11. Joni Kroco
Aliran Prana Jagat Raya
___________________________________________________
KARENA JONI DAH JADI COWOK. PLOTNYA BEDA BANGET SAMA SEBELUMNYA.
(JEANNIE DIPERKOSA GENG KLITIH)
TANGGUNG JAWAB LU PADE HARUS KOMENIN PLOT YANG BARU INI.
WAKAKAKAKAGK
___________________________________________________
“Ini adalah operasi pembuatan mobil,” kata gw.
“Ha?”
“Buat mobil =
make car = makar.”
Krik… krik… krik…
“Makar…. makar…”
─pletak.
"Aduh!”
Pala gw dikemplang Macan.
“Garingnya Sahal nurun ke elu, bangsad.”
“Ehm. Maksud ane. Ini adalah operasi untuk menggulingkan pemerintahan," kata gw lagi.
Gw, Tara, Macan, Madam Epona, Koh Patkay, Tikus, dan Pendekar 9 Benua melakukan rapat darurat di kedai ginseng Babah O Beng Seng. Sambil ngopi dan makan gorengan kami membahas strategi makar.
Jafar sekarang menguasai satu negara berikut kekuatan tempurnya. Dibekingin sama The Patriot dan Elit Global, Jafar sekarang memiliki kekuatan militer terbesar di Asia-Pasifik. Indonesia mendadak menjadi negara Dystopia kek novel 1984 dan Hunger Games.
Elang memimpin kelompok Pasukan Pembebasan yang melakukan perlawanan secara gerilya menolak diktator yang baru. Tapi menghadapi Mandala 12 Rasi Bintang dan 12 orang Ksatria Emasnya, tinggal menunggu waktu saja hingga Jafar berhasil menggulung para Insurjen.
Tara mengeluarkan sebuah gulungan perkamen kuno yang masih disegel. "Ini adalah Dekrit yang ditandatangani oleh pendahulu kita. Bilamana Mandala 12 Rasi Bintang melangkah di jalan yang salah, maka ketujuh Gugus Dodekahedral lain wajib menghentikannya."
Sekte Al-Hassashin di
Mesopotamia adalah aliansi pertama yang ada di pikiran kami. Astuti dan anak gw ada di sana. Mertua gw pasti mau memberikan bantuan untuk menggulingkan Jafar dan The Patriot.
Sekte Jade Lotus juga merupakan calon aliansi potensial yang ada di kepala gw. Bermarkas di biara Zhong Jian di lereng Gunung Himalaya, Sekte Jade Lotus adalah koalisi seluruh Partai Dunia Persilatan di Tiongkok+Tibet+India. Disebut juga
Shangri-La, benteng Terkuat Sekte Jade Lotus, Nyokap dan Sheila dilindungi oleh pendekar-pendekar Sekte Jade Lotus di tempat itu. Gw yakin Eyang Bihun memihak gw. Masalahnya...
"Masalahnya gua nggak tahu ke kubu mana Tante Liliana dan Sheila akan berpihak," pungkas Tara.
Iya juga ya, secara Jafar kan bokapnya Sheila, batin gw bimbang kalau sampai berhadap-hadapan sebagai musuh sama orang yang paling gw sayang di dunia.
Tikus yang menjadi sekretaris mencatat notulen rapat menunjukkan rangkuman hasil rapat pagi ini buat lu pade. Intinya ada empat tempat yang harus kami datangi dalam rangka mengikat aliansi dan mengalahkan Jafar.
“Aku kira Biara Shangri-La di Pegunungan Himalaya adalah pilihan yang tepat sebagai tujuan pertama. Kita perlu mengikat aliansi dengan Sekte Jade Lotus, sekaligus menjemput Sheila. Dari situ kita bisa menyeberang ke Azerbaijan dan memasuki Suriah via Iran. Rusia, Iran, dan China bisa dijadikan aliansi untuk memerangi The Patriot.
It will be tough, tapi aku yakin kita bisa melewatinya.”
“Mantul! Kalau gitu, ayo kita kemon!!” kata gw semangat.
“─Nggak semudah itu, Jon.” Macan memotong.
“Lho, kenapa?”
“Badan lu yang sekarang bukan badan yang dulu, Jon. Elu lemah. Lesu. Kurang bergairah!!!!”
Macan udah siap-siap ngiklan minuman berenergi, sebelum cepet gw potong.
“─gua siap latihan fisik ala Saitama lagi, bang! 100 kali Sit Up! 100 kali Push Up! 100 kali Squat! Lari 10 kilo kek dulu gua jabanin!”
“Kita nggak punya banyak wa ktu buat latihan fisik. Gua, Tara, Tikus, dan Pendekar 9 Benua yang bakal menjalani
quest ini,” kata Macan jemawa. “Gua juga harus meminjam
Golok Harimau Pantura dari temen lama gw, si Cu Pek Tong. Karena sama kaya elu, gua sekarang kagak bisa lagi pake kekuatan
Animus. Itu artinya gua perlu
Power Up baru, sob.”
“Terus gua ditinggal gitu? Masa gua harus jadi TKW di Taiwan?”
“Sementara itu, elu latihan cara mengolah pernapasan sama Koh Patkay,” Tara tersenyum kecil. “
Your power is necessary for the final showdown.”
“Tapi gua siap, kak! Gua yang sekarang bukan Joni yang dulu, gua adalah preman berponi jamet kuproy penghisap garam dapur!”
Tara menatap gw, tajam.
“
Then prove it, Jon….”
|XII|
Joni Kuproy
Pendekar Jamet
.
Tikus
Pendekar Puting Enam
“Pasang… pasang… pasang… yang Jamet - yang Jamet - yang Jamet… yang Tikus - yang Tikus - yang Tikus, 1 user main sepuasnya, hanya di BATMAN88 dot com,” Macan langsung jadi bandar begitu gw disuruh
sparring sama Tikus. Gak ada akhlak emang si Wagimin.
Gw dan Tikus berhadap-hadapan di halaman perguruan Silat keluarga Xiang, di hadapan sepasang patung Singa pelindung keluarga. Sementara Koh Patkay yang jadi wasit, Tara bagian P3K, dan Madame Epona main kecapi buat bek sound.
Di sekeliling kami sudah berkerumun warga dan murid-murid perguruan silat yang menonton pertarungan bela diri terbesar abad ini antara Mandala 12 Rasi Bintang melawan Keturunan
Sage of Sixth Path.
“Sejak dulu di STM, elu gak pernah bisa ngalahin gua, Kus,” kata gw sambil jingkrak-jingkrak kek Bruce Lee.
“
Aing bukan Tikus yang dulu, mbek,” Tikus membungkuk memberikan salam tabik.
Gw tersenyum jemawa, membalas salam tabik bak duel pendekar silat.
Mendadak penonton tak bersuara.
Suara kecapi Madam Epona terdengar semakin cepat.
Daun-daun Plum jatuh berguguran. Dramatis.
“Gua nggak bakal mengurangi tenaga, Kus!” gw menerjang nista ke arah Tikus, melayangkan tinju gw ke arah mukanya yang berada di bawah garis kemiskinan.
Tikus hanya melangkah ke kiri, dan
wusssssh… tinju gw melayang melewati poninya. Heh, boleh juga nih anak.
Heat! Serangan kedua, Tikus melangkah ke kiri lagi, dan
wusssh…. lagi-lagi, pukulan gw hanya mengenai udara.
─Poni si Tikus berkibar jemawa.
“JANGAN REMEHIN GUA LU, KUS!” Gw menendang ke arah selangkangannya, dan Tikus hanya menepis tendangan gw dengan betis, lembut, gw bahkan nggak merasa Tikus mengeluarkan tenaga, karena energi serangan gw seperti dialirkan begitu saja menuju ruang hampa.
“ORA! ORA! ORA! ORA!” gw menerjang binal dengan ratusan tinju yang melayang sekaligus, Tikus bahkan tak perlu memasang kuda-kuda. Telapak kakinya melangkah mengikuti irama, dan sebelah tangannya menepis pukulan demi pukulan gw yang mengalir tanpa jeda bak pendekar Wuxia.
“Curang lu, Kus! Pakai Animus!” kata gw yang udah ngap-ngap.
“
Aing bahkan nggak pakai Ilmu
Kanuragan, Mbek,” jawab Tikus kalem.
Emosi, gw melayangkan tinju gw yang penuh karomah ke muka si Tikus.
“MAKAN NEH, TINJU SAITAMA GUAAAAAAAAA!!!!” jerit gw emosi terus nonjokin pukulan
Brajamusti.
Tapi dengan mudah dia bisa menghindar.
Ternyata Macan bener sob, gw sekarang bukan Joni yang dulu. Tubuh gw bukan tubuh Putera Sang Penjagal yang memiliki naluri membunuh di kromosomnya. Roh gw bahkan bukan Roh Mandala 12 Rasi Bintang!!!
Apa yang tersisa dalam diri gw cuma ingatan gw. Gw memang bisa mengingat setiap gerakan tarung yang pernah gw kuasai, tapi tubuh mortal gw nggak mau bergerak seperti perintah gw. Gw bahkan nggak bisa ngeluarin ilmu kanuragan, sob!
Ciyusan loh! Kagak mungkin sekarang Tikus lebih kuat dari gw sob! WadNidaw, harga diri gw sebagai karakter utama dipertaruhkan neh! Ada kemarahan yang tiba-tiba menyeruak seiring
Prana Kegelapan yang mulai merembes mengaliri tubuh gw, dan membuat poni gw berdiri tegak bak piramida ilumitai.
Tara, Macan, Madam Epona, dan Koh Patkay menyadari perubahan aura gw.
“RASAKAN THE POWER OF JAMET! ORAAAAAAAA!!!”
Gw melakukan
step in cepat. Satu tolakan, dan gw berhasil memendekkan jarak dalam satu kejapan, Tikus mendecih, tak siap mengantisipasi kepalan tinju gw yang melesat ke arah wajahnya dan terpaksa menangkis hingga terpental ke belakang terkena
impact kekuatan pukulan gw, dan gw belum ingin berhenti, tendangan maot gw menyusul menerjang ke arah Tikus yang kehilangan kuda-kuda, tapi kali ini, dengan tenang Tikus melangkah ke samping, menangkap pergelangan kaki gw, lalu, dalam satu gerakan lembut, Tikus mengalirkan energi serangan gw bak liukan pohon plum, halus, gw bahkan hanya merasakan tubuh gw yang terpelanting ringan akibat kekuatan gw sendiri.
Satu tepukan kecil, dan yang gw lihat berikutnya adalah bintang kecil di langit yang biru, merah kuning hijau rupa-rupa warnanya….
“Elu belum bisa mengontrol kekuatan lu sendiri, Mbek,” kata Tikus sambil mengulurkan tangan.
─gw menepis tangan Tikus.
Untuk pertama kalinya gw ngerasa gak berguna.
|XII|
“Dari dulu lu emang kagak berguna, Jon,” kepala gw dikemplang Macan.
“Tai lu, Bang,” kata gw lemes.
Macan menyodorkan sekotak coki-coki, tapi karena ini di cina daratan, adanya merk KW-nya Ciko-ciko.
“Apa gua berhenti aja jadi tokoh utama ya, bang.”
“Cemen lu.”
“Habisnya…─”
“Kagak ada yang langsung bisa jadi jagoan, Jon. Bahkan Sahal dulu waktu berguru sering banget dimarahin sama si Habib.”
“Seriusan, bang?”
“Ho-oh. 100 kali push-up, 100 kali sit up, lari 10 km itu bukan cuma buat gaya-gayaan. Kagak kehitung dah, berapa kali Sahal mau nyerah, tapi dia tahu dia kagak bisa berhenti begitu aja, buat orang yang kagak punya bakat seperti dia, Sahal harus berjuang 10 kali lebih berat, buat menyaingi kegregetan gua, wakakakag….”
“Ah, tipu-tipu ente.”
“Elu kira elu istimewa hanya karena elu anaknya Sahal Sang Penjagal, Jon?” Macan terkekeh pelan. “
Hero aren’t born, Jon…
They’re made.”
|XII|
Koh Patkay
Master of Martial Arts
Sepeninggal temen-temen gw. Sama Koh Patkay gw disuruh latihan pernapasan
Taichi tiap hari, terus gw disuruh ngapalin isi kitab Ba Qua, yang isinya mirip kek jurus
airbending yang ada 64 jurus kali banyaknya. Cok!
Vangkeh sob. Gw benar-benar mulai dari grid nol…. Dari Superhero + CEO Tajir melintir, gw sekarang jadi jamet kuproy…. Gw berasa kaya Luna Maya yang ditinggal nikah sama Reno Barak.
“Tarik – tahan – lepas – aw!! – tarik – tahan – lepas – aw~~” Koh Patkay ngeden-ngeden birahi.
“Tarik – tahan – lepas – aw!! – tarik – tahan – lepas – aw~~”
Ini latihan Taichi apa senam kegel, bangsad!
“Jangan banyak protes
you, Jon. Teknik pernapasan ini adalah dasar dari jurus kanuragan
you yang baru. Karena beda sama
you punya tubuh asli atau tubuh Macan yang bertarung mengandalkan otot kasar untuk menghancurkan tubuh musuh dari luar. Tubuh Pendekar Jamet Kuproy mengandalkan jurus Pukulan Lembut (
Jyuuken).”
“Kaya jurusnya Hinata Hyuuga, koh?” gw langsung antusias sob keren bet lah klo gw punya jurus baru sob.
Koh Patkay mengangguk. “
Meihua Quan. Terjemahannya,
Plum Blossom Technique, Jurus Tapak Kembang Plum. Termasuk dalam beladiri
Baqua Zang, yang menggunakan prinsip
Eight Trigram dari papan
Pakua I Ching.”
“Koh! Ajarin gua, Koh! Ajarin gua!” kata gw sambil goyang-goyang badannya si Engkoh yang gendut kek maskot KFC.
“Kalem, Jon. Kalau di-
time skip, paling episode depan
you dah bisa. Sekarang
you tabokin nih
Mok Yan Jong (boneka kayu yang biasa dipake buat latihan Wing Chun), tutorialnya ada di Chanel Yutub
uwe, jangan lupa like and subskreb.
Uwe mau ke Pasar Kembang belanja rempah-rempah buat obat herbal Tianshi.”
Eh beneran gw ditinggal, bangsad dah, kadang gw ngerasa kalau gw disingkirkan secara halus oleh temen-temen gw karena dianggap gagal.
“ORA! ORA! ORA! ORA!” Kesel gw tabokin tuh boneka kayu
Mok Yan Jong kek di film Ip Man, “jangan remehin gua, lu maskot KFC! ginian doang mah mainan gua dari dulu!” tapi karena terlalu semangad, bagian atas boneka kayu itu melintir malah kenceng terus balik nabok kepala gw.
─PLETAK!
“Adududu… Nong-nong gua… nong-nong gua… benjud.”
Mata gw berkaca-kaca. Bahkan boneka kayu
Mok Yan Jong ikutan ngeremehin gw. Tapi gw gak boleh nyerah sob. Kali ini gw nggak bakalan lari lagi kek di versi sebelumnya. Gw bakal menghadapi takdir apapun yang ada di depan gw. Gw harus jadi lebih kuat! Gw menepis satu demi satu, lengan-lengan kayu yang berputar ke arah gw dengan jurus tapak
Ba Qua Zang. Hingga tanpa sadar, ritme pukulan gw semakin cepat, dan semakin cepat.
“
Anda masih lanjut latihan, boss?”
Refleks, Gw menoleh ke belakang,
─tapi kali ini, nggak ada siapapun di sana.
Gw tersenyum kecil. Ternyata cuma perasaan gw, batin gw kecewa.
Karena biasanya dia yang nemenin gw latihan malam-malam gini, dia yang selalu nyemangatin gw dari belakang, senyumnya yang tulus, tawanya yang berderai riang, tapi kali ini, gw harus menjalaninya seorang diri.
Dan gw nggak tahu, kenapa di saat-saat ini, justru wajah Beatrix yang nari-nari di kepala gw. Beatrix. Di mana dia sekarang? Gugur? Ditawan? Meski dalam hati gw bener-bener ingin dia selamat, tapi gw juga tahu, kalau gw nggak bisa berharap terlalu banyak. The Patriot mungkin sudah membunuh semua orang yang ikut dalam misi Bolivia.
─suara derak kayu terdengar semakin memburu.
It’s okay, Jon, kata gw kepada diri gw sendiri.
Heaven has gained a new Angel.
Beatrix bahagia di sana.
Itu saja sudah cukup buat gw.
|XII|
<insert: montage adegan Joni latihan>
I used to rule the world
Seas would rise when I gave the word
Now in the morning, I sleep alone
Sweep the streets I used to own
I used to roll the dice
Feel the fear in my enemy's eyes
Listen as the crowd would sing
Now the old king is dead! Long live the king!
One minute I held the key
Next the walls were closed on me
And I discovered that my castles stand
Upon pillars of salt and pillars of sand
I hear Jerusalem bells are ringing
Roman Calvary choirs are singing
Be my mirror, my sword and shield
My missionaries in a foreign field
For some reason I can't explain
I know Saint Peter won't call my name
Never an honest word
But that was when I ruled the world
|XII|
─8 bulan kemudian.
Tak ada yang abadi, karena yang ada hanyalah kehampaan yang bernyawa. Kosong adalah berisi, dan berisi tak ada berbeda dengan kosong. Satu-satunya cara untuk melepaskan diri dari kemelekatan adalah dengan cara menyadari bahwa sejak awal kau tak pernah memiliki. Semua adalah titipan yang bisa diambil sewaktu-waktu. Karena semua berasal dari Yang Satu, dan akan kembali kepada Yang Satu.
Semesta tersusun dari energi Kosmos yang disebut
Prana, kata Koh Pat Kay Air. Udara. Pohon dan rumput-rumput. Bahkan kerikil dan bebatuan. Setiap partikel udara yang kita hirup berisi butiran-butiran Prana dari Semesta, mengaliri setiap serabut otot dan pembuluh nadi, dan manusia, terkadang alpa menyadari bahwa kita hanyalah saripati dari sesuatu yang lebih besar, lebih Agung. Kita semua terhubung dalam satu aliran energi. Kamu adalah aku. Aku adalah kamu.
Tat wam asi.
Adalah daun yang melayang mengikuti aliran angin, kata Koh Patkay lagi. Selama kita bisa mengikuti ke mana angin mengembus, bahkan sehelai daun, atau sebutir debu tak akan pernah bisa ditebas. Jangan melawan. Ikuti. Jangan menghidari kehancuran. Meleburlah.
Clarity. Kali ini gw perlahan-lahan bisa melihatnya. Dunia yang dipenuhi dengan aliran
Prana. Mengalir. Bergemulung laksana ombak di samudera. Gw menarik napas, memenuhi tubuh gw dengan partikel
Prana. Lalu ketika napas gw mengembus, gw seolah bisa menyaksikan gemuruh buih di kaki gw. Lalu gelombang yang membumbung tinggi.
Gw nggak tahu gimana caranya ketika tubuh gw melayang halus mengikuti arus
Prana yang tak kasat. Karena
Prana itu ada, tapi tak terlihat, kata Koh Pat Kay. Selama
you bisa merasakan alirannya…
You bisa menapakinya bagaikan tangga…. Atau merenanginya bagaikan air….
“
Dharana adalah ilmu untuk melambatkan persepsi waktu.
Svarabuhana adalah ilmu untuk membaca isi benak lawan. Dan yang
uwe ajarkan barusan, Jon… jurus meringankan tubuh…”
─‘Purvama’
|XII|
“
Uwe ndak pernah bilang
you berbakat, tapi seharusnya
Purvama ndak bisa dikuasai dalam waktu singkat, setidaknya, tanpa Animus,” Koh Patkay manggut-manggut puas, melihat gw bisa berdiri di atas tiang listrik, dengan rambut jamet yang berkibar kuproy.
“Kenapa, Jon?” tanya Koh Patkay lagi ketika gw melayang lembut bak sebutir salju yang turun di sekitar gw. “Lu kelihatan bener-bener
determined. Padahal pas baru-baru datang lu sama sekali
ndak punya semangat idup.”
“Jangan remehkan gua, Koh.
Joni Kroco is a man of focus, commitment, and sheer will.”
Koh Patkay ketawa. Perutnya yang segede gentong geter-geter.
“Sekarang istirahat yang cukup, besok pagi-pagi sekali kita ke prefektur Lu Ma Jang di Provinsi Sichuan.”
“Cari bebek Sichuan, koh? Mantap.”
“Berburu siluman.”
|XII|
Gw nggak tahu kenapa ceritanya berubah jadi
Kimetsu no Yaiba, tapi kata Koh Patkay, gw perlu praktek langsung jurus-jurus yang gw pelajari selama ini.
Malam itu, sebelum tidur gw sempatkan meditasi. Bersila, gw berada dalam posisi
bumiphrasta mudra. Gw menarik napas, panjang, lama, menghirup setiap partikel
Prana di udara, lagi, gw merasakan gemuruh ombak di sekeliling gw, dan badai besar ketika napas gw mengembus. Lalu, ketika seluruh udara di paru-paru gw keluar, semua berubah tenang, Seolah gw sedang bersila di atas permukaan danau yang tak beriak.
─hening.
Hening abadi, ketika gw bergabung dalam kesadaran bumi, memori kolektif yang menyatukan jagat raya.
|XII|
“
Bos?”
Beatrix?
“
Bos?!”
Beatrix, kau masih hidup!!
“
Boss!!!!”
Gw melepaskan tubuh astral gw ke dalam
sungai besar Prana Semesta, berusaha mengejar sumber suara, lalu, semuanya perlahan mewujud menjadi sebuah citra: gw bisa melihat Beatrix, tapi sama sekali nggak mampu menjangkaunya.
Beatrix sudah dimasukkan kedalam tabung berisi cairan amnion sintetis, dibius, wanita itu hanya bisa menatap nanar ke hadapan Commander Falcon yang berdiri puas memandangi tawanannya. Beatrix dilucuti dari segala pakaian, dan yang menempel di tubuhnya hanyalah
Prana Obstructor dan selang-selang infus penyangga kehidupan. Ventilator menyumpal pada rongga mulut dan tenggorokan mempompa udara masuk ke paru-paru. Sementara selang kateter tersambung pada anus dan
uretra.
“Bos… anda… masih hidup?” mata Beatrix berkaca-kaca di dalam tabung, tapi lengan-lengannya yang dibelenggu hanya bisa menggapai putus asa.
Beberapa peneliti menyuntikkan
nanomachine ke dalam selang infus, dan seketika itu Beatrix kejang-kejang kesakitan di dalam cairan amnion. Terdengar suara bunyi alarm peringatan tanda vital pertanda tubuh Beatrix melakukan penolakan, dan peneliti-peneliti itu berusaha melakukan resusitasi.
Lepaskan dia! LEPASKAN DIA, BANGSAD!!!! jerit gw sia-sia, karena yang ada hanyalah kesadaran gw belaka.
Mata Beatrix berkaca, menatap sedih ke arah gw...
“
Ikhlaskan saya, bos.…”
Jangan bilang gitu!! Gua bakalan cari jalan buat nolongin elu!.
“
Terima kasih… sudah menyayangi saya…,” Beatrix tersenyum sebelum semuanya memudar,─
|XII|
─“
I’m really happy.”
Suara itu bahkan masih terdengar jelas di telinga.
Gw terbangun dan mendapati mata gw yang membasah.
Beatrix masih hidup dan dijadikan kelinci percobaan.
Dan gw bahkan nggak bisa apa-apa untuk menyelamatkannya.
Salju bulan Januari jatuh.
Kali ini gw nggak bakalan melarikan diri lagi.
Gw berkata, kepada diri gw sendiri.
Nama gw Joni Kroco, dan gw berjanji untuk menyelamatkan Beatrix.
Nama gw Joni Kroco, dan ini adalah janji gw.
To Be Contijon!!!
.
PLAYLIST
Viva La Vida | Coldplay