendekati kemenangan. Aku segera mengiyakan tawarannya dan mengajaknya ke kamar yang aku tempati. Setelah dia menyiapkan minyak untuk kerokan dia masuk ke kamar, aku telah membuka bajuku hanya memakai kolor saja dan tengkurap di atas Kasur. Dengan tangkas leha mengerok punggungku rasanya dag dig dug tengah malam dikerokin sama seorang janda muda…. Aaaaahhhh.. batinku berkecambuk. Tapi aku mencoba menikmati kerokannya yang katanya memang terlihat merah. Selesai bagian pinggung leha memintaku untuk berbalik. Hatiku dag dig dug, dengan jelas dapat kulihat leha duduk di sampingku sambil mengerok dadaku. Tangankupun aku tumpangkan di atas pahanya dan sepertinya tidak ada penolakan darinya.

Aku makin berani dan mengelus bagian samping pinggangnya dia juga tidak bereaksi, tangaku makin nakal dan berpindah ke punggungnya dan mengelus punggungnya. Dia sepertinya menikmatinya. Akhirnya kuberanikan diri dengan tangan kiriku memegang tangannya dan aku beranjak mencium pipinya. Dia memandangku tampak pasrah.

“Leha , maaf ya aku lancang menciummu” kataku berbisik di telinganya.

“Gak papa mas, leha gak keberatan kok” jawabnya sambil tertunduk.

Segera aku mengangkat wajahnya dan mencium bibirnya dengan lembut. Awalnya dia cukup pasif, lama kelamaan dia membalas lumatan bibirku. Kami saling berpagutan cukup lama, tangan kananku mulai bergerilnya di dalam kaos Leha mencari gundukan dua bukit kembar miliknya. Aku seperti kesetanan segera membuka pengait BH leha dan menyingkap BH itu dari bawah, terlihat dua gundukan Tetek Leha yang masih ranum dan mengkal meskipun sudah punya anak satu. Segera kutidurkan Leha dan kami saling berciuman Kembali dengan posisi aku di atas samping leha. Tanganku bergerilya dari paha dan bagian bagian sensitif leha sehingga dia mendesis desis memejamkan mata.

Leha, apa aku boleh berbuat lebih jauh? Kalau kamu keberatan aku tidak akan meneruskan kok” kataku sambil masih tetap meremas remas tetek Leha,

“Tidak papa mas. Leha juga udah lama tidak melakukannya sejak ditinggal suami. Untuk mas, Leha iklas kok” jawabnya sambil masih mendesah desah kenikmatan.

Tanpa menunggu lama akupun segera menyingkap rok leha, aku tidak berani membugili leha, takut tiba tiba mbak sari atau Indah tiba tiba datang ke kamarku. Kuraba raba kemaluan leha dari luar celana dalamnya. Kumainkan dengan jari , terasa sudah becek sekali. Segera kupelorotkan celana dalam warna krem milik leha. Tampak gundukan kemaluan leha yang ditumbuhi sedikit bulu, tanpa dikomando akupun segera membungkuk dan mendekatkan wajahku di depan kemaluan leha. Kujilat jilat kemaluan leha, dia sempat kaget dan menolak, tapi aku tidak memperdulikan penolakannya dan meneruskan jilatanku pada kemaluannya. Dia tampak mengerang ngerang Panjang.

Penisku sudah tegang maksimal. Segera kupelorotkan kolorku sambil masih membungkuk diatas tubuh leha. Kutarik tanggannya untuk memegang penisku, dia seperti kaget dengan ukuran penisku.

“Mas kok besar banget….” Tanyanya dengan manja.

“Iya leha. Emang punya suamimu gak sebesar ini? ”tanyaku sambil menggodanya.

“Nggak lah mas. Kecil banget. Hehe, muat gak ya masuk ke sini?” sambil menunjuk kemaluannya.

“Yuk kita coba” kataku sambil menindih tubuh leha.


Mulutku segera mencium tetek leha bergantian, dia makin terasangsang hebat. Sementara tangan kananku membimbing penisku menggesek gesekkan ke kemaluan leha. Dia makin mendesah desah keenakan.

“Tahan ya sayang… aku masukkan pelan pelan”kataku sambil berbisik

Kudorong ujung penisku pelan pelan. Awalnya agak sulit masuk. Tapi karena kemaluan leha sudah becek sekali dan dia bukan virgin lagi jadi tidak seberapa lama asku berhasil memeasukkan separo dari

penisku. Aku tahan penisku dan aku diamkan masuk setengah sambil menunggu reaksi leha. Sambil Kembali berciuman dengan penuh nafsu , kugenjot pelan pelan hingga akhirnya penisku hampir seluruhnya bisa masuk ke dalam liang kenikmatan Leha. Kunaikkan tempo semakin cepat dia semakin blingsatan dan mengerang ngerang menikmati genjotanku dan tak lama kemudian dia melenguh dan kemaluannya terasa berkedut. Nampaknya Leha sudah merasakan orgasme pertamanya. Kuteruskan menggenjot pahaku diatas paha leha. Keringat kami sepertinya sudah mulai bercucuran, nampaknya aku ingin cepat mengeluarkan saja spermaku. Kasihan Leha kalau terlalu lama mengikuti gaya permainanku.

Leha aku keluarkan ya sayang” kataku berbisik di telinganya.

“Iya mas. Keluarin saja di dalam”katanya

“Kamu gak takut hamil?” tanyaku agak cemas.

“Gak kok mas. Aku baru selesai mens 2 hari yang lalu” katanya meyakinkanku.


Tanpa menunggu lama aku pun segera mengeluarkan spermaku dengan kenikmatan yang luar biasa.

“Croot… croot crooot.. aaaaahhh aku keluar leha”..

Leha pun masih memeukku dengan posisi aku masih diatas… dan kami pun masih berciuman setelahnya.


“Mas, mainnya hebat banget sih…”katanya sambil mencubit pinggangku.

“hebat gimana tho leha?” tanyaku penasaran.

“Suamiku kalau main cuman sebentar. Udah keluar” jawabnya polos.

“Kamu gak kapok kan?” tanyaku menggodanya.

“Gak lah, kalau mas beni main kesini, leha siap melayani dengan sepenuh hati” katanya dengan penuh malu malu.

“Makasih ya leha, kamu baik banget.”.sambil mencium keningnya


Aku pun segera tidur dan leha Kembali ke kamarnya. Karena besok aku harus bangun pagi sekali untuk berangkat ke kantor di Jakarta.

<bersambung>
cakepp..lanjuttkaan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd