Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Joni (berkah jadi sopir dadakan)

Setelah beberapa lama menatap langit hitam, perhatianku teralihkan oleh tawa Shella. Dia bergerak untuk melepaskan diri dari kontolku. Dia juga mengarahkan lampu flashnya ke selangkangannya, untuk menunjukkan betapa banyaknya lendir birahi kita berdua. Dan memang banyak sekali pejuhku dan pejuhnya.

Pejuh kita sanggup mengalir melalui kaki Shella sampai ke mata kakinya tanpa putus. Lalu Shella berbaring di sebelah kananku. Memelukku seperti memeluk orang tercintanya.

"Makasih ya mas" celetuknya.

"Makasih buat apa?" Godaku.

"Ya makasih buat kenikmatan yang mas kasih. Lumayan plong rasanya" jawabnya.

"Lumayan? Belum tuntas dong?" nya. Disini aku merasa tersanjung.

"Tapi sakit-sakit nikmat gitu" lanjutnya.

"Maksudnya?"

"Sakitnya sih, dikit. Tapi nikmatnya itu, gila" jawabnya.

"Genjot, ya?"

"Genjot dong" jawabnya.

Akupun memulai pergumulan ronde ke dua. Aku kocok tempeknya dengan kontolku. Kuawali dengan mode santai. Tempo lambat disertai kecupan-kecupan manja.

Ganas juga dia kalau di cipok. Selalu melawan dan tak mau mengalah. Lidahku sampai dia kelacupin seperti ngelacupin kontol.

Puas bercipokan, aku naikkan temponya. Dia mulai mengerang-erang. Kakinya tak mau diam. Dia membelit pinggangku, dan menjadikan pinggangku sebagai tumpuan.

"Aaahh.... Eeessssttt"

Aku melenguh merasakan perlawanan darinya. Dia mampu bergoyang dengan mode memutar. Dia barengi dengan empotan. Aku berasa melayang merasakan nikmatnya empot-empot ayam.

"Mbak. Aku bisa ketagihan lho, kalo kamu empot kaya gini" komentarku.

"Main aja ke rumah! Aku tinggal sendirian" jawabnya.

Kucoba menaikkan tempo genjotan. Erangan Shella semakin menjadi. Begitupun goyangannya. Walaupun sedang hamil, tapi dia masih bisa mengimbangi tempo genjotanku.

"Kencengin lagi mas! Kencengin lagi!" Pintanya.

Sepertinya dia akan segera orgasme. Aku turuti permintaannya. Sambil tetap waspada dengan perutnya, aku percepat tempo genjotanku. Dia sampai merem melek merasakan nikmatnya jejalan kontolku. Semakin lama tubuhnya semakin melengkung ke atas.

"Mas mas mas"

Dia tak lagi bergoyang, tapi jepitan kakinya semakin kencang. Begitu juga dengan jepitan memeknya pada kontolku. Aku jadi kelimpungan.

"Jangan dibetot mbak!" Seruku.

"Aku ngompol maaaasss"
Nyut

"Aaah" pertahananku ikut jebol.

Seeer

"Maaasss"

Nyut

Croooot

"Hoooohhh"

Seeerrr

Crooottt

"Aaaaarrrggghh"

Aku terus menggeram menikmati orgasmeku. Orgasme dari jepitan memek yang paling kuat. Dibarengi jepitan kaki yang membuat jepitannya semakin membetot.

Aliran pejuhku juga kurasakan sangat lambat. Seperti terhalang jepitan tempeknya Shella. Membuat puncak kenikmatan ini juga berjalan sangat lambat dan tak kunjung usai.
Aku sampai tergeletak lemas setelah sekian menit dikunci kakinya Shella. Aku terlentang dengan dipeluk Shella kembali.Godaku. Dia tersipu malu.

"Aku tuh hyper mas. Sehari aku ngocok bisa sepuluh kali lho"

"What?"

"Beneran. Dulu sama suamiku bisa lima kali aku minta dientot"

"Kalo nggak mau?"

"Paksa, lah. Telentangin, kocok kontolnya, udah ngaceng, kangkangin deh"

"Wah. Enak banget tuh. Timbang telentang kaya gini, dienakin mulu"

"Mau nyoba?" Godanya.

"Nyoba apa?"

"Serumah sama aku"

"Lah. Kalo dicariin, gimana?"

"Siapa juga mau nyariin aku, mas. Udah pada jijik sama aku"

Aku bingung mendengar jawabannya. Semudah itukah orang membuang istrinya sendiri. Atau itu hanya prasangka dia saja.

"Iya, aku tahu. Mas takut disangka nyulik bini orang kan? Ha ha ha" katanya ambil tertawa.

"Iya. Nyulik pacar orang aja bisa ribut, apalagi bini orang" jawabku.

"Ha ha ha. Ya udah nggak papa. Kalo mas berubah pikiran, telpon aku aja. Aku mau kok pura-pura jadi sepupu mas, kakaknya mas, atau adiknya mas"

"Sampe segitunya, mbak?" Tanyaku.

"Ya ginilah nasibku. Mendingan kumpul kebo sama kamu mas, daripada sama karet lagi, karet lagi" jawabnya.

"Kita coba dulu di kota sana. Kalo aku betah tinggal di rumah bapak, ya pasti aku akan beberapa hari di sana. Kita bisa ketemu lagi"

"Kalo nggak betah? Langsung pulang dong?" Sahutnya.

"Kita coba di kota tempat aku kerja" jawabku.

"Oke. Boleh juga tuh" jawabnya.

"Beberes yuk! Kita lanjut. Takut ujan" ajakku.

"Yaah. Entar dulu, lah. Masih asyik nih, suasananya" tolak Shella.

"Kalo ketahuan orang lain, berabe lho mbak"

"Halah. Kalo cowok sih gampang. Tinggal dikasih selangkangan aja. Pasti diem" jawabnya enteng.

Aku hanya bisa tergelak sambil geleng-geleng kepala. Terlebih aku dipeluk seperti ini.

Ya sudah, aku nikmati saja pelukannya sambil mengelus-elus perut buncitnya. Dia tampak senang mendapat pehatian dariku, sekalipun hanya pelukan dan elusan di perutnya.

"Mas. Lagi yuk!" Pintanya.

"Welah. Udah gatel lagi?" Godaku.

"He he. Iya. Liat kontol ngaceng, tempekku suka gatel" jawabnya sambil mengocok pelan kontolku.

"Mau gimana?"

"Gantian ya mas. Aku pengen ngerasain, tinggal ngangkang terima enak" jawabnya.

"Oke"

Aku bangkit dari tiduranku, sedangkan dia gantian terlentang. Dia korbankan roknya untuk membersihkan selangkangannya dari jejak pergumulan sebelumnya.

"Tokednya dong" pintaku.

Sambil mengangkang lebar dia naikkan kaosnya ke atas. Kutangnya sudah sekalian ikut. Toked kecil itu terpampang indah di bawah sorotan lampu flash ponsel.

"Emh"

Aku mendekat dan kusapukan lidahku di luar aerolanya. Dia melenguh dan menggeliat.

Aku perlu agak memelengkungkan punggungku, agar tidak menekan perutnya. Di bawah sana, pinggulnya bergerak-gerak, terasa sekali kalau dia sedang memposisikan selangkangannya, agar palkonku bisa sejajar dengan liang peranakannya.

Blesss

"Aaahhh"

Dia memekik cukup kencang, saat ku menusukkan kontolku ke dalam memeknya. Mungkin otot vaginanya terkejut, sehingga berkontraksi mencengkeram kontolku dengan eratnya.

"Gila kamu, mas" komentarnya.

"Hempf"

Aku hanya bisa tergelak menanggapi komentar itu. Karena ku masih mencaplok pentilnya.

"Ngejejelin memek orang sekali genjot sampe amblas. Mana pentilku dicaplok sama ditarik barengan lagi" lanjutnya seperti orang protes. Akupun melepas pentilnya.

"Emang sakit, ya?" Tanyaku.

"Iya, lah. Kaya kontol mas kecil aja" jawabnya. Disini aku merasa tersanjung.

"Tapi sakit-sakit nikmat gitu" lanjutnya.

"Maksudnya?"

"Sakitnya sih, dikit. Tapi nikmatnya itu, gila" jawabnya.

"Genjot, ya?"

"Genjot dong" jawabnya.

Akupun memulai pergumulan ronde ke dua. Aku kocok tempeknya dengan kontolku.

Kuawali dengan mode santai. Tempo lambat disertai kecupan-kecupan manja. Ganas juga dia kalau di cipok. Selalu melawan dan tak mau mengalah. Lidahku sampai dia kelacupin seperti ngelacupin kontol.

Puas bercipokan, aku naikkan temponya. Dia mulai mengerang-erang. Kakinya tak mau diam. Dia membelit pinggangku, dan menjadikan pinggangku sebagai tumpuan.

"Aaahh.... Eeessssttt"

Aku melenguh merasakan perlawanan darinya. Dia mampu bergoyang dengan mode memutar. Dia barengi dengan empotan. Aku berasa melayang merasakan nikmatnya empot-empot ayam.

"Mbak. Aku bisa ketagihan lho, kalo kamu empot kaya gini" komentarku.

"Main aja ke rumah! Aku tinggal sendirian" jawabnya.

Kucoba menaikkan tempo genjotan. Erangan Shella semakin menjadi. Begitupun goyangannya. Walaupun sedang hamil, tapi dia masih bisa mengimbangi tempo genjotanku.

"Kencengin lagi mas! Kencengin lagi!" Pintanya.

Sepertinya dia akan segera orgasme. Aku turuti permintaannya. Sambil tetap waspada dengan perutnya, aku percepat tempo genjotanku.

Dia sampai merem melek merasakan nikmatnya jejalan kontolku. Semakin lama tubuhnya semakin melengkung ke atas.

"Mas mas mas"

Dia tak lagi bergoyang, tapi jepitan kakinya semakin kencang. Begitu juga dengan jepitan memeknya pada kontolku. Aku jadi kelimpungan.

"Jangan dibetot mbak!" Seruku.

"Aku ngompol maaaasss"
Nyut

"Aaah" pertahananku ikut jebol.

Seeer

"Maaasss"

Nyut

Croooot

"Hoooohhh"

Seeerrr

Crooottt

"Aaaaarrrggghh"

Aku terus menggeram menikmati orgasmeku. Orgasme dari jepitan memek yang paling kuat. Dibarengi jepitan kaki yang membuat jepitannya semakin membetot.

Aliran pejuhku juga kurasakan sangat lambat. Seperti terhalang jepitan tempeknya Shella. Membuat puncak kenikmatan ini juga berjalan sangat lambat dan tak kunjung usai.

Aku sampai tergeletak lemas setelah sekian menit dikunci kakinya Shella. Aku terlentang dengan dipeluk Shella kembali.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd