Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Istriku dan Semua Kebohongannya

Bimabet
Selamat siang para suhu semua, mohon maaf yaaaah karena persiapan jelang bulan Ramadhan jadi mimin sibuk banget ngurusin kerjaan yang makin tambah banyak, menulis cerita dewasa juga bagian dari hoby mimin yang suka berimajenasi ini, tapi yaaaa tetep mimin upaya’in kerjaan di real life bisa beres dulu..
:ampun::ampun::ampun:

Oiya sebelumnya gw minta maaf ya kalau agak lama proses updatenya, dan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yg menjalankan, sebenernya mau rehat dulu sih selama bln puasa ini, tapi ya karena banyak suhu yang chat minta di lanjut ceritanya, okelah kita lanjut keseruan si Rima dan Alan ini. Terimakasih banyak ya suhu, di karya pertama ini dapet banyak apresiasi dari para suhu sekalian
:baris:

POV Rima

Hari ini sebuah acara senam dan dilanjutkan jalan sehat diadakan di kampungku, tentu saja aku, Mas Alan dan si Cantik Bela penuh semangat untuk mengikutinya, yah hitung-hitung untuk jalan-jalan keliling kampung sambil bercengkrama dengan para tetangga.

Setelah menyiapkan beberapa bekal dan bersiap kami pun segera berangkat menuju lapangan yang berada tidak jauh dari Sekolah Dasar yang ada di Kampungku, dalam perjalanan banyak sekali tetangga yang ikut berpartisipasi dan kami pun saling menyapa. Yah mesikupun aku masih menggunakan kerudung, akan tetapi baju sportiku terlihat sangat ketat membalut tubuhku, tak jarang beberapa mata pria yang berpapasan dengan kami mencoba untuk memandang tubuhku dengan penuh nafsu. “Apa mungkin karena aku semakin gemuk ya??”, gumam ku dalam hati.

Sesampainya dilapangan kami segera berbaur dengan warga yang lain, ada banyak jajanan yang tersedia di disekitar lapangan membuatku kadang bingung untuk membeli yang mana. Setelah beberapa sambutan dari panitia acara, kegiatan dimulai dengan senam bersama, yah untuk memulai pemanasan juga, kulihat Bela sangat bersemangat mengikuti gerakan ini, meskipun dia sudah mahir berjalan tapi aku tetap was-was ketika dia mencoba berlari kesana kemari. Selesai senam aku berpamitan ke Mas Alan untuk pergi membeli minuman isotonic dan pergi ketoilet, Mas Alan pun mengangguk dan setelah aq mengecup pipi Bela aku pun segera berlari menuju arah penjual jajanan yang banyak tersebar disekitar lapangan, setelah mendapatkan minuman yang aku inginkan aku segera mencari banner bertuliskan toilet yang tadi sempat aku lihat di ujung lapangan.

Sesampainya disana ternyata antrian warga yang sedang menunggu di toilet sudah sangat Panjang, “astagah bisa pipis di celana kalau gini…duuuh apa aku pulang aja ya..”, gumamku dalam hati

Saat sedang mengantri masuk ke toilet tiba-tiba ada seseorang menepuk bahu ku.

“mbak rima..”, sapa suara seorang pria dari belakangku

Aku pun segera membalik badanku, yah suara yang sangat familiar di telingaku

“pak seng..”, kataku sedikit terkejut

“mbak mau ke kamar mandi??”, tanyanya sambil mendekatkan bibirnya ke telingaku, yah karena suara cukup berisik juga

“eh.. i..iya pak gimana??”, jawabku dengan sedikit terbata-bata, mana aq sedang menahan supaya air kencingku tidak sampai bocor kecelana

“sini ikut bapak, pakai toilet yang di SD itu aja, daripada nunggu lama”, kata Pak Seng menjelaskan dan kemudian pergi menunjukkan pintu besi pagar SD yang berada tidak jauh dari tempatku berada

Pintu itu sepertinya pintu yang biasa digunakan anak-anak SD jika mau berolahraga ke lapangan ini.

“Tapi pak, itu kan dikunci..”, kata ku, yah sekilas aku memandang sih sepertinya pintunya memang tertutup

“udah ayo sini, bapak antar”, kata Pak Seng kembali meyakinkanku

Aku tak punya banyak pilihan, mana antrian di toilet portable yang disediakan panitia ini juga masih Panjang, akhirnya mau tidak mau aku pun mengikuti Pak Seng menuju pintu besi ke Sekolah Dasar tersebut

Sesampainya di depan pintu besi itu, Pak Seng segera mengeluarkan kunci yang ada di tangannya, dia pun segera membuka gembok pada pintu besi itu.

“Bapak kan yang jaga sekolah, ya pasti bapak tau kuncinya, sudah mbak rima nanti pipis di Toilet SD ini

“i..iya pak..”, kataku sambil menahan air kencingku agar tidak merembes keluar

Kami pun berjalan menyusuri Lorong-lorong kelas, meskupun diluar terdengar rame tapi di dalam SD ini tampak sepi tidak ada satupun orang didalamnya, yah mungkin karena ini hari libur.

Pak Seng segera memanduku ke toilet yang ada di SD ini, sesampainya di pintu toilet Pak Seng segera mempersilahkanku masuk ke toilet itu, sedikit menggambarkan kondisi toilet ini terletak di sebuah ruangan tertutup, dan didalam ruangan itu terdapat 5 bilik toilet yang berjejer, meskipun bersih pintu toilet tersebut cukup sederhana hanya menggunakan pintu sederhana yang tidak berpengait.

Aku langsung saja berlari menuju salah satu toilet tadi, sesampainya di dalam setelah menutup pintu aku segera membuka celana dan CDku, tampa pikir panjang kulepaskan air kencingku yang sudah lama tertahan di dalam kandung kemihku, sungguh lega rasanya, akan tetapi ketika aku hendak mengambil air, aku cukup terkejut karena air di bak mandi itu tinggal sedikit dan itu pun sudah kotor dengan banyak lumut dibawahnya.

Seketika itu juga aq tersadar, kalau pintu toiletku telah terbuka dan Pak Seng tengah berdiri sambil memandangku penuh nafsu

“pak… bisa minta tolong ambilkan air..”, kataku memelas dengan masih dalam posisi jongkok

“mbak rima mau bersihin pepeknya ya, sini bapak bantu”, kata Pak Seng sambil sambil menghampiriku dan berusaha mengangkatku berdiri.

Aku hanya pasrah ketika pria tua itu mendorongku ke tembok, tanganku masih fokus menahan CD dan celanaku sementara tangan yg lain berusaha menutup bagian intimku yang masih basah karena air kencing. Tiba-tiba pria tua itu menunduk, aku sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, karena dengan cepat tangannya meraih tangaku yang menutup bagian intimku dan tanpa aba-aba, Pak Seng langsung mengarahkan bibirnya keliang vaginaku dan menghisap sisa-sisa air kencingku.

Sontak aku langsung menutup mulutku rapat-rapat, aq berusaha mengigit jari tanganku sehingga tidak bersuara, di bagian vaginaku, lidah Pak Seng menari-nari seolah tak peduli bahwa sisa-sisa air kencingku masih menempel disana.

“p..paakkh…ah.. jangan…itu kotorr…ahhh”, erangku berusaha mengingatkannya bahwa vaginaku saat ini masih dipenuhi oleh sisa-sisa air kencingku. Tapi Pak Seng seolah tidak memperhatikannya, dijilatnya semua bagian dalam vaginaku dengan lidahnya, aq hanya bisa pasrah mendapatkan perlakuannya seprti itu, kini kedua tangan Pak Seng mencoba membuka kedua pahaku lebih lebar, sehingga membuat bibirnya lebih leluasa menjelajah isi vaginaku.

Tidak hanya jilatan-jilatan nakal yang aku rasakan, bahkan sesekali Pak Seng seperti sengaja menghisap sisa-sisa air kencing yang masih menempel di dalam vaginaku, tentu hal itu membuat liang senggamaku semakin hangat dan basah.

Dia menjilati bagian dalam vaginaku terutama lubang kencing ku dengan sangat intens, membuatku hampir ambruk karena tak kuat menahan nikmat dan gelinya.

Sambil bersandar di tembok toilet ini, makin lama kaki ku makin terbuka lebar, kepala Pak Seng yang berada tepat dibawah selakanganku menjadi penahan tubuhku agar tidak jatuh. Tanpa merasakan jijik pria tua it uterus mengobok-obok isi vaginaku dengan lidahnya, hingga akhirnya.

“pak…oohhh..ahhhk.. suuudah. Aku mau pipis….ahhh, sudahh pak…shhhhhh”, kataku sambil mengerang menikmati permainan lidahnya yang liar, karena saking seringnya lubang kencingku di jilat dan dihisap olehnya, tiba-tiba dorongan untuk mengeluarkan sisa-sisa air kencing itu muncul lagi, aku sudah tak sanggup menahannya, “ooh tidak, aku akan pipis lagi”, gumamku dalam hati

Gambar ilustrasi…







Bukannya menghindar, pria tua itu malah membuka mulutnya di depan vaginaku sambil sesekali menghisap dan menjilat lubang kencingku dengan kasar, hal itu justru membuatku tak tahan, sesaat kemudian..

“sshhhhhhh………ahhhhhh… pak aq pipis….ahhh”, yah meskipun tidak terlalu banyak lagi-lagi aku buang air kecil, tidak hanyak lega yang kurasakan, tapi juga nikmat yang luar biasa, karena tepat ketika air kencing itu keluar, aq merasa ledakan orgasme yang sangat kuat dan hebat..

“ouuuhhh…. Shhhhhhhhhh…ahhhh…”, hanya desahan manja yang keluar dari mulutku, kakiku bergetar hebat dan hampir membuat tubuhku jatuh, untuk saja kepala pak seng masih menahan dengan kuat di antara selakanganku, dan tangannya juga membantu menahan pahaku agar tidak jatuh.

“srupppp…srupppp..srupppp….”, yaah, aku menyaksikannya dengan mataku sendiri, pria tua itu menghisap air kencingku tak tersisa dengan mulutnya dan meminumnya sampai habis, aku sungguh tidak bisa berkata-kata, tak kusangka akan senikmat ini rasanya.

Puas menghisap lubang vaginaku dan meminum habis air kencingku, Pak Seng kemudian bangkit dan mengarahkanku duduk di bak mandi, ku lihat wajah puas pria tua itu saat melihatku terduduk lemas di bak mandi bersender ke dinding kamar mandi.

Bahkan saat itu, celana dan CDku masih terlipat turun di bawah betisku, aku sudah tidak mempedulikan rasa malu lagi.

“hmmm.. manis banget mbak pipisnya, hehehe”, kata Pak Seng sambil tertawa, aku masih terdiam seolah tak mempedulikan kata-katanya, aku tak menyangka betapa bodohnya aku hingga masuk kedalam perangkap busuk pria tua ini berkali-kali.

“AYO PERSIAPAN, PESERTA JALAN SEHAT JANGAN LUPA MENYOBEK KERTAS KUPONNYA YAAAA, SEMANGAT…SEMANGAT…”

Dari kejauhan aku mendengar MC sudah mempersilahkan peserta jalan sehat untuk segera memulai perjalanannya.. “aku harus cepet balik, Bela sama Mas Alan sudah menungguku”, gumamku dalam hati. Dengan susah payah aku mencoba berdiri meski agak sempoyongan, Pak Seng juga membantuku berdiri kala itu, aq melihat dia tersenyum menjijikkan menunjukkan bahwa dia berhasil mengerjaiku hari ini.

Setelah merapihkan baju dan celanaku, aku segera bergegas kembali ke pintu besi yang menyambungkan bangunan SD ini dengan lapangan tempat anak dan suamiku menunggu, aku berjalan dengan hati-hati karena saat ini pun kurasakan denyutan yang sangat kuat di dalam vaginaku.

Pak Seng masih berada di belakangku dan tiba-tiba berkata. “Mbak Rima masih kurangan ya kayanya, nanti lagi ya habis jalan sehat, hehehe”, kata pria tua itu sambil tertawa terkekeh

Aku hanya mengrenyitkan dahiku dan berkata singkat, “ndak pak.. sudah cukup”, kataku sambil terus berjalan. Jujur dalam hati aku merasa belum cukup puas, tapi setidaknya aku sudah merasakan orgasme yang sungguh dahsyat hanya karena cumbuan di bibir vaginaku, yang membuatku tidak habis pikir, pria tua itu tanpa ragu menghisap dan meminum air kencingku, mengapa hal itu malah membuatku merasakan kenikmatan yang hebat.

Aku terus bertanya-tanya, kenapa dengan diriku ini, kenapa aku semakin mudah terangsang bahkan dengan hal-hal yang menjijikkan seperti itu..

Setelah beberapa saat berjalan akhirnya aku melihat pintu besi dan hiruk pikuk keramaian para warga yang mengikuti jalan sehat ini. Kakiku yang tadi tertatih, kini mulai bisa berjalan normal kembali, tanpa mengucapkan salam perpisahan dengan pria tua itu, setelah melewati pintu aku segera menuju kerumunan di lapangan yang sudah mulai pudar dan mencari sosok Suami dan Anak tercintaku.

“Mas Alan… Bela…. Maaf”, kataku dalam hati sambil terus berjalan di tengah kerumunan, hingga akhirnya aku menemukan keduanya.

Aku segera memeluk Bela dan menggendongnya, “Mas maaf ya tadi aku ketoilet antri banget”, kataku kepada Mas Alan

Akhirnya kami pun melanjutkan jalan sehat..

Diperjalanan sesekali aku melamunkan hal yang tadi menimpaku, aku masih tak percaya, Pak Seng bisa senekat itu dan mencumbu vaginaku yang masih kotor dengan air kencing dan keringatku, aku sungguh tidak bisa membayangkan bagaimana bau dan rasanya, tapi pria tua itu dengan lahap menghisapnya tanpa menyisahkan satu tetespun.

Kami banyak bertemu dengan tetangga sekitar dan banyak mengobrol dengan mereka, Bela juga tampak senang bisa berkeliling kampung menikmati udara segar bersama dengan orang-orang baru disekitarnya

Aku memperhatikan banyak pria yang memperhatikanku dengan sangat liar, tatapan-tatapan penuh nafsu yang entah mengapa membuatku jadi semakin salah tingkah. Sesekali aku mengoda mereka dengan meraba pantat dan pahaku. Entah mengapa aku senang menjadi bahan perhatian para pria yang ada disekitarku.

Aku sedikit terkejut dengan obrolan yang Mas Alan sampaikan, aku tidak menyangka dia seolah menggodaku dengan menepuk pantatku di depan orang banyak, sontak aku pun protes, tapi dengan entengnya dia menjawab kalau cuman dilhat sih gapapa, asal jangan dipegang.

Dalam hati aku bergumam, “sebenarnya bukan hanya dilihat paa.. bahkan seorang pria tua sudah membuat istrimu ini orgasme pagi ini”

Sedikit para suhu untuk update hari ini, buat yang menjalankan ibadah puasa mungkin bisa di buka nanti saat berbuka puasa..
:Peace::Peace:

Nantikan update berikutnya, masih tentang story dari Bro Alan dan beberapa pengalaman luar biasa dari sang istri Rima..
Terimakasih untuk komen, like dan cendolnya, sehat selalu untuk para warga semprot semua..
:baris:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd