Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Istriku Vina Seorang Biduan

Part 5

Keheningan Malam


Tak ada suara apapun di pos sekuriti ini, kami bertiga masih terpana di layar cctv. Sesekali hembusan asap rokok memecah kesunyian malam. Aku yakin dalam
kepala kami bertiga yang ada di pos sekuriti ini masih menanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Beberapa saat kemudian kulihat Vina berdiri dan berjalan menuju ruang yang tak terjangkau cctv.
Tak lama berselang pesan masuk ke Handphone ku “Mas jemput Vina dong.. Vina udah selesai…” segera aku jawab “Ok. sudah di gerbang depan kok..”
Aku pun segera pamit ke bang Andre & mas Agus lalu bergegas menuju parkiran motorku.

“Maaf lama ya mas…” sapa Vina dengan senyum diwajahnya. Dari raut mukanya yang letih masih mengembang senyuman untuk ku. Vina berjalan sedikit sempoyongan menuju motor
dan memeluk ku. “Maaf mas Vina kebanyakan minum malam ini” Itu satu - satunya kalimat yang keluar diantara kita selama perjalanan pulang. Selama dalam perjalanan otakku berpikir mencari cara untuk menanyakan kalimat yang tempat untuk apa yang telah Vina lakukan malam ini. Rasa marah & kecewa masih ada tapi hati kecilku membela semua perbuatan Vina. SEMUA INI VINA LAKUKAN DEMI MERINGANKAN KU… itu adalah kalimat penawar amarah dan kecewaku. Tak terasa air matamenetes di pipiku.

Sesampainya di rumah kupapah Vina menuju kamar, lalu kubaringkan Vina diranjang kami. Hatikupun masih berkecambuk lalu kuputuskan menenangkan diriku dengan sebatang rokok di halaman belakang. Tak terasa setengah bungkuspun berlalu lalu kuputuskan untuk kembali ke kamar.

Dikamar posisi Vina sudah berubah, kini Vina tidur miring memeluk guling. Rok Vinapun tak sempurna menutupi pantatnya yang putih mulus. Pelan - pelan kusibakkan rok Vina ke atas pinggangnya. Jujur tak begitu kaget saat aku tahu Vina tak mengenakan celana dalam. Kulihat sperma kering diantara belahan pantat Vina. Ntah dorongan apa, pelan - pelan kutempelkan mukaku ke bongkahan pantat Vina. Aroma sperma dan kondom menjadi satu.

Pelan - pelan aku mulai menjilat vagina Vina. Vina pun seperti tak bergeming dari posisinya. Kurasakan sebuah gairah baru yang bergejolak.
Penisku pun mengeras kembali. Pelan - pelan kubalikan tubuh Vina agar terlentang. Tangan Vina pun aku taruh diatas kepalanya, kulucuti pakaianku dan
ku benamkan penisku di lubang vagina Vina. Terasa begitu licin vagina Vina. Karena sodokanku payudara Vina bergoncang naik turun. Akupun menarik kebawah dress Vina ke pinggulnya. aku ingin melihat payudara Vina bergoncang lebih bebas.
Kulihat bekas cupangan berserakan di payudara Vina. Nafsuku pun makin bergejolak, kulumat payudara Vina walaupun aku tau bekas air liur orang. Akhirnya kutumpahkan maniku didalam rahim Vina, kali ini untuk ketiga kalinya maniku keluar dimalam ini. Malam ini berasa teramat melelahkan untuk otakku. Akupun terlelap dalam tidurku.


Pagi ini aku terbangun oleh tangisan Vina di sebelahku. Akupun terduduk dan memeluk Vina. “Mas maafin aku … semalam aku sudah berbuat diluar batas…” tangis vina dipundak ku.
“iya mas maafin… mas udah melihat semuanya…”jawabku menenangkan Vina. Tapi bukanya reda, tangis Vina malah semakin menjadi “ja..di… mas.. sudah tahu…” tanya Vina tersedu-sedu. “Vin aku akan minta penjelasanmu. Tapi aku ingin kamu tenang dulu. Ngga harus hari ini. Yang penting kamu tenang dulu. Ngga harus buru-buru. aku ingin kamu tahu Vin aku masih sayang dan cinta kamu….” kamipun berpelukan lama tanpa sepatah katapun.

Sudah dua hari ini Vina mengurung diri dalam kamar. Bahkan untuk makan pun harus aku antar kekamar dan aku paksa agar Vina mau makan. Kondisi ini yang membuat rasa marah & kecewaku hilang tak bersisa. Kini hanya rasa sayang & cintaku yang makin medalam kepada Vina.

Pada malam hari ketiga saat aku sedang menonton TV di ruang tengah, Vina keluar dari kamar menghampiriku. Malam itu Vina menggunakan daster selutut dan tanpa lengan. Dimataku Vina terlihat seksi walaupun mata sembabnya mengurangi kecantikannya. Rambut Vina yang di ikat memperlihatkan leher Vina yang panjang. Aroma tubuh Vina yang khas membius hidungku.
Kami duduk cukup rapat, mata kami tertuju ke televisi tapi tak ada yang terekam adegan di televisi. Kupun melingkarkan tanganku di pundak Vina untuk mencairkan suasana malam ini.

“Mas jujur Vina belum siap… tapi Vina pengen ini segera berakhir…” “Vina ngga tahu harus mulai dari mana sebaiknya mas yang bertanya…” Ucap Vina yang membuatku mematikan televisi, lalu aku duduk menghadap Vina. Kutatap Vina cukup lama dan Vina pun hanya tertunduk dihadapanku.
“Vin, mas ingin kamu jujur jangan ada yang kamu tutup - tutupi, percayalah apapun yang terjadi mas masih sayang kamu.” Ucapanku ini membuat air mata Vina menetes. Akupun mengusap air mata vina perlahan. “Mas pengen tahu sebenernya kemarin itu job seperti apa yang diberikan Putri kepadamu?”

“Sebenarnya Putri memang memberikan job striptease untuk pesta bujang, cuman syaratnya stripernya harus bisa nyanyi. Karena memang awalnya job itu untuk Putri mas, Cuman Putri datang bulan tiba-tiba akirnya Putri menghubungiku. Karena sebelum Vina kenal mas beberapakali Vina & Putri sering mengambil job sebagai striper di private party.”
“Sebentar, mas ngga mau membicarakan masa lalu kamu. Mas pengen kamu fokus ke kejadian kemarin.” potongku.
“Mas, Vina sebenernya sudah menolak job itu berulangkali. karena Vina keberatan jika harus striptease. Pada akhirnya Putri bilang kalo ngga harus stripteasepun ngga papa karena waktu acara dah semakin mepet dari pada acaranya batal.”

“Saat sampai di Villa kemarin pun aku kembali menegaskan ke mereka bahwa jobdeskku hanya bernyanyi, dan merekapun menyetujuinya.”
“Lalu seperti biasa mas ditengah-tengah lagu mereka menawariku minum. Vina hanya minum sedikit niatnya hanya untuk menghormati mereka, Saat mereka menawari Vina minum lagi Vina mencoba menolak, tetapi mereka membujuk Vina dengan menyawer 300ribu setiap tenggakan yang Vina minum. Saat itu Vina berpikir hanya untuk menambah penghasilan dan meringankan Mas, Vina sedih melihat mas stress tiap hari…” ucapan Vina diselingi tangisannya.

“Lalu bagaimana dengan lap dance itu?” tanyaku
“Vina merasa sengaja dibuat mabuk mas… ketika mereka mulai menyadari Vina mabuk, mereka meminta Vina untuk streaptease dengan imbalan 1 juta. Dan ketika menolak mereka menaikan harga hingga 2juta untuk sekali lapdance. Jujur Vina bodoh mas saat itu….. Akirnya karena kebodohan Vina, Vina menyanggupinya.”

“Hanya lapdance kenapa bisa sampai menacap itu penis ke vaginamu?” tanyaku yang tambah penasaran.
“Itu bodohnya Vina mas… awalnya karena saat Vina mulai lapdance paha Vina tergesek sobekan celana jeans di kaki Rio. Vina yang minta Rio lepas celana jeansnya. Rio mau melepas jeans nya dengan syarat Vina lepas hotpants yang Vina pakai. Setelah Vina lepas…” Jawaban Vina terhenti karena tangisannya.
“Terus… kamu terangsang…” tanyaku memastikan.
“iya mas Vina terangsang ditambah lagi saat Rio membuka bajunya.. dada bidang Rio dan penis Rio mengeras menggesek-gesek bibir vaginaku. Ditambah Rio menjajikan akan memberiku 3juta untuk bisa merasakan kehangatan vaginaku mas. Vina salah mas….. mengiyakan itu dengan syarat harus pake kondom.” lanjut Vina diakiri dengan tangisan kembali.

Ntah setan mana yang menghampiri mendengar cerita Vina penisku pun menegang. Lalu kubuka celanaku kutuntun wajah Vina agar mendekat kepenisku. Seperti sudah paham Vinapun mulai mengulum penisku. “Vin mas pengen kamu layani mas seperti kamu melayani bos Rio itu.” pintaku yang dibaringi dengan Vina menelanjangi dirinya dan Vina pun duduk dipangkuanku dan mulai bergoyang pelan - pelan hingga kedua kemaluan kami saling bersilaturahmi. Tak butuh waktu lama manikupun membasahi rahim Vina.

Lalu ku gendong Vina menuju kamar. Diranjang ku baringkan Vina, lalu kulebarkan kakinya dan kulahap vagina Vina. rasa asin dan bekas manipun
menempel di lidah dan kedua bibirku. “Lalu bagaimana dengan adegan selanjutnya?” tanyaku lebih lanjut.
“Setelah Rio keluar Vina sudah ingin mengakhiri semuanya mas, Vina berjalan menuju ruang ganti, Tapi om Roy mengiming-imingi Vina untuk memuaskan mereka semua dengan imbalan 10juta. Lalu Vina menyangupinya mas,” kini penjelasan Vina pun berubah dari tangis menjadi desahan.

“Sebenernya kamu pengen 10juta atau pengen di puaskan?” tanyaku sambil ku sedot dalam - dalam bibir vagina Vina.
“ Mas …ah… Vina pengen dipuasin kontol mereka mas….” jawaban Vina diiringi orgasme.
Peniskupun kembali mengeras, lalu kunaiki tubuh Vina dan kubenamkan penisku kedalam vagina Vina. Vinapun melingkarkan kakinya di pinggulku dan menekan-nekan pinggulku yang membuat hentakan pinggulku semakin kasar. Tangan Vinapun menjambak rambutku, Akupun menjilati leher dan telinga Vina.
Lalu kubisikan ke telinga Vina “Enak sayang di entotin 4 kontol sekaligus?”
“ Enak mas… Enak… mas…Vina suka dientotin banyak kontol….” jawaban Vina ini diiringin dengan klimaks kami berdua.

Nafas kami pun berlomba, Tubuh kami berdua pun bermandi keringat, Mata kami pun saling menatap
“Vin dari caramu melayani mereka ber4 sepertinya bukan pengalaman pertama mu melakukan itu…” tanyaku
“Bukan mas... itu bukan yang pertama…” jawab Vina




1. Pertama-tama terimakasih atas atensi suhu-suhu disini sehingga membuat cerita ini menjadi hot tread.
2. Cerita ini tidak akan pernah ada POV dari Vina, karena gw selaku penulis ingin mengajak suhu-suhu disini bermain dengan theather of mindnya.
3. Demikian juga dengan ukuran atau ilustrasi sosok Vina tidak pernah digambarkan secara detail, suhu-suhu silahkan menafsirkan sendiri ukuran besar seperti apa ataupun paras Vina seperti apa. Kalo ditanya bayangan Vina seperti apa di gw, maka gw akan merujuk ke desi thata, lala widi, atau monica ardheaa. (google sendiri ya suhu…)
 
,,Monica Ardhea,jhoooss juragan,,cuma,,minus nya dari sudut pandang pribadi ane,,bibir nya agak over gegara di operasi,,tapi kalo body,, bheeeehh,,sengada lawaaann,,
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd