Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Istriku Vina Seorang Biduan

Untuk muasin birahi vina, mulai terima job biduan. Biar vina d grepe mc, penonton trus d pake sama perangkat desa. Pak lurah pak camat. Dandan nya makin binal menor n seksi kyk cewe murahan
 
Part 9

Pagi itu ku terbangun oleh suara shower, kulihat Vina tidak ada di ranjang, aku pun hanya berasumsi Vina sedang mandi. Aku seduh kopi dan menyalakan rokok sambil mengingat kejadian luar biasa semalam. Perasaanku campur aduk antara shock dan excited melihat langsung secara dekat istriku digilir. Entah aku harus bangga atau gimana, yang jelas kusadari aku telah membuka gembok kebinalan Vina kembali.
“Mas udah bangun? kenapa bikin kopi sendiri ngga nyuruh Vina aja.” Ucap Vina sambil keluar kamar mandi dengan hanya terbungkus handuk hotel.
“Iya iseng aja sambil nunggu sayangku mandi. Vin tuh air masih panas kalau kamu mau bikin kopi juga…”
“Iya mas tapi Vina mau pakai baju dulu…”
“Gausah pakai baju dong sayang sesekali temenin aku ngopi sambil telanjang….” pintaku
“Terserah ayang aja Vina ngikut aja, cuman mas juga lepas boxernya dong bbiar sama-sama telanjang..” Pinta Vina sambil melepas handuknya.

Kamipun duduk berdua dengan telanjang menghadap pemandangan kota bandung, Vina duduk di ranjang sedangkan aku duduk di kursi. Tak ada sepatah kata dari kami, mata kami berdua tertuju ke luar jendela.
“Mas ngalamunin apa sih… Mas nyesel yang semalam…” tanya Vina yang memecah keheningan kamar kami di pagi itu.
“Ngga sayang… Aku lagi mikirin project kemarin. Soal semalem jujur cemburu sih Vin walaupun dah 2 kali ini liat kamu ngelayani penis selain punyaku apalagi digilir gitu. Tapi … aku seneng Vin liat kamu dipuasin sama bule-bule itu. Tuh liat si joni tegak berdiri lagi… Vin tapi aku minta jangan main dibelakang ya…maksudku jangan kamu bercinta dengan orang lain tanpa sepengetahuanku…”
“Vina ngikut semua yang mas mau tapi mas juga jangan tinggalin Vina ya….” Ucap Vina sambil bersimpuh di depanku dan mulai mengocok penisku dengan pelan.
“Mas ngga mau dimasukin aja nih dedek kecil ke pepek Vina?” Tanya Vina yang dengan cepat ku jawab “MAU LAH…”

Vina pun beranjak naik ke pangkuanku dan membenamkan dedek kecilku kedalam pepek Vina, akupun meremas kedua pantat Vina yang mulai bergoyang maju mundur…
“Sayang… ngga berasa ya… pepeknya ngga nggigit… boleh anal lagi ngga?” Tanyaku sedikit ragu takut Vina tersinggung. Tapi Vina ngga merespon apapun hanya langsung bangkit berdiri mengambil pelumas lalu membalurkannya ke penisku. Setelah itu ku bungkukan badan Vina ke tepi ranjang dengan berdiri kumasukan pelan-pelan penisku ke anus Vina. Cengkaraman Anus Vina membuat sensasi tersendiri disetiap hentakan. Kumuntahkan juga maniku di anus Vina keduakalinya. Kurebahkan Tubuhuku dikasur disusul Vina yang berbaring di dadaku kamipun berpelukan.

“Enak ngga mas?” Tanya Vina
“Enak banget…. kamu sering Vin Anal begitu? kamu sendiri enak ngga?” tanyaku diselingi nafas yang masih ngosngosan.
“Mas yang pertama. Dulu pernah coba ama mas Edo sekali cuman baru kepala aja Vina udah ngga kuat sakit…habis itu aku ngga pernah mau lagi kalau lewat belakang. Soal enak Vina belum nemu enaknya dari semalem cuman Vina puas mas, bisa bikin mas puas dengan cara apapun. Cuman jangan sering-sering ya mas ntar Vina kapan hamilnya?” Jawaban Vina membuatku sedikit ngga enak hati.

Jam 10.00 pagi whatsapp ku berbunyi, rupanya dari mantan pekerjaku yang mengirim gambar 3D yang aku request semalam, lalu aku mulai mengerjakan perincian dana dan segera kukirim ke pak John. Hanya butuh 15 menit untuk pak Jhon meng acc projectku, pak Jhon pun meminta aku menemuinya di cafe kemarin untuk tanda tangan kontrak sambil lunch.

Siang setelah aku checkout, aku dan Vina lalu menuju cefe kemarin dan kami pun lebih dulu di tiba di cafe. Tak lama kemudian pak John tiba bersama assistennya Mike, dan kuperkenalkan Vina ke pak John dan Mike. Mike menyodoriku kontrak, dengan seksama aku membaca kontrak, sedangkan Vina asik mengobrol dengan pak Jhon. Hadirnya Vina membuat suasana begitu cair, sesekali kulirik pak Jhon yang mencuri-curi pandang kearah payudara Vina yang dibungkus tanktop dan cardigan, sedangkan untuk bawahan Vina menggunakan celana jeans ketat sehingga bentuk pinggul dan paha terlihat jelas lekukannya. Aku tak begitu mendengar apa yang Vina dan pak Jhon bicarakan aku hanya berfocus ke kalimat-kalimat dalam kontrak tapi sekelibat canda tawa mereka begitu renyah.

“Pak, untuk besaran Dp bisakah naik di 50% pak mengingat sehabis pandemi ini modal kami sudah banyak terkuras?” pintaku ke pak Jhon.
“Ok ga masalah, kau coret saja yang disitu lalu kau tulis 50% nanti aku yang paraf..” perintah pak John yang sedikit membuatku kaget ternyata negosiasinya ngga alot seperti yang aku pikirkan, mungkin factor Vina juga berpengaruh disini. Tanda tangan kontrakpun berjalan sangat mulus semulus payudara Vina yang mungkin sudah leleh dari tadi karena dipandangi pak Jhon.

“Kayaknya kita harus ada syukuran untuk memulai project ini, Mike kau atur carikan tempat karaoke, Aku pingin dengar suara Vina apakah semerdu yang Vina bilang…” perintah pak John kepada mike.
“Tapi pak kami sudah checkout dan sudah janjian dengan beberapa suplier..” Tolakku halus.
“Extenlah sehari lagi lah… Ini project kalo ngga diadain syukuran pamali kata orang sunda… Takut berdampak negatif ke aku dan istriku. Mike kau carikan penginapan terbaik buat mereka” Jawab pak Jhon yang aku tau jelas akal-akalannya. Aku dan Vina hanya saling berpandang dan tersenyum.

Tak lama kemudian pak Jhon meninggalkan kami berdua. “Gimana mas, tuh client mas genit banget dari tadi ngeliatin dada Vina mulu…” rengek Vina.
“Udah ikutin aja alurnya sayang… takutnya kalau kita tolak mentah-mentah berimbas ke project kita. kan kamu tau selama pandemi kita gimana.” bujuk ku
“Tapi kalo tuh client minta macem-macem gimana sayang?” tanya Vina yang sepertinya retoris.
“Ya.. kalo kamu nyaman mainkan sayang… yang penting kamu enjoy dan jangan bikin tersinggung.” jawabku.
“Tapi mas harus temenin ya… Vina ngga mau ditinggal sendiri ama itu client… takut Vina dimakan” jawab Vina yang diiringi tawa kami berdua.

Tak lama kemudian notifikasi handphoneku berbunyi transferan DP 50% sudah masuk kerekeningku, dan juga sebuah tiket bookingan hotel dari assisten pak John. Aku dan Vina pun bergegas menuju mall untuk mendandani Vina malam ini. 3 Jam kami berputar-putar didalam mall memilah-milah baju dan sepatu. Pilihan kami jatuh kepada sebuah mini dress berwarna hitam dan sepatu high heels berwarna merah maroon.
Setelah itu aku antarkan ke Vina ke salon dan juga waxing. Pukul 18.00 kamipun bergegas menuju hotel. Ketika sampai dihotel betapa terkejutnya kami, karena kami dipesankan sembuah president suit, kamarnya begitu besar dengan ruang tamu untuk kamar sendiri dipisahkan dengan ruang tamu dengan sebuah sliding dorr yang cukup besar. Belum lagi kamar mandi dengan jacuzzi yang lumayan besar.

“Mas nanti 19.30 ditunggu bapak di restaurant di lobby hotel ya..” sebuah pesan singkat dari Mike. Aku dan Vina pun segera bangkit menuju kamarmandi untuk bebersih, karena kami hanya punya waktu 45 menit. Kami pun mandi bersama, sekilas kusentuh arean sekitar kemaluan Vina yang sudah licin dan mulus tanpa sehelai bulupun. “Nanti malam aja ya mas… takut telat, ngga enak ama client..” jawab Vina sambil mencegah tanganku terlalu dalam.

Akupun lalu menunggu Vina berdandan di ruang tamu kamar. Vina hanya merias wajahnya cukup minimalis, ditambah baluran lipstick merah maroon yang senada dengan high heelsnya. Rambut shaggy hasil salon sore tadi dipadu mini dress hitam aura kecantikan Vina yang kalem cukup untuk mencolok mata siapapun yang memandang, terutama bagian belahan dada Vina yang menyembul tertetekan oleh branya yang seperti ingin meloncat keluar. Belum lagi dressnya yang hanya setengah menutup paha Vina ditambah high heels membuat pantatbesar Vina semakin terlihat bulat dan kencang.

Kamipun turun dan tiba kerestaurant tepat pada 19.30, disana tampak mike dan pak John menunggu kami. Mata mereka berdua tak berkedip memperhatikan langkah Vina menuju meja mereka.
“Wow… kita seperti makan malam dengan seorang Diva rupanya.” sambut pak John dengan kehadiran kamu.
“Kau pake pelet apa bisa dapet istri kayak gini?” Puji pak John.
“Pelet? emang ikan pak hihihi…” Jawab Vina yang disambut tawa kami bertiga.

Makan malam pun tersaji cuman aku merasa Vina lah santapan yang sebenarnya. Puji-pujian mengalir deras dari mulut pak John, sesekali membandingkan Vina dengan istri simpananya. Pipi Vina mulai memerah dihujani puji-pujian yang bertubi-tubi, tapi juga mungkin wine yang disajikan sedikit membikin panas meja kami. Tibalah kami pada main course perayaan akal-akalan ini. Kami berjalan menuju sebuah bar dan karoeke, dengan Mike sebagai pemandu jalan diikuti Vina sedangkan aku dan Pak Jhon dibelakang Vina. Sebenarnya obrolanku dan pak Jhon menuju karoeke ini hanya basa-basi, mata pak John lebih focus ke dua pantat Vina yang bergoyang seiring langkah Vina.

Tibalah kami di sebuah karoeke room yang cukup besar dan kedap suara. Tak lama kemudian masuklah 3 orang LC bersama dengan beberapa minuman beralchol. 3 orang LC ini memperkenalkan diri sebagail Mira,Agnes dan Sisca. Jujur pakaian Mira, Agnes dan Sisca lebih sexy dibandingkan Vina namun asset Vina jauh lebih menonjol dibanding mereka. Mira pun mulai menuangkan minuman ke gelas kami masing-masing, cuman aku sedikit menolak aku lebih memilih beer karena wine tadi sudah cukup membuatku tipsy, ditambahlagi aku harus menjaga Vina dari para predator ini. Vina duduk di ujung sofa setelahnya aku lalu pak John, Agnes, Mike, dan Sisca di ujung sofa satunya, sedangkan Mira mulai menyanyi.

“Mas yang paling cantik yang mana? selain aku ya…” Bisik Vina di telingaku seperti menebak apa yang akan aku jawab.
“Ngga tau sayang kalau liat kamu malam ini, wanita yang lain sepertinya biasa saja.” Jawabku yang sebenernya benar-benar jujur dari hatiku.
“Gombal kamu mas… Agnes tuh mas seksi tau..” Lanjut Vina menggodaku.

“Cheers…” teriak pak Jhon sambil disambut dentingan gelas dan botol beer ku.
“Sayang kamu ngga mau minum beer aja. Takutnya ntar kamu malah mabuk muntah-muntah..” bujukku ditelinga Vina.
“Kalau beer Vina pipis mulu mas. Kan kalau mabuk ada mas ini…” Jawab Vina
“Vina sekarang giliran mu aku ingin membuktikan ceritamu tadi siang.” Pinta pak Jhon sambil menodongkan mic ke Vina.

Vina pun maju kedepan lalu mira duduk di sebelahku menggantikan Vina. Vina bernyanyi lagu kopi dangdut sesuai request pak John. Vina selama menyanyi hanya bergoyang tipis-tipis tapi aura biduan Vina sudah cukup terlihat.
“Suara istri kau ini bagus, body juga sexy kenapa ngga di orbitin jadi penyanyi saja.” tanya pak John yang kubalas dengan tawa tipis.
“Sayang sekali Vina cuman dikurung dalam rumah?” lanjut pak John.
“Cheeers.” pekik pak John lagi menyambut akhir lagu Vina. “Vina lagunya Aura Kasih dong yang berdansa bersama itu… kalian berdua joget juga dong temani Vina..” perintah pak John kepada Mira dan Sisca itu. Sedangkan
Agnes masih bergleyotan di bahu pak John.

Setidaknya sudah 3 gelas alcohol yang mengalir di tenggorokan Vina. Aku rasa Vina sudah lebih tinggi dari tipsy, Vina pun mulai perform sedikit lebih berani dengan sesekali menggoyangka pantatnya kearah kami, terkadang 2 LC yang disamping Vina pun bergoyang erotis di badan Vina. Tangan pak John mulai bergreliya di paha Agnes. Mike hanya melongo menyaksikan pertunjukan ini. Akupun berdiri meminta ijin ke toilet untuk kencing kebetulan diroom itu juga tersedia toilet, sehingga ngga terlalu jauh aku harus beranjak meniinggalkan Vina. Sialnya karena sedikit tegang penisku cukup agak lama membuatku bisa pipis.

Ketika aku keluar lagu sudah berganti, Demikian juga posisi. Sekarang Anges yang bernyanyi sebuah lagu dari whitney houston I Will Alway Love You, sedangkan Vina dan pak Jhon berdansa.
“Aku pinjam istrimu sebentar…” tanya pak John ketika melihatku, dan akupun hanya mengacungkan jempolku sembari duduk. Vina berdansa dengan meghadap sofa sedangkan pak John berdiri dibelakang Vina. Aku sangat yakin gesekan pantat Vina membuat batang penis pak Jonh mengeras. Sesekali Vina melirik kearahku sambil tersenyum. Lagu pun sudah berganti ke adele some one like you lalu berganti Ed Sharen Thinking Out Loud.

Sedangkan aku duduk ditemani Mira yang memulai menempel, di ujung Mike dan Sica mulai saling raba dan berciuman. Karena suara music setiap kali aku dan Mira mengobrol harus menempelkan mulut kami di daun telinga kami bergantian. Vina yang melihatnya hanya tersenyum kepadaku dan terkadang Vina juga seperti menekan kebelakang pantatnya kearah pinggul pak John. Pak John pun seperti berbicara sesuatu kepada Vina yang hanya disambut tawa Vina. Entah apa yang dibicarakan, Lalu kulihat Vina membalikaan badan ke arah pak John, jelas sekali mereka sedang terlibat sebuah percakapan yang cukup intens, sesekali kulihat tangan pak John meremas pantat Vina sehingga mini dress Vina sedikit terangkat.

Di lagu ke 5 Vina pun kembali ke sofa bersama Pak John. Vina pun duduk disampingku sedangkan Pak John duduk di ujung sofa tempat Vina semula. Mira pun tau diri begitu Vina disampingku Mira menuangkan minuman lalu maju bernyanyi berdua bersama Agnes. Tak Lama setelah kami bersulang kesekian kalinya Vina mulai duduk di pangkuanku sambil menciumku. Tentu Saja pemandangan ini tak di lewatkan pak John, terlebih dengan dress Vina yang mulai naik saat duduk mengangkang dipangkuanku. Tangankupun berinisiatif meraba gstring Vina yang seperti dugaanku mulai basah.

Suasana semakin memanas pak John pun menarik Agnes untuk duduk ke pangkuannya seperti yang dilakukan Vina terhadapku. Kulihat pemandangan jadi seperti sebuah kompetisi
panas-panasan

“Mas, client mas nanya Vina punya adek atau kakak cewekah?” bisik Vina.
“Buat apa?” tanyaku
“Mau dikawinin katanya soalnya body Vina idaman banget buat pak John..” Jawab Vina
“Terus…” Lanjutku..
“Vina bilang Vina adanya adek cowok…”
“Terus…” lanjutku yang makin penasaran.
“Client mas bilang… Sayang ya Vina udah ada yang punya. Kalau boleh pinjam semalam, katanya client mas mau bayar berapapun yang Vina minta..”
“Terus kamu bilang apa sayang?” Tanyaku yang menjadi makin memanas.
“Vina bilang aja 40juta buat semalem biar client mas mundur…”
“Terus…”
“Di iyain mas Vina tambah lagi syarat, mas juga harus ada dikamar karena Vina takut kalau ditinggal ngga ada mas…Itupun disanggupin ama client mas. Gimana dong Vina nggaselerah dengan mukanya nyeremin…” jawab Vina
“Yaudah jalanin sayang… mau gimana lagi… daripada ngerusak project kita…Ntar tutup mata aja kalau ngga mau liat muka pak John” Jawabku enteng.

Lalu Vina pun turun dari pangkuanku dan beranjak ke membisikan sesuatu ketelinga pak John yang sedang berciuman dengan Agnes. Pak John pun lalu beranjak dan membisikan sesuatu ke Mira dan Agnes. Lalu berjalan keluar room sambil menggandeng Mira dan Agnes. Vira pun menarikku mengikuti mereka sambil membisikkan ketelingaku “Mas aku minta tambahan syarat Mira sama Agnes nanti ngelayani mas selama Vina ngelayani client mas.” Kami berlima pun meninggalkan Mike dan Sisca berdua di room.

Sesampai dikamar Vina menggandeng pak John menuju ranjang dan membuka lebar kedua pintu sliding door sehingga aku bisa melihat mereka berdua. sedangkan aku diapit Mira dan Agnes duduk di sofa menghadap ke kamar. Vina ijin bebersih dulu di kamar mandi. Pak John pun menghampiriku seraya memberiku sebuah pil. “Minum ini Lo nanti bakal berterimakasih sama Gua.” Akupun melakukan apa yang diperintah pak John yang juga meminum pil yang sama. Vinapun memasuki kamar dengan ligerie transparant tanpa mengenakan celana dalam. Lalu gantian pak John mebersihkan diri di kamar mandi yang didalam kamar. Sedangkan Mira dan Agnes bebarengan membersihkan diri dikamar mandi yang diluar kamar.

Vina duduk di tepi ranjang menghadapku sambil tersenyum, tak lama kemudian pak John memasuki kamar hanya dengan celana dalam, batang kemaluanya menyembul ujung penispun sedikit mengintip diantara celana dalamnya. Pak John pun duduk memeluk Vina dari belakang dan mulai mencium leher Vina, tangan pak Johnpun tak kalah aktif meremas-remas kedua payudara Vina. Mira dan Agnes keluar kamar mandi dengan telanjang hanya high heels mereka yang masih melekat. Mereka berdua melucuti pakaianku. Vina yang melihatku seperti memanas-manasiku dengan mulai menyenderkan kepalanya kebelakang dan tangannya menenekan kepala pak John.

Mira dan Agnes mulai mengelap penisku dengan tisu basah dan kering sebelum mencelumkan penisku ke mulut mereka bergantian. Tangan kanan pak John mulai mengobok-obok selangkanan Vina, sedangkan tangan kiri pak John meremas payudara kanan Vina, Vina meresponya dengan sedikit mengangkat pinggulnya sehingga jemari pak John semakin leluasa mengobok-obok Vagina Vina. Jemari pak John cukup besar dengan mudahnya keluar masuk Vagina Vina, Vina mulai mendesah ke enakan. Lenguhan panjang Vina dan getaran di tubuh Vina menandai orgasme Vina di jari tengah pak John.

Agnes berinisiatif bangkit dan beduduk jongkok dibelakangku sambil menciumi leherku, sesekali kurasakan gesekan vagina Agnes di punggungku. Mira masih setia dengan batang penisku dan bijiku. Vina pun sekali lagi tersenyum kepadaku Lalu ia berdiri dan berputar ke arah pak John, Pak John pun sedikit mundur kearah atas kasur untuk bersender di ujung atas kasur, yang diikuti Vina merangkak naik keatas kasur. Vinapun mulai mengoral penis pak John sambil nungging memamerkan Vaginanya yang becek mengkilat. Aku mulai sadar efek pil yang tadi diberikan pak John dengan pemandangan seperti ini dan rangsangan yang diberikan Mira dan Agnes si joni masih bertahan sejauh ini. Tangan pak John mulai meremas-remas payudara Vina kembali, yang diiringi goyangan pantat Vina yang tak beraturan.

Mira dan Agnes mulai bertukar tempat, Mira berdiri diatas sofa tempatku duduk dan mengarahkan vaginanya kemulutku, tubuhku sedikit terdorong kebelakang dan Agnes mengangkat kakiku menjadi mengangkang disofa, tangank anan Agnes mengocok joniku dan lidahnya mulai menjilati duburku, aku refleks sedikit kaget. Aku tak dapat melihat apa yang dilakukan Vina tapi aku pasrah dan menikmati ini semua. Sampai kurasakan getaran tubuh mira yang kuasumsikan orgasme Mira di mulutku, lalu Mira pun beranjak dari sofa baru kulihat jelas Vina kini di posisi 69 dengan Vina diatas. Pinggul Vina bergoyang-goyang menekan muka pak John.

Akupun berganti gaya sekarang aku rebahan disofa dengan Mira duduk di atas penisku setelah memasangkan kondom di penisku. Agnes kini gantian duduk diatas mukaku. Kembali aku tak bisa melihat apa yang dilakukan Vina. Vagina Mira cukup mengigit penisku. Cukup jelas kudengar erangan Vina walapun terkadang tertutup dengan erangan Agnes dan Mira saat mereka berdua orgasme secara bersamaan. Kemudian Mira meminta ganti posisi. Kali ini Agnes yang bergoyang di penisku sedangkan Mira aku minta untuk menjilatin kedua putingku agar aku bisa melihat apa yang dilakukan Vina.

Vina digendong pak John kali ini baru bisa kulihat ukuran batang penis pak John yang cukup besar hampir seukuran Hakiem semalam, Vinalah yang mengangkat pinggulnya agar batang penis pak John dapat keluar masuk vaginanya. Perpaduan kulit Vina yang putih dengan kulit hitam pak John sungguh kontras. Punggung Vina bercucuran keringat yang terlihat seksi sedangkan dari mulutnya terus bersuarakan erangan yang tak henti-henti. Wow sudah hampir satu jam adegan ini dan sijoni masih perkasa. Lalu kuminta Mira dan Agnes saling bertindih atas bawah, Agar aku bisa berganti - gantian memasuki vagina mereka.

Vinapun kini berganti gaya dengan doggy menghadapku, suara pantat Vina dan pinggul pak John seperti sebuah tepuk tangan yang menyorakiku yang sedang menggenjot Agnes dan Mira. Sesekali Vina melihatku tapi lebih banyak memejamkan mata sambil mendesah tak beraturan. Rangsanganku bertambah dengan suara desahaan Vina ditambah vagina Agnes yang cukup sempit, Akhirnya bobolah pertahananku sijoni memuntahkan mani di vagina Agnes. Tapi walaupun sudah keluar si Joni masih cukup kencang berdiri. Akupun sudah cukup cape, aku meminta istirahat, Aku duduk disofa diapit oleh Agnes dan Mira. Kami pun menonton Vina sambil tangan Agnes mengelus-elus pelan si Joni.

“Mas aku ganti kondomnya ya, ini masih kenceng burungnya, sayang kalau dianggurin mas duduk aja biar aku yang kerja.” rayu Agnes yang sambil mengganti kondomku dan naik di pangkuanku, tangan Agnes pun membimbingku untuk mengulum payudaranya. Cukup lama aku dan Agnes diposisi ini sampai kamipun orgasme secara bersamaan, dan kali ini sijoni dibikin benar-benar pingsan oleh Agnes.

Vina pun kin berganti posisi misionaris dengan kedua kaki Vina naik di pundak pak John. Sungguh dahsyat stamina pak John ini masih gagah perkasa menggerakan pinggulnya maju mundur dengan tempo yang tak berkurang.
“Kau sini bantu istrimu ini biar lebih terangsang mulai seret nih memeknya…” perintah pak John kepadaku. Aku pun berinisiatif memberkan pelumas ke pak John. Pak Johnpun mengolekan pelumas dikondomnya dan juga memasukannya kedalam vagina Vina lalu mulai menggenjot Vina kembali. Akupun mulai menium bibir Vina walupun sedikit susah karena tubuh Vina yang terus bergoyang-goyang seiring sodokan pak John.

“Enak sayang…?” tanyaku di telinga Vina sambil kumainkan kedua puting Vina. Vinapun tak menjawab hanya mengagung sambil mendesah, rangsangan di kedua puting Vina membuat Vina makin kelojotan.
“Stop dulu om… keluarin dulu… Vina mau keluar…….” Vinapun squirt walaupun tak banyak mungkin ini yang kesekian kalinya aku tak tahu.
“Nah kalo ginikan tambah licin… sudah kau isap aja itu susu bini mu biar makin licin memeknya…” perintah pak John kepadaku.
Kulalukan apa yang diperintahkan membuat tubuh Vina bergetar ta karuan begitu juga desahannya “Enak om.. terus ..om…” seiring dengan itu erangan pak John makin menjadi sodokannyapun makin keras aku tau ini akhirnya. Nafas pak John pun semakin berat seiring dia hentakan pelan-pelan pinggulnya. Hampir 2 jam Vina digenjot nonstop oleh pak John.

“Baru kali ini ada yang bisa mengimbagiku… bini lo dasyat…. kapan-kapan aku main ke jakarta ya….” Ucap pak John sambil menuju kamar mandi untuk bebersih. Aku dan Vina tak menjawab hanya saling berpeluk nafas Vina masih cukup berat, badan Vina bermandikan keringat. “Enak tadi mas sama mereka bedua?” tanya Vina kepadaku yang kujawab anggukan.

“Vin sudah aku transfer ya udah sama bonusnya sekalian. Thanks ya … jangan lupa furnitureku bikin yang terbaik ya…” Ucap pak John kepada aku dan Vina sambil keluar dari kamar.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd