Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG INFORMAN

Bimabet
INFORMAN



Part-9





Walau keadaan ku dan qia baik-baik saja setelah aku tidak sengaja menabrak mobil yang sedang terparkir di pinggir jalan tapi tetap saja ada aku merasa dongkol karena kelalaian ku motor ku jadi rusak meskipun tidak parah, tapi ada untungnya bagi ku karena aku tidak perlu mengganti rugi kepada si pemilik mobil yang aku tabrak meskipun mobil pun sama seperti motor ku mengalami kerusakan.

Entah apa yang di bicarakn qia dengan si pemilik mobil saat itu, karena aku hanya diam meratapi motor ku saat kejadian sedangkan qia dan si pemilik mobil berada agak menjauh dari ku yang jelas ku perhatikan mereka mengobrol dari yang awalnya bersitegang hingga akhirnya nampak terlihat akrab dan beberapa kalo ku lihat mereka mengobrol sambil tertawa.



“ wir..ngelamun aja lu..kenapa?” kata qia saat mendapati ku sedang terdiam merenung di meja ku



“ eh..teh.***k kok..cuma..itu..emhh.***k enak aja tadi pagi..itu beneran gak teteh gak bayar ganti rugi kan?”



“ bayar gak ya..hihihi..”



“ seriusan teh..berapa bayarnya..nanti biar gw ganti..tapi nunggu gajian ya..”



“ hihihi.***k usah wir.gw gak bayar kok..lagian kalau lu gajian mending benerin motor lu tuh..yang somplak gitu”



“ iya itu sih pasti teh..sekali lagi sorry banget ya teh..”



“ iya..iya..***k usah di pikirin..mending kita makan siang dulu ya..”



“ emhh..iya teh..”



Setelah makan siang, barulah qia mulai membahas kembali apa yang akan ditanyakannya saat tadi pagi.



“ wir..lanjutin pertanyaan gw tadi pagi..gw pengen tahu nih”



“ pertanyaan apa teh?”



“ lu sebenarnya...emhh..jangan kesinggung ya”



“ iya..mau tanya apa..”



“ lu sebenrnya..normalkan??” Tanya qia sambil wajah cantiknya terlihat berusaha menahan senyum



“ normal...maksudnya..normal gimana teh?” Kata ku bingung



“ hihihi..gini wir..sorry ya..jangan kesinggung..trs jangan marah ya..”



“ iya apa teh..to the point aja deh..” kata ku



“ iya jadi maksudnya..lu tuh sebenernya normal suka sama cewe kan..”



“ emhh..iya lah..normal..kenapa emangnya?”



“ hihihi..pantesan..emhh..wir..sorry ya..gw gak tau kalau lu normal..terus..gw gak peka sama perasaan lu..”



“ eh..apaan sih teh.***k ngerti deh...”



“ jadi gini wir..”





-saat di tempat karaoke-



“Qia si wirya udah mabok tuh..”



“ duhh..kasian..gimana ya bawanya..”



“ bawa ke hotel sebelah aja..nanti minta anter security aja”



“ ya..udah kalau gitu..kita masih lama di sini pah?” Tanya qia kepada mertuanya



“ terserah..mau lama juga boleh..” jawab mertua qia



“ teh..kok dia ngac*ng sih..” bisik ayu kepada qia



“ masa sih..hihihi..itu cuma tonjolan celana jeansnya aja...dia kan gitu orangnya” kata qia santai sambil sesekali menerima kecupan dari om aris



“ dia ngigau teh..coba kesana deh..” kata ayu menyuruh qia untuk mendekat ke wirya yang terbaring di sofa



Dengan penasaran qia pun mendekat ke arah wirya yang terbaring di sofa, terlihat wajah wirya yang berkeringat dengan mulutnya tak pernah berhenti berguman tak jelas, matanya yang kadang terbuka dan terpejam, melihat wirya seperti itu qia menjadi khawatir dengan keadaannya.



“ wir..wirya..lu gak kenapa-kenapa..lu mau balik..gw pesenin taxi ya” kata qia sambil menampar pelan pipi wirya



“ emhhh..teh..teh qia..kok lu mau sih sama mereka..emhhh...harusnya lu tuh sama gw teh...emhhhh...aahhh..” ucap wirya meracau



“ wir..hei..ngomong apaan sih..wirya..” kata qia sambil menampar-nampar pelan pipi wirya



“ aahh..teh qia..emhhh..coba kalau lu gak punya suami..udah gw jadiin pacar dari dulu..emhh” ucap wirya sambil matanya terpejam dan sesekali mulutnya seperti ingin mengeluarkan muntah.

Mendengar ucapan wirya membuat qia terdiam, qia berfikir biasanya orang mabuk selalu berkata jujur, mungkin kah ini kejujuran wirya.

Melihat wirya yang terus meracau membuat qia penasaran, wajahnya di dekatkan ke arah wajah wirya sambil tangannya berusaha meraih tonjolan di balik celana jeans yang wirya pakai, seketika qia tersentak saat memegang tonjolan itu ternyata apa yang di katakan ayu itu benar wirya ngac*ng.

Sambil terus meraba qia berbisik kepada wirya.



“ wir..lu suka sama gw..udah dari kapan..” kata qia lembut di telinga wirya, wirya tidak menjawab pertanyaan qia, dia hanya diam terpejam dengan nafas yang berat, melihat itu qia pun tidak melanjutkan pertanyaannya, qia memilih diam sambil menatap wajah wirya, tapi tidak dengan tangannya yang terus meraba bagian selangkangan wirya yang terasa semakin mengeras.

Entah apa yang ada di pikirian qia, yang jelas qia mulai bernafsu karena pengaruh minuman beralkohol yang dia minum.



“ neng..udah bawa aja..kasian udah kaya gitu” kata gunawan atau om gun yang tak lain adalah mertua qia sendiri ayah dari toni suami qia.



“ gimana bawanya ya pah..” tanya qia



“ di bantu security aja..itu udah ada kuncinya di si aris..pake aja tuh tadinya buat kamar si ayu sama si aris..pake aja sama dia” kata om gun sambil duduk di sofa tak jauh dari wirya yang berbararing.

Nampak suasana di room karaoke pun kini menjadi terasa canggung, mungkin kah karena keadaan wirya yang terlalu mabuk menjadi rusak suasana, terlihat ayu pun kembali memakai pakaiannya yang telah di tanggalkannya, musik telah berhenti, lampu sedikit di buat menjadi terang, melihat suasana menajdi berubah qia pun segera keluar dari room untuk mencari security.

Tidak berapa lama qia masu kembali dengan dua security berbadan besar dengan membawa kursi roda, entah dari mana adanya kursi roda itu yang jelas salah satu security membawanya lalu mengangkat wirya dan menduduknya di kursi roda, lalu mengantar qia ke hotel yang letaknya di sebelah tempat karaoke itu,setelah sebelumnya om aris memberikan kunci kamar hotel kepda qia.

Sesampainya di kamar yang di tuju kedua security itu pergi kembali setelah sebelumnya membaringkan wirya di atas tempat tidur yang empuk, sementara qia masih diam di dalam kamar dengan perasaan bimbang, menatap wirya yang terbaring di atas tempat tidur, qia tidak menyangka ternyata wirya yang selama ini dia kenal tidak seperti yang dia bayangkan, wirya laki-laki tulen hanya saja gayanya yang terlihat kemayu.

Qia mendekati wirya dengan duduk di pinggiran tempat tidur, dia usap pipi wirya yang berkeringat, sambil terus menatap wajah wirya.



“ wir..lu tuh cakep..kenapa lu kemayu sih..kalau lu normal harusnya lu tunjukin..jangan lu sembunyiin dengan gaya lu yang kaya gini..” ucap qia pelan, wirya tidak menjawab qia dia hanya meracau tidak jelas.



“ wir..sorry kalau gw gak tahu lu suka sama gw, lu tahu kan gw dah punya laki, pantesan selama ini lu sering ngikutin kemana gw pergi.. gw tahu wir akhir-akhir ini lu sering mata-matain gw, tapi gw pura-pura gak tahu aja, karena gw kira lu di suruh laki gw tahunya lu emang bener-bener terobsesi sama gw ya..hihihihi..sorry ya wir..gw baru ngomong sekarang..mumpung lu lagi mabok..gw juga suka sih sama lu wir...tapi dengan lu liat kelakuan gw sebelum-sebelumnya sampai malam ini..gw gak yakin ketika sadar lu masih suka sama gw..”

Qia terus berbicara di samping wirya sambil kini tangannya sudah tidak mengusap pipi wirya lagi melainkan kembali meraba bagian selangkangan wirya yang terasa kembali mengeras.



“ gw gak bisa nemenin lu di sini wir..gw harus nemenij mertua gw..huufftt..tapi sebelum itu..gw mau ngucapin permintaan maaf gw sama lu pake cara gw ya..” kata qia sambil tangannya dengan terampil membuka gesper di celana wirya dan secepat kilat celana wirya di lepaskan oleh qia.

Dengan terampil qia langsung memainkan p*n*s wirya, mulai dari membelai dan mengc*k dengan lembut hingga mejil*t dan mengul*mnya dengan lincah.

Aksi itu terus di lakukan qia hingga beberapa menit, qia berharap wirya tersadar dari mabuknya dan mengetahui aksi qia saat itu lalu dengan mudah mereka melakukan ke aksi yang lebih panas lagi, karena saat ini qia sudah mulai bernafsu bahkan sambil mengul*m dan menjilati p*n*s wirya, tangan qia sambil meremas dadanya semdiri dan terladang mengelus selangkangannya di balik celana ketat yang dia pakai, qia merasa di bagian selangkangannya semakin lama semakin lembab dan basah.

Qia semakin lincah mengeluarkan segala kemampuannya memberikan kenikmatan kepada wirya, entah mengapa wirya sama sekali tidak terlihat tanda-tanda akan sadar, yang ada dia hanya kembali meracau.



“qiaaaa... loonnteeee...anjj****ngg...”

Mendengar wirya meracau seperti itu qia pun mengehentikan aksinya, dia terdiam sesaat sambil menatap wajah wirya yang masih terpejam.



“ wir..wirya...” kata qia sambil tangannya terus mengoc*k p*n*s wirya yang sudah tegang maksimal dan basah karena air liur qia.

Tiba-tiba wirya kembali terdiam, tidak ada pergerakan sama sekali, bahkan p*n*snya yang semula sangat tegang lambat laun mulai melunak dan layu.



“ beneran mabuk atau pura-pura sih nih anak” gumam qia dalam hati, untuk lebih memastikannya qia terus memainkan p*n*s wirya mulai dari mengc*knya hingga menjilatnya, namun tidak ada pergerakan lagi dari wirya.

Merasa tidak ada tanda-tanda kesadaran dari wirya qia pun menyudahi aksinya itu. Qia kembali memakaikan celana wirya walau dengan kesulitan terutama di bagian belakangnya sehingga qia harus membalikan wirya hingga tengkurap, setelah terpasang sempurna qia pun meninggalkan wirya dengan posisi yang masih tengkurap di atas tempat tidur hotel.

Saat qia akan keluar dari kamar hotel itu, terdengar kembali suara wirya yang membuat langkah qia terhenti dan kembali menghampirinya.



“ teh qiaa..gw cintaa bangeett sama lu tehh...”

Saat di dekati wirya kembali terdiam dan hanya terdengar suara nafas wirya yang berat seolah kelelahan. Melihat keadaan worya seperti itu, qia pun akhirnya benar-benar meninggalkan wirya di kamar hotel sendirian.

Sambil berjalan kembali ke tempat karaoke qia mengirimkan pesan singkan kepada wirya.



“ wir..kalau lu udah bangun..kabarin ya..gw ada di kamar...” qia menghentikan mengetik pesan di hpnya, dia merasa bimbang apakah harus memberi tahu posisi dia saat wirya sudah tersadar atau harus bagai mana, qia pun menghapus kembali pesan yang akan di kirim kepada wirya, qia pun mengganti kata-kata yang lebih baik untuk di kirim kepada wirya.



“ wir..sorry ya.***ra-gara ikut gw lu jadi kaya gini..kalau lu udah sadar hubungi gw ya..” pesan berikutnya yang akan di kirim kepada wirya namun qia masih merasa kurang tepat dengan kata-kata seperti itu maka qia pun menghapus kembali pesan yang belum di kirimkannya itu.

Hingga saat akan kembali mengetik pesan kepada wirya, ternyata om gunawan yang tak lain adalah mertua qia beserta yang lainnya sudah berada di lobi hotel sedang berjalan ke arah qia.



“ ehh..mau pada kemana..” tanya qia



“ udahan ah..cape..kamu kelamaan..” kata om aris sambil menggandeng ayu yang di ikuti dibelakangnya oleh om herman yang juga terlihat mabuk sedangkan om gunawan langsung mendekat ke arah qia dan menggandengnya untuk mengikuti arah langkah om aris. Dengan begitu qia menjadi mengurungkan niat untuk mengirim pesan kepada wirya, karena saat itu ketika tiba di dalam kamar hotel yang di tempati oleh om aris qia sudah tidak ada kesempatan lagi untuk memegang hpnya, karena kedua tangannya sibuk memgang benda lain milik mertuanya yang membuat qia ketagihan.

Untuk beberapa jam di dalam kamar hotel yang cukup luas, qia dan ayu terus berpacu dalam permainan panas bersama ketiga pria paruh baya itu yang tak lain adalah om gunawan, om aris dan juga om herman, hinga pukul 3 pagi permainan mereka pun usai seiring dengan satu persatu pria-pria paruh baya itu tertidur karena kelelahan.



“ yuu..ayu..pake baju dulu sana..nanti masuk angin loh..” ucap qia kepada ayu yang tidur terlentang tanpa busana di samping om aris.



“ emhhh..ehh..teteh mau kemana udah rapih..” kata ayu dengan terlihat masih mengantuk



“ mau pulang dulu..takut suami nyariin..nanti siang ke sini lagi kok” kata qia



“ dianter siapa teh?” Tanya ayu



“ naik taxi online aja..ini udah pesen kok” kata qia sambil berjalan ke arah mertuanya yang sedenga terbaring tidur



“ pah..papah...aku pulang dulu ya..”



“ emhhh..mau pulang..jam berapa ini..” kata mertua qia sambil beranjak duduk di tempat tidur yang di sebelahnya ada om herman yang sudah terlelap sedari tadi sebelum permainan usai.



“ jam 3 lewat pah..udah ya..nanti siang aku ke sini lagi kok” kata qia sambil mendekatkan bibirnya ke arah mertuanya yang langsung di sambut dengan lumatan lembut pada bibir qia oleh mertuanya.



“ yaa..yaa..si wirya udah bangun emangnya..” kata mertua qia



“ ga tahu..aku pulang pake taxi online pah..ini udah pesen kok tinggal tunggu di lobby”



“ ya udah kalau gitu..hati-hati sayang yaa..” kata mertua qia sambil kembali mengecup bibir qia

Setelah itu qia segera pergi meningalkan kamar hotel itu.

Di perjalanan pulang barulah kembali qia mengirimkan pesan singkat kepada wirya, berharap wirya sudah dapat tersadar dari mabuknya.



“ wir..sorry semalam lu mabuk banget kita susah nganter lu pulang jadi terpaksa kita cek in kamar buat lu istirahat, kalau lu udah bangun terus mau pulang lu tinggal cek out aja semua udah di bayar kok”



“ oh iya wir, motor lu masih ada di parkiran karaoke ya, terus.. gw harap lu gak benci sama gw ya atas kejadian semalam, semuanya gw bisa jelasin nanti” pesan yang akan di kirim qia kepada wirya.



*********



Kejadian di tempat karaoke itu tidak semua qia ceritakan kepda wirya, bukan ingin berbohong tapi qia ingin mengetahui saat itu wirya benar-benar tak sadar karena mabuk atau pura-pura tidak sadar.



“ jadi kaya gitu wir..sorry banget ya..” kata qia kepada wirya



“ jadi..teteh grepehin gw gitu..yaa ampun teh..kenapa gak bilang..”



“ emang kenapa kalau bilang..”



“ kalau bilang..gw kasih dengan suka rela teh hahahahah” kata wirya



“ uuhh..dasar...udah mulai berani ya..hihihi” kata qia sambil mencubit perut wirya



Qia dan wirya tertawa bersama di tempat makan siang mereka saat ini setelah qia bercerita kepada wirya saat di tempat karaoke dia sempat memegang p*n*s wirya karena penasaran apakah wirya normal atau tidak dan ternyata wirya sangat normal, namun qia tidak menceritakan aksi dia saat di kamar hotel bersama wirya, walaupun wirya sudah melihat sedikit kebinalan qia di tempat karaoke namun qia tetap tidak ingin di cap sebagai wanita murahan oleh wirya karena setelah kejadian di kamar hotel bersama wirya, qia pun menjadi menaruh hati kepada wirya.



“ ayoo..wir balik kantor” kata qia sambil beranjak dari duduknya



“ ayoo..” jawab wirya.



Saat di perjalanan pelukan qia kepada wirya yang menboncengnya terasa lebih mesra dari pada sebelum-sebelumnya, hari wirya pun merasa senang mendapat perlakuan qia seperti ini apa lagi bila dia membayangkan kejadian di tempat karaoke yang qia ceritakan, wirya menyesal mabuk parah sehingga tidak dapat menikmati apa yang qia lakukan terhadap dirinya.



“ kenapa sih lu senyum-senyum aja” tanya qia yang melihat wajah wirya dari pantulan kaca spion motor



“ senyum apaan.***k kok”



“ muka lu keliatan dari spion tuh hihih” kata qia sambil semakin erat memeluk tubuh wirya yang membuat dada montok qia semakin tertekan oleh punggung wirya.

Di balik rasa bahagia wirya saat ini masih ada rasa yang mengganjal dalam hati wirya, masih banyak pertanyaan yang belum wirya tanyakan kepada qia, salah satunya yang membuat wirya begitu penasaran adalah siapakah diantar om aris, om herman dan om gunawan yang merupakan mertua qia, dan mengapa qia bisa melakukan kenakalan bersama mertuanya, mungkin masalah eko dan lainnya bisa di kesampingka terlebih dahulu, untuk saat ini wirya begitu penasaran dengan hubungan qia bersama ketiga pria paruh baya itu.



“ oh iya teh..aku mau tanya..pertanyaan yang tadi pagi sih..cuma..”



“ nanti aja tanyanya wir..jamgan sekarang..bahaya..nanti lu nabrak lagi kaya tadi..hihihi..”









###########

Bersambung lagi....
 
Bimabet
Akhirnya...
Masih menunggu lanjutan percakapan yang tadi pagi. Semoga Wirya bisa membongkar kebinalan Qia
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd