Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Jarwo dan "bako" nya. [Cebe story 6]

Cuci Beha

Calon Suhu Semprot
Female
UG-FR+
Daftar
6 Jun 2014
Post
2.673
Like diterima
549
Lokasi
Planet Namex
Bimabet
Jam 1 siang saat itu terasa panas sekali. Aku dan teman-temanku turun dari tangga sekolah dengan lunglay, menuju jalan didepan sekolah. Lalu ku berjalan diteras depan ruang guru paket. Tiba-tiba ada yang memanggil.

"Cebe." Teriaknya.
Dengan malas aku menoleh kekaca besar yang menjadi pengganti tembok untuk memisahkan ruangan.
Ternyata Pa Krisna yang memanggil, guru paling killer disekolahku. Beliau sudah tua, mungkin umurnya sudah 50-55tahun. Dengan jenggot putih yang panjang dan wajah agak sangar.

Aku masuk keruang guru piket yang terletak persis depan pagar sekolah. "Haus paaaa.." Kataku sambil berjalan ke arah sofa diruangan itu. Ternyata hari itu kebetulan bagian piket Pa Krisna.

"Lesu amat. Badan bongsor gitu masa ga nyimpen cadangan air sih?" Katanya sambil tertawa.

Aku duduk disofa panjang depan meja pa Krisna. Lalu menatapnya.
"Bapa kira aku onta apa? Yang bisa nyimpan cadangan air dipunduknya." Jawabku, lalu cemberut.

Pa Krisna ketawa lagi.
"Langsung pulang?" Tanyanya.
"Ia atuh pa, emang mu kemana lagi?" Jawabku.
"Siapa tau kamu mau kelayaban dulu." Katanya sambil tersenyum.

Aku menggaruk-garuk kepala meski ga gatal.
"Bisa jadi pa. Kalo ada yang ngajak main mungkin capcus aja main." Jawabku.
"Main mulu, belajarnya kapan?" Tanyanya kembali.
Aku nyengir. "Belajarnya ya disekolah pa." Jawabku.

Pa Krisna mengelus dada nya. "Euhh..." Katanya.
Aku tertawa.

Diluar ruangan, sudah banyak sekali yang hilir mudik untuk pulang sekolah. Berhubung ruang guru paket terletak didepan gerbang sekolah, dan ruangan itu dikelilingi kaca tanpa tembok, maka dari luar atau dari dalam pasti akan bisa saling melihat.
Ku lihat adik-adik kelas dan teman-teman setingkatku melirik padaku yang sedang tertawa-tawa dengan pa Krisna.
 
Sebagian dari mereka memang sudah merasa tidak aneh lagi kalau melihat ku yang terlihat akrab dengan Pa Krisna. Mereka menyebutku "anak emas" karna selalu di bela oleh guru terkiller di sekolah.
Sebagian dari mreka pun pasti ada yang merasa aneh karna melihat ada salah 1 murid disekolah yang akrab dengan Pa Krisna.
Saking galak nya, kalau pa Krisna sedang mengajar, kelas benar-benar hening, focus pada apa yang diterangkan oleh beliau. Dan kalau beliau sedang piket, ga ada yang berani macam-macam dikelas.
Kecuali aku yang bebas melalukan kebisingan apapun.

Aku bangkit berdiri. "Pa, aku pulang dulu ya." Kataku.
"Iya, hati-hati." Jawabnya.
Aku melangkah tetap dengan lesu kearah pintu ruangan yang terbuat dari kaca.

"Hey, kemari kamu!" Tiba-tiba terdengar bentakan dari Pa krisna.
Aku melirik padanya, terlihat dia memandang lurus keluar kaca, menggerak-gerakkan satu tangannya tanda memanggil seseorang. Dan dengan tergesa-gesa, 1 murid laki-laki masuk kedalam ruangan. Aku melanjutkan jalanku ke arah pintu pagar besar.
Entah apa yang mreka bicarakan, karna aku sudah berada jauh dari mreka.

Disebelah kanan pintu pagar, dekat pos satpam, aku menyandar, melihat ke kiri dan ke kanan, mencari teman-temanku.
"Uh, kemana mreka?" Gerutuku.
Karna tidak melihat teman-temanku, aku melanjutkan jalan, bermaksud kecafe biasa tempat aku dan teman-teman nongkrong sebelum pulang ke rumah masing-masing.

Didepan pintu cafe, ku arahkan pandanganku kesegala penjuru. Mencari teman-teman.

"Cebe!" Teriak seseorang disudut kanan cafe. Ternyata teman-temanku.
Aku segera menghampiri mreka.

"Tadi, kenapa dipanggil Pa Krisna?" Tanya Dea, salah 1 temanku yang sangat pintar.
"Biasalah. Ngajak ngobrol doang." Jawabku.

Seorang pelayan cafe menghampiri kami. Menaruh 3 gelas minuman dimeja.
 
"Mbak, aku pesan lemon tea ya?" Kataku langsung memesan.
"Iya." Jawabnya sambil berlalu meninggalkan meja kami.
"Lho? Mia mana?" Tanyaku pada ke 2 temanku serelah sadar bahwa ada yang hilang diantara mreka.
"Dia tadi keluar sebentar, katanya mau nyari fotocopyan." Jawab Kimi. Kimi temanku ini lumayan pendiam, tapi menghanyutkan.
"Pulang sekolah masih rajin aja." Kataku.

Tak lama, pesanan minumanku datang, berbarengan dengan Mia. Mia adalah temanku yang paling muda, meski paling muda, tapi pacarnya banyak.

"Be." Sapa Mia padaku. Lalu duduk dibangku kosong sebelah kiriku. "Ada yang nyariin noh diperempatan, dekat ftocopyan." Lanjutnya.

Aku mengernyitkan dahi. "Siapa?" Tanyaku.
Mia ga menjawab, tapi dia langsung mengambil minumanku.
Aku rebut minumannya. "Ini lemon tea, kamu punya maag, tar sakit." Kataku dengan cepat. Ku berikan teh manis pesanannya.
"Ihhh, ga keliatan." Katanya lalu meminum teh manis itu.
"Jadi siapa yang nyariin aku?" Ku ulangi pertanyaanku.
"Au, orangnya tinggi, hitam, besar." Jawabnya.
"Genderewo dong." Sambar Dea.
Kamipun tertawa terbahak-bahak.
"Ko bisa dia menanyakanku ke km? Kaya yg tau km kenal aku aja." Tanyaku.
Mia hanya menunjukan tanda kelas yang ada dilengan kiri nya.

Akhirnya aku pamit sebentar pada teman-temanku untuk menemui orang yang mencariku.
"Siapa ya?" Kataku dalam hati.

Ku arahkan pandanganku ke tempat ftocopyan yabg disebut oleh Mia. Ada seseorang yang sedang berdiri disana sambil seperti mencari seseorang.
Kulangkahkan kaki mendekatinya.

"Jarwo." Kataku sedikit heran.
"Cebeeee, aku nyariin kamu dari tadi." Katanya sambil memegang tanganku.
"Ngapain?" Tanyaku masih dengan keheranan.
"Ya mu ngajak kamu kerumahku lah." Jawabnya sambil cengar cengir,

Kulihat jam tangan dipergelangan tanganku. Pukul 2:14.
"Ngapain?" Tanyaku lagi.
 
Terakhir diubah:
"Udaaahhhh ikut aja. Aku punya sesuatu untuk kamu. Yakin deh, kamu suka." Jawabnya. Terlihat sekali diwajahnya kalau dia kegirangan.
"Hmmmm, oke. Ayo ke cafe situ dulu." Kataku sambil menunjuk.
"Mau apa?" Tanyanya.
"Ya ambil tas ku dulu. Lagian aku tau kalo kamu nyariin aku disini, hayo dari mana? Ya dari temanku tadi yang kamu tanya" Kataku.
"Oh iya oke." Jawabnya sambil menyuruhku naik ke motornya.

Setelah pamit sebentar pada teman-temanku, aku segera berangkat dengan Jarwo menuju rumahnya.

"Masuk duluan gih." Kata Jarwo setelah sampai didepan rumahnya.
"Malu ah." Kataku.
"Ga ada siapa-siapa kok." Katanya sambil memarkirkan motor diteras rumah.
Aku tetap diam didekatnya.
"Ya udah yu masuk." Kata Jarwo sembari menuntunku.

Aku hampir saja duduk dikursi ruang tamu nya, tapi tiba-tiba Jarwo menarikku masuk ke kamarnya.
"Dikamar ajah." Katanya. "Tunggu sebentar, aku ambil minum dulu." Lanjutnya sambil mencolek daguku.

Didalam kamar, aku langsung duduk dikasurnya. Uh, aku memang suka situasi kamarnya. Remang-remang romantis. Hihihi...

Tak lama, Jarwo masuk kekamar, membawa 1 gelas kosong dan 1 teko berisikan air dingin, terlihat dari tetesan embun yang menempel di teko kaca itu.

"Minum dulu ya." Katanya. Lalu menuangkan minuman ke gelas kosong itu.
Akupun meminumnya.

"Aku punya sesuatu untuk kamu." Katanya. Lalu dia menuju lemari pakaiannya, membuka pintunya dan mengambil sesuatu dari bawah tumbukan baju.

"Nih." Katanya sambil memperlihatkan 3 buah benda berwarna putih berbentuk seperti rokok.
Aku membelalakan mata. "Ih, ini sih bako." Kataku setengah berteriak.
Jarwo lalu tertawa.
"Bukan. Masa kamu ga tau ini?" Tanyanya.
Aku menggelengkan kepala.
"Tapi itu kaya bako yang di hisap kakekku." Kataku dengan memasang tampang lugu.
Saat itu aku memang ga tau apa itu.
 
"Ia, memang sih ini digunakannya dengan dihisap juga." Katanya. "Ini *****." Bisiknya ditelingaku.
"Apa?!" Aku kaget.
Jarwo tersenyum. "Kamu belum pernah nyoba?" Tanyanya.
"Lah, ngerokok aja aku engga bisa." Jawabku.
Jarwo tertawa lagi. "Kamu ini aneh, minum demen tapi ngerokok ga bisa."
"Ember." Sahutku masih memasang tampang lugu.
"Ya udah, aku suntikin ke kamu ya." Katanya.
"Suntik? Ogah ah, aku takut jarum suntik. Sumpah." Jawabku. Kali ini wajahku memegang.
"Kau ini makin aneh aja Be, ma kontol yang geude ga takut, tapi sama jarum suntik yang kecil malah takut." Katanya sambil terus tertawa.
"Enak banget sih ngetawain penderitaan orang." Kataku cemberut.

Jarwo berhenti tertawa. Tapi bibirnya masih mesam mesem.
"Ya udah gini nih." Jarwo menyalakan satu ujung benda putih itu. "Nih, aku arahkan ujung yang ga kebakar ini, ke lubang hidungmu, lalu aku tiup ujung yang terbakar ini pelan-pelan. Dan kamu harus menghirupnya. Dijamin asyik deh." Katanya menjelaskan panjang lebar.
"Ntar aku batuk." Tanyaku.
"Kaga beeeee..." Jawab Jarwo sudah terlihat kesal dengan keluguanku. (Mungkin sebenernya bukan lugu. Tapi bego.)

Terlihat Jarwo menghisap kuat-kuat benda itu. Dia sangat menikmatinya. Kamar yang lumayan kecil dengan jendela tertutup itu jadi terasa sesak oleh asap.

"Sini idungnya. Aku tiup sekarang." Katanya.
Aku mendekatkan wajahku. "Nih." Kataku.

Akhirnya aku menghisap asap benda itu yang katanya nikmat.
Beberapa kali aku sudah menghisapnya. Tapi aku ga merasakan apapun.

"Mana? Ga kerasa apa-apa." Kataku menantang.
"Serius?" Tanya Jarwo heran. "Coba berdiri." Lanjutnya.

Akupun berdiri dari dudukku. Dan, syuuuuuunggggg kepalaku serasa ringan, aku juga ga bisa menyeimbangkan badanku. Berusaha terus tegak tapi tak bisa dan akhirnya, brukkkk jatuh ke atas kasur.
Jarwo tertawa.
 
Terakhir diubah:
Lalu ikut tertawa terbahak-bahak. Ternyata begini rasa itu benda, fikirku.

Beberapa menit aku dan Jarwo tertawa sambil terus menghisap barang yang kusebut bako itu. Sampai aku terguling-guling dikasur karna setiap kata yang keluar dari mulut Jarwo atau mulutku, rasanya itu enak untuk tertawakan.

Entah berapa lama aku dan Jarwo bersenang-senang dengat benda itu. Hanya saja aku tak sadar kapan aku membuka pakaianku. Karna ternyata aku dan Jarwo sudah bugil.
Dan Jarwo memelukku dari depan. Tiba-tiba rasa nafsu sexku menggelora. Horny nya mungkin 100%.
Ku balikkan tubuh Jarwo, sehingga dia yang berada dibawahku.

Kontol Jarwo sudah menegang, tegak dengan indah. Tak mau kehilangan momen itu. Aku masukan kontolnya ke mulutku. Ku kocok dalam mulutku.

"Mmmmmmm.. aahhh eemmmm.. Wo, aakk sangeeee." Kataku disela-sela sambil menghisap kontolnya.

Jarwo tak membalas ucapanku. Hanya terdengar nafasnya saja yang menderu-deru.

"Wo, aku ga tahan ah." Kataku, lalu bangkit berdiri. Dan syuungg aku hampir terjatuh. Aku berusaha duduk di atas tubuh Jarwo. "Wo, masukin ya." Lanjutku.
Jarwo mengangguk.

Ku buka lebar-lebar pahakusaat duduk diatas paha Jarwo. Kudekati memekku ke arah kontolnya. Aku angkat pantatku sedikit menuju kontol Jarwo. Jarwo memegng kontolnya agar lebih tegak. Dan bleeeeesssss... Masuk lah semua kontol Jarwo kedalam memekku yang sudah basah karna horny yang tinggi.

"Ouugghhhhhh..." Lenguh kami berdua.
"Goyangnya naik turun be." Kata Jarwo.

Akupun jongkok, lalu menaik turunkan pinggulku. Bleess,, bleesss,, bleeeesss.. Kotol Jarwo terasa lebih masuk kedalam memekku.

"Oughhh wooo,, enaaakkkk... Bangetttt.. oughh yaa wooo, ikut goyang dongg wooo.." Desahku karna kenikmatan.

Jarwo pun menuruti keinginannya, dia naik turunkan pantatnya.
 
Terakhir diubah:
Mungkin sudah sangat lama aku mengocok kontol Jarwo dengan memekku. Aneh, rasanya tak sedikitpun aku merasa cape. Dan meski rasanya sangat enak, tapi belum sedikitpun ada rasa ingin klimax.

Ku rubah gaya goyanganku. Dengan kedua tanganku aku tarik kebelakang, lalu bertumpu pada kakinya. Aku goyang pinggulku kedepan kebelakang, tidak lupa sekali-kali kuputar.
Dan dengan gaya sperti itu. Jarwo seperti terlihat senang, karna bisa melihat kontolnya yang masuk kedalam memekku.

"Beeeew,, teruuussss.. aahhh beeee.. Goyaaannggg yang ceepeettt..." Desahnya.

Ku pindahkan posisi tanganku agar bertumpu didada Jarwo.

"Wo, enaaakkkk.. Pingiinn kluaarrr. ahh.. haaaahhhh aaaahh.. Tapi suu... su.. susaaahhh keluarnyaaaa.." Kataku sambil terus mnggoyang pantatku.

Kontolnya benar-benar tenggelam didalam memekku.

"Yaudah aahh... nikmati ajaa..." Jawab Jarwo.

Benar-benar terasa lama sekali kami ngentod dengan gaya itu. Tapi sama sekali aku ga merasakan lelah. Tiba-tiba tangan Jarwo memegang pinggulku. Dia membuat aku lebih mempercepat goyanganku.

"AAHHHH beeeeeeeee..." Teriaknya.

Dia klimax, dia orgasme duluan meninggalkan aku yang tanpa lelah masih menggoyang kontolnya.

"Udah dulu beeee, ngilu." Katanya.

Aku terdiam. Menatapnya tajam. "Aku pingin ngecrot tapi susah." Kataku dan sedikit menggeram.
"Jangan memandangku seperti itu. Matamu itu lhooo, nyeremin." Jawabnya.Dan aku pun tertawa sambil bangkit dari atas tubuh Jarwo. Otomatis melepaskan kontol Jarwo yang tadi masih ada di dalam memekku.

Jarwo terduduk, mengambil beberapa helai tisyu, lalu melap kontolnya yabg basah. Lalu dia menuju ke memekku. Mengelapnya juga.

"Kalo kamu hamil gimana Be?" Tanyanya sambil terus melap spermanya dari memekku.
"Ya kawin lah." Kataku dengan tertawa.
Jarwo memelukku. " Kaya yang iya aja mau."
 
Aku masih tetap tertawa-tawa.
"Aku pake KB Wo, aku juga ga mau kali ngerusak masa indah sekolahku." Jawabku.
"Ohhh.." Jawab Jarwo singkat. Jarwo bangkit terduduk lagi. Melirikku. Memcium keningku.

Ku pandangi Jarwo. Kami saling bertatapan.
"Kamu tau wo arti dari cium kening?" Tanyaku.
"Tau."
"Apa?" Tanyaku lagi.
"Sayangkan?" Jawabnya. "Aku memang sayang kamu Be." Katanya dengan wajah tanpa expresi.

Hari itu, aku tidak melanjutkan pertempuranku. Percuma fikirku. Aku benar-benar tersiksa, keenakan tapi ga bisa orgasme. Memang sih, menurutku, enak nya sex itu disaat kita sedang merasakan akan menuju orgasme. Tapi, kalau terus-terusan ga bisa klimax. Ya pusing lah kepalaku. Ditambah sudah pusing oleh "bako" tadi.

Aku akhirnya minta diantar Jarwo pulang. Saat keluar rumah, ternyata hari sudah berganti malam.

"Lain kali, jangan mabuk ah. Kamu terlalu kuat." Katanya.
Aku hanya meliriknya. Lalu naik keatas motornya.

@@@

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ku. :ampun:
 
Memang klo abis main trz cium kening itu memberikan kesan bahwa kita benar-benar sayang sama pasangan kita
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Memang klo abis main trz cium kening itu memberikan kesan bahwa kita benar-benar sayang sama pasangan kita

Bener gan. Hihihi... Tapi jadi suka canggung.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
wah masa gt... belum tentu donk sist... selera orang kan beda2.. hehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd