Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE_TAMAT.

Lanjutan pov rani;......

"Astaga apa yang harus aku lakukan? ternyata pak sugeng benar-benar melakukannya!!" saat itu pikiranku berkecamuk tidak karuan, ditambah lagi jantungku yang berdegub kencang melihat apa yang baru saja dikirimkan pak sugeng kepadaku barusan. Aku Melihat ia mengirimkan gambar batang penisnya yang sedang sangat ereksi dan tegak menjulang. Aku cukup merinding melihat kondisi penisnya saat ini, sepertinya sangat keras sekali. "Ughhh kenapa aku seperti menyukainya ya? Tetapi aku juga sangat takut membayangkan hal buruk yang akan dilakukan oleh pak sugeng. Aghh entahlah aku tidak yakin dengan pikiranku sendiri" saat itu juga aku merasakan merinding di sekujur tubuhku, aku membayangkan jika ia benar-benar datang kemari dengan kondisi penisnya mengeras seperti itu, pastilah aku akan menjadi sasaran ia untuk melampiaskan gairahnya saat ini. Malam sebelumnya saja saat ia belum berhasil melihat tubuh telanjangku penisnya sudah sangat mengeras, padahal saat itu ia hanya melihat aku tanpa menggunakan BH saja. "Lalu bagaiamana sekarang? Ia sudah pernah melihat langsung dan ia telah merasakan kekenyalan payudaraku ini! ia bahkan telah mengeksplore bagian ini dengan liarnya malam itu, ia memainkannya dengan sangat bergairah dan jujur saja ia juga telah berhasil membangkitkan gairahku, karena ulahnya malam itu. Membayangkan hal itu membuat aku merasa makin merinding, entah ini perasaan takut akan hal itu kembali terjadi, ataukah justru perasaan ini karena aku juga ikut bergairah membayangkan kejadian itu lagi. Aku tidak bisa membedakannya dengan jelas saat ini. Sungguh aku sangat bingung dengan semua ini.

Tetapi jauh didalam pikiranku, aku masih tidak menyangka jika ia akan benar-benar melakukannya, dan dengan lihaynya pak sugeng melakukannya dengan menutupi penisnya dari depan arah jalan orang sering lalu lalang, hal itu sama sekali tak terpikirkan olehku tadinya, sehingga aku berani saja untuk menantang ia melakukan hal itu. Dan kini setalah ia benar-benar melakukannya, aku dibuat bingung sendiri, karena harus memenuhi keinginannya untuk datang berkunjung kemari. Memikirkan hal itu aku menjadi semakin gusar, kira-kira apa yang harus aku lakukan jika ia benar-benar datang kemari. Dan apa sebenarnya tujuan pak sugeng datang kemari dengan kondisi gairahnya yang katanya sulit ia bendung saat ini. Walaupun sebenarnya aku telah bisa menduganya, tentu tujuan ia datang kemari adalah untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dari tubuhku ini, akupun sebenarnya juga merindukan sentuhan-sentuhan kasar dari pak sugeng saat itu, jujur saja aku merasakan suatu kenikmatan yang berbeda dari sentuhannya itu. Tetapi aku sangat takut jika hal itu terjadi lagi kepadaku, aku tak ingin menghianati suamiku lagi. Cukup lah semua yang terjadi saat ini, aku tidak ingin semua semakin berjalan kearah yang salah. Aku pun turut menyalahkan diriku sendiri yang akhir-akhir ini sulit mengendalikan gairahku. Semua ini karena ulah pak bambang beberapa waktu yang lalu, saat aku telah merasakan kenikmatan batang penis laki-laki lain di vaginaku, aku merasa gairahku semakin sulit saja untuk terbendung. Entah kenapa aku sangat mudah terpancing dengan hal-hal kecil yang berbau mesum, maka saat itu juga aku merasa gairahku juga mulai ikut naik menanggapinya. Dan semua itu ditambah dengan keadaanku saat ini yang sering digoda oleh suamiku untuk merasakan batang penis laki-laki lain. Ucapan suamiku itu terkadang membuat aku merasa makin bergairah saat kami tengah bercinta. Walaupun sampai sejauh ini aku sama sekali tidak pernah memikirkan hal itu benar-benar terjadi. Walaupun sebenarnya semua juga tekah terjadi tanpa suamiku mengetahuinya. Aku merasa sangat nakal saat ini, kenapa diriku bisa berubah sampai sejauh ini tanpa aku menyadarinya.

Saat aku merasa khawatir dengan apa yang akan terjadi jika pak sugeng benar-benar datang kemari, aku sempat melihat ke jam di ponselku, sekarang aku lihat jam menunjukkan pukul 10 malam kurang. Dan aku pun tidak membalas lagi chat terakhir dari pak sugeng, ia pun tidak lagi mengirimkan chat maupun menelepon aku. Dengan cepat aku langsung melihat kondisi pakaian ku saat ini, malam ini aku mengenakan baju tidur yang lumayan terbuka dan berbahan lembut, tentunya sangat menggairahkan laki-laki manapun jika melihat aku dengan kondisi pakaian seperti ini. Belum lagi payudaraku ini, sangat sulit untuk tidak menjadi perhatian pak sugeng tentunya, sedikit saja aku bergerak agak sedikit menunduk, maka payudaraku ini akan bisa terlihat setengahnya, karena saat ini aku menggunakan baju dengan belahan dada yang cukup rendah. Tetapi menjadi terlihat sangat nakal dengan ukuran payudaraku yang montok ini. Padahal menurutku baju yang aku gunakan saat ini normal saja.

Lalu aku mulai berpikir, jika malam ini aku menerima kedatangannya dengan menggunakan pakaian seperti ini, maka aku yakin itu akan membuat ia semakin bergairah kepadaku. Dan hal buruk yang akan terjadi bisa saja malam ini pak sugeng berbuat lebih nekat dari hari kemarin, mengingat kondisiku saat ini yang tengah sendirian dirumah kami, dan ia pun mengetahui hal itu. Aku pun segera tersadar dan bergegas mengganti pakaianku dengan pakaian yang lebih tertutup untuk menghindari hal itu benar-benar terjadi. Tidak lupa aku mengenakan jilbabku saat ini, agar bisa menutupi bagian dadaku yang sulit aku sembunyikan, walaupun aku telah mengenakan pakaian tertutup sekalipun. Payudaraku ini pasti saja masih terlihat meyembul dan menggairahkan, belum lagi ditambah cetakan bongkahan pantatku dibawah sana, pastilah pak sugeng akan sangat kegirangan mendapati kondisiku yang seperti ini.

Dengan pertimbangan semua itu, aku pun segara bangkit dari posisiku saat ini, aku bergegas mengganti pakaianku dengan pakaian lain yang lebih tertutup. Setalah selesai aku segera melihat ponsel milikku, tetapi masih belum ada juga chat ataupun panggilan dari pak sugeng. "Ataukah ia tidak serius mengucapkannya? Mungkin ia hanya mempermainkanku saja, syukurlah" aku sedikit lega saat ini, karena mungkin saja pak sugeng tadi hanya bercanda kepadaku, mungkin ia telah merasa cukup senang dengan bisa melihat foto yang aku kirimkan tadi. "Mungkin saat ini ia tengah melampiaskan bersama istrinya" begitulah aku berusaha menenangkan diriku. Tetapi "hmmhh" aku mengguman pelan memikirkan hal itu, aku merasa ada perasaan aneh dalam diriku, aku membayangkan pak sugeng yang tengah begitu bergairah itu, tiba-tiba ia menggumuli istrinya mbak sumi, pastilah mbak sumi akan terkgaet menghadapi gairah suaminya yang datang tiba-tiba itu. Tetapi disisi lain pastilah mbak sumi akan merasa sangat puas mendapatkan servis dari pak sugeng, semua itu membuat aku merasa iri kepada mbak sumi, mengingat semua itu terjadi karena pak sugeng merasa bergairah karena foto yang aku kirimkan tadi. Belum lagi aku teringat akan perkataan pak sugeng beberapa waktu lalu, ia mengatakan bahwa ia sanggup bermain 2 sampai 3 kali tanpa jeda, jika gairahnya benar-benar telah memuncak. Hal ini lah yang selama ini aku harapkan bisa dilakukan juga oleh suamiku, aku ingin suamiku bisa melakukan hal yang sama seperti yang dikatakan pak sugeng. "Hmmmhm bahkan saat bersama pak bambang, ia juga melakukan hal yang sama kepadaku, ia menyetubuhi dengan sangat bergairah tanpa jeda yang terlalu lama, aku merasa merindukan hal itu kembali terjadi saat ini" membayangkan hal itu membuat gairahku mulai muncul dan naik dengan cepat. "Aghhh kenapa aku ini, kenapa aku merasa sangat aneh pada diriku, kenapa aku jadi seperti ini? Dan kenapa aku menjadi sangat bergairah saat ini? Aku butuh pelampiasan saat ini juga, ughhhh,,, aku merasakan ngilu dan gatal pada vagianaku, ingin rasanya aku mengelusnya dan memaikan jari-jariku disana" perasaanku menjadi semakin tidak karuan saat ini, ditambah lagi aku yang sedang berada sendirian dirumah saat ini, aku merasa bebas untuk melakukan apa saja yang aku inginkan. "Atau aku gunakan dildo berukuran besar yang diberikan suamiku beberapa waktu lalu saja? Aghhh tidak,,, aku harus bisa mengendalikan diriku"


Aku pun segera pergi keluar kamar untuk mengalihkan pikiranku, aku melihat keluar jendela depan rumah kami. Entah kenapa aku melakukannya, aku sebenarnya hanya ingin melihat keadaan diluar sana, tetapi kenapa aku seperti merasa benar-benar tengah menanti kedatangan pak sugeng. Tetapi tidak ada tanda-tanda ia akan datang kemari, disana aku lihat sepi-sepi saja, hanya saja aku lihat pintu tetangga sebelah rumah kami yang masih terbuka. Sepertinya suami tetanggaku itu tengah bersiap untuk berangkat berjualan, itu aku ketahui dari cahaya lampu ruang depan rumah meraka yang cahayanya lebih terang dari lampu teras mereka, ditambah lagi dari percakapan mereka yang samar-samar terdengar olehku "Aghhh sudahlah tidak mungkin pak sugeng datang kemari, jika pun ia datang kemari, pastilah ia tidak akan berani mendekat kemari, karena posisi pintu depan tetangga kami masih terbuka. Meskipun sebenarnya bisa saja ia menyelinap mendekat kemari tanpa ketahuan, karena didepan dan di samping rumah kami terdapat pohon mangga yang cukup rimbun untuk ia bisa bersembunyi. Tetapi dengan melihat kondisi terakhir saat ini, aku yakin pak sugeng tidak akan benar-benar datang kemari. Maka aku putuskan kembali masuk kedalam kamar, saat tiba di dalam kamar, aku segera mengganti kembali pakaianku dengan pakaian tidurku yang tadi. Saat ini aku memakainya tanpa menggunakan BH ku lagi, aku ingin memainkan puting payudaraku, aku ingin mengelus belahan vaginaku yang rasanya sangat gatal sekali. Segera aku berbaring diatas ranjang, aku memejamkan mataku, aku menarik nafasku dalam-dalam, hal itu aku lakukan agar gairahku sedikit menurun, tetapi nyatanya tidak. Tanganku langsung bergerak sendiri meremas pelan payudaraku "aghhhh,,," aku merasa puting susuku mengeras disana. Segera aku letakkan ponselku dikasur, tanganku satu lagi langsung membelai pelan belahan vaginaku "ughhh,,,, kenapa rasanya nikmat sekali" badanku menggeliat saat itu, aku merasakan getaran itu hadir saat aku membelai lembut belahan vaginaku. Merasa kurang leluasa aku segera bangkit dan melepaskan celana dalam yang aku gunakan.

Saat celana dalamku telah terlepas, aku langsung melebarkan kedua pahaku, dan aku meletakkan jari-jariku di belahan vaginaku "aghhhh,,, isssttttt,,,egghhhh" lagi-lagi aku makin mendengus nikmat, karena ulah jariku sendiri. Vaginaku mulai basah, dan aku ingin vaginaku dijejali sesuatu yang mampu mengisi rongga didalamnya. Aku segera bangkit untuk mengambil dildo yang diberikan suamiku, aku akan mencucinya terlebih dahulu, sebelum aku menggunakannya. Ingin rasanya aku memasukan benda itu dengan sangat dalam ke lubang vaginaku.

Aku segera bangkit dari posisiku saat ini, tetapi saat aku telah bangkit aku dengar ponselku berbunyi, segera aku mengambilnya "pak sugeng?" Saat itu jantungku berdegub kencang, entah kenapa aku menjadi ketakutan mendapatkan telpon dari pak sugeng. Tetapi ini hanya telpon wa biasa bukan video call seperti biasanya. Tentu ia tak akan bisa melihat kondisiku yang sangat nakal saat ini. "Tetapi kira-kira kenapa ia menelepon aku? Ataukah ada hal lain yang ingin ia bicarakan?" "Hmmmmh" rasanya tidak mungkin, memang ada perlu apa ia menelepon aku, tanpa keperluan yang satu itu. Aku kembali duduk diranjang, dan aku hanya mendiamkan saja telpon dari pak sugeng itu, setelah telepon tersebut berakhir, ia kembali menelepon ulang. Tetapi entah ada rasa penasaran dalam diriku, aku ingin mengetahui tujuan ia menelepon aku lagi. Akhirnya aku menjawab panggilan dari pak sugeng itu.

Rani: hallo pak,
Pak sugeng: ehemm mbak, lagi apa?
Rani: saya mau tidur pak
Pak sugeng: aduhh jangan dong mbak, saya sudah didepan rumah mbak rani dari tadi, tetapi sepertinya tetangga mbak rani masih membuka pintunya.
Rani: sudahlah pak,, ngapain kemari malam-malam begini, saya gak mau pak, saya mau tidur.
Pak sugeng: aduhh mbak, tadi kan kita sudah sepakat, saya sudah susah payah melakukannya, seharusnya mbak rani tidak usah mengatakan "iya" jika mbak rani tidak sungguh-sungguh.
Rani: aduhh pak, mana mungkin saya sungguh-sungguh mengatakan hal begitu, tadi itu saya hanya bercanda pak, maafkan saya.
Pak sugeng: yahh rugi dong saya, punya saya sudah terlihat oleh mbak rani😢
Rani: idihh bapak,, kan bapak sendiri yang mengirimkan, huuhh dasar.
Pak sugeng: iyaa, tapi kan mbak rani yang memintanya.
Rani: tadi itu saya hanya bercanda pak, malah bapak di tanggapi serius. Huuuhh,,, emang kalau kesini mau ngapain pak? Mending kalau gak tahan sama istrinya tuh,,, kan ada istrinya dirumah,, kasian udah keras banget gitu,,hihiiihii
Pak sugeng: aduhh mbak rani, bikin saya malu aja,, teliti banget sihh liatnya,, sampe di bilang keras banget segala,,, hehehe
Tetapi semua itu karena foto yang tadi mbak rani kirimkan,, makanya jadi keras begitu.
Rani: yehh malah nyalahin rani lagi,, bukannya bapak yang minta,, dasar,,, itupun saya terpaksa melakukannya.
Pak sugeng: loh kok terpaksa mbak.. tadi katanya biar saya gak minta yang aneh-aneh lagi.
Rani: iyaa memang itu tujuan nya, tapi sekarang malah minta yang aneh-aneh,, pake mau kesini segala,, huuhhh,,, dasar.
Pak sugeng: lah itu kan karena tantangan dari mbak rani,, dan saya hanya menyanggupinya,, gak salah dong saya mbak.
Rani: huhhhh bisanya,, dasar bapak,, udahh ighh bilang aja bapak nyari kesempatan,, udah ah pak jangan kemari,, saya gak mau.
Pak sugeng: yahh,, udah dibela-belain datang kemari,, malah disuruh pulang🙄
Rani: yehhh,,, udah di bilangin,,, siapa juga yang suruh kesini pak
Pak sugeng: saya kesini kan menagih janji mbak,,, lama ni kayaknya tetangga mbak rani gak ditutup pintunya,, habis badan saya digigitin nyamuk kalau begini, saya nekat deh kesana,, buka ya mbak.
Rani: aduhh jangan pak,, tolong jangan,,nanti bisa jadi persoalan kalau mereka tau bapak kesini.
Pak sugeng: saya akan hati-hati mbak, orangnya gak ada di depan kok, cuman pintunya aja yang kebuka, lagian dari tadi saya sembunyi kok.
Rani: pokoknya jangan pak,, saya gak mau,, bapak ja..... tuttt.....

Tiba-tiba pak sugeng mematikan telponnya kepadaku, aku bingung kenapa tiba-tiba ia mematikan telponnya.
"Tokk...tokk..tok.." Aku mendengar ketukan pelan di pintu depan rumah kami.
"Astaga benarkah itu pak sugeng? Kenapa ia nekat sekali!! Bagaimana kalau tetanggaku melihat ia datang kemari malam-malam begini,, dasar gila" aku mengumpat kepadanya. Aku segera bergegas menuju ke ruang depan rumah kami, tanpa berpikir panjang aku segera membukakan pintu untuknya, aku takut kehadirannya disadari oleh tetangga sebelah kami, bisa-bisa ia mengadukannya dengan suamiku. Dan aku tak ingin suamiku curiga kepadaku, karena sepertinya kemarin ia sudah sedikit curiga dengan adanya gelas kopi yang tertinggal di meja depan ruang tamu kami. Dan jika mendengar laporan dari tetangga kami, ia melihat pak sugeng datang kemari pada jam yang tidak wajar, pastilah nantinya suamiku akan makin curiga. Dan aku juga sangat takut, jika suamiku menanyakan dan mengintrogasi aku secara langsung. Pastilah aku yang tak pandai berbohong ini akan mengatakan yang terjadi sebenarnya. Mempertimbangkan hal itulah yang membuat aku tak ingin ada yang mengetahui kedatangan pak sugeng kemari. Mengenai kondisi pakaianku saat ini, aku akan menggantinya setalah ini, biarlah pak sugeng melihatnya sebentar aku dengan pakaian begini, toh ia telah pernah melihat kondisiku hampir telanjang, hanya menggunakan celana dalam saja waktu itu. Hal yang lebih buruk aku pertimbangkan jika sampai tetanggaku mengetahui ia yang malam-malam datang kemari.

"Cepat masuk pak,,, ngapain sih pake kesini beneran" umpatku cemberut kepadanya. Pak sugeng pun bergegas masuk kedalam rumah, dan segera ia menutup kembali pintu depan rumah kami. Ia tersenyum girang melihat kondisiku saat ini, ia tidak lagi bengong seperti saat pertama kali melihat aku berpakaian begini.
Pak sugeng: eghhh ternyata udah siap ya mbak,, Waww mbak raniku terlihat sangat menggoda"
"Awwww bapak jangan ihh" aku memekik pelan, karena saat ini pak sugeng yang tiba-tiba meremas payudaraku.
Pak sugeng: ughhh lembut sekali,,, beneran udah siap ni ternyata mbak rani,, udah gak pake pelindung lagi, sama kayak kemarin,, hmmm saya senang sekali mbak,, hehehe
Rani: udah-udah,,, bapak apaan sihh,, kenapa pake beneran kemari, bagaimana kalau ada yang lihat bapak masuk kemari,,bisa-bisa jadi masalah besar ini pak.
Pak sugeng: mbak rani tenang saja, saya sudah pastikan kondisinya aman,,, kita kunci saja saja pintunya,, lagian mbak rani kan juga udah bersiap menerima kedatangan saya,, hehehee
Setelah berkata begitu pak sugeng segera mengunci pintu depan rumah kami "cklek...cklek..."

Mendengar suara pintu yang telah terkunci membuat jantungku bedegub semakin kencang, saat ini aku tengah berada benar-benar berdua saja dengan pak sugeng di dalam rumah kami.
Pak sugeng membalik badannya dan berjalan mendekat kearah aku, ia berjalan sambil tatapannya terus mengarah ke payudaraku. Lalu ia tersenyum girang dan berkata.
Pak sugeng : uhhhh sepertinya mbak rani, benar-benar sudah sangat siap,, saya semakin tergila-gila melihat mbak rani seperti ini.
Rani: apanya yang siap sihh pak,, saya itu sudah mau tidur pak,,, lebih baik bapak keluar setelah tetangga kami telah berangkat nanti, kita tunggu saja sebentar lagi, pasti ia akan segera beranjak dari sana. Ucapku sambil cemberut kearahnya.
Pak sugeng: bukan nya mbak rani udah siap beneran,,, tuh udah gak pake BH lagi,, hehehe
Saya makin gak sabar. Ucap pak sugeng sambil ia berjalan makin mendekat kearahku, aku berusaha menjauhkan diriku dari dirinya.

"Aghhh bapak...mmmhhhh...tolong pak jangan.." Aku memekik pelan karena ulah pak sugeng yang tiba-tiba menerkam dan memeluk aku dari samping, ia mengunci leherku dengan tangannya dari arah samping. Ia juga melingkarkan tangannya tepat di posisi kedua payudaraku.
"Kamu menggairahkan sekali sayang, dan waww kenyal sekali.. dan wajahmu yang cantik ini,, hmmmm sungguh aku sangat membuat aku makin bergairah sayang,, kalem tetapi sangat nakal,, hehehe" begitulah komentar pak sugeng saat payudaraku tepat di bekap oleh lengannya, dan ia membisikkkan kata-kata itu yang membuat bulu kudukku merinding mendengarnya.
"Sudah pakk,,, jangan kelewatan,, saya gak suka di paksa-paksa seperti ini, apalagi seperti kemarin dan saya mohon bapak ingat janji bapak untuk tidak berlaku begitu lagi kepada saya" ungkapku serius kepada pak sugeng.
Ia pun melepaskan pelukannya dari tubuhku, lalu ia berlalu kearah jendela dan mengintip keadaan diluar.
"Tetapi sekarang kondisinya sudah berbeda mbak,, setelah kejadian itu saya malah menjadi semakin sulit mengendalikan gairah saya setiap kali saya melihat mbak rani,, saya terus terbayang akan kelembutan dan kekenyalan kulit payudara montok milik mbak rani,, jujur saja setelah kejadian itu, saya menjadi sangat bergairah,, dan istri saya yang menjadi korbannya". Ucap pak sugeng tanpa melihat kearah aku.

Aku tersentak mendengar pernyataan dari pak sugeng barusan, kenapa ia harus sampai sejujur itu mengatakannya padaku.
"Bagus dong pak, mbak sumi kan memang istri bapak, itu sudah menjadi kewajibannya" bantahku kepadanya. Pak sugeng membalikan badannya kearah aku, lalu ia hanya tersenyum menanggapinya.
"Saya tak ingin membuat kegaduhan disini mbak, saya yakin jika kita bicara sedikit lebih kencang saja,, suara kita akan terdengar sampai kesebelah sana,, tentu mbak rani tidak mau semua itu terjadi bukan" ucap pak sugeng serius, sambil ia kembali menatap kearah luar jendela. Aku pun tidak menjawab pernyataan dari pak sugeng barusan, aku sangat bingung dengan apa yang harus aku lakukan saat ini. "Memang tujuan bapak kemari apa?, tolong jangan lakukan lagi pak" ucapku mengiba kepadanya.

Saat itu pak sugeng membalik badannya, ia berjalan mendekat kearahku. "Aghhh bapak, jangan" aku memekik cukup kencang, karena tiba pak sugeng kembali meremas payudaraku seraya ia langsung mendaratkan pelukannya pada tubuhku. "Ssstttt....kamu tentu tau semua resikonya jika sampai mereka mendengar semua ini" ucap pak sugeng sambil membekap mulutku dengan tangannya. Aku hanya mendelikkan mataku menatap kearahnya, ia pun membuka tangannya dari mulutku. "Tetapi jangan begini pak" ucapku pelan kepadanya. Ia hanya tersenyum kepadaku, lalu tiba-tiba. "Cupp....mhhhhh..." ia mencium bibirku. Aku hanya menggelangkan kepalaku dan terus menutup bibirku, tanpa aku mengeluarkan suara, hanya aku mendengus pelan sambil mataku yang melotot tajam kearah matanya. Tetapi semua itu tidak ia perdulikan, ia terus saja menempelkan bibirnya pada bibirku, malah kini ia mendorong tubuhku agar duduk di kursi ruang tamu kami. Lalu ia duduk di atas pangkuanku, dengan posisi kami berhadap-hadapan.
"Aduhh jangan begini pak,, saya berat" ucapku pelan sambil meringis.
"Iya" balas pak sugeng singkat, ia pun segera turun dari sana, lalu ia bersimpuh dibawah kakiku. "Hmmm mulus sekali" ucap pak sugeng sambil meraba betis bawahku. "Assstthhhh,,,pak jangan.." Aku mendesah pelan. Aku sangat khawatir jikalau ia menyingkap keatas pakaianku saat ini, pastilah ia akan dapat melihat aku yang saat ini tidak menggunakan celana dalam dibawah sana. "Saya hanya akan membuka sedikit mbak, tolonglah" ucap pak sugeng sambil ia menaikkan badannya dan mendekat kearah telingaku. "Mbak rani ternyata lebih menggairahkan daripada yang sering saya bayangkan setiap harinya " bisik pak sugeng di telingaku. "Aghhh...igghh dasar.." Aku memekik dan memukul pelan bahu pak sugeng, ia menggigit pelan telingaku dengan bibirnya, setelah berbisik kepadaku. Pak sugeng hanya tersenyum menanggapinya. "Sedikit saja" ucapnya sambil kedua tangannya kembali memegang, ujung pakaian tidurku. "Aghhh pakk,, jangan,,, saya gak mau,,," aku kembali memekik cukup kencang.
"Bisa-bisa sebentar lagi kita akan di grebek orang mbak" ucap pak sugeng kepadaku, sambil kedua tangannya ia lingkarkan di pinggangku, dan kepalanya mendekat kearah payudaraku.
"Makanya jangan aneh-aneh pak,, pulang gih sana" ucapku sambil sedikit cemberut kepadanya.
"Aghhh pak,,,udahh ihhh,,," aku merengek pelan karena ia membenamkan wajahnya di kedua bongkhan payudaraku. "Yg ini saja ya" ucapnya pelan sambil ia menatapku penuh harap.

Aku hanya tersenyum tersipu malu mendengar ia mengatakan itu, lalu aku menggeliat pelan. "Yahh mbak" ucap pak sugeng lagi. Aku hanya mengangguk pelan mendengar ia mengungkapkan itu lagi. Mendapatkan anggukan kepala dari aku, dengan semangat 45 pak sugeng melepaskan pelukannya pada pinggangku, lalu kembali bersimpuh turun dibawah kedua kakiku. Kemudian ia kembali memegang ujung bawah pakaian tidurku, ia seperti ingin menaikkan nya keatas. "Ehhh,,,pak,, jangan lewat bawah situ,," ucapku sambil menahan tangannya. "Tangan saya gak sampai kalau harus buka yang dari atas, bisanya dari bawah sini mbak" balas pak sugeng menggodaku. "Ighh dasarrr, suka banget sihh bapak godain rani,,huuhhh" gerutuku kesal kepadanya. Tiba-tiba aku kembali merasakan ia memegang kedua ujung baju bagian bawahku. "Ighhh bapak,, dasar,, gak bisa di bilangin,, sabar sedikit kenapa sih,, nanti rani bukain sampai polos,, awas aja gak di habisin sekalian" ucapku kesal kepadanya.

Dan dasar pak sugeng, malah ia mengucapkan "dengan senang hati,, jika masih tersisa akan saya bawa pulang sekalian,,hehehe"
Aku sampai ikut tersenyum dibuatnya. "Igghhh dasar laki-laki mesum" ucapku kepadanya. "Iya biarin di bilang mesum, yang penting janjinya di tepatin,, gak susah kok mbak, kemarin kan udah,, hehehehe,," ucap pak sugeng sambil tangannya kembali meraih ujung bawah bajuku. "Ighhh,,, bapak,,jangann,,,"
Rengekku pelan kepadanya.
"Yaudah ayoo bukain mbak" ucap pak sugeng sambil kedua tangannya menggenggam kedua payudaraku. "Wowww gak muat" ucap pak sugeng menggodaku.


Entah kenapa aku malah tersenyum diperlakukan begitu oleh pak sugeng "ighhh gak usah di komentarin pak,, ini bukan punya bapak,, ada yang punya ini,, dasar huuu,,, bapak aja tu yang mesum"
Lagi-lagi aku mengatakan ia adalah pria mesum, agar ia sadar dan tidak berbuat lebih nekat lagi, tetapi sebenarnya aku mengucapkan itu, agar ia terpancing emosinya dan kembali memperlakukan aku seperti kemarin. Entah kenapa saat ini aku merasa gairahku sudah semakin memuncak, dan aku ingin merasakan sensasi kebrutalan pak sugeng saat ini memainkan payudaraku.

Tetapi kali ini kelihatannya ia lebih tenang, pasti karena kemarin ia telah berhasil menikmati payudaraku. Sebagai laki-laki berpengalaman tentu pak sugeng juga menyadarinya, bagaimana ekspresi wanita yang benar-benar menolak dan yang sedang berpura-pura. Begitulah pikiranku saat itu, aku pun sebenarnya menyadari semua tingkahku saat ini, tetapi entah kenapa aku sulit mengendalikannya. Satu sisi akal sehatku, sebenarnya aku tak ingin semua ini kembali terjadi. Tetapi disatu sisi lain, aku seperti mengharapkan perlakuan itu darinya. Di tambah lagi kondisi kami saat ini yang hanya berdua saja didalam rumah, rasanya tidak akan ada gangguan yang dapat menghambat aktivitas kami selanjutnya, aku pun merasa sangat nakal saat terpikirkan tentang hal itu.

Saat aku memikirkan hal itu, tiba-tiba saja tanganku bergerak memegang tangan pak sugeng yang masih terus menempel pada payudaraku. Lalu aku arahkan tangan pak sugeng untuk menurunkan bagian depan bajuku "jangan manja pak,,, tinggal tarik sedikit aja udah kebuka ini,,, dasar mesum,," ucapku sambil aku melemparkan senyum kepadanya. Tetapi tangan pak sugeng malah balik menahan tanganku disana "sebenarnya kita sama-sama mesum mbak, tetapi yang satu hanya malu mengakuinya,,, hehehe" ucapnya seraya ia mengangkat badan nya dan mendekatkan kepalanya kearahku. "Cuppp...mmmmhhh,,," ia mencium bibirku. Tangannya pun bergerak meremas-remas payudaraku selagi bibir kami menyatu, tetapi aku tetap tidak mau membuka mulutku untuk membalas ciuman darinya. "Aghhhh sakit pak" ucapku meringis pelan. Saat itu pak sugeng meremas kencang payudaraku, "cupp,," ia langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk mencium bibirku yang terbuka.

Aku agak mendorong sedikit tubuhnya untuk menjauh "udahh ighh pak,,," ucapku pelan kepadanya. "Aghhh pak,," aku kembali mendesah, karena kembali dengan cepat pak sugeng membenamkan wajahnya di payudaraku. Ia menurunkan pelan bagian depan bajuku, saat itu tersembul lah payudaraku sebelah kananku keluar tanpa penghalang. "Ugghhh tidak pernah mengecewakan,," komentar pak sugeng melihat payudaraku yang tersembul keluar. "Aghhh igghhh pelan-pelan pagghkkk,,," rengekku saat ia mendarartkan bibirnya dan menghisap dengan cukup kuat puting payudaraku. "Mhhhhh,,," hanya itu yang keluar dari mulut pak sugeng. Saat itu aku merasakan mataku berlinang mengeluarkan air, itu semua terjadi karena aku merasa sangat merinding pada sukujur tubuhku dan aku merasakan seperti bergetar ngilu pada belahan vagianaku, rasa ini sungguh aneh sekali. "Ughhhh,,paghkk,,," aku mendesah, karena ulahnya itu, diikuti dengan badanku menggeliat gelisah karena rasa nikmat yang mulai aku rasakan, hisapannya pada payudaraku itu seolah menjadi pengobat dahaga yang ingin aku rasakan sedari tadi.

Hal itu semakin membuat aku lepas kontrol, desahan dan rengekanku semakin sering terdengar. "Ehhhgghhh,,pakk,,,aduhhh,,,ahhhhh,," aku semakin tidak kuat menahan desahan yang keluar dari mulutku. Pak sugeng terus saja mempermainkan payudaraku tanpa ia memperdulikan rengekanku padanya, aku sampai harus merem melek karena menahan rasa nikmat yang terus aku dapatkan darinya. Badanku terasa lemas sekali, sampai-sampai aku kini hampir melongsor jatuh dari kursi yang aku duduki. Aku pun terus memejamkan mataku, karena aku merasa sangat malu kepada pak sugeng. Tentu ia akan menyadari bahwa aku sangat menikmati perlakuan darinya. Lagi pula jika aku membuka mataku, aku malas melihat wajahnya, pastilah aku akan mendapat wajahnya yang kegirangan melihat ekspresiku yang sampai begitu. Ia hanya menahan bagian pinggangu agar aku tidak jatuh kebawah, tetapi ia biarkan aku yang hampir mirip posisi berguling pada kursi yanh aku duduki. Tak begitu lama memberikan aku kesempatan untuk pulih, pak sugeng kembali menyerang payudaraku. Kali ini ia tudak lagi menghisap payudaraku, hanya ia menjilat-jilati bagian payudaraku saja. Saat jilatan itu mengenai puting payudaraku "ahhhgghhhh pak,,, ampuuunnnn,,," aku memekik pelan padanya.

Saat itu aku melihat kearahnya, aku lihat pandangannya terus fokus menatap payudaraku. Lalu aku memainkan puting payudaraku secara bersamaan, yang satu masih terbungkus oleh baju tidurku, tetapi puting payudaraku yang sudah mengeras membuat puting payudaraku mencetak dengan jelas disana. "Ahhhhghgg,,,pak,,,,uhhhhggghhh,,,,ud,,,,,dahhh,,,pa,,,kk,,,ampun,,," aku begitu tidak kuat kali ini menahan rangsangan yang ia berikan pada payudaraku. Hingga kini aku merasakan aku hampir terjatuh dari posisi aku duduk. Pak sugeng pun menahan tubuhku, aku merasakan ia memegangi kedua lenganku. Lalu ia membuat gerakan seperti mengangkat tanganku sedikit keatas. Aku hanya pasrah saja mengikuti gerakan yang ia ianginkan. Tak lama dari itu, aku merasakan sedotan pak sugeng telah berpindah kepayudaraku sebelahnya "aghhh pakk,,,uggghhhh,,,ahhhhhhggghh pakkk" kembali aku mendesah cukup kencang kali ini. Entah kapan ia telah berhasil meloloskan kedua payudaraku keluar, dan yang lebih parah lagi, ia juga telah berhasil meloloskan kebawah kedua tali bajuku. Sehingga kini bagian atas tubuhku telah telanjang sempurna di hadapannya, ia pun semakin bersemangat menghisap dan menjilati payudaraku, tetapi kali ia melakukannya tidak terlalu kuat seperti kemarin. Aku sedikit gemas dibuatnya, karena rasa itulah yang aku harapkan ia berikan padaku sekarang ini. "Aghhh bapak,, udahh,,," ucapku pura-pura menghentikan perbuatannya, aku meletakkan kedua tanganku pada kepalanya. Dan sesuai prediksiku, ia malah makin kencang menghisapnya "ughhh paghhhkkk,,,aghhh,," aku mendesah kencang kali ini, serta dibarengi dengan tanganku menekan kencang kepalanya di kedua payudaraku. "Mhhhhh,,,mmmhhhhh,,," guman pak sugeng tidak jelas karena mulutnya terus menghisap payuduaraku. Tak lama setelah itu, aku merasakan hisapan pak sugeng mulai melemah, dan ia menyingkirkan tanganku dari kepalanya. Saat ia melepaskan hisapan dan remasannya di kedua payuduaraku, saat itu juga reflek kedua tanganku langsung memegang payudaraku, aku memegang puting payudaraku sendiri "aghhh,," aku mendesah pelan hampir tak terdengar, saat itu aku merasakan nikmat pada payudaraku, karena terkena tanganku sendiri. Sementara itu aku melihat pak sugeng menurunkan sarungnya kebawah, disana aku melihat penis pak sugeng berdiri dan mengacung tegang. "Panjang sekali" komentarku dalam hati.

Aku lihat ia mengocok penisnya pelan, lalu ia mendekatkan penisnya kearah wajahku. Aku hanya pasrah melihat ia melakukan hal itu, aku pun menaikan badanku agar tidak terjatuh dari posisiku saat ini. Lalu aku melihat pak sugeng semakin mendekatkan penisnya kearahaku, tetapi ia melakukannya dengan menutup kedua matanya, aku tau ia hanya berpura-pura untuk memancing gairahku. "Awww sakit mbak" jerit pak sugeng cukup kencang. Karena saat itu aku meremas penisnya den cukup kencang. "Sukurinn,," ucapku sambil tersenyum kepadanya. "Nakal ya,, awas aja nanti,," ancam pak sugeng. Aku hanya tersenyum pasrah mendengarkan ocehan pak sugeng tersebut. "Haahhghh" aku menghela nafas. Lalu aku ingin mengatur nafasku, aku pun memejamkan mataku. "Pllakk...plakkk,," aku merasakan sesuatu manampar dan kini menempel pada pipiku. Aku pun membuka mataku. Ternyata pak sugeng menamparkan penisnya pada wajahku, dan kini penisnya ia tempelkan pada pipiku. "Ighhh apa sihh bapak,," ucapku kepadanya. Ia pun seperti menatapku penuh harap, dan aku sebenarnya juga menyadari apa yang ia inginkan. Tetapi aku tidak ingin terkesan mudah memberikan padanya. Aku berniat sedikit menggodanya "cupppp,,,mmmmhhhh" aku pegang, aku kecup dan aku sedot dengan kuat kepala penis pak sugeng. "Ahhhhggggghhhh,,,,owwwhhhgghh,,," desah pak sugeng mendapati perlakuan barusan dariku. Saat itu aku menertawakan dia. "Syukurin,, dasar mesum" balasku kepadanya.

Setelahnya aku segera bangkit dari dudukku, aku berdiri dan hendak beranjak dari sana. "Ehhh mau kemana mbak," pak sugeng menahan tubuhku, lalu ia memeluknya. Saat itu aku rasakan penis pak sugeng menempel di perutku. "Ighhh udah pak,, ini udah lebih dari cukup" ucapku kepadanya. Tetapi tetap saja ia tidak melepaskan pelukannya dari tubuhku, lalu ia memegang kedua tanganku. Kini ia memposiskkan dirinya duduk di kursi tempat aku duduk tadi, ia pun menarik tanganku kearahnya, dan ia menekan pundakku kebawah. Aku yang merasa masih lemas pada tubuhku hanya mengikuti gerakan yang diarahkannya.

Sehingga kini wajahku tepat berada didepan penisnya, dan "ughhh benar-benar panjang" ucapku dalam hati. Aku melihat ada urat di penis pak sugeng yang sedikit keluar dari sana, dan sepertinya penis itu sangat tegang sekali, pastilah giarahnya sangat mumuncak saat ini. Aku sampai merinding melihat kondisi penisnya dengan begitu dekat di wajahku. Lalu tangan pak sugeng memegangi kepalaku, ia mengarahkan agar aku mencium penisnya, tetapi aku menahannya. "Ayolah mbak,, sedikit saja,," ia pak sugeng dengan wajahnya yang terlihat sangat berat menahan sesuatu, pastilah saat ini ia merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan pada vaginaku tadi, pastilah saat ini ia merasakan ngilu pada penisnya dan ia ingin penis itu mendapatkan rangsangan nikmat dari bibirku. Saat ini aku berniat menggodanya "cupp" aku kecup sepintas kepala penisnya, lalu aku kembali menarik kepalaku dari sana. "Aghhh nakall,,"komentar pak sugeng. "Buat ini cepat berakhir mbak,," ucap pak sugeng seperti mengejek aku. "Dasarr,,, mesum ihh bapak,, kemarin katanya gak akan mengulangi lagi"
Umpatku kesal kepadanya. "Aghhh ihhhghh bapak,, apasih,,,dasarr,,," omelku kepadanya. Saat itu pak sugeng memencet puting payudaraku dan memelintirnya. Lalu ia pindahkan kakinya menahan pinggulku, hingga kini aku benar-benar terkunci posisi bersimpuh di bawah selangkangannya. "Aghhh,,,hahahaha,,bapak,,,gelii,,sudahhh,,,ahhhggghhh,,,pakkk,,," jemarinya kini berpindah di ketiakku dan ia menggelitiknya.

Teriakan dari aku pun tidak ia perdulikan, hingga kini aku menggeliat dan terus merengek menahan rasa geli akibat dari ulahnya itu. "Sebentar lagi kita akan digrebek orang mbak,,," ucap pak sugeng mengomentari teriakanku. "Bapak tu,, apasihh,, kayak apa aja,,, saya di buat begitu,,," balasku sambil cemeberut. Ia hanya menganggapinya dengan menunjuk kearah penisnya. "Nggak mau" balasku singkat. "Aghhhh,,, ampun,,,pak,,,hahaha,,,udah,,udahhh,,," kali ini pak sugeng kembali mengulangi perbuatannya dengan menggelitik aku. Dan teriakanku pun tak ia perdulikan sama sekali, ia terus saja menggelitik pada ketiakku. Hingga "ahhhhggghhh..wowwww,,,ahhhgghhh,,,nikmat sekali mbak,,,uhhggghhh ,,,luar biasa,,,," desah pak sugeng. Saat itu aku telah memasukkan penisnya kedalam mulutku, dan kini ia pun telah berhenti memegangi ketiakku, kini kedua tangannya memegangi kepalaku. Aku pun menyingkirkan tangan pak sugeng dari kepalaku, karena ia cukup kuat memegang kepalaku sampai aku merasa kesusahan. Lagi pula aku ingin lebih leluasa mengerjainya dengan mengulum ganas penisnya lebih leluasa. Tentu tidak sulit bagiku melakukannya, karena ini memang menjadi kesukaanku kala tengah bercinta dengan suamiku dan lagipula penis pak sugeng ukurannya hampir sama dengan penis suamiku, hanya saja penis pak sugeng memang lebih panjang saja. "Ahhggh,,,wooowww,,,huuuhuuuu,,, nikmat sekali mbak,,," racau pak sugeng saat penisnya terus aku buat keluar masuk mulutku. Cukup lama aku melakukan hal itu, tetapi belum juga aku lihat tanda-tanda ia akan memuncratkan spermanya. "Liiiiccckkk,," aku menjilat dengan perlahan batang penis pak sugeng dari bawah ke atas. "Woooowwww,,,nikmat sekali,,,ughhhh,,,liarr,,sekali kamu mbak,, wooowww saya tidak menyangka mbak rani sepintar ini melakukanya" komentar pak sugeng atas perlakuanku barusan pada batang penisnya. Mendengar ia mengatakan demikian, membuat aku merasa seperti diremehkan "belum tau saja, bahwa aku sangat menyukai bahkan ahlinya dalam mengulum penis,,,hihihiii" ucapku dalam hati. Bahkan menurut suamiku teknikku menjilati dan mengulum penis sudah tidak usah diragukan lagi. Tetapi dengan mendengar ucapan pak sugeng tadi, membuat aku semakin tertantang untuk mngerjainya. "Mmmmhhhmm,,,plloooop,," aku mengulum telur milik pak sugeng. "Ahhhggghhh,,,ampun mbak,,,,uhhhgghh,,,rasanya gila sekali,,,saya,,,belum per,,,na,,hhhh,, hhhaaghh,," gerutu pak sugeng.

Aku pun melihat kearah wajahnya, kali ini sepertinya ia sedang tidak main-main. Maka semakin semangat aku untuk mengerjainya, dengan cepat aku pindahkan sedotanku ke telur milik pak sugeng yang satunya. "Mmmmpphh,,,plllloooooop,,,spoooochh,,," kembali aku memasukan telurnya kedalam mulutku "woooowwwww,,,ahhhhgghh,,mbak,," pak sugeng kembali mendasah cukup kencang, dan kini ia kembali mendarakatkan tangannya kembali di kepalaku. Lagi-lagi aku menyingkirkan tangan pak sugeng dari kepalaku "tahan dulu mbak,,hagghh,,,hagghh,," ucap pak sugeng sambil ngos-ngosan kepadaku. Aku tidak membalas sama sekali setiap perkataan yang muncul dari pak sugeng, aku benar-benar ingin memberinya pelajaran, karena selama ini ia sangat sering menggodaku. Aku ingin tau sekuat apakah pria ini, apakah benar omongannya yang sering ia ucapkan padaku selama ini. Ia mengatakan bahwa ia sangat perkasa ketika berada di atas ranjang dan lagi pula kini aku merasa semua sudah terlanjur. Aku semakin merasa tertantang untuk membuktikannya. "Mmmhhhhh,,,mhhhhh,,," aku kembali memasukan penis pak sugeng kedalam mulutku, ingin rasanya aku memasukkan penis itu sampai mentok, tetapi aku takut tidak mampu menampungnya. Maka aku mencari cara lain untuk membuat ia semakin tidak tahan, segera aku naikan baju yang ia kenakan keatas, dan aku mainkan puting susunya "ahghhhggghhh wowww,,, luar biasa mbakkk,,, liar sekali,,,, owhhhh nikmat mbakk,,," racau pak sugeng. Tetapi kali ini ia tidak lagi berucap dengan kencang, karena samar-samar kami mendengar tetangga kami seperti tengan berada di depan rumahnya.


Tanganku terus memainkan puting susu pak sugeng dan mulutku tetap mengulum penisnya, sambil sesekali aku menjilatinya. "Owwwghh sepertinya saya meremehkan mbak rani,,, ternyata saya cukup kewalahan,," ucap pak sugeng. Mendengar ia mengucapkan hal tersebut, aku semakin mempercepat kulumanku pada penisnya. Tetapi sepetinya ia memang benar, ia masih mampu menahan ejakulasinya. "Ploopppppp...mmmmmhhhmhhhh....spooochhh" Aku menyedot dan memasukan telurnya kedalam mulutku. "Woooeeewww,,,,gila,,,sekali,,," hanya itu yang keluar dari mulut pak sugeng. Setelah merasa cukup, akupun segera bangkit dari posisiku saat ini, dan aku ingin berpindah untuk duduk di sofa panjang yang ada di sebelah kami saat ini, aku ingin menyudahi semua ini, pikiranku cukuplah semua ini, aku takut semua semakin berjalan terlalu jauh. Aku pun bangkit dan berpindah duduk ke sofa panjang sebelahnya. Melihat aku berdiri, pak sugeng segera membenahi posisinya, lalu ia juga bangkit dari posisinya saat ini, tiba-tiba ia mengikuti aku dengan juga berdiri mengarah kepada diriku, dengan posisi penisnya tepat berada di depan wajahku. Saat itu aku melihat penisnya yang tegang dan masih mengkilap karena ulahku tadi.

Lalu dengan cepat, iq memegang bahuku dan langsung mendorongnya, hingga kini aku terguling terlentang di sofa. Ia langsung mendekatkan wajahnya dengan wajahku "cuppp,,,,mmmhhhh,," ia mengecup bibirku. " saya tidak menyangka teknik bercinta mbak rani ternyata sangat hebat sekali,,, saya tidak menyangka ternyata di balik wajah mbak rani yang anggun dan kalem ini ternyata,, tersimpan menyimpan aset terpendam dan dan tak terlihat yang begitu luar biasa,," ucapnya pelan kepadaku.
"Udahh ighh pak,, pake nindih badan saya segala,, ayo bangunn" ucapku sambil mendorong tubuhnya agar menjauh. Saat itu aku rasakan penis pak sugeng menempel pada belahan vagianaku, dan itu cukup terasa, karena selain pakaian yang aku gunakan lumayan tipis di tambah lagi aku di bawah sana tidak menggunakan celana dalam. "Aghhh pakk,, udahh,,ighhgii,," ucapku kepadanya. Saat itu pak sugeng kembali menghisap payudaraku, tetapi kali ini ia sangat brutal melakukanya. Sangat berbeda dengan yang sebelum ini ia lakukan, hal ini tentu membuat aku sangat kewalahan "aghhhh,,,,owwwhhhh,,,aghhh,,,bapakkk,,,,udahhhh,,,,ssssstttt,,," aku merasakan serangan pak sugeng pada payudaraku semakin liar saja, di tambah lagi kini penisnya dibawah sana semakin liar menggesek belahan vaginaku. "Licccccckkkk,,,,," ia menjilat puting payudaraku. "Aghhhh,,,udahhh pakkk,,," aku mendesah cukup kewalahan menahan rangsangan kembali dari pak sugeng. "Aghhhhh,,,,ampun,,,pagghhhkkk,,,aghhh,,,suuudd,,,ddaaahhh,," desahku tertahan saat itu. Aku merasakan kedua payudara di dempetkan ketengah oleh pak sugeng. "Liiiiccckkk,,,,mmmmmhhhh,,,,montok sekali" guman pak sugeng. "Ammpunnn,,,pakkk,,,sudahhh,,," aku mengiba kepadanya. Saat itu ia menjilati kedua puting payudaraku secara bersamaan, itu ia lakukan dengan kondisi kedua putingku yang terlihat mendekat, karena ia tekan keduanya ketengah. Saat itu aku benar-benar sudah tidak tahan, aku merasa gairahku benar-benar telah memuncak. Hingga tanpa sadar kedua pahaku membuka lebar, saat itu aku merasakan vaginaku sangat gatal dan ingin segera di sodok oleh penis. "Ughhhh,,,pakkk,,,ampun,," desahku.


"Ternyata,,,hmmmm,,,," guman pak sugeng. "Aduhhhh,,,,,sakitttt,,," desahku cukup kencang kali ini, saat itu pak sugeng menggigit dengan kuat puting payudaraku. "Mmmmhhhh,,,luar biasa,,, ternyata mbak rani sudah sangat siap,,,sampai dibawah sana sudah tidak ada penghalang lagi,,,mmmmhhhh" komentar pak sugeng diiringi gumanannya. "Basah sekali mbak" pak sugeng kembali melanjutkan kalimatnya. Saat itu aku tersadar "jangan-jangan" aku melihat kearah bawah, dan benar saja. Ternyata pak sugeng telah menyingkap pakaian bawahku keatas "untuk yang itu jangan pak,,, rani mohon,,," ucapku mengiba kepadanya. Entah saat ini aku sungguh-sungguh atau tidak, yang jelas saat ini aku merasakan vaginaku sangat gatal. Dan "aghhhhhh,,,pak,,,tolong,,jangan pak,," aku kembali mengiba kepadanya. Sekarang aku merasakan sesuatu benda tumpul hangat yang kini terasa menempel di vagianaku. "Tapi ini sudah sangat basah mbak,," balas pak sugeng. "Clickk,,,cliccckk,,,cliccckk,," aku mendengar suara vaginaku yang sangat basah dibawah sana, dan kini penis pak sugeng tengah ia gesekan naik turun disana dengan tangannya. Gerakan yang ia lakukan seolah tengah membela vaginaku. "Awwwhhh,,,ughhhhh,,,luarnya saja nikmat begini mbak,,," ucap pak sugeng sangat fokus. "Aghhhh,,,pakkk,,,Owwwghh,,," aku hanya bisa mendesah saat ini, aku merasa pertahananku sudah hampir jebol. Dan aku merasa seperti akan orgasme karena ulah pak sugeng pada vaginaku. Kini ia semakin intens menggosok vagianku dengan penisnya, belum lagi kini kepala penisnya ia buat selalu mengenai seluruh belahan vagianaku sampai keatas mengenai klistoriku.

"Aghhhh...kita nikmati saja mbak,," ucap pak sugeng. "Owwwhhgghhh....."" kami sama-sama mendesah panjang. Saat itu mataku mendelik dan diiringi mulutku yang meringis mendapatkan tusukan dari penis pak sugeng pada vaginaku. "Bapak,,,,ja,,emm,,ngan" aku mengguman tidak jelas disana. "Hangat dan basah sekali mbakk,,,wowww,,,huuuuhhh,,,dan sangat lembut sekali,,," balas pak sugeng. Kini ia mendekap erat tubuhku dan pinggulnya seperti berusaha untuk memembenamkan seluruh batang penisnya pada vaginaku. "Slebbb,,," penis pak sugeng ia dorong hingga benar-benar mentok ke dalam vaginaku "Hegggghhhh,,,,,,,,,bapak,,,woowww,,,ampun,,pak,," saat itu aku merasakan penis pak sugeng sangat mentok di vaginaku. "Akhirnya,,,mmmmhhh peret sekali mbak,,,dan Haaaah keinginan saya sejak lama tercapai malam ini mbak,,, huuuhhhh,,terimakasih mbak raniku,, sayang ,,cuppp,," ucap pak sugeng diiringi ia mengecup bibirku. "Mmmmhhh,,,mmmmhhhhh,,," kini kami berciuman dengan mesra nya. Kini aku tanpa ragu membalas ciuman darinya. Saat ia melepaskan ciumannya dari bibirku, aku pun tersenyum kearahnya. Melihat hal itu pak sugeng seperti sangat kegirangan sekali. "Saya merasa sangat beruntung sekali mbak,," tambah pak sugeng. "Slepp,,,sleppp,,slep,," pak sugeng mulai menggenjot vaginaku.

"Aggghhh,,,aghhh,,,ugghhh,," hanya itu yang keluar dari bibirku saat ini. Aku merasakan sangat nikmat pada vaginaku, dan "ughhh,,," aku kembali mendesah. Sekarang ini aku merasakan penis pak sugeng begitu panjang hingga penis itu menusuk dengan sangat dalam. Belum lagi penisnya yang bengkok itu terasa menggaruk-garuk vaginaku di dalam sana. Hal itu semakin membuat aku mendesah tidak terkendali saat pak sugeng meningkatkan kecepatan genjotannya. "Ooogghhh,,,uuuuggghhh,,,aghhhhh,,,,aghhhh,,,,pak,,ter,,,,mmmhhh" aku tak melanjutkan kalimatku.

Saat itu merasa sangat malu sekali, karena sedikit lagi aku merasa akan segera mencapai puncak kenikmatanku. "Kenapa mbakk,,,hmmmm,,,,katakan saja,," balas pak sugeng. "Mmmmhhh,,,,mmmmmhhhh,,,mmmhhh,," hanya itu yang keluar dari mulutku. "Plakk,,,plakkk,,,plakkk,,," suara benturan antara kedua pahaku dengan pangkal penisnya. Hal itu menandakan penis pak sugeng telah mentok dengan sempurna didalam vaginaku. "Aghhhh pakkk,,,,awwww,,,aghhhhh,,,raniii,,,,mau,,,pakkkkkkk,,,,cepettiinnn,,,pakkk,,,,aggghhhh" desahanku sudah tidak terkontrol lagi, dan kini aku melingkarkan kedua kakiku di pinggulnya. "Aghhhhhhhhhhhh,,,bapakkkkkkk,,,,,owhhhhh,,,,mmmmmhhhh,,,,," aku mendesah panjang dan aku merasakan gemetar pada pahaku, diikuti kini vaginaku terasa mencengkram didalam sana. "Wowwwwww,,,menjepit sekali mbakk,,,sepertinya sangat banyak,,," komentar pak sugeng melihat aku telah mencapai orgasmeku. "Hagghhh,,,haaaggghhh,,,haaggghhh,," saat itu aku tidak menanggapinya, aku merasa nafasku sangat berat sekali. "Cuppp....mhhhhh" pak sugeng mengecup bibirku.

Kakiku pun melemah, dan kini tidak lagi melingkar di pinggul pak sugeng. "Ploooppp,," ia mencabut penisnya dari vaginaku. "Luar biasa,," puji pak sugeng kembali. Aku hanya memejamkan mataku dan sedikit melemparkan senyum kepadanya. Pak sugeng segera bangkit dari atas tubuhku, ia berdiri dan berjalan mengarah ke jendela depan rumah kami, entah apa yang ia lakukan saat ini. Aku sudah tidak fokus memperhatikannya, aku merasa cukup lemas, walaupun tentu saja, aku tidak akan cukup hanya dengan satu kali orgasme saja. Saat ini aku merasa gairahku masih ingin aku salurkan sampai benar-benar tuntas. "Lagi pula pak sugeng belum mencapai klimaksnya" ucapku dalam hati. "Ayook mbak,, kita pindah ke dalam saja, tetangga mbak sepertinya masih belum pergi juga,, saya merasa kurang maksimal kalau harus menahan untuk tidak menikmati sepenuhnya" ucap pak sugeng menyadarkan aku.

Saat itu membuka mataku dan aku langsung mengulurkan kedua tanganku padanya, ia pun menyambut uluran tanganku. Saat aku telah berhasil bangun, kami pun langsung berpelukan, lalu ia berpindah memelukku dari belakang dan mendorong aku untuk menuju kamarku, dan tanpa henti ia terus meremas-remas payudaraku. "Kulit mbak rani lembut sekali,,,dan ini sangat halus dan kenyal sekali,, wangiii mmmmmhhh" komentar pak sugeng ia bisikan di telingaku. Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan pak sugeng "Apalagi yang ini,,,huuuuhhhh kencang dan indah sekali,,dan sangat bersih,,rapi dengan bulu pendeknya" komentar pak sugeng sambil membelai belahan vaginaku dari pelukannnya di belakangku. Tetapi saat belum tiba di kamar, ia tiba-tiba membalikan tubuhku kearahnya, ia langsung memelukku dari depan. Aku pun membalas pelukannya "cuppp,,,mhhhh" kami kembali berciuman dalam posisi berdiri. "Aghhh,, saya tidak tahan mbak,," ucap pak sugeng. Ia pun membaringkan tubuhku di kasur di ruang tengah depan kamar, saat itu aku hanya pasrah mengikutinya. Aku terguling terlentang disana "wowwww ternyata ada bagian yang hampir saya sia-siakan mbak,," ucap pak sugeng.

Saat itu aku merasakan ia memegangi kedua pahaku dan membukanya. "Luar biasa,,,indah sekali mbak,," pak sugeng kembali berucap. "Mmmmbhhhhh,,,,,liickkkkkcckkk,,,,," ia menjilat belahan vaginaku. "Aghhhhh,,,,aghhhhh,,,aghhhh,,,," aku mendesah tidak terkontrol mendapat rangsangan pada vaginaku. Saat itu pak terus menjilati vaginaku dengan ganasnya, ia melakukannya dengan sesekali meremas dan memilin puting payudaraku. Hal itu semakin membuat aku tidak tahan untuk menahan desahanku, lagipula saat ini aku merasa desahan kami tidak akan terdengar oleh tetanggaku, karena sekarang kami telah berpindah kedalam. "Agghhhh,,,,aggghhhh,,,,aduhhhh,,,pakkkk,,,,mmmmmmhhhh,,,," aku terus mendesah mendapatkan rangsangan dari pak sugeng. Vaginaku terasa sangat basah dibawah sana, dan aku merasa gairahku yang kembali memuncak karena perlakuan dari pak sugeng pada vaginaku "mmmmmmmmmuuuuuuuaaaaccghhh,,," pak sugeng mengecup kuat vagianku. "Wooooooowwwwww.....ughhhhh,,,,sudahh,,,pakkk,,, rani gak kuattt diginiiin,,," rengekku kepadanya.

Pak sugeng segera bangkit dan kini ia menaiki tubuhku "Basah sekali mbak" bisik pak sugeng di telingaku. Aku hanya memukul pelan dadanya "sleeebbbb" pak sugeng kembali memasukan penisnya pada vagianku. Cukup lama kami dalam posisi itu dan desahan yang keluar dari mulut kami seperti tidak karuan lagi. Saat itu aku merasakan sangat nikmat pada vaginaku, hingga akupun juga merasakan bahwa aku akan segera orgasme kembali. Karena merasa vaginaku yang mulai berkedut-kedut, aku kembali melingkarkan kedua kakiku pada pinggul pak sugeng. "Tahan dulu mbak,,kita ganti posisi" ucap pak sugeng menyadarkan aku. "Saya mau dari belakang" tambahnya. Aku hanya menuruti keinginan pak sugeng dan segera berbalik dengan posisi menungging "uhhhhhghhh,,,montok sekali,,,plakkkk,,," komentar pak sugeng diiringi ia menepuk bongkahan pantatku "aghhhh bapakkk,,sakittt,," rengekku manja padanya. "Saya gemas" balasnya sambil tersenyum. "Lebih rileks mbak" ucap pak sugeng lagi. Aku segera lebih melentikkan pinggulku "uhhhhghhhh,,,siap ya mbak,,, saya gak tahan,,, bulat sekali" ucap pak sugeng. "Sleeebbbb,,," penis pak sugeng kembali masuk kedalam vaginaku. "Aghhhhh,,,,ahhhhhghhh,,,aghhhh,,,,ahhhhggghhh" desahanku seiring dengan genjotan pak sugeng yang begitu cepat pada vagianku. "Plakkk,,,plakkk,,,plakkkk,,," suara benturan bokongku dengan pangkal penisnya. "Ahhhhgghhhh saya mau keluar mbak,,,,dimana,," ucap pak sugeng. "Mmmmmmhhhhh,,,,ahhhgghhhh" hanya yang keluar dari mulutku. Aku tidak tau harus menjawab apa atas pertanyaan dari pak sugeng tersebut, karena saat itu aku juga merasakan bahwa aku akan segera tiba pada puncak kenikmatanku. "Aghhhh,,,saya tidak tahan mbakk,,,,saya keluarrrrrr,,,,,croooooooooooooottttt,,,,crootttttt,,,,,croooootttttt,,,,,aggghhhhh,,,woowwwwwww,,,,mhhhhhhh,,," aku merasakan vaginaku disemprot dengan kencangnya oleh pak sugeng, dan aku merasa spermanya sangat banyak dan panas sekali didalam vaginaku. Hal itu membuat aku juga ikut sampai pada puncak kenikmatanku"Aghhhhh,,,,,sayyaaa juga pakkk,,mmmmmhhhh,,," aku berguman menanggapi pernyataan dari pak sugeng.


Lalu pak sugeng menindih tubuhku dari belakang, dan penisnya masih tertanam di vaginaku. Saat itu aku merasakan hal yang berbeda dari biasanya, penis milik pak sugeng sama sekali tidak mengecil ataupun mengendur sedikitpun. Penis itu tetap terasa keras didalam sana, hanya saja aku merasa bahwa pak sugeng seperti kehabisan tenaganya saja. "Pakkk,,bangun ihhhghh,,beratt" ucapku kepadanya. "Iya mbak" balas pak sugeng. "Ploooppp,," ia mencabut penisnya dari vaginaku. Kini ia berbaring terlentang di samping aku, dan ternyata benar saja penisnya masih terlihat kokoh menjulang. "Kenapa masih keras sekali" aku berpikir pastilah ia belum selesai dengan permainannya dan ternyata benar adanya yang ia ucapkan kepadaku. "Cuppp" ia mengecup keningku, lalu ia berusaha membalikkan tubuhku terlentang. Ia kembali naik keatas tubuhku "slebbbb" ia kembali memasukan penisnya pada vagianku. "Mmmmmmmhhhhhh" aku hanya mengguman menikmati kembali genjotan dari pak sugeng. Akhirnya kami kembali melanjutkan bercinta malam itu "clokkck,,,clokkkckcckkk,,,clooockkkcckk,,," suara peraduan antara penis pak sugeng dengan vagianku, terasa sangat banjir sekali dibawah sana.

Cukup lama kami melakukannya di ruang tengah kami, hingga ia mengangkat badanku dan membawa aku masuk kedalam kamar. Disana kami kembali melanjutkan persetubuhan kami dengan liarnya, hingga desahan dan rengekanku sudah tidak terkontrol dan keluar begitu saja dari mulutku. Hingga akhirnya aku kembali orgasme dan diikuti pak sugeng juga telah mencapai orgasmenya. Tetapi kali ini ia tidak membuangnya di dalam vaginaku. Saat itu aku merasa benar-benar puas dan tubuhku terasa sangat lemas sekali, kami berbaring dan berbincang cukup lama disana dan tak henti-hentinya pak sugeng terus memuji kenikmatan tubuhku. Saat itu aku melihat penisnya yang masih terus menjulang tegas keatas, hingga timbul rasa kagumku padanya, tetapi setelah aku mengetahuinya ternyata ia telah meminum jamu sebelumnya, sehingga membuat penisnya tegang terus tidak mengendur sedikitpun. "Dasarrr igghhh bapak sengaja ternyata,," umpatku kesal kepadanya. Ia hanya tersenyum kepadaku.

Lalu kami membersihkan diri dikamar mandi, setelahnya ia kembali berpakaian dengan mengenakan sarung dan bajunya kembali. Sementara aku hanya melilitkan handuk di tubuhku. Kami sempat melihat situasi diluar sebentar, setelah terlihat aman dan ternyata tetanggku telah berangkat dari rumahnya, aku segera meminta pak sugeng untuk meninggalkan rumah kami. Sesaat sebelum ia pergi, ia sempat meletakkan tanganku pada penisnya dan aku merasakan penisnya masih terasa tegang dibawah sana. "Udahhh pakkk, nanti malah ketahuan orang" ucapk menyudahinya. Aku segera membuka pintu dan sedikit mendorong pak sugeng agar ia segera meninggalkan rumah kami.


Pov rani end dulu ya suhu..ku...
Bomir mau party dulu....malam ladies ini huuuu jangan coli...hehehhe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd