Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG INFORMAN

INFORMAN



Part-2



“ halooo..halooo..wir..haloo...”



“ iya a..iya..” jawab ku



“ lu lagi dimana?” Tanya toni



“ emhh..ini a..emhh..gw di jalan” jawab ku bingung



“ tuh kan..bener dugaan gw..lua gak lagi bareng sama istri gw” kata toni yang membuat ku semakin bingung harus berbicara apa



“ emhh..maksudnya gimana a?” Kata ku



“ iya..tadi gw telepon istri gw..katanya dia lagi sama lu..tapi nyatanya lu ga lagi sama istri gw kan” jelas toni



“ oh..maksudnya gini a..gw emang lagi sama teh qia tadi..cuma ini gw udah di depan udah mau jalan balik ke kantor..kalau teh qia masih pada makan belum beres sama temen-temen yang lain juga kok “ kata ku berusaha menjelaskan walaupun sebenarnya hanya karangan ku saja



“ yang bener...lu gak bohong kan?” Dari nada suara toni terdengar seperti ada intimidasi kepada ku



“ beneran a..sebenatar gw balik lagi nih biar teh qia yang ngomong pake hp gw” kata ku mencoba meyakinkan toni, walaupun aku sedikit was-was siapa tahu sebenarnya toni sedang mengintai ku dan qia saat ini dari suatu tempat, sambil menelepon toni aku pun berjalan menuju tempat motor ku di parkir.



“ emhh..ya udah-ya udah.***k apa-apa gw percaya..sorry ya wir..gw terlalu berlebihan bikin lu ke ganggu” kata toni



“ iya a.***k apa-apa santai aja..lagian gw juga udah janji bakal ngasih informasi” jawab ku



“ iya..wir..thanks ya sebelumnya..” kata toni



“ sama-sama a” jawab ku



“ ya udah kalau gitu..nanti berkabar lagi aja ya” kata toni



“ oke a..” jawab ku.

Pembicaraan di telepon pun terputus.

Setelah obrolan singkan dengan toni melalui telepon aku pun segera pergi meninggalkan lokasi pengintaian terhadap qia, sebenarnya aku masih ingin mengetahui lebih atas apa yang sedang di lakukan qia saat ini, namun karena akses yang sulit di tambah perutku yang mulai lapar dan jam istirahat kerja ku juga hampir habis maka ku putuskan aku segera mencari penjual makanan terdekat.



********



Hampir jam 2 siang qia baru tiba di mejanya, wajahnya nampak berseri namun sedikit terlihat lelah, aku tidak langsung menyapanya karena sedang ada customer di hadapan ku yang harus ku layani.

Sesekali aku melirik ke arah qia, dia terlihat sibuk dengan hpnya karena menjelang sore pelayanan di customer service hanya sedikit.

Setelah semua pelayanan ku terhadap customer selesai, aku ingin menanyakan soal tadi siang kepada qia, ketika aku akan menyapanya terlihat dia seperti sedang melakukan live di media sosialnya sehingga aku mengurungkan untuk bertanya dan lebih memilih pergi menuju pantri untuk mengambil minum. Saat masuk pantri tidak seperti biasanya nampak sepi biasanya bila menjelang sore banyak OB berkumpul si pantri namun saat ini begitu sepi, aku pun melanjutkan tujuan ku untuk mengambil minum.



Setelah selesai minum dan akan kembali ke meja ku, sayup-sayup aku mendengar orang berbicara saat melewati ruang janitor.



“ emang kalau live bar-barnya suka di akun mana?”



“ di akun yang ini..makanya gw heran kok akun ini di pake live di kantor”



“ jangan-jangan bakalan bar-bar di kantor nih hahaha”



“ ssttt..jangan berisik...liat tuh banyak banget yang komen nakal kaau di akun ini...soalnya pada tahu kalau akun ini suka bar-bar”

Sayup-sayup aku mendengar dua orang sednag berbicara di dalam ruang janitor, aku tahu salah satunya pasti yono OB di tempat kerja ku dan satu lagi masih tanda tanya, karena penasaran dengan obrolan mereka aku pun mendekat ke arah pintu janitor berharap bisa mendengar lebih jelas apa yang sedang mereka bahas.



“ anj*r gak tahan gw liat tok*tnya..duuh di tempelin ke meja lagi..pengen gw remes-remes..”



“ sstt..berisik lu ah..jangan banyak ngomong udah nikmatin aja..liat tuh banyak yang komen nyuruh berdiri..gw kasih gift juga nih biar dia berdiri..”



“ berdiri..berdiri..yon..liat tuh..aduhh..liat yon..m*m*k nya nyeplak banget..gila..celananya ketat banget sampe bisa ngebentuk gitu...”



“ berisik..berisik..berisik..”



“ sumpah gw gak tahan banget liatnya...sialan..pak dadang ngapain lagi ke situ..ngehalanin pemandangan aja”

Saat mendengar nama pak dadang di sebut aku jadi curiga sepertinya yang mereka tonton adalah live nya qia, karena pak dadang merupakan security di kantor ku.



“ ehh..mau kemana lu..”



“ gak tahan..gw mau ke depan liat bu qia langsung aja”

Ucapan terakhir itu memperjelas apa yang sedang mereka tonton, ternyata sedari tadi dua orang yang berada di dalam janitor itu sedang menonton tayangan live qia.

Ketika aku mendengar kunci pintu janitor di buka segera aku kembali ke arah pantri agar tidak di ketahui bahwa aku sedang menguping mereka.



“ eh..pak wir hehehe...” sapa OB yang baru saja keluar dari janitor yang bernama wawan



“ oh ada orang ternyata..ngeliat sepi gini kirain udah pada bubar..” kata ku kepada wawan sambil berjalan melewatinya



“ masih pak..abis beres-beres” jawab wawan sambil cengengesan



Aku pun tidak menjawabnya lagi, aku terus berjala menuju meja ku, aku penasaran dengan apa yang di bicarakan kedua OB kantor ku itu apakah benar yang mereka lihat itu qia.

Ketika aku sampai di meja kerja ku, terlihat qia sedang duduk sambil tetap sibuk dengan hpnya, dan pak dadang pun sudah kembali pada posisinya di pintu masuk, apa jangan-jangan yang di lihat oleh OB itu bukan qia, tapi tunggu aku melihat masih ada 1 hp lagi yang berada di mejanya dan terlhat sedang menyiarkan live dirinya, berarti qia memiliki dua hp.



“ kenapa wir..” suara qia mengagetkan ku yang sedang memperhatika hpnya yang berada di meja kerjanya



“ heheh..ngga teh..hp baru ya..” tanya ku



“ ngga kok..udah lama hihihi..eh tadi suami gw telepon gak?” Tanya qia



“ emhh..nanti deh ceritanya.***k enak kalau lagi live..nanti kedengeran netizen bahaya loh heheh” kata ku dengan nada dan gaya khas ku yang kemayu



“ huuuh...” kata qia sambil tangannya berusaha ingin mencubit ku.

Ketika sedang bercanda dengan qia terlihat dari kejauhan wawan berjalan ke arah kami sambil membawa kantong sampah besar.

Sudah terlihat tujuannya adalah meja qia karena bebeapa meja yang terdapat tempat sampah dia lewati dan wawan langsung menghampiri qia.



“ bu qia..maaf mau ngambil sampah”



“ oh iya..” jawab qia sambil menggeser duduknya, aku yang melihat gerak-gerik wawan berusaha bersikap biasa saja walau oleh ku terlihat wawan mencuri pandang ke arah tubuh qia.



“ maaf bu..permisi sebentar” ucap wawan kepada qia yang mengharuskan qia untuk beranjak dari duduknya, wawan seolany ingin sedikit menyapu bagian kolong meja kerja qia. Saat itu qia tidak terlihat merasa keberatan, dia hanya beranjak dari duduknya dan berdiri dengan sedikit bergaya sambil tetap memandang ke arah hpnya yang sedang menyiarkan dirinya live.

Disaat qia berdiri barulah aku menyadari apa yang di katakan wawan saat di ruang janitor tadi ternyata benar, celana yang qia pakai saat ini begitu ketat mencetak seluruh lekuk tubuh bagian bawahnya bahka segitiga di pangkal pahanya pun terlihat begitu jelas dengan sedikit belahannya yang tercetak di balik celana bahannya yang ketat, aku sempat heran sepertinya ini bukan celana yang qia pakai saat tadi pagi bahkan ketika bertemu di pantri sebelum jam istirahat pun aku melihat qia tidak seperti ini, apakah qia berganti celana saat di hotel tadi, walaupun dengan model dan warna yang sama tetapi berbeda ukuran yang di pakainya saat ini begitu ketat melekat di tubuh bagian bawahnya.



“ udah..” tiba-tiba aku di kejutkan oleh suara lembut qia yang menegur wawan, otomatis aku pun yang sebelumnya memperhatikan bagian bawah tubuh qia kini menjadi melihat ke arah wawan yang terlihat sedang kebingungan bercampur malu karena pada saat ddi tegur oleh qia mata wawan sama seperti ku sedang menatap ke arah tubuh bagian bawah qia



“ iiya..bu udah..udah heehee” jawab wawan cengengesan sambil beranjak dari tempatnya untuk mempersilahkan kembali qia duduk, ku pandang wajah qia dia terlihat hanya melemparkan senyum manisnya kepada wawan tanpa berkata-kata lalu kembali duduk.



“ huufttt..wanita yang dulu ku idam-idamkan ternyata memiliki sisi liar di balik wajahnya yang cantik dan ayu” ucap ku dalam hati.





*******



“ wir...tadi suami gw telepon gak?” Tanya qia di saat kita akan mengabsen pulang



“ iiya telepon tadi..” jawab ku sambil menempelkan jempolku pada fingerprint absen



“ terus lu bilang apa?” Tanya qia yang jga ikut mengabsen



“ iya tadi gw bilang abis makan siang bareng teteh tapi gw udah di jalan mau balik ke kantor kalau teteh masih makan bareng temen-temen yang lain” jawab ku malas



“ good...hihihi” kata qia sambil mengacungkan jempolnya dan tersenyum begitu manis kepada ku



“ emangnya kemana sih tadi sama ko johan?” Tanya ku ingin tahu apakah qia akan tetap berbohonh atau berkata jujur saat ini



“ emhh..tadi tuh..makan siang..” jawab qia sambil tetap tersenyum



“ iya..tapi kemana?” Tanya ku sambil kita berjalan menuju parkiran



“ ketempat makan..hihihihi..apa lagi..kenapa lama..iya tadi tuh ke restoran chines gitu lah tempat favorit ko johan, tempatnya penuh jadi lama..” jawab qia seolah aku tidak tahu apa yang dia lakukan, atau mungkin sebenarnya memang qia di hotel itu bersama ko johan namun ko johan datang setelah aku pergi meninggalkan lokasi mengintai ku tadi, tapi bila benar mengapa driver ojol yang mengantar qia ikut masuk ke dalam hotel, apakah aku harus menanyakannya sekarang, tapi sebaiknya aku simpan pertanyaan ini untuk nanti, aku ingin tahu sejauh mana qia akan berbohong kepada ku dan juga suaminya.



“ heeh..malah ngelamun..gw gak bareng ya..” kata qia



“ eh..kenapa teh..kirain mau bareng..di jemput suami?” Tanya ku



“ engga..ini gw udah pesen ojol” jawab qia santai, aku semakin bertanya-tanya kapan qia memesan ojolnya, setahu ku dari tadi dia hanya live hingga jam pulang kerja tidak terlihat memesan ojol dan saat sibuk dengan hpnya pun aku melihatnya dia hanya membalas pesan WA.



“ ooh..ya udah kalau gitu..” aku pun berbelok arah yang semula akan menuju parkiran motor kini aku akan mengikuti lamgkah qia yang menuju pintu gerbang/portal masuk bank tempat ku bekerja



“ lu mau kemana?” Tanya qia



“ nemenin teteh dulu sampe di jemput ojol” kata ku



“ gak perlu..tuh udah ada ojolnya juga” kata qia sambil menunjuk ke arah ojol yang berada tak jauh dari pintu gerbang masuk bank



“ ooh..udah nyampe..cepet banget..eh...” saat aku melihat ojol itu,ternyata ojol yang sama saat aku liat tadi siang, ada apa sebenarnya ini apakah ojol itu merupakan orang spesial bagi qia, sudah dua kali qia pergi bersama ojol yang sama, aku semakin penasaran dengan ini, apakah saat ini qia akan di antar pulang atau akan kembali ke hotel yang tadi siang, aku harus mengikutinya lagi untuk mengumpulkan segala informasinya.



“ udah ya wir..duluan..byeee..” ucap qia sambil melambaikan tangannya dan meninggalkan aku yang masih berdiri menatap gerak langkahnya yang sexy.



“ iiyaaa.byeee..”



Ketika qia sudah mendekat ke arah ojol itu terlihat biasa saja namun dari gerak-geriknya nampak sekali mereka begitu akrab, sampai saat qia akan memakai helm dia sempat menoleh ke arah ku namun aku langsung segera mengalihkan pandangan dan berjalan cepat menuju parkiran motor.



Setelah aku naik di motorku, aku segera menjalankannya untuk mengejar kemana qia pergi bersama ojol itu. Sedikit tertinggal cukup jauh antara ojol dan aku namun aku terus memacu motorku untuk mengejernya, hingga sampai di jarak aman untuk mengikutinya.

Selama perjalanan tidak ada hal mencurigakan namun beberpa kali aku melihat qia seperti bersenda gurau dengan mancanya yang di akhiri dengan pelukan-pelukan mesra qia dari belakang kepada driver ojol itu, jalan yang di lalui berbeda dari yang tadi siang namun menurut tebakan ku ini merupakan jalan menuju rumah qia namun memutar sehingga sedikit lebih jauh dari biasanya, apakah driver ojol itu mengikuti peta di gps nya sehingga mengarahkan ke jalan seperti ini.

Aku mulai panik saat melewati jalanan sepi, aku khawatir mereka menyadari ada yang membuntuti mereka, untungnya semua dapat kembali tersamarkan ketika di belakang ku ada mobil angkot, lalu aku melajukan motor ku di sebelah kiri memberikan ruang untuk angkot itu menyusulku dengan maksud agar aku bisa bersembunyi di belakang angkot.

Hingga beberapa meter menuju rumah qia aku semakin menjaga jarak yang cukup jauh, aku melihat mereka berbelok ke arah jalan menuju rumah qia, jalannya memang tidak terlalu besar hanya cukup untuk satu mobil saja, qia tidak tinggal di komplek perumahan elit hanya di tempat biasa saja yang bukan merupakan komplek dan juga bukan merupakan perkampungan.

Ketika mereka sudah berbelok, aku sedikit lega karena tujuan mereka adalah untuk pulang, aku pun melanjukan kembali motor ku yang sempat berhenti sesaat sebelum melihat mereka berbelok, namun ketika melewati belokan ke rumah qia aku langsung menarik rem motor ku secara mendadak karena saat itu aku masih melihat qia dan ojol itu sedang berhenti tak jauh dari belokan. Aku yang semula akan melanjutkan perjalanan pulang ku menjadi kembali mengintip karena ada hal janggal yang kembali ku lihat, ketika qia sedang membuka helm yang dia pakai terlihat oleh ku tangan driver ojol itu meraba pinggul qia yang montok, tidak nampak penolakan atau rasa marah dari qia hanya terlihat qia tersenyum manis kepda driver ojol itu sambil menyerahkan helmnya, setelah itu driver ojol itu itu pun pergi ke arah rumah qia tanpa menerima bayaran dari qia, sedangkan qia berjalan menuju rumahnya, tapi tunggu..ada hal janggal lain yang ku lihat saat ini.. ketika driver ojol itu berhenti tepat sebelum rumah qia dan kulihat driver ojol itu turun dari motornya lalu membuka pintu pagar rumah itu...apa jangan-jangan.....







#######

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd