Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG INFORMAN

INFORMAN



Part-6



Dengan dada yang berdegup kencang saat mendengar suara qia dari dalam kamar kos ramon walaupun aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam sana tapi pikiran ku terus tertuju ke arah negatif, sebenarnya aku tidak berani dengan ramon melihat tampangnya saja seram tapi untuk kali ini aku beranikan diri untuk mengetuk pintunya aku tidak perduli bila nanti ramon marah atau menghajar ku karena ini sudah keterlaluan menurut ku, ramon berani bermuat macam-macam dengan qia yang baru di kenalnya.



Tokk..tokk..tokk



“ mon..ramon...lagi ngapain..” kata ku sambil terus mengetuk pintu kamar kos ramon.

Seketika hening tidak ada suara dari dalam kamar kos ramon



“ mon..teh qia ada di situ gak?” Kata ku kembali setelah belum mendapatkan jawaban dari dalam



“ iya mas wir...” tiba-tiba terdengar suara ramon



“ lagi ngapain mon..” tanya ku sambil berteriak



“ iya wir..bentar” kini terdengar suara qia menjawab dari dalam kamar kos ramon, dan tidak lama dari itu pintu kamar ramon terbuka tanpa aku mendengar suara kunci terlebih dahulu jangan-jangan dari tadi pintu kamar ramon tidak di kunci, kalau tahu begitu aku buka saja langsung tadi.



“ teh..” kata ku saat terlihat sosok cantik qia yang terlihat ketika pintu di buka olehnya, terlihat dia sudah memakai rok panjangnya sampai di bawah betis sedikit di atas mata kaki dan juga blazer kerjanya yang menutupi baju mansetnya namun masih belim memakai jilbabnya.



“ sorry ya tadi rapih-rapih dulu...” ucap qia sambil keluar dari kamar ramon dan langsung menutup pintu kamar ramon dari luar sebelum sempat aku melihat ke dalam kamar ramon, bahkan ramon pun tidak terlihat ketika pintu kamarnya di buka oleh qia.

Qia langsung berjalan ke arah kamar kos ku sedangkan aku masih terdiam di depan pintu kamar kos ramon beberapa saat hingga akhirnya aku mengikuti langkah qia dari belakang menuju kamar ku. Saat berjalan di belakanh qia aku merasa ada yang aneh dengan penampilannya saat ini, bukan karena qia sudah memakai pakaian kerjanya melainnya apa yang terdapat di balik rok kerjanya, aku dapat melihat betis qia yang putih mulus di balik rok panjang yang di pakai qia karena di bagian belakangnya terdapat slit atau belahan di bagian bawa rok yang qia pakai mungkin sekitar 10cm panjang belahan itu dari bawah hingga sedikit betisnya qia terlihat, keanehannya bukan pada belahan rok yang qia pakai tetapi keanehannya aku dapat melihat betis qia yang putih mulus padahal sebelumnya qia datang ke kamar ku memakai celana legging hitam seharusnya bila celana legging qia di gunakan untuk pelapis roknya saat ini aku masih bisa melihat legging itu di balik belahan rok qia bukan langsung melihat kulit betisnya, apakah qia sudah melepas leggingnya, di tambah lagi bentuk pant*tnya yang montok tercetak jelas di balik rok ketat yang dia pakai, dan lagi terlihat gerakan juga getarannya begitu indah seiring dengan langkahnya yang berlenggak-lenggok.



“ wir lu udah makan?” Tanya qia sambil menoleh ke arah ku



“ prasaan tadi udah tanya..” jawab ku



“ masa sih..belum ah...itu yang gw bawain nanti di makan ya” kata qia



“ emhh..” jawab ku sambil kita masuk ke dalam kamar kos ku.



“ teh..kok bisa seakrab itu sama si ramon..hati-hati ah” kata ku



“ hati-hati kenapa..baik kok orangnya..gw sebenernya udah agak lama kenalnya” jawab qia yang membuat ku kaget



“ lama...dari kapan? Gw baru liat lu sama dia tadi aja loh teh..” kata ku dengan kaget



“ gw terakhir kesini kapan sih..nah itu pokoknya terakhir gw ke sini gw kenalan sama si ramon” jawab qia santai sambil menghisap rokok elektriknya yang entah sejak kapan qia mempunyai kebiasaan itu



“ kapan ya..udah lama kali..mungkin sebulan atau dua bulan yang lalu gw lupa..kenalan dimana emangnya?” Tanya ku penasaran



“ iya waktu itu..gw kenalan di depan tempat parkir motor waktu mau pulang dari sini” jawab qia santai sambil terlihat fokus membalas pesan di hpnya.



“ terus di anter sama dia?” Aku tanya



“ emhh.***k lah..gw kan bawa motor waktu itu..cuma kenalan doang..emangny kenapa sih..” kata qia yang kini menatap ku tajam seolah curiga dengan setiap pertanyaan ku



“ gak apa-apa cuma tanya aja..kok bisa seakrab itu sama si ramon” jawab ku sambil memalingkan pandangan ku ke arah lain



“ kan udah kenal..pasti akrab lah..” kata qia, lalu setelah itu tidak ada pertanyaan maupun obrolan lagi benerapa saat karena aku menjadi ragu untuk bertanya lagi mendengar dari nada bicara qia yang mulai terlihat kesal dengan setiap pertanyaan ku.



“ di makan wir itu..” kata qia sambil mengisyaratkan aku untuk mengambil makanan yang dia bawa tadi



“ iya teh..” kata ku tak berselang lama hp milik qia berdering.



“ haloo...iya..” jawab qia



“ ......”



“ ini jenguk temen sakit....a toni ada di rumah deh kayanya” jawab qia kepada si penelepon yang aku tidak tahu siapa



“ ....”



“ bentar lagi juga mau pulang kok..ini daerah...xxx” jawab qia



“.....”



“ ih..deket dong hihihi..tapi gak usah jemput ke sini..biar aku aja yang kesitu..” kata qia



“.....”



“ ojek banyak kok..iya...”



“......”



“ iya...otw sekarang nih ya...hihihi...iya bentar..” jawab qia saat mengakhiri pembicaraan di teleponnya.



Aku diam saja saat qia selesai menerima panggilan teleponnya itu, aku pun tidak bertanya siapa yang baru saja menghubunginya, namun setelah menerima panggilan telepon itu qia nampak bersiap-siap membereskan isi dalam tasnya dan juga memakai kembali jilbabnya.



“ wir..gw cabut sekaranga ya” kata qia sambil sedikit bermakeup



“ oh iya udah teh..mau gw anter?” Tanya ku sambil sedikit aku melirik ke arah tas milik qia yang terbuka, di sama aku melihat seperti celana legging milik qia yang terlipat berantakan bercampur dengan berapa benda seperti dompet dan hp juga benda lainnya yang qia letakan dalam tas tangannya yang berukuran sedang.



“ gak usah gw naik ojek aja..janjian juga sama mertua..dia mau ke rumah mau ketemu sama cucunya hihihi” jawab qia sambil menyimpan perlengkapan make upnya kedalam tas.



“ oh janjian sama mertua..emang lagi dimana meretua teteh?” Tanya ku basa-basi



“ dia lagi di restoran xnx..biasa lah bapak-bapak yang masih suka maen..ngumpul sama temen-temennya” jawab qia sambil beranjak dari duduknya di ikuti oleh ku



“ bapak-bapak..emang gak ngajak istrinya?” Tanya ku sambil berjalan mengikuti qia keluar kamar ku



“ mertua gw dudda..jadi senengnya kaya gitu..ya biarin aja lah biar gak stres sama biar awet muda hihihi” jawab qia sambil tangannya berpose seperti memamerkan otot lengannya ketika berkata awet muda.



“ oh..duda..kirian...eh teh..makasih ya udah ke sini...tapi seriusan gak akan di anter” tanya ku



“ iya wir sama-sama..lu mending istirahat aja biar bisa cepet masuk kerja..udah ya gw buru-buru” kata wia setelah selesai memakai sepatunya



“ emang ojeknya udah ada..”tanya ku



“ ini udah gw pesen..gw tunggu di depan aja..udah ya..byeee...” kata qia sambil berjalan menjauh dari kamar ku.



“ iya udah teh..hati-hati..” kata ku, sambil tetap memandang ke arah qia hingga dia keluar menuju parkiran motor.

Setelah melihat qia sudah menjauh aku pun menutup pintu kamar, baru saja aku menutup pintu kamar aku mendengar suara langkah kaki yang tergesah-gesah melintas kamar ku, karena penasaran aku pun membuka pintu kamar ku kembali dengan perlahan dan ketika ku lihat ke arah luar aku melihat sosok seperti ramon berjalan ke arah parkiran.

Apakah itu benar ramon, atau jangan-jangan qia sudah janjian dengan ramon, dengan segera aku pun mengikutinya ke arah parkiran motor dan benar saja aku melihat ramon dengan tergesa-gesa mengeluarkan motor sport miliknya dari parkiran motor.

Setelah ku lihat ramon keluar dari gerbang kosan aku pun segera berlari untuk melihat kemana arah ramon pergi. Ternyata dugaan ku benar ketika ku lihat ke arah jalan, ramon baru saja melaju dengan motor sportnya sambil membonceng qia. Mau kemana sebenarnya mereka, mungkin kah aksinya saat di kamar kosan tadi terganggu oleh ku sehingga mereka memutuskan untuk pergi.

Menurut ku sikap qia sudah keterlaluan,mulai dari berbohong soal pergi bersama ko johan, padahal dia masuk ke hotel bersama ojol yang bernama eko lalu melakukan hal yang aneh di gedung kosong di arena lapang olahraga bersama para ojol teman-teman eko, kini dia bersama ramon teman kos ku yang umurnya jauh di bawah qia, apa yang sebenarnya qia cari dan inginkan sehingga melakukan banyak perselingkuhan dengan laki-laki lain. Aku memang tidak punya hak atas ini semua aku tidak berhak marah dan melarang qia namun aku berhak untuk tetap menyukai qia sehingga aku ingin menyelamatkan qia dari lingkaran hitam yang membuat qia menjadi seperti ini, tetapi untuk menyelamatkannya itu aku harus tahu dulu sumber masalah yang membuat qia menjadi seperti ini.



Aku memilih kembali masuk ke dalam kamar kos ku setelah mengetahui ternyata qia pergi bersama ramon bukan mertuanya, ada rasa kesal sebenarnya dalam hati ku karena beberapa kali di bohongi oleh qia.

Ketika baru saja masuk ke dalam kamar hp ku berdering menandakan ada panggilan telepon, saat ku lihat ternyata toni suami qia yang menelepon ku. Melihat ini aku menjadi punya ide, apakah aku adukan saja kepada suaminya dari sekarang, atau mungkin aku katakan bahwa qia sudah pulang dari kos ku dan akan menemui mertuanya, mungkin dengan mengaraka itu kepda toni aku akan tahu kebenarannya apakah qia berbohong pada ku atau tidak.



“ haloo..a” kata ku saat menjawab telepon toni



“ wir..masih di kosan?” Tanya toni



“ iya a...tapi teh qia udah pergi..katanya janjian sama bapak mertuanya..” kata ku ingin tahu reaksi toni



“ oh..jadi ternyata..gw kira bokap gw gak jadi datang..ya udah-ya udah gak apa-apa cuma mau mastiin aja” kata toni yang membuat ku sedikit lega karena ternyata toni pun sudah tahu bahwa orang tuanya akan datang



“ jadi lu udah tau a..kirain belum tahu..” kata ku



“ iya wir..bokap gw udah bilang katanya hari ini atau besok mau ke rumah ketemu sama cucunya tapi gw tungguin dari pagi gak ada kabar, kirain gak jadi..ternyata udah ngehubungi bini gw ternyata” jawab toni



“ oh gitu ya a..”



“ iya soalnya tiap ke sini selalu bini gw yang nemenin bokap..dia yang lebih paham lah..kalau gw kadang suka gak ngerti bokap mau apa atau mau kemana..hahahaha...ya udah kalau gitu wir..thanks ya” kata toni



“Oke a..” jawab ku dan langsung memutus sambungan teleponnya.



Dari obrolan singkat bersama toni dapat di simpulkan bahwa sebenarnya ramon tergesa-gesa karena ingin mengantar qia untuk bertemu mertuanya bukan untuk pergi bersama qia atau mungkin bisa saja saat di luar tadi qia menghubungi ramon untuk mengantarkannya, jadi intinya qia tidak berbohonh soal mertuanya dia benar-benar akan bertemu mertuanya hari ini bahkan toni pun sudah mengetahuinya.

Perasaan ku terasa lega setelah tahu semuanya untuk fakta saat ini, hanya saja masih ada yang janggal bagi ku mengapa toni berkat bahwa bapak mertuanya selalu di antar oleh qia dan qia yang paham segalanya soa bapak mertuanya, bukankah seharunya toni yang paham atas bapaknya karena toni anak kandung sedangkan qia hanya sebagai menantu dan lagi bila qia memang lebih paham soal mertuanya apakah tidak janggal bila itu semua di lakukan kepada bapak mertua bukan ibu mertua, memang tidak janggal bagi sebagian orang hanya saja ini semua terlihat janggal bagi ku.



Selepas kepergian qia dari kosan ku hingga malam hari toni tidak menghubungi dan banyak bertanya apa-apa lagi kepada ku. Semua aku anggap berjalan normal tidak ada kecurigaan toni terhadap qia walaupun aku masih merasa aneh seorang menanyu wanita berhijab pergi berdua dengan mertua laki-laki, tapi mungkin saja mereka tidak pergi kemana-kemana dan saat ini bisa saja mereka sedang berkumpul bersama keluarganya sehingga toni tidak menghubungi ku dan aku lihat di medsos qia pun sama tidak terlihat bahwa qia pergi atau kemana pun.



*******



Tiga hari sudah ku lalui beristirahat di kosan, walaupun sebenarnya aku hanya sakit selama 2 hari tapi ku manfaatkan satu hari sisa masa cuti ku untuk beristirahat. Kini aku harus kembali bekerja seperti biasanya dengan rutinitas seperti hari-hari ku sebelumnya.

Sudah dua hari dari semenjak qia datang ke kosan ku dia tidak ada kabar lagi bahkan toni pun tidak menghubungi ku untuk menanyakan soal qia, aku pun sama halnya tidak menghubungi toni maupun qia karena aku ingin pikiran ku lepas sejenak dari mereka aku berusaha untuk cuek dengan apa yang terjadi dalam hidup qia karena setelah ku pikir-pikir ini semua tidak baik bagi ku, terlalu memikirkan kehidupan prang lain yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan ku walaupun aku masih menyukai qia tapi bagaimana pun sebisa mungkin aku harus menyingkirkan perasaan ku ini terhadap qia.



“ pagi mas wir..udah sehat..” semua orang di tempat kerja ku yang ku temui semuanya pasti sama menyapa ku dan menanyakan kondisi kesehatan ku, karena selama aku bekerja jarang sekali aku mengambil cuti sakit hingga 3 hari biasanya paling lama hanya 2 hari, satu hari sakit satu hari istirhat namun sekarang aku merasa ingin banyak-banyak beristirahat.



“ sama siapa lu..yang kemarin jemput bukan sih..ko beda ya..hihihi...”



“ iya gak apa-apa santai aja..itu mertua gw..kalau yang kemarin jemput temennya mertua gw hhihihi”



“sorry ya tadi gw kira itu kok johan ternya mertua lu”



“ iya gak apa-apa santai aja”



Aku mendengar dua orang wanita sedang berbicara di dalam pantri, aku hafal suara salah satu wanita itu dia adalah qia. Pagi-pagi pertama masuk kerja aku sudah mendengar gosip-gosip dari ibu-ibu pikir ku tapi dari apa yang mereka bicarakan nampaknya menarik untuk di simak.



“ baik banget ya mertua lu mau nganter menantunya kerja hihihi”



“ siapa dulu dong menantunya..hihihi”



Saat sedang asik menguping tiba-tiba pintu pantri di buka dari arah dalam membuat ku kaget



“ aduhh..mas wir bikin kaget aja..” sapa seorang office boy yang bernama yono.



“ lu yang bikin kaget..gw mau buka pintu lu tarik duluan” ucap ku mengelak



“ hehehe maaf mas wir..gimana kabar mas wir..” kata yono dengan masih berdiri di depan pintu pantri, ternyata di dalam pantri tidak hanya ada qia dan wanita satu lagi yang belum ku lihat tetapi ada juga yono si ob mesum yang ku tahu selama ini dia selalu curi-curi pandang ke arah tubuh qia.



“ gw udah sehat kok makanya bisa masuk kerja juga..awas ah gw mau bikin teh manis dulu” kata ku sambil sedikit mendorong yono hingga akhirnya pintu pantri terbuka lebar dan terlihat qia yang sedang duduk dan juga ada shela dari bagian marketing yang berwajah chindo dengan postur tubuh tak kalah sexy dengan qia hanya bedanya shela tidak memakai jilbab dan gemar memakai rok span yang ketat dan juga pendek.



“ eh..iya-iya mas wir silahkan” kata yono sambil mepersilahkan aku masuk



“ wiryaaaaa...” ucap qia sambil beranjak dari duduknya membuat shela yang sedang terlihat membuat minuman pun menoleh ke arah ku.



“ lagi pada ngapain” kata ku sambil tersenyum mengambil gelas yang tak jauh dari tempat shela berdiri



“ abis sarapan..hihihi” jawab qia genit



“ udah sehat mas wir” tanya shela



“ udah shela lumayan hehehe” jawab ku kepada shela yang menurut ku umurnya tidak jauh berbeda dari ku.



“ syukur deh..gw duluan ya..” kata shela dengan lembut sambil berjalan keluar dari pantri



“ iya shel..eh wir kok gak bilang-bilang mau masuk kerja” kata qia yang terlihat nampak antusia sekali



“ eh..kenapa harus bilang-bilang sih..” jawab ku sambil mulai membuat teh manis



“ iya kali aja mau gw jemput hihihi” jawab qia



“ emangnya bawa kendaraan..” tanya ku setelah selesai membuat teh



“ engga sih heheheh...eh wir..gw mau minta tolong boleh gak” kata qia sambil kini berjalan bersama ku keluar dari pantri menuju meja kerja



“ minta tolong apa sih..” jawab ku dengan logat ku yang khas kemayunya



“ gini gw kan ada acara wir..acara temen ultah..tadinya gw mau ngajak shela cuma dia ada janji buat ketemu kok johan..” jelas qia



“ lah..terus...shela gak bisa jadi sama gw gitu..iih...” kata ku sambil duduk



“ maksud gw tuh cuma buat alesan aja gw pergi sama lu soalnya laki gw maksa pngen nganterin gw..jadi kalau alasan pergi sama temen kerja kan laki gw gak sewot” jelas qia



“ emangnya ultah dimana sih..masa gw cuma di bikin alasan aja..di ajak kek sekalian “ kata ku sambil cemberut



“ lu mau ikut...hayu aja..tapi...” kata qia tidak di lanjutkan yang membuat ku penasaran



“Tapi apa..” kata ku



“ emhh..iya tapi nanti gw bilang dulu..gw boleh bawa temen apa gak..soalnya undangannya privat wir..” kata qia yang nampak seperti keberatan jika gw ingin ikut



“ tapi tadi bukanya mau ngajak si shela..berarti bisa dong gw juga di ajak hehhee” kata ku seplah memakasa ingin ikut



“ dia kan cewe wir..kalau lu kan...” kata qia dengan wajah seperti memelas.



“ kenapa...gw kenapa...ya udah.***k di ajak juga gak apa-apa gw becanda kok” kata ku tanpa memandang wajah qia dan mulai membuka pekerjaan ku.



“ nanti gw kabarin deh wir ya..” kata qia



“ emhh.***k perlu..” jawab ku



“ jangan gitu dong wir..lu kan sahabat gw..apa-apa gw selalu minta tolong sama lu..” kata qia yang tak di jawab oleh ku.



Seharian aku hanya fokus bekerja tidak terlalu memperhatikan qia yang terkadang dia justru sibuk dengan hp nya entah berbalas pesan atau melakukan live sambil bekerja, bahkan makan siang pun qia lebih memilih pergi dengan shela tanpa mengajak ku, dan suami qia pun seharian ini tidak menghubungi ku untuk menanyakan informasi soal qia, apakah mereka sudah baik-baik saja, aku pikir tidak, dapat di lihat dari permintaan qia pada ku saat tadi pagi seolah acara pesta ulang tahun temannya itu harus benar-benar di rahasiakan dari siapa pun.



Jam pulang pun tiba, saat aku akan beranjak dari tempat ku, qia langsung menghampiri ku.



“ wir..nanti jemput gw jm 7 ya di rumah” kata qia sambil tersenyum



“ jemput..jemput kemana..” tanya ku



“ ke ultah temen gw..lu katanya kan mau ikut” kata qia



“ gw becanda teh..lagian gw gak kenal sama temen lu..udah santai aja nanti kalau a toni tanya gw bilang lu perginya sama gw gampang kan” kata ku sambil tersenyum



“ gak gitu wir..laki gw pasti maksa mau nganter gw kalau lu gak jemput gw..jadi lu jemput gw ya plisss..lu mau ikut atau gak terserah tapi gw minta tolong lu jemput gw jam 7 ya” kata qia memelas.

Melihat wajah qia yang cantik memelas di hadapan ku, hati ku langsung meleleh dan tidak bisa untuk menolaknya



“ iya..iya..gw jemput..terus udah di jemput ngapain..” kata ku



“ pokoknya lu jemput dulu aja lah..ya wir ya..” kata qia yang kini tersenyum



“ iya....” jawab ku



Kita pun berjalan ke parkiran bersama dan saat itu ku lihat suami qia sudah berada tak jauh dari parkiran motor menunggu qia



“ tumben di jemput” kata ku setelah melihat keberadaan toni



“ iya..” jawab qia singkat.

Terlihat toni melambaika tangan ke arah ku, lalu aku pun membalasnya



“ udah sana ambil motor lu gak usah nyamperin laki gw nanti banyak tanya dia hihihi” kata qia seplah dia tahu apa yang ada dalam pikiran suaminya atau dia selama ini tahu bahwa suaminya selalu mencari informasi dari ku



“ iya..iya..” gw pun berjalan sendiri menuju parkiran motor untuk mengambil motor ku dan qia ku lihat sudah menghampiri suaminya dan pergi di bonceng oleh suaminya.



******



Sebenarnya aku malas bila ikut ke ulang tahun teman qia, walaupun besok hari sabtu aku bisa beristirhat seharian tapi tetap saja malam ini pun aku ingin bermalas-malasan di kosan ku.



“ wir..udah siap-siap belum..pokoknya nanti kalau pas jemput laki gw banyak tanya lu bilang aja kalau yang ultah tuh manager marketing ya..jadi acaranya khusus karyawan aja” pesan yang di kirim qia kepada ku yang hanya di baca tanpa di balas oleh ku.

Dengan malas ku ambil pakain yang ku rasa pantas untuk di pakai ke acara ulang tahun teman qia itu yang aku sendiri tidak tahu tema dan tempat acara ulang tahunnya dimana sehingga aku merasa sulit untuk mencocokan pakaian ku.



“ pakai yang pantas saja lah..kalau pun aku salah kostum nanti mending aku balik lagi aja gak usah ikut masuk ke acara” gumam ku dalam hati.



Setelah semua beres jam 6.30 aku berangkat menjemput qia. Tidak memerlukan waktu yang lama dari kos ku menuju rumah qia.



“ wir..nitip bini gw ya..hati-hati” kata toni saat bertemu dengan ku di teras rumahnya



“ iya a..siap..” kata ku sambil tertunduk, aku bingung harus menjawab apa bila toni banyak bertanya soal acara yang akan aku hadiri sekerang bersama qia karena aku benar-benar tidak tahu acara ini ada dimana



“ lu kok kaya gak bersemangat gitu wir..” tanya toni



“ gak a..cuma masih belum fit aja...tapi ya mau gimana lagi..maksain heheh” kata ku sambil tersenyum



“ emhh..iya ya..emang sih kalau yang punya acara orang penting tuh kita sebagai anak buah harus selalu ada dan siap ya..padahal ini juga gw udah larang bini gw pergi tapi dia maksa-maksa” kata toni, aku hanya diam saja mendengarkan ucapannya dan tak lama qia pun keluar dari dalam rumah



“ yu wir..udah jam 7 nih.***k enak kalau telat” kata qia sambil mengambil helm yang ku bawakan untuk dia dan ku taruh di atas motor milik suaminya.



“ eh..iya teh..” jawab ku sambil masih memperhatikan qia, aku lihat qia hanya berpenampilan biasa memakai jilbab dengan gaya yang sama di tambah dengan jaket model parka yang panjang sampai kepaha lalu di padukan dengan celana model cutbray berwarna khaki yang nampaknya berbahan scuba sehingga elastis seperti legging, apa qia tidak salah kostum bukannya ini akan pergi ke acara ulang tahun.



“ pergi dulu ya..” ucap qia kepada suaminya sambil berjalan keluar menuju motor ku yang terparkirdi jalan depan rumahnya.



“ a pergi dulu ya” kata ku pamit kepada suaminya sedangkan qia sudah berada di dekat motor ku, memang terlihat aneh bagi ku cara qia pamit pergi keapa suaminya.



“ iya wir hati-hati” jawab toni sambil wajah dan tatapannya mengisyaratkan sesuatu kepada ku.

Aku yang tidak mengerti dengan isyarat yang di berikan toni hanya mengangguk saja lalu pergi bersama qia.

Sepanjang jalan aku tidak banyak bertanya kepada qia, aku hanya mengikuti semua petunjuk yang di arahkan oleh qia kepada ku.



“ dari sini lu tau kan..terus aja ke arah hotel xxx..” kata qia ketika aku baru saja mengatahkan motor ku melalui jalan tikus untuk menghindari macet



“ oh..hotel xxx..iya...iya hafal” kata ku dan mulai memacu motor ku sedikit lebih cepat karena khawatir qia datang terlambat ke acara temannya ini.



Tidak perlu waktu yang lama setelah melewati jalan tikus yang sedkit gelap akhirya kita sampai di hotel xxx.



“ oke..sampai..” kata ku sambil hendak berbelok masuk ke area hotel.



“ mau kemana lu..lurus..lurus..” kata qia yang membuat ku mengerem mendadak



“ eh..katanya di hotel xxx” tanya ku



“ siapa bilang..gw cuma ngarahin lu ke arah hotel xxx..buruan maju lagi..itu di depan bukan di sini” kata qia



“ gw kiraindi hotel ini” gerutu ku sambil menjalankan kembali motor ku



“ nah..ini..ini wir..masuk wir..” kata qia mengarahkan ku ke area tempat karaoke dan lounge



“ oh sini..” kata ku heran sambil memarkirkan motor ku



“ iya disini..jadi ikut gak” kata qia sambil turun dari motor dan membuka helmnya



“ emhh..duh..malu gw..” kata ku masih melihat di sekeliling tempat karaoke.



“ ayo..kalau mau ikut tuh udah di tungguin..eh wir nitip jaket gw di bagasi motor lu ya..” kata qia sambil melambaikan tangannya ke arah seseoranh yang sedang berdiri di depan pintu masuk tempat karaoke



“ iya udah simpen aja di sini jaketnya” kata ku sambil turun dari motor.



“ nih wir gw tunggu di lobby ya” kata qia sambil menyerahkan jaketnya kepada ku yang hendak membuka helm, dan ketika aku melihat ke arah qia membuat ku begitu terpana, dia nampak begitu cantik dan sexy baju yang di pakainya begitu ketat melkat pada tubuhnya entah apa jenis baju yang di pakainya, nampaknya seperti berbahan yang lembut mudah mengikuti bentuk tubuh yang memakainya, memiliki beberapa kancing hingga bawah dadanya namun bagian bawahnya tidak seperti baju kaos biasa, begitu ketat melekat pada tubuh qia menonjolkan bentuk dadanya yang indah terbalut oleh bh yang qia pakai, aku menebak bh yg qia pakai hanya menutupi setngah dari dadanya karena semua itu tercetak jelas oleh baju ketat yang di pakainya bahkan sedikit cekungan bentuk pusatnya pun nampak tercetak di balik baju ketatnya. Dari bagian atas mata ku turun ke arah bagian bawah tubuh qia yang tertutup celana cutbray berwarna khaki yang begitu ketat, bahkan sekilas qia nampak tidak memakai celana karena warna celana yang hampir sama dengan warna kulit, di tambah ketat di beberapa area terutama dari pinggang hingga paha bawa, semua tercetak jelas di balik celana cutbray yang di pakainya, bentuk pinggul yang indah juga bentuk m*m*k qia yang tembem dengan belahannya yang indah dan tebal tercetak dengan jelas di balik celana ketat itu, menyadari aku terus menatapnya qia pun menggeserkan tas kecil yang dia bawa ke arah depan untuk menutupi bagian m*m*knya, melihat ini membuat ku menjadi malu karena qia mengadari aku terus menatap ke area intimnya itu.



“ wir..ini..gw tunggu di sana ya” sekali lagi qia berkata sambil menyerahkan jaketnya



“ eh..iya..iya teh..sorry” kata ku malu sambil mengambil jaket yang dia pegang, setelah jaket itu di serahkan kepada ku, qia pun pergi menuju depan lobby menghampiri sosok laki-laki yang tadi melambaikan tangannya kepada qia.

Aku terus menatap ke arah qia, terlihat di bagian belakang tubuhnya yang terlihat begitu jelas cetakan tali bh yang qia pakai hingga cetakan bentuk pant*t qia. Aku menebak-nebak apakah qia tidak memakai cd, karena bantatnya begitu bebas bergetar dan bergoyang seiring langkah qia dan juga keseluruhan belahan pant*tnya yang benar-benar terbentuk dengan indah, aneh memang ada wanita bejilbab namun pakaiannya seperti ini, aku baru melihatnya dan itu teman ku sendiri yang lebih aneh lagi aku begitu menyukainya.

Sambil melipat jaket milik qia sempat terlintas di pikiran ku untuk memilih pulang ke kosan dari pada ikut dengan qia, aku kira akan datang ke acara ulang tahun seperti pada umumnya dengan pesta dan makan-makan namun ternyata ini sepertinya acara ulang tahun untuk teman-teman dekatnya saja.



“ buruan wir gw di dalam ya” tiba-tiba hp ku mendapat pesan dari qia, saat menoleh ke arah lobby terlihat qia sudah berjalan masuk sambil di rangkul di bagian pinggang oleh sosok yang menunggunya tadi.

Melihat itu aku menjadi mengurungkan niat untuk pulang ke kosan, aku menjadi penasaran siapa sosok yang bersama qia itu, aku yakin pasti mereka mempunyai hubungan spesial seperti qia dengan eko, maka dari itu aku lebih baik melihat secara langsung apa yang akan di lakukan qia nanti.



Setelah aku membereskan semua jaket milik qia dan juga milik ku, segera aku menyusul qia ke lobby tempat karaoke. Ketika sampai di lobby aku langsung di suguhkan oleh pemandangan yang tak biasa bagi ku di meja receptionist aku lihat qia sedang berdiri bersama sosok laki-laki itu sambil memelakangi ku, tapi bukan itu yang membuat ku diam tak percaya, melainkan saat mereka dalan posisi seperti itu tangan dari sosok laki-laki itu dengan santainya berada di pant*t montok qia, sesekali meremas dan jari-jarinya menyusuri belahan pant*t qia lalu menepuk-nepuk pantat qia dengan lembut.

Beberapa saat aku menyaksikan adegan itu bahkan mungkin bukan aku saja karena di lobby tidak hanya aku melainkan ada orang lain baik pengunjung atau pun para karyawan temapt karaoke, hingga akhirnya qia tersadar akan keberadaan ku, lalu berbalik menghadap ku dan aksi tangan soaok laki-laki itu pun berhenti



“ ihh..kirain masih di luar..sini wir lu mau pesen apa..minum makan..ni pilih aja..” kata qia yang ternyata sedari tadi mereka sedang memilih pesanan makanan dan minuman di meja receptionist



“ apa aja teh..terserah gw ngikut aja” jawab ku sambil tersenyum malu



“ emhh..eh iya kenalin..ini wirya temen kerja aku” kata qia kepada laki-laki itu yang ketika berhadapan langsung ternyata, sosok laki-laki bisa di katakan cukup tua bahkan mungkin umurnya di atas umur ko johan pikir ku.



“ oh..iya..gunawan..” kata laki-laki itu sambil mengajak ku berjabat tangan



“ iya wirya..” kata ku



“ panggil aja om gun” kata qia



“ ayo wir pesen aja biar kita cepet masuk” kata om gun



“ aduh..apa aja boleh deh hehhe” kata ku malu, sepertinya laki-laki ini yang berulang tahun atau ini hanya acara mereka berdua saja, sudah terlanjur berada di sini jadi aku mengikuti alurnya saja.



Setelah beberapa saat mereka berdiskusi masalah menu akhirnya mereka pun sudah memutuskan memesan beberapa menu makanan dan minuman yang aku sama sekali tidak tahu.



“ yu wir..” ajak qia, lalu tanpa menjawab aku pun mengikuti mereka berdua berjalan menyusuri lorong remang-remang hingga sampai di suatu room karaoke.

Ketika pintu room itu di buka terlihat suasana khas room karaoke berkelas vip yang luas dan saat aku memasukinya terlihat 2 orang laki-laki yang ku perkirakan umurnya tak jauh dari umur om gun, mereka duduk mengapit seorang wanita muda yang berpakaian sexy.



“ aahhh..datang juga..ayo..ayo..masuk-masuk” ucap salah satu laki-laki paruh baya itu kepada qia



“ hai oom..” kata qia genit sambil mengampiri laki-laki itu, lalu tanpa sungkan laki-laki itu langsung mencium pipi kiri dan kanan qia, lalu setelah itu laki-laki paruh baya itu menampar pant*t qia cukup kencang namun tidak ada reaksi marah dari qia, dia hanya sedikit tersentak tubuhnya lalu dengan santai menyapa laki-laki laruh baya yang satunya dan melakukan hal sama yaitu memberikan pipi kiri dan kanannya untuk di cium oleh laki-laki paruh baya itu.

Ini kah kelakukan qia selama ini yang membuat toni selalu meminta aku untuk memata-matainya, atau ini memang sifat asli qia.



“ ehh..kamu lagi hihihi” kata qia sambil tersenyum menyapa wanita muda yang berpakaian sexy itu, dan si wanita hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya kepada qia.



“ ini kenalin..temen kerja aku” kata qia sambil memberi isyarat kepada ku untuk mendekat, lalu aku berkenalan dengan mereka semua, om aris, om herman dan si wanita sexy itu bernama ayu.



Lamat laun suasana mulai mencair, aku yang awalnya merasa canggung akhirnya ikut serta bernyanyi, karena ayu selalu mengajak ku untuk bernyanyi, cantik muda dan sexy begitu lah sosok ayu aku tidak berani bertanya yang terlalu pribadi hanya tebakan ku saja mungkin dia seorang biduan atau mungkin pemandu lagu di tempat ini, sehingga dia sudah mahir membawakan berbagai macam jenis lagu. Sedangkan qia aku akui suaranya begitu bagus saat bernyanyi, dan lagi pandai bergoyang, setiap kali qia bernyanyi ketiga om-om paruh baya itu selalu bergantian berjoget bersama qia atau bila ku perhatikan tepatnya om-om itu hanya ingin menggesekan kelam*n mereka ke area pant*t atau pun m*m*k qia saja.

Makanan pun tiba, aku yang memang sudah lapar, lebih memilih menyantap makanan dan sejenak membiarkan mereka asik bernyanyi karena ini memang acara mereka. Setelah mekanan habis datang lah minuman, minuman yang pernah juga ku minum saat aku masih remaja, bedanya ini minuman keras berkelas yang aku pun belum pernah mencobanya.



Suasana semakin mencair dan akrab karena ada minuman seperti ini, aku dan ayu pun seolah sudah lama kenal saling bercanda dan tak jarang aku ikut membantu ayu menuangkan minuman ke dalam gelas.



“ teh minum juga” kata ku berbisik saat qia selesai bernyanyi dan duduk di sebelah ku



“ dikit aja wir..” kata qia sambil meraih gelas yang ada di meja



Entah sudah berapa kali aku menenggak minuman yang di berikan ayu kepada ku, hingga lambat laun pandangan ku mulai kabur, suara-suara yang ku dengar sudah mulai tidak jelas, badan ku lemas kepala ku berat, aku hanya bisa bersamdar di sofa sambil sesekali menghentakan kaki ku mengikuti irama musik yang aku tidak tahu sebenarnya lagu apa yang sedang di nyanyikan.



“ wiryaa..kamu kenapa..hihihi...” kata-kata terakhir yang ku dengar dari mulut qia saat itu yang ku balas hanya menatapnya dengan senyuman karena aku tak sanggup bicara hingga akhirnya pandangan ku menjadi gelap.



Aku terlalu banyak minum, setelah sekian lama aku tidak pernah meminum minuman keras dan kali ini aku minum lagi dan yang ku minum adalah minuman mahal yang merknya pun aku tidak familiar efeknya aku menjadi mabuk dan tertidur atau mungkin hilang kesadaran.

Aku tersadar ketika ada dorongan dari tenggorokan ku yang memaksa untuk keluar, sepertinya akunakan muntah, walaupun badan lemas aku berusaha bangkit dan ingin keluar mencari toilet namun dengan sigar ayu langsung memapah ku dan ternyata di ruangan vip ini juga terdapat toilet. Semua minuman yang sudah ku minum beserta makanan yang tadi ku makan habis semua kembali ku kelaurkan di bantu dengan pijatan lembut di leher ku oleh ayu.



“ udah yu cukup-cukup makasih” ucap ku dengan masih setengah sadar dan lemas, ketika menoleh ke arah ayu aku begitu kaget karena ayu hanya memakai bh dan g-string saja.



“ loh..kok gak pake baju” tanya ku heran



“ biasanya juga gini a kalau sama mereka” ucap ayu sambil tersipu dan kembali memapah ku keluar dari toilet.

Saat aku itu aku masih melihat qia yang sedang bernyanyi sabil berjoget bersama om-om paruh baya itu namun posisi qia membelakangi ku dan terhalang olah satu om yang tak jelas di pandangan ku.

Aku di dudukan kembali di sofa dengan nafas yang berat dan masih merasa ingin muntah, kepala ku semakin terasa berat.



“ minum a..” kata ayu sambil meberikan botol air mineral tapi aku tolak.



“ ayu sini gabung..” terdengar suara salah satu om itu cukup keras karena berbicara memakai microphone



“ iya..iya..hihihi” kata ayu genit sambil pergi meninggalkan ku di sofa.

Aku terus menatap ke arah ayu yang menghampir qia dan om-om itu, kini aku di buat kaget kembali saat qia berbalik menghadap ke arah ku terlihat kancing baju qia yang hanya sampai bawah dadanya sudah terbuka semua dan sepertinya dengan sengaja bagian dada itu di buka lebar sehingga bagian dada montok qia yang tertutup bh berwana hitam dengan corak polkadot putih itu nampak jelas terlihat bahkan setengah dari dada montoknya teelihat karena sesuai dugaan ku bh yang di pakai qia bermodel setengah cup nya sehingga hanya mampu menutupi setengah dada bagian bawahnya saja.

Walaupun aku masih dalam keadaan mabuk kepala yang berat pandangan yang tidak begitu jelas namun aku yakin dengan apa yang aku lihat ini adalah nyata. Tanpa ku sadari dengan melihat dua wanita cantik berpakaian sexy di depan ku membuat ku erksi, namun walaupun bagian bawah tubuh ku menunjukan reaksinya berbeda dengan mata dan tubuh ku yang semakin berat dan lemas.

Aku berkedip terasa lambat dan berat, kini sudar musik sudah berhenti, mata ku berusaha tertuju ke arah qia dan ayu yang kini terlihat qia sedang di peluk dari belakang sambil berciuman dan tangan om yang memeluk qia dengan sengaja menahan cup bh qia ke arah bawah agar dada montok qia terbuka dengan jelas, dan yang di lakukan ayu pun sama seperti qia berciuman sambil tangan om yang berada di belakangnya melakukan hal yang sama, sedangkan satu om lagi terlihat seperti sedang merekam adegan mereka dengan hpnya, apa yang di lakukan kedua wanita cantik itu sama hanya bedanya qia masih berpakaian lengkap dengan jilbabnya berbeda dengan ayu yang hanya memakai bh dan g-string saja.

Aku tidak begitu jelas melihat siapa yang memeluk qia atau pun yang memelik ayu karena suasana yang remang-remang dan juga mata ku yang mulai tak jelas melihatnya hingga akhirnya mata ku benar-benar terpejam dan sulit untuk menbukanya.

Suara terakhir yang ku dengar dan akhirnya aku benar-benar tak sadarkan diri adalah



“ menantu sama mertua sama-sama gilanya...”









###########

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd