Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Joni Kroco™ | Chapter III: Parabellum

Dalam remake kali ini, Joni tetap cowok apa dikasih plot terjebak dalam tubuh cewek?

  • A. JONI TETAP COWOK, (biar macho, cyin)

    Votes: 191 84,1%
  • B. JONI TERJEBAK DALAM TUBUH CEWEK , (macam film Kimi no Nawa)

    Votes: 36 15,9%

  • Total voters
    227
Kowe ancen nggapleki Jon ora ndang nongol apdet.
Kaplok sendal Swallow Emasmu dewe kapok

Auuuwoooohhhhh ayo ndang apdet ben varokaaaahhhhhhh
 
28. Joni Kroco™
Jakarta Lautan Asmara

_______________________________________________________​

Maapin gw sob, lama banget nulis apdetannya. Gw harap lu pade masih inget jalan ceritanya. Wakakakag.

Karena gw mumet gimana lanjutinnya, akhirnya ceritanya gw kasih time skip beberapa hari, ceritanya kelompoknya Joni sudah sampai Jakarta. Perundingan damainya dibatalin karena mungkin karena ada PPKM Level 4.

Selamat membaca

Jangan lupa komen yang ramai

Agar cerita ini diangkat jadi Web Series di We TV kaya cerita Layangan Putus



_______________________________________________________


Pecinan. Jakarta Kota. Di sebuah Kelenteng tua cabang Sekte Jade Lotus yang dijadikan tempat persembunyian oleh kelompok kami. Gw dan anggota Zodiarc yang tersisa, Tara, Sheila, Macan, Tikus, dan Beatrix duduk mengelilingi sebuah meja karambol. Sementara Pulu dan anak-anak Sekte Ming Jiao, gw suruh mengawal tembok luar.

Forget it. It’s too dangerous,” tegas gw. “Gua tidak bisa mempertaruhkan keselamatan anak buah gua demi informasi yang belum jelas asbabun nuzul-nya.”

What choice do we have? Setelah elu membunuh Hades, Jafar memperketat keamanannya. Orang itu berpindah-pindah dari satu pangkalan The Patriot ke pangkalan yang lain, dan sekarang kita memiliki titik terang.”

Gw memandangi kembali sebuah amplop berisi sekumpulan foto-foto pengintaian yang diambil oleh Partai Kaifang (perkumpulan pengemis). Terlihat presiden ke-8 RI, Sang Mandala 12 Rasi Bintang yang sedang mengadakan jamuan makan malam di sebuah angkringan kopi Joss. Ksatria Emas dan para pengawal VIP berjas hitam mengawal di kanan kirinya. Pedang pendek wakizashi tersandang di pinggang. Lencana bergambar naga dari onyx hitam. Raut muka khas ras Asia Timur Raya yang pernah gw lawan dalam Battle of Ice Fortress 4 tahun lalu.

“Bisakah kita mempercayai Klan Naga Hitam kali ini?” Kening gw mengernyit.

“Kita memang belum tahu ke mana arah Klan Naga Hitam berpihak,” elak Sheila. “Tapi setidaknya dengan dipercayanya mereka sebagai pengawal pribadi Mandala 12 Rasi Bintang, kita sekarang memiliki kesempatan masuk ke dalam ring 1 pengamanan untuk melakukan asasinasi.”

“Itu tidak menjawab pertanyaan gua. Can we trust them?

“Kenapa, Mbek? Elu nggak percaya sama ‘Intel’ gua?”

“Intel? Naga mantan laki lu maksud lu?”

Sheila menggembungkan pipinya.

I don’t trust them either,” potong Tara. “Tapi pilihan apa lagi yang kita miliki? Kita tak memiliki banyak waktu.”

Naha bisa gitu? Maneh kena kanker prostat atau naon, Kak?” sambar Tikus.

“Pihak sponsor cuma sanggup membiayai cerita ini sampai 30 episode aja, Kus,” sahut Tara lemes. “Ekonomi lesu karena PPKM.”

Bhaaaaaaaa....

|XII|


Commander Falcon

Petinggi The Patriot

“Target kita adalah orang kepercayaan Mandala 12 Rasi Bintang. Sir Arthur Gainsborough atau kita mengenalnya dengan nama Commander Falcon. Beberapa dari kalian mungkin pernah bertemu dengannya,” papar Tara.

Wajah Macan dan Beatrix berubah tak nyaman.

“Ex SAS, Animus user level-S, dan penakluk wanita. Commander Falcon aka Mamang Palkon dikenal paling hobi ngentotin bini orang. Tepat tanggal 12 Desember Commander Falcon akan menjamu petinggi-petinggi Elit Global dalam sebuah acara pesta seks di rumah hiburan malam milik keluarga Hayabushat. Besar kemungkinan Mandala 12 Rasi Bintang akan ada di tempat itu.”

“Terlalu mencurigakan. Lagipula kenapa harus tanggal 12-12?” gw memicing sinis.

“Karena ada Syopi Birthday Sale, Jon.”

Ya salam, gini amat nasib cerita yang belum dimonetisasi.

Habis dipotong iklan dan joget-joget Syopi COD gratis ongkir, Tara melanjutkan briefing.

“Kontak kita dalam Klan Naga Hitam akan menyediakan akses masuk. Ramuan Polyjuice yang kita sita dari Sanca akan menangani masalah penyamaran. Sekarang, siapa yang bersedia melakukan misi berbahaya ini?”

Tikus langsung nunduk, takut disuruh menyamar jadi gigolo.

Anyone?” Tara melirik ke arah gw.

Ah shit... here we go again....

I’ll do it,” sambar Beatrix.

|XII|

Rasanya gw pernah mengalami ini. Persis seperti ketika Beatrix mengajukan diri dalam misi ke Bolivia.

History doesn’t repeat itself, but it rhymes a lot.

Sorry, tapi gua nggak setuju,” potong gw.

Pandangan semua orang tertuju ke arah gw.

“Gua udah bilang di awal, gua nggak bakal mempertaruhkan keselamatan anak buah gua untuk misi yang belum jelas juntrungnya. Apalagi sekarang elu mau menjadikan calon bini gua sebagai umpan?! Kagak!”

Beatrix langsung tertunduk. Wajahnya sedikit memerah.

“Eh. Elu kok bawa-bawa masalah pribadi ke organisasi, Mbek? Yang profesional dong!” sewot Sheila.

“Opini gua profesional, kok! Elu tahu sendiri Beatrix mantan biarawati. Dia kagak pernah sama sekali nonton bokeb! Paling banter anak ini cuma pernah nonton film Frozen Flower, itupun nggak sampai tamat karena nggak kuat nonton sex scene-nya! dan elu mau menyuruh dia menyamar jadi geisha? Penyamarannya akan terbongkar bahkan sebelum dimulai!”

“Yauda, kalo gitu elu aja yang nyamar jadi geisha!!!!”

“Kok jadi gua?! Tikus, noh!”

Tikus yang dari tadi asyik makan gorengan langsung keselek. “K-kok j-jadi aing, Mbek? A-aing belum siap kehilangan kesucian!”

“Sudah, sudah!” tengah Tara. “Gua sependapat sama Joni. Beatrix adalah petarung handal, tapi dia tidak memiliki kualifikasi untuk ikut serta dalam operasi klandestin. Gua sebenarnya merekomendasikan Joni, apalagi jika Mandala 12 Rasi Bintang benar-benar muncul di tempat itu, tapi gua takut Joni beneran dijual jadi wanita penghibur.”

Tara melirik ke arah Sheila.

Sheila mendengus panjang. “Untuk saat ini rapat kita skors. Kita masih punya waktu beberapa hari sampai tanggal 12-12, sementara itu gua dan Tara bakal cari cara lain. Sah?”

“Sah.”

|XII|


Beatrix
Mantan Kstaria Ordo Templar,
sekarang dah dijadiin calon istri ma Joni

“Tuan,” Beatrix menarik gw begitu rapat orkes dangdut gw bubar. “Anda benar-benar membuat saya malu di dalam sana. Apakah anda benar-benar tidak percaya dengan kemampuan saya?”

“Justru karena aku tahu kemampuanmu, maka aku tidak setuju.”

“Tuan, tekad saya melakukan misi bunuh diri sudah bulat, kenapa anda menghalangi saya?” tegas Beatrix sungguh-sungguh.

“Heh. Ada perbedaan jelas antara misi bunuh diri dan mati konyol!”

Beatrix melipat tangan di depan dada. “Lupakah anda? Empat tahun yang lalu, saya seharusnya sudah mati di Ice Fortress sampai anda menggunakan Amerta. Tubuh dan nyawa saya adalah kepunyaan anda. I live and die by your order, Boss!

“Terserah! Lu mau bilang apa, yang jelas gua nggak bakal setuju!”

“Kenapa?”

“Misi itu terlalu berbahaya!”

“Kau khawatir kepadaku, Tuan?”

“Tentu saja aku khawatir! Kau kan calon istriku!”

Beatrix langsung membuang muka. Pipinya agak merona. “Baka! A-aku tak pernah bilang kalau aku setuju!”

“Kan kau sendiri yang bilang menginginkan ini secara proper, dengan pemberkatan dan lonceng Gereja... dengan gaun putih dan buket bunga?”

“I—ya... T-tapi, kan?”

Will you?

Beatrix tak langsung menjawab, matanya berkaca.

The question is... Can we...? Bisakah kita bahagia...? Pembunuh seperti kita...?” lirihnya.

“Kenapa tidak? Masa depan itu bagaikan sebatang tempe..., tak ada yang tahu.”

Beatrix tak mengelak ketika bibir gw mendarat di atas bibirnya.

“Aku pun tak tahu kemana takdir akan membawa kita. Apakah kita berakhir bahagia seperti Andin dan Aldebaran, ataukah tragis bak Kinan yang tak pernah merasakan bulan madu ke Cappadocia. Aku tak peduli, karena yang kumiliki adalah detik ini, detik saat aku bersama denganmu, kekasihku....

Mata Beatrix berkaca-kaca.

“Que Sera-sera, whatever will be-will be,” bisik gw mesra di telinganya. “Selama ada Holcim.... jadi apapun juga, pasti bahagia... tuk selamanya....”

|XII|

Ketika ku dibangun dulu
`Ku bertanya jadi apa,
Apakah besar, atau kecil?
Inilah jawabnya:

Que Sera, Sera
Selama ada Holcim
Jadi apapun juga...

pasti sempurna...

tuk selamanya....


|XII|


Beatrix
Versi cantiknya

Malam itu akhirnya kami ngewe, tapi karena markas kami di tempat ibadah, dan di OYO lagi penuh sama anak-anak alter twit**ter yang sedang ngentot tapi berkedok mental healing, akhirnya gw ngungsi ke paviliun terpisah di halaman belakang yang ditanami dengan pohon-pohon plum milk Eyang Bi Hun.

Gw memulainya dengan kecupan lembut pada kening diikuti belaian mesra pada rambutnya yang pendek. Cahaya bulan jatuh dari sela-sela jendela kaca di atas wajahnya, menimbulkan iluminasi keperakan pada helai-helai pirang yang membingkai seraut wajah manis itu. Beatrix tersenyum sendu hingga keluar desahan pelan ketika ciuman gw jatuh di atas bibirnya yang merah muda.

Terdengar suara berkelotak tertahan ketika tubuh kami enjot-enjotan di atas lantai kayu yang hanya dialasi oleh tumpukan tipis kasur bulu angsa. Tersengal, tangan kami bergerak terburu saling menelanjangi. Yang terlepas pertama adalah sport bra Calvin Klein milik Beatrix, diikuti celana dalam Hello Kity gw.

Kimono Beatrix terbuka setengah, dan celana dalamnya tercampak sudah, menampakkan sebentuk tubuh berotot yang dipenuhi bekas luka. Gw bisa melihat abdomennya yang dihiasi guratan-guratan sixpack juga sepasang buah dada mungil di antara otot-otot pektoral yang bertonjolan, gw kecup penuh kasih, lalu putingnya yang berwarna merah hati ikut jatuh dalam lumatan. Beatrix tersenyum sayu, mengerang manja, mendekap erat kepala gw yang bergerak semakin turun menuju rimbunan halus di pangkal paha dari mana kehangatan itu bermuara.

“Mmmpssss... ah... Wangy-wangy....”

“Tuan... Tuan... janganh.... aaaaaaaaah!!!” Beatrix memekik keenakan, segala organ yang berada di antara kedua pahanya tak luput dari kecupan dan jilatan; Sepasang bibir yang membasah, bukit kecil yang hangat, juga sebuah tonjolan kecil di balik selaput kulit tak luput cumbuan. Beatrix menggelinjang nikmat, menaikkan sepasang paha berototnya ke atas pundak gw, membiarkan sepasang tangan gw meremas-remas pantatnya yang padat, dan jilatan dahsyat gw menjangkau hingga lubang mungil yang berada di bawah sana.

“A-anda... m-mau a-ap-apa...? J-jangan! L-lubang itu... m-menjijikkanh... aaah.... aaah.... aaaaaah!!!!” mata Beatrix membeliak nanar. Tusukan jari di lubang anusnya meledakkan tunangan gw dalam orgasme yang basah dan membanjir. Gadis bertubuh maskulin itu kejang-kejang sebentar. Sebelum melemas dengan senyum melebar di wajahnya.

Beatrix membuka pahanya lebar-lebar, membiarkan gw merangkak di atas tubuhnya yang telentang pasrah. Lembut, bibir gw membisik mesra di telinganya. “Gitar kupetik, bass kubetot. Hey Nona cantik, bolehkah aku mencumbumu malam ini?”

Beatrix mengangguk tersipu.

_______________________________________

Note. Versi no sensor-nya dijual dalam bentuk 3gp di konter hapenya Lek Min utara pasar Ambulu.

_______________________________________

|XII|

Sisa-sisa benih yang gw tumpahkan ke dalam rahimnya mengalir keluar sebagai lelehan putih dari belahan intim yang terbuka secelah. Beatrix terenggah, mengatur sisa-sisa napasnya pasca dihantam zakar fenuh varokah yang diperkeras dengan ilmu kanuragan.

Beatrix tersenyum dengan wajah tersipu, dan menciumi wajah gw. Dibelainya lembut rambut gw dan dikecupnya kening gw sekali. Tangan gw melingkar di lehernya ketika bibir kami kembali saling bertaut. Kali ini lebih lembut. Lebih intimate seperti ingin membagi desir-desir post orgasmik dalam percakapan yang nggak memerlukan perkataan.

Ada keheningan yang hadir malam itu. Tubuh kami yang telanjang cuma dibungkus sehelai selimut tipis. Sementara kecupan-kecupan kecil yang mendarat pada kening mengentaskan segala kerinduan. Roh kami menyatu, gw dan Beatrix tahu itu. Percakapan melampaui segala batasan ruang dan waktu. Kepalanya menyandar di pundak gw. Tangannya melingkar di pinggang gw, seolah nggak mau kehilangan gw untuk yang kedua kali. Kenawhy? Tanya gw.

Beatrix menggeleng. Pipinya bersemu. “Kalau aku minta dipeluk sampai tertidur, boleh?”

Beatrix terkekeh-kekeh ketika ia tenggelam dalam pelukan gw.

"Terima kasih... sudah menyayangiku... I'm really happy...," bisiknya.

Lagi, gw merasakan deja vu. Gw merasa dia akan pergi, jauh sekali.

“Kalau boleh aku pun ingin seperti ini selamanya, but someone has to do it, aren’t they?”

“Kau masih ingin melakukan misi itu?” bujuk gw sambil mengecup keningnya.

“Kenapa? Kan ada kau yang akan menyelamatkanku...?” Beatrix menggelendot manja. Manis sekali.

“Jangan bercanda!”

Then promise me.” Pelukannya terasa semakin erat.

Gw menatap wajahnya sungguh-sungguh.

“Anda tahu. Akupun tak pernah menyukai peran damsell in distress. Tapi jika suatu saat aku berada dalam masalah...,─”

Beatrix menarik napas panjang.

Berjanjilah. Kau akan menyelamatkanku.”

|XII|


Tara
Penyihir Sakti, calon istrinya Joni juga

Beatrix sudah tidur. Tara duduk di bawah paviliun di tengah taman, memperhatikan gw melatih jurus 11 tapak dan 12 langkah Pargoy dari perguruan Partai Goyang dari buku bajakan yang ditinggalkan mendiang koh Patkay, guru gw.

Taman bunga plum tempat Eyang Bi Hun dulu menyegel sisi gelap gw. Rasanya lama sekali. Padahal rasanya baru kemarin si Eyang, bersama Sheila memisahkan sisi gelap gw dan mengirimkannya ke Neraka.

How is your new body, Jon?”

Gw mengangguk jemawa. Gw udah terbiasa sama tubuh neh, lama-lama gw pakai berpetualang di negeri China tubuh ini sudah menyerap EXP (experience point) yang gw alokasikan pada status AGI (agility) dan STR (strenght) membuat badan si jamet kuproy yang dulunya cungkring kini dipenuhi kerat-kerat otot jantan. Perut gw udah kotak-kotak kaya roti sobek. Pantat gw udah seseksi Ryan Reynold. Rahim cewek-cewek dijamin anget.


Joni Kroco
Semakin kuat, semakin ganteng pula cast-nya

“Gua merasa bisa jadi juara 1 L-Men of The Year!!! ROSO!!!”

Of course you are. Preta adalah salah satu dari 6 Primordial Gods, dan elu sudah mengasimilasi kekuatannya. Dengan EXP yang elu dapatkan setelah mengalahkan Preta, elu sekarang bahkan setara dengan gua ataupun Sheila yang menggunakan Animus.” Mata Tara memicing. “SP (Skill Point) lu bahkan sudah cukup untuk meng-unlock kemampuan baru!”

Gw mengalirkan Prana ke dalam genggaman tinju, merapal jurus Brajamusti yang membuat otot-otot lengan gw dipenuhi dengan bara api. 11 jurus dari aliran Pargoy, Partai Goyang meliuk memadukan antara jurus tapak lembut dan kekuatan penghancur yang bisa melelehkan batu, membentuk cincin-cincin cahaya yang meliuk indah bersama jurus gw yang barokah.

Di akhir jurus, tapak kaki gw meninggalkan jejak yin-yang di atas tanah.

Percikan bara api terlihat melayang di udara.

Tara mengangguk dalam. “Dengan begini, mungkin, elu bisa mengalahkan dia.”

“Jafar? He is cunt. Meskipun memiliki tubuh Mandala 12 Rasi Bintang, ilmu silatnya hanya semenjana. Tikus pun gua kira sudah cukup untuk mengalahkannya.”

Tara membuang muka. Cepat-cepat tersenyum kaku. “I hope so.”

Gw duduk di sampingnya, menenggak Kuku Bima Susu untuk mengembalikan stamina.

“Jafar ataupun Ksatria Emas. Gua bakal jadi lebih kuat untuk melindungi orang-orang yang gua sayang!” gw mendengus tegas.

Tara tersenyum. Pandangannya mengawang.

You really love her, aren’t you, Jon?”

“Siapa? Harem gua banyak, wakakkag!” elak gw.

“Ayolah. Gua nggak bakal cemburu, kok, ehehehe...”

Gw menggaruk-garuk kepala.

I know right?” Tara langsung sumringah. Matanya berbinar-binar. “Bayangkan, seorang kesatria yang rela melewati lapis demi lapis neraka demi menyelamatkan sang puteri pujaannya. Apa lagi yang lebih romantis dari itu? Enam tahun yang lalu elu pernah melakukannya sekali ketika menyelamatkan Aika, dan sekarang elu melakukannya... lagi,” suara Tara, tiba-tiba berubah dingin.

“Lagi?”

“Elu belum menyadarinya, Jon...?”

Tara meneleng ke arah gw.

“Elu sudah banyak melakukan alterasi pada realitas ini, don’t you know? Kalau elu tidak menyelamatkan Beatrix, elu nggak bakal pertemu dengan Pulu dan Sekte Ming Jiao. Kalau elu tidak menjadi ketua Sekte Ming Jiao, elu akan gagal menyelamatkan orang-orang di benteng Shangri-La. Satu peristiwa yang memicu peristiwa lain, dan semua itu semua berawal dari satu keputusan sederhana. Satu getaran tunggal.”

Lagi, Tara berkata, “Beatrix adalah atraktor asing yang merusak kesetimbangan jagat raya. Beatrix adalah getar pertama yang mengarahkan semesta menuju takdir yang kedua,─”

Realitas di sekeliling gw perlahan mengalami distorsi.

“─dan realitas dalam garis waktu kali ini bisa eksis... semata-mata karena keputusanmu menyelamatkan anak itu....”

Semua peristiwa yang tak seharusnya terjadi dalam garis waktu sakral....

The Girl Who Disrupt The Universe... Beatrix adalah orang yang membuat Mandala 12 Rasi Bintang untuk kedua kalinya melanggar Cetak Biru The Maker…. dan yang paling fatal… dia… membuat Mandala 12 Rasi Bintang jatuh cinta.…

|XII|

Gw terbangun karena suara orang nangis kenceng banget dari ruang pedupaan. Siapa? batin gw, masa pagi-pagi Macan dan Tikus udah mabuk karbol? Beatrix udah nggak ada di samping gw, mungkin sedang mandi junub.

Masih ngantuk, gw ngintip dari pintu belakang. Suasana sedikit ramai di balairung dengan kedatangan tokoh-tokoh pergerakan bawah tanah yang baru datang karena tertahan penyekatan PPKM, gw mengenali beberapa orang di antaranya yang sedang disambut oleh Sheila, salah satunya adalah cowok maskulin yang sedang membakar dupa di hadapan papan arwah Mama Liliana.

Lemas, cowok itu berlutut di depan altar pemujaan leluhur, bersujud dan membenturkan kepalanya berkali-kali di lantai.

“MAMA!!! MAAFKAN ELANG TIDAK BISA MELINDUNGI MAMA!!! ELANG BERJANJI AKAN MEMBALASKAN DENDAM MAMA!!! MEMBARALAH API DENDAM DALAM DADA, ORAAAAAA!!!!!”


Elang
Anak angkat keluarga Dasaatmadja
Pengguna Elemen Api

"Gua benar-benar nggak menyangka semua jadi seperti ini, Jon," kata Elang setelah membakar hio untuk para anggota Zodiarc yang gugur. "Para pengkhianat itu harus membayar perbuatannya. ORA!!!!"

Lama nggak nongol karena cast-nya sibuk syuting Layangan Pedot, anak itu kini mencukur habis rambut kribonya hingga cepak layaknya pasukan khusus. Mengenakan sweater turtle neck hitam, Elang kini terlihat seperti seorang kapiten ketimbang pentolan mafia.

“Untuk sementara emak dan babe kualon lu aman. Begitu mendengar kabar bahwa Mandala 12 Rasi Bintang melakukan kudeta, anak buah gua mengungsikan keluarga lu ke Alamut. Jika nanti revolusi pecah, Jakarta akan berubah menjadi lautan asmara... ehm, maksud gua lautan api. Gua harap elu sudah siap.”

Tara muncul bersama seorang dengan tongkrongan germo; kemeja hawaian warna pink, kalung emas, dan legings ketat yang memamerkan tonjolan tytyd.

Yang dimaksud kontak dari keluarga Hayabusha ternyata Gori yang sekarang bekerja sebagai mucikari. Lama nggak ketemu, mukanya Gori masih aja kaya pedofil baru akil baligh. Wajah sendu, poni kak seto, dan badan kuli panggul. Bedanya sekarang mukanya mulus karena jadi brand ambassador sebuah produk make up.


Gori
Makhluk langka, Shaman Suku Ainu
Pengguna Elemen Kayu

Beatrix sudah selesai dirias oleh Gori, cantik, ia mengenakan gaun pengantin putih sesuai dengan request klien yang ingin roleplay malam pertama. Wajahnya yang sehari-hari tak pernah dipulas make up, kini terlihat glowing bak dilapisi kaca gorila glass 5.

“Ayu tho, Mas Jon. Aku kan sering nonton video make up tutorial-nya Millen Cyrus dan Aurel Hermansyah,” aku Gori jujur, wajahnya tersipu-sipu. “Ya Allah, ayu tenin!”

Gw jadi makin khawatir. “Beb, kau yakin melakukan ini?” (Gw ngomong ke Beatrix, bukan ke Gori.)

Beatrix mengangguk mantap.

Just don’t do anything stupid, okay? Tugasmu hanya mengkonfirmasi keberadaan Mamang Palkon. Macan dan Tikus yang akan mengurus sisanya.”

Macan dan Tikus yang ditugasi menyamar jadi cleaning service, menggangguk jemawa.

Take care,” bisik gw ke Beatrix, bukan ke Tikus.

Gw masih sempat mengecup keningnya, sebelum Gori membawa Beatrix ke dalam sebuah mobil limo.

|XII|

“Elu kira gua juga suka melakukan ini, Jon?” Sheila menepuk pundak gw. “Tapi Beatrix adalah satu-satunya cewek di tempat ini yang bisa bertarung tanpa Animus ataupun kekuatan Dark Dimension. Beatrix sangatlah kuat. She’ll be fine. Terlebih lagi kali ini ada Macan yang bersamanya. Elu kira, gua bakal duduk tenang dan membiarkan rekan-rekan kita bertaruh nyawa? Bersabarlah, elu juga bakal kebagian peran.”

Semakin sore, semakin banyak tokoh-tokoh dunia persilatan yang berdatangan dengan portal gaib ataupun angkot. Akan ada hal besar terjadi malam ini, tapi gw belum tahu apa. Tara dan Sheila terlihat terlibat pembicaraan serius dengan petinggi-petinggi dunia hitam.

Seorang utusan menghadap gw, mengangsurkan sebuah gulungan surat dengan segel lilin berwarna hitam.

Undangan sunat.

“Pimpinan Klan Naga Hitam akhirnya bersedia bertemu dengan kita. Sebenarnya gua yang harus datang selaku kepala keluarga Dasaatmadja yang baru,” papar Sheila, “tapi,─”

He wants me, right?” sambar gw.

“Kita tidak bisa mengabaikan kemungkinan bahwa hal ini adalah jebakan,” sahut Elang. “Tapi mereka mensyaratkan kehadiran elu sebagai salah satu termin perjanjian untuk membunuh Mandala 12 Rasi Bintang. Bagaimanapun juga, elu adalah Darklord dari Tanah Anarki yang sudah membunuh Dewi Kematian, kisah lu sudah kondang kaloka hingga ke gang-gang sempit ibukota. Sekarang elu termasuk tokoh yang paling disegani di dunia kejahatan.”

Gw menggangguk paham. Elang sudah siap dengan jas hitam, begitu juga Tara dan Pulu dengan silk dress warna merah darah.

Gw memakai kacamata hitam, dan menyelipkan coki-coki di bibir. Lagu Gangsta Paradise yang terdengar sebagai musik latar. Uwoooooh, setelah jadi cerita Wuxia, Joni Kroco balik lagi jadi cerita gangster coooook!!!!

Seperti quote-nya Dewa Odin, Jon.” Sheila menggandeng tangan gw ke dalam mobil Datsun inventaris kantor. “A wise king never seeks out war. But he must always be ready for it.”

|XII|

Hari beranjak malam ketika mobil Datsun ceper itu melesat di jalanan Jakarta yang lenggang. Jakarta di bawah rezim Mandala 12 Rasi Bintang. Awalnya gw mengira bakal dihadapkan dengan negara distopian yang berada dalam kekuasaan rezim totalitarian macam novel ‘1984’ atau ‘Hunger Games’, tapi apa yang gw lihat sekarang benar-benar berbeda. Selain baliho-baliho propaganda Kepak Sayap Kevarokahan yang tersebar di tiap sudut jalan, semua tampak normal, bahkan, lebih baik dari sebelumnya.

Jalanan basah akibat hujan seharian terlihat bersih tanpa sampah. Suncai Ciliwung yang dahulu selalu banjir kini mengalir jernih. Sumur-sumur resapan yang dibangun secara masif mengalirkan air hujan langsung ke dalam tanah. Karena sunatullah-nya air hujan itu meresap ke dalam tanah bukan dialirkan ke laut.

Di sisi lain kota, gw seperti masuk ke Tokyoto tempo 80-an. Diiringi lagu City Pop, mobil kami melewati jalan yang dipenuhi bangunan tua. Ruko-roko terlihat semarak di kiri-kanan jalan dengan lampu-lampu yang menyala dalam warna norak dan bertuliskan huruf kanji atau hiragana. Gw melihat bar dan resto yang menjual sushi ataupun wonogiri, juga panti pijat plus-plus yang menjajakan cewek dan cowok seksi di balik etalase, semua berada dalam kawalan ketat anggota ormas resmi.

“Kolaborasi antara kelompok-kelompok preman dan rezim militer. Jenderal Besar sudah mencoba membangun utopia ini selama 32 tahun, but he never succeed.”

Elang mengarahkan kemudi menuju jurusan utara.

“Rezim Mandala 12 Rasi Bintang mengorganisir kelompok-kelompok preman di bawah kekuasaannya. Sekarang kagak ada lagi serigala-serigala lapar yang saling berebut kekuasaan seperti masa orde reformasi, yang ada sekarang cuma anjing-anjing yang tunduk di bawah kaki penguasa.”

|XII|

Tempat pertemuan itu ternyata berada di sebuah kedai jamu tak mencolok perhatian. Kumuh dan tersembunyi di balik tumpukan rongsok di komplek pengepul besi tua di dekat Priok. Dikawal Elang dan Pulu; gw, Tara, dan Sheila memasuki sebuah perkampungan yang dipenuhi lampu-lampu neon cerah bertuliskan huruf kanji, Sam Punk.

Daerah kekuasaan keluarga Hayabusha, batin gw begitu mengenali Yakuza-yakuza berambut model Harajuku Jamet (Japanesse Metal) yang gw tenggarai berasal dari pulau Okinawa di kepulauan Ryukyu. Petarung-petarung garis keras yang tak segan mempertaruhkan harga diri hingga mati dengan ritual Ro’ Carok. Beberapa bawa katana dan celurit. Beberapa ngunyah brutu di depan gw yang datang cuma berbekal ketulusan hati.

Gw nelen ludah. Benernya gw agak sangsi juga diajakin ketemuan gini, secara gw udah berkali-kali dikhianati kaya Musdalifah. Gw takut aja gw dijebak terus dijadiin artis JAV. Jangan lah. Tar memek gw jadi kotak-kotak mozaik.

Seorang Yakuza bekepala botak dan berwajah seram mempersilahkan gw masuk ke dalam. Alunan lagu rakyat Okinawa terdengar mengalun dari sebuah pemutar piringan hitam, “ngapoteh ka’ wa lajere eta ngale (layar putih mulai kelihatan) / reng majeng tan toa la pade mole (para nelayan tentulah sudah pada pulang).”

Di dekatnya, seorang laki-laki tua berkepala botak sedang menyesap jamu beras kencur, tersenyum sinis begitu melihat gw memasuki ruangan. Jas mahalnya digantung di atas kursi, sementara kemeja putih lengan panjangnya dilipat sampai siku untuk mengkompensasi udara panas kota Jakarta. Badannya terlihat tegap dan kekar untuk seorang berusia 50 tahunan.

Gw langsung inget sama sepasang katana panjang Muramasa dan Murasame yang bersandar di samping meja. Beliau adalah H. Sidi Supari, Ketua Klan Naga Hitam, sekaligus pencipta aliran dua pedang Bintitenmitsurugi.



H. Sidi Supari
Pencipta Aliran Dua Pedang dari Okinawa.
Ketua Klan Naga Hitam.


Samlekum, Lek Sidi,” gw menunduk hormat. Memberikan oleh-oleh khas pulau Okinawa, Renginang Lorjuk.

“Hmmh!” Lek Sidi menyambut sinis uluran tangan gw, mempersilahkan gw duduk tanpa bicara.

Aura permusuhan membuat udara di ruangan itu terasa semakin berat. Konflik yang terjadi empat tahun lalu masih menimbulkan bara berkepanjangan di antara dua keluarga. Gw dan temen-temen membantai banyak anggota Klan Naga Hitam dan memporakporandakan markas mereka di Ice Fortress. Banyak dari mereka yang kehilangan partner atau saudara. Dan nggak semua orang bisa dengan mudah menerima kalau harus kembali bersekutu sama orang yang dulu membunuh kerabatnya. Mata dibayar mata. Gigi dibayar gigi. Naluri balas dendam manusia yang mengakar dalam darah.

“Tak sah rak-porak hedeh, Cong! (tidak usah pura-pura baik). Hotang nyawa antara keluarga Dasaatmadja dan Klan Naga Hitam belum nas-lonas. Ndak tahu kakeh (kamu), Cong? Berapa banyak orang-orang di tempat ini yang menginginkan kakeh (kamu) jadi cover model buku Yasin?” Lek Sidi berbicara dalam bahasa Jepang dialek Okinawa.

Mampos. Sekarang gw beneran takut dijadiin Jugun Ianfu.

“Tapi tenang, Cong. Engkok tidak akan menghabisi kakeh, setidaknya, tidak hari ini,” Lek Sidi menyeringai. “Klan Naga Hitam adalah kelompok pembonoh profesional. Kami tahu mana yang bisnis, dan mana yang personal.”

Seorang geisha dengan riasan bedak tebal dalam balutan kimono datang membawa nampan dan beberapa gelas jamu kunir asem.

_______________________________​

Terjemahan b. Jepang dialek Okinawa:

Engkok = saya
Kakeh = kamu
Cong / Kacong = panggilan kepada laki-laki yang lebih muda
Bing / Jebing = panggilan kepada perempuan yang lebih muda

Catatan penulis. Karena terletak di pulau yang secara geografis terpisah cukup jauh dari kepulauan utama, dialek Okinawa sedikit berbeda dengan dialek Kansai atau Kanto.

_______________________________​



Engkok (saya) sodah menerima sorat dari kakeh tentang tawaran aliansi, tapi kakeh (kamu) telat.”

Lek Sidi mengembalikan gulungan surat dengan segel teratai merah darah.

“Elit Global sudah lebih dulu memberikan konsesi khusus bagi keluarga Hayabusha untuk monopoli produk elektronik, sok-rongsok (besi tua), dan tempat hiburan malam, tawaran yang tentu saja tidak akan dilewatkan oleh petinggi-petinggi Zaibatsu di Tokyoto. Cuih! Reng-oreng se nga’ Pathek jiah, se keloar Mon bedhe pesenah!” umpat Lek Sidi dalam dialek Okinawa.

_______________________________​

Terjemahan b. Jepang dialek Okinawa: “Orang-orang itu kayak anjing semua, baru keluar kalau ada imbalannya!”

_______________________________​

Sama seperti Klan Dasaatmadja di Indonesia dulu. Klan Hayabusha menguasai Jepang dari balik layar sejak era Shogun Tokugawa. Perdana Menteri mereka adalah PM boneka yang digerakkan oleh Zaibatsu, sebuah sindikat terorganisir di balik Yakuza dan Klan Naga Hitam.

“Orang-orang bilang engkok ketinggalan jaman karena tarak bisa ngocok dalgona, tapi mata ini... mata ini, Cong... Mata ini bisa membedakan mana yang membawa keadilan, dan mana yang benar-benar iblis. Kode Bushido Klan Naga Hitam ndak akan pernah tondok pada Elit Global!”

Lek Sidi Supari melirik ke arah gw, dari dekat barulah gw menyadari bahwa mata pendekar senior itu keruh di kedua korena. Ternyata orang yang disebut-sebut sebagai pendekar pedang terkuat di dunia itu adalah seorang tunanetra.

“Elit Global dan Zaibatsu kapitalis itu harus dihentikan. Tapi jangan mengira engkok melakukannya dengan percuma, bantuan kami memiliki harga!”



Sheila
Pemimpin Keluarga Dasaatmadja yang baru

Sheila tiba-tiba mendengus sinis. “Apa saya tidak salah dengar? Dengan segala hormat, Tuan. Bantuan kami yang memiliki harga. Kalian yang membutuhkan kami.”

Lek Sidi langsung melotot.

“Jangan terlalu menilai tinggi diri kalian, Bing!!!” Lek Sidi menggebrak meja. “Pemimpin bau kencur yang kehilangan kelompok dan tak memiliki pengikut. Datang seperti anjing kehujanan ke Istana kami. Bisa apa kalian?!!” suara Lek Sidi menggelegar.

Aura permusuhan dalam ruangan itu tiba-tiba meningkat drastis.

Sheila tersenyum, tenang.

“Kalau semua itu benar seperti yang anda katakan, Tuan. Sejak awal kami tidak akan ada di sini, bukan? The Second Coming. Mandala 12 Rasi Bintang yang ada dalam ramalan telah datang. Apa lagi yang lebih menakutkan bagi sindikat Organized Crime seperti kalian ketimbang Ratu Adil yang diramalkan akan mengakhiri semua kejahatan dari muka bumi?”

Lek Sidi mendengus geram.

“Klan Naga Hitam tidak bisa membunuh Mandala 12 Rasi Bintang seorang diri,” cecar Sheila. “Kalian memerlukan orang yang cukup kuat untuk bisa menyingkirkan Sang Mandala, tapi juga cukup disposable untuk bisa dikorbankan seandainya rencana itu gagal, tapi jangan salah mengira, Tuan; di langit tidak bisa berkuasa dua ekor naga. Keluarga Dasaatmadja yang akan kembali menjadi pemimpin dunia hitam.”

Lek Sidi Supari menyeringai. “Terserah. Engkok (saya) tidak peduli jika suatu saat nanti kita saling bunuh, tapi kali ini kita adalah aliansi.”

“Tidak perlu menumpahkan darah sia-sia, Tuan.” Sheila tersenyum tipis. “Karena begitu semua ini selesai kita akan kembali menjadi keluarga. Ryu Hayabusha alias Naga, putera mahkota kebanggaan kalian, he will be my bitch.”

Lek Sidi terbahak-bahak. “Seperti yang engkok harapkan dari orang yang menyandang gelar Ratu Merah. Ambisi! Keberanian!” Ia menggebrak meja. “Kita dulu pernah bersekutu, lalu berselisih paham. Tapi kali ini kita menghadapi musuh yang sama, maka kali ini dengan senang hati kami akan menerima tawaran kakeh. Kita akan melakukan asasinasi terhadap Mandala 12 Rasi Bintang!”

|XII|

Tara dan Sheila mengangkat gelas untuk merayakan aliansi. Geisha berbedak tebal datang membawa sate taichan. Tiga orang petinggi dunia hitam itu ngomongin politik pake bahasa tinggi. Gw yang sehari-hari cuma nonton Shaun The Sheep cuma bisa nyengir waktu ditanya tentang ekonomi politik pekerja informal, de-industrialisasi prematur, ketimpangan agraria, dan diferensiasi kelas petani.

“Bah. Inikah The Dark Lord dari Tanah Anarki yang berhasil menghancurkan armada The Patriot di Shangri-La?” Lek Sidi mendengus, “Tidak seperti bayangan engkok, huh!

Gw cuma tersenyum, ada nada meremehkan dari nada bicaranya.

Seorang geisha berkimono datang membawa semangkuk tahu Mie Ayam Wong Tokyoto.

“Elu pesen Mie Ayam, Shel?” Tara mengernyitkan dahi.

“Kagak, Joni kali?”

“Eh?”

Gw ngerasa ngerasa pernah melihat adegan ini, entah di mana. Deja vu? Karena realitas di sekeliling gw tiba-tiba sedikit terdistorsi, diikuti kilasan peristiwa di mana geisha itu menerjang ke arah Lek Sidi Supari dengan sebilah pisau.

Ini... kejadian di masa depan?

|XII|

Adalah Akasha Record, catatan di mana tersimpan segala kejadian yang terjadi di masa lalu, saat ini, dan masa depan. Kesadaran gw tahu itu. Sebagaimana ilmu rogoh sukmo yang bisa mempersepsikan banyak kejadian di saat yang sama, perlahan-lahan, mata kiri gw mulai bisa mempersepsikan masa depan, walau, hanya beberapa detik ke depan. Skill baru yang dibilang Tara: Prekognisi.

Gw melihat geisha yang tiba-tiba menyiramkan kuah panas ke kepala Lek Sidi.

Gw melihat sebilah pisau yang menerjang ke arah pendekar tua yang sedang kesakitan.

Elu pesen Mie Ayam, Shel?”

Kagak, Joni kali?

Gw menegang waspada, karena gw tahu spoiler adegan setelah ini.

|XII|

Cak! Awas!” gw mendorong Lek Sidi hingga nyungsep.

Mustika Cakra Bhairava langsung terhunus dari balik jas, dan membuntungi tangan sang penyerang yang mencoba membacok Lek Sidi.

CRASSSS!!!” Tangannya langsung buntung dihantam jurus Brajamusti yang membara, tendangan gw menyusul bersarang, tapi geisha itu masih bisa menangkis dengan sebelah tangan, dan meliuk menjauh dengan tumitnya yang memancarkan kilatan listrik maglev (magnetic levitation).

Geisha itu menyeringai seram. Sepasang matanya melotot ke arah gw kek Sadako baru keluar sumur, sebelum wajahnya terbuka dan mengeluarkan berbagai senjata mesin yang tersembunyi di dalam tengkorak titanium.

“KRAAAH!!! KRAAAAAH!!!!”

Gw mencengkeram lehernya.

Bibir gw berbisik,─

|XII|

Tarian Dewa Kegelapan....”

|XII|

Prana Kegelapan membentuk kobaran api hitam yang segera membakar hingga tingkat molekuler. Mengubah manusia buatan itu menjadi lelehan silikon dan besi panas yang meronta dalam cengkraman gw. Robot pembunuh itu masih mencoba menikam gw dengan cakar-cakarnya, hingga akhirnya gw menghantamkan kepalanya ke lantai.

“MATEK, KON!! ” gw ngejerit emosi terus ngebacokin cakram itu tepat di tengkuk musuh gw dan menembus sirkuit pusatnya yang terletak pada tengkorak titanium.

Rusak parah, ia masih mencoba melarikan diri dan merangkak, tapi ujung tajam senjata gw keburu menghujam kepala kalengnya. Injakan sendal swallow gw pada kepalanya menghamburkan isi kepala berikut segala sirkuit yang terbenam di dalamnya.

Suara elektroniknya terdengar untuk terakhir kali…

Lagunya Paddle Pop.

Mendengar keributan, anak Buah Klan Naga Hitam dan pengawal-pengawal gw menghambur memasuki Warung Jamu dengan senjata terhunus. Elang dan Pulu memasang kuda-kuda waspada. Kedua pihak sama-sama menatap curiga, siapa yang berada di balik serangan ini.

“Gua harap ini bukan perbuatan kalian,” hardik gw geram, sambil memperbaiki posisi dasi. “Sarungkan kembali senjata kalian, rekan-rekan. Tak perlu ada pertumpahan darah malam ini!”

Gw menenggak jamu kunir asem dan berpaling ke pintu keluar.

“Api hitam Amaterasu... mata kiri yang bisa memprediksi masa depan... S-siapa kakeh sebenarnya, Cong...?” Lek Sidi menatap gentar ke arah gw, atau... siapapun yang terlihat dari mata ketiganya.

“Maafkan kalau engkok tidak seperti ekspektasi sampeyan, Cak.” Gw menyarungkan kembali Mustika Cakrabhairava. “Engkok lok perna benya’ colok, lok pelak. Mon soroh mateagih oreng engkok pelak,” gw berkata dalam dialek Okinawa fluent, yang kira-kira artinya:

“Talking is not my forte. Killing is.”

|XII|

Rasanya gw bisa mendengar lagu openingnya Ghost in The Shell yang diputer entah dari mana. Setelah Zombie. Pasukan Klon. Sekarang Robot Terminator. Gw nggak heran kalo habis ini gw disuruh ngelawan Incik Adudu dan Prob dari planet Ata Ta Tiga.

Automata. Android Tempur buatan Hayabusha Corporation?” decih Sheila. “Pantas gua tidak bisa merasakan intensi membunuhnya!”

Tara memungut tangan robot buntung yang masih menggenggam sebilah pisau kecil. Hitam dengan ujung berbentuk kait. Tara tersenyum sinis, mengenali senjata yang hanya dimiliki oleh Klan Naga Hitam. “Well... sepertinya ada yang tidak ingin aliansi ini terjadi.”

Musuh dalam selimut? Lagi? Gw bahkan nggak bisa berpikir saking pusingnya. Menggunakan kekuatan prekognisi sepertinya menghabiskan Prana dalam jumlah besar!

Gw masih mencoba memulihkan Prana waktu dari kejauhan terlihat belasan sport besar mendekat. Yang paling depan adalah Honda CBR warna hitam dan putih. Gw langsung mengenali pedang Katana panjang yang tersandang di punggung keduanya.

Seorang pria berwajah tampan membuka helm. Berdiri dalam balutan jaket kulit dan katana hitam di punggung. Naga, putera Mahkota keluarga Hayabusha.

Seorang wanita cantik bertubuh jenjang berdiri mengawal di belakang Naga. Rambut hitam panjangnya bergerai terkibar ketika ia membuka helm full face-nya… sepasang mata saphire-nya menatap kejam ke arah gw.

“A-Aika!”

“PLETAKKKK!!!”

Gw digampar pakai barbel.

“Dua tahun kamu menghilang, kamu bahkan tidak pernah berkirim surat! Apa kamu lupa sudah memiliki istri dan anak, Mas?! Dua tahun aku berjuang demi keluarga kita, dan kau enak-enak berpetualang bersama wanita lain bagaikan tokoh utama cerita Isekai di negeri China! Padahal kamu tahu, menjadi female lead dalam cerita Isekai adalah impianku dari dulu!!!”

“T-tapi a-aku melakukan ini demi melindungi kalian, Beb!”

“Fine, Mas! Fine! Makasih kamu dulu sudah menyelamatkan aku dari kematian!" Mata Aika memicing tajam "Tapi apa kamu yakin cuma buat aku?”

Perasaan gw nggak enak.

IT’S MY DREAM, MAS!!! NOT HERS!!!”

Bangsat.

.

.


Aika
Mantan Shinobi Klan Naga Hitam
Istrinya Joni, juga



To Be Contijon!!!
 
Terakhir diubah:
28. Joni Kroco™
Jakarta Lautan Asmara

_______________________________________________________​

Maapin gw sob, lama banget nulis apdetannya. Gw harap lu pade masih inget jalan ceritanya. Wakakakag.

Karena gw mumet gimana lanjutinnya, akhirnya ceritanya gw kasih time skip beberapa hari, ceritanya kelompoknya Joni sudah sampai Jakarta. Perundingan damainya dibatalin karena mungkin karena ada PPKM Level 4.

Selamat membaca

Jangan lupa komen yang ramai

Agar cerita ini diangkat jadi Web Series di We TV kaya cerita Layangan Putus



_______________________________________________________


Pecinan. Jakarta Kota. Di sebuah Kelenteng tua cabang Sekte Jade Lotus yang dijadikan tempat persembunyian oleh kelompok kami. Gw dan anggota Zodiarc yang tersisa, Tara, Sheila, Macan, Tikus, dan Beatrix duduk mengelilingi sebuah meja karambol. Sementara Pulu dan anak-anak Sekte Ming Jiao, gw suruh mengawal tembok luar.

Forget it. It’s too dangerous,” tegas gw. “Gua tidak bisa mempertaruhkan keselamatan anak buah gua demi informasi yang belum jelas asbabun nuzul-nya.”

What choice do we have? Setelah elu membunuh Hades, Jafar memperketat keamanannya. Orang itu berpindah-pindah dari satu pangkalan The Patriot ke pangkalan yang lain, dan sekarang kita memiliki titik terang.”

Gw memandangi kembali sebuah amplop berisi sekumpulan foto-foto pengintaian yang diambil oleh Partai Kaifang (perkumpulan pengemis). Terlihat presiden ke-8 RI, Sang Mandala 12 Rasi Bintang yang sedang mengadakan jamuan makan malam di sebuah angkringan kopi Joss. Ksatria Emas dan para pengawal VIP berjas hitam mengawal di kanan kirinya. Pedang pendek wakizashi tersandang di pinggang. Lencana bergambar naga dari onyx hitam. Raut muka khas ras Asia Timur Raya yang pernah gw lawan dalam Battle of Ice Fortress 4 tahun lalu.

“Bisakah kita mempercayai Klan Naga Hitam kali ini?” Kening gw mengernyit.

“Kita memang belum tahu ke mana arah Klan Naga Hitam berpihak,” elak Sheila. “Tapi setidaknya dengan dipercayanya mereka sebagai pengawal pribadi Mandala 12 Rasi Bintang, kita sekarang memiliki kesempatan masuk ke dalam ring 1 pengamanan untuk melakukan asasinasi.”

“Itu tidak menjawab pertanyaan gua. Can we trust them?

“Kenapa, Mbek? Elu nggak percaya sama ‘Intel’ gua?”

“Intel? Naga mantan laki lu maksud lu?”

Sheila menggembungkan pipinya.

I don’t trust them either,” potong Tara. “Tapi pilihan apa lagi yang kita miliki? Kita tak memiliki banyak waktu.”

Naha bisa gitu? Maneh kena kanker prostat atau naon, Kak?” sambar Tikus.

“Pihak sponsor cuma sanggup membiayai cerita ini sampai 30 episode aja, Kus,” sahut Tara lemes. “Ekonomi lesu karena PPKM.”

Bhaaaaaaaa....

|XII|


Commander Falcon

Petinggi The Patriot

“Target kita adalah orang kepercayaan Mandala 12 Rasi Bintang. Sir Arthur Gainsborough atau kita mengenalnya dengan nama Commander Falcon. Beberapa dari kalian mungkin pernah bertemu dengannya,” papar Tara.

Wajah Macan dan Beatrix berubah tak nyaman.

“Ex SAS, Animus user level-S, dan penakluk wanita. Commander Falcon aka Mamang Palkon dikenal paling hobi ngentotin bini orang. Tepat tanggal 12 Desember Commander Falcon akan menjamu petinggi-petinggi Elit Global dalam sebuah acara pesta seks di rumah hiburan malam milik keluarga Hayabushat. Besar kemungkinan Mandala 12 Rasi Bintang akan ada di tempat itu.”

“Terlalu mencurigakan. Lagipula kenapa harus tanggal 12-12?” gw memicing sinis.

“Karena ada Syopi Birthday Sale, Jon.”

Ya salam, gini amat nasib cerita yang belum dimonetisasi.

Habis dipotong iklan dan joget-joget Syopi COD gratis ongkir, Tara melanjutkan briefing.

“Kontak kita dalam Klan Naga Hitam akan menyediakan akses masuk. Ramuan Polyjuice yang kita sita dari Sanca akan menangani masalah penyamaran. Sekarang, siapa yang bersedia melakukan misi berbahaya ini?”

Tikus langsung nunduk, takut disuruh menyamar jadi gigolo.

Anyone?” Tara melirik ke arah gw.

Ah shit... here we go again....

I’ll do it,” sambar Beatrix.

|XII|

Rasanya gw pernah mengalami ini. Persis seperti ketika Beatrix mengajukan diri dalam misi ke Bolivia.

History doesn’t repeat itself, but it rhymes a lot.

Sorry, tapi gua nggak setuju,” potong gw.

Pandangan semua orang tertuju ke arah gw.

“Gua udah bilang di awal, gua nggak bakal mempertaruhkan keselamatan anak buah gua untuk misi yang belum jelas juntrungnya. Apalagi sekarang elu mau menjadikan calon bini gua sebagai umpan?! Kagak!”

Beatrix langsung tertunduk. Wajahnya sedikit memerah.

“Eh. Elu kok bawa-bawa masalah pribadi ke organisasi, Mbek? Yang profesional dong!” sewot Sheila.

“Opini gua profesional, kok! Elu tahu sendiri Beatrix mantan biarawati. Dia kagak pernah sama sekali nonton bokeb! Paling banter anak ini cuma pernah nonton film Frozen Flower, itupun nggak sampai tamat karena nggak kuat nonton sex scene-nya! dan elu mau menyuruh dia menyamar jadi geisha? Penyamarannya akan terbongkar bahkan sebelum dimulai!”

“Yauda, kalo gitu elu aja yang nyamar jadi geisha!!!!”

“Kok jadi gua?! Tikus, noh!”

Tikus yang dari tadi asyik makan gorengan langsung keselek. “K-kok j-jadi aing, Mbek? A-aing belum siap kehilangan kesucian!”

“Sudah, sudah!” tengah Tara. “Gua sependapat sama Joni. Beatrix adalah petarung handal, tapi dia tidak memiliki kualifikasi untuk ikut serta dalam operasi klandestin. Gua sebenarnya merekomendasikan Joni, apalagi jika Mandala 12 Rasi Bintang benar-benar muncul di tempat itu, tapi gua takut Joni beneran dijual jadi wanita penghibur.”

Tara melirik ke arah Sheila.

Sheila mendengus panjang. “Untuk saat ini rapat kita skors. Kita masih punya waktu beberapa hari sampai tanggal 12-12, sementara itu gua dan Tara bakal cari cara lain. Sah?”

“Sah.”

|XII|


Beatrix
Mantan Kstaria Ordo Templar,
sekarang dah dijadiin calon istri ma Joni

“Tuan,” Beatrix menarik gw begitu rapat orkes dangdut gw bubar. “Anda benar-benar membuat saya malu di dalam sana. Apakah anda benar-benar tidak percaya dengan kemampuan saya?”

“Justru karena aku tahu kemampuanmu, maka aku tidak setuju.”

“Tuan, tekad saya melakukan misi bunuh diri sudah bulat, kenapa anda menghalangi saya?” tegas Beatrix sungguh-sungguh.

“Heh. Ada perbedaan jelas antara misi bunuh diri dan mati konyol!”

Beatrix melipat tangan di depan dada. “Lupakah anda? Empat tahun yang lalu, saya seharusnya sudah mati di Ice Fortress sampai anda menggunakan Amerta. Tubuh dan nyawa saya adalah kepunyaan anda. I live and die by your order, Boss!

“Terserah! Lu mau bilang apa, yang jelas gua nggak bakal setuju!”

“Kenapa?”

“Misi itu terlalu berbahaya!”

“Kau khawatir kepadaku, Tuan?”

“Tentu saja aku khawatir! Kau kan calon istriku!”

Beatrix langsung membuang muka. Pipinya agak merona. “Baka! A-aku tak pernah bilang kalau aku setuju!”

“Kan kau sendiri yang bilang menginginkan ini secara proper, dengan pemberkatan dan lonceng Gereja... dengan gaun putih dan buket bunga?”

“I—ya... T-tapi, kan?”

Will you?

Beatrix tak langsung menjawab, matanya berkaca.

The question is... Can we...? Bisakah kita bahagia...? Pembunuh seperti kita...?” lirihnya.

“Kenapa tidak? Masa depan itu bagaikan sebatang tempe..., tak ada yang tahu.”

Beatrix tak mengelak ketika bibir gw mendarat di atas bibirnya.

“Aku pun tak tahu kemana takdir akan membawa kita. Apakah kita berakhir bahagia seperti Andin dan Aldebaran, ataukah tragis bak Kinan yang tak pernah merasakan bulan madu ke Cappadocia. Aku tak peduli, karena yang kumiliki adalah detik ini, detik saat aku bersama denganmu, kekasihku....

Mata Beatrix berkaca-kaca.

“Que Sera-sera, whatever will be-will be,” bisik gw mesra di telinganya. “Selama ada Holcim.... jadi apapun juga, pasti bahagia... tuk selamanya....”

|XII|

Ketika ku dibangun dulu
`Ku bertanya jadi apa,
Apakah besar, atau kecil?
Inilah jawabnya:

Que Sera, Sera
Selama ada Holcim
Jadi apapun juga...

pasti sempurna...

tuk selamanya....


|XII|


Beatrix
Versi cantiknya

Malam itu akhirnya kami ngewe, tapi karena markas kami di tempat ibadah, dan di OYO lagi penuh sama anak-anak alter twit**ter yang sedang ngentot tapi berkedok mental healing, akhirnya gw ngungsi ke paviliun terpisah di halaman belakang yang ditanami dengan pohon-pohon plum milk Eyang Bi Hun.

Gw memulainya dengan kecupan lembut pada kening diikuti belaian mesra pada rambutnya yang pendek. Cahaya bulan jatuh dari sela-sela jendela kaca di atas wajahnya, menimbulkan iluminasi keperakan pada helai-helai pirang yang membingkai seraut wajah manis itu. Beatrix tersenyum sendu hingga keluar desahan pelan ketika ciuman gw jatuh di atas bibirnya yang merah muda.

Terdengar suara berkelotak tertahan ketika tubuh kami enjot-enjotan di atas lantai kayu yang hanya dialasi oleh tumpukan tipis kasur bulu angsa. Tersengal, tangan kami bergerak terburu saling menelanjangi. Yang terlepas pertama adalah sport bra Calvin Klein milik Beatrix, diikuti celana dalam Hello Kity gw.

Kimono Beatrix terbuka setengah, dan celana dalamnya tercampak sudah, menampakkan sebentuk tubuh berotot yang dipenuhi bekas luka. Gw bisa melihat abdomennya yang dihiasi guratan-guratan sixpack juga sepasang buah dada mungil di antara otot-otot pektoral yang bertonjolan, gw kecup penuh kasih, lalu putingnya yang berwarna merah hati ikut jatuh dalam lumatan. Beatrix tersenyum sayu, mengerang manja, mendekap erat kepala gw yang bergerak semakin turun menuju rimbunan halus di pangkal paha dari mana kehangatan itu bermuara.

“Mmmpssss... ah... Wangy-wangy....”

“Tuan... Tuan... janganh.... aaaaaaaaah!!!” Beatrix memekik keenakan, segala organ yang berada di antara kedua pahanya tak luput dari kecupan dan jilatan; Sepasang bibir yang membasah, bukit kecil yang hangat, juga sebuah tonjolan kecil di balik selaput kulit tak luput cumbuan. Beatrix menggelinjang nikmat, menaikkan sepasang paha berototnya ke atas pundak gw, membiarkan sepasang tangan gw meremas-remas pantatnya yang padat, dan jilatan dahsyat gw menjangkau hingga lubang mungil yang berada di bawah sana.

“A-anda... m-mau a-ap-apa...? J-jangan! L-lubang itu... m-menjijikkanh... aaah.... aaah.... aaaaaah!!!!” mata Beatrix membeliak nanar. Tusukan jari di lubang anusnya meledakkan tunangan gw dalam orgasme yang basah dan membanjir. Gadis bertubuh maskulin itu kejang-kejang sebentar. Sebelum melemas dengan senyum melebar di wajahnya.

Beatrix membuka pahanya lebar-lebar, membiarkan gw merangkak di atas tubuhnya yang telentang pasrah. Lembut, bibir gw membisik mesra di telinganya. “Gitar kupetik, bass kubetot. Hey Nona cantik, bolehkah aku mencumbumu malam ini?”

Beatrix mengangguk tersipu.

_______________________________________

Note. Versi no sensor-nya dijual dalam bentuk 3gp di konter hapenya Lek Min utara pasar Ambulu.

_______________________________________

|XII|

Sisa-sisa benih yang gw tumpahkan ke dalam rahimnya mengalir keluar sebagai lelehan putih dari belahan intim yang terbuka secelah. Beatrix terenggah, mengatur sisa-sisa napasnya pasca dihantam zakar fenuh varokah yang diperkeras dengan ilmu kanuragan.

Beatrix tersenyum dengan wajah tersipu, dan menciumi wajah gw. Dibelainya lembut rambut gw dan dikecupnya kening gw sekali. Tangan gw melingkar di lehernya ketika bibir kami kembali saling bertaut. Kali ini lebih lembut. Lebih intimate seperti ingin membagi desir-desir post orgasmik dalam percakapan yang nggak memerlukan perkataan.

Ada keheningan yang hadir malam itu. Tubuh kami yang telanjang cuma dibungkus sehelai selimut tipis. Sementara kecupan-kecupan kecil yang mendarat pada kening mengentaskan segala kerinduan. Roh kami menyatu, gw dan Beatrix tahu itu. Percakapan melampaui segala batasan ruang dan waktu. Kepalanya menyandar di pundak gw. Tangannya melingkar di pinggang gw, seolah nggak mau kehilangan gw untuk yang kedua kali. Kenawhy? Tanya gw.

Beatrix menggeleng. Pipinya bersemu. “Kalau aku minta dipeluk sampai tertidur, boleh?”

Beatrix terkekeh-kekeh ketika ia tenggelam dalam pelukan gw.

"Terima kasih... sudah menyayangiku... I'm really happy...," bisiknya.

Lagi, gw merasakan deja vu. Gw merasa dia akan pergi, jauh sekali.

“Kalau boleh aku pun ingin seperti ini selamanya, but someone has to do it, aren’t they?”

“Kau masih ingin melakukan misi itu?” bujuk gw sambil mengecup keningnya.

“Kenapa? Kan ada kau yang akan menyelamatkanku...?” Beatrix menggelendot manja. Manis sekali.

“Jangan bercanda!”

Then promise me.” Pelukannya terasa semakin erat.

Gw menatap wajahnya sungguh-sungguh.

“Anda tahu. Akupun tak pernah menyukai peran damsell in distress. Tapi jika suatu saat aku berada dalam masalah...,─”

Beatrix menarik napas panjang.

Berjanjilah. Kau akan menyelamatkanku.”

|XII|


Tara
Penyihir Sakti, calon istrinya Joni juga

Beatrix sudah tidur. Tara duduk di bawah paviliun di tengah taman, memperhatikan gw melatih jurus 11 tapak dan 12 langkah Pargoy dari perguruan Partai Goyang dari buku bajakan yang ditinggalkan mendiang koh Patkay, guru gw.

Taman bunga plum tempat Eyang Bi Hun dulu menyegel sisi gelap gw. Rasanya lama sekali. Padahal rasanya baru kemarin si Eyang, bersama Sheila memisahkan sisi gelap gw dan mengirimkannya ke Neraka.

How is your new body, Jon?”

Gw mengangguk jemawa. Gw udah terbiasa sama tubuh neh, lama-lama gw pakai berpetualang di negeri China tubuh ini sudah menyerap EXP (experience point) yang gw alokasikan pada status AGI (agility) dan STR (strenght) membuat badan si jamet kuproy yang dulunya cungkring kini dipenuhi kerat-kerat otot jantan. Perut gw udah kotak-kotak kaya roti sobek. Pantat gw udah seseksi Ryan Reynold. Rahim cewek-cewek dijamin anget.


Joni Kroco
Semakin kuat, semakin ganteng pula cast-nya

“Gua merasa bisa jadi juara 1 L-Men of The Year!!! ROSO!!!”

Of course you are. Preta adalah salah satu dari 6 Primordial Gods, dan elu sudah mengasimilasi kekuatannya. Dengan EXP yang elu dapatkan setelah mengalahkan Preta, elu sekarang bahkan setara dengan gua ataupun Sheila yang menggunakan Animus.” Mata Tara memicing. “SP (Skill Point) lu bahkan sudah cukup untuk meng-unlock kemampuan baru!”

Gw mengalirkan Prana ke dalam genggaman tinju, merapal jurus Brajamusti yang membuat otot-otot lengan gw dipenuhi dengan bara api. 11 jurus dari aliran Pargoy, Partai Goyang meliuk memadukan antara jurus tapak lembut dan kekuatan penghancur yang bisa melelehkan batu, membentuk cincin-cincin cahaya yang meliuk indah bersama jurus gw yang barokah.

Di akhir jurus, tapak kaki gw meninggalkan jejak yin-yang di atas tanah.

Percikan bara api terlihat melayang di udara.

Tara mengangguk dalam. “Dengan begini, mungkin, elu bisa mengalahkan dia.”

“Jafar? He is cunt. Meskipun memiliki tubuh Mandala 12 Rasi Bintang, ilmu silatnya hanya semenjana. Tikus pun gua kira sudah cukup untuk mengalahkannya.”

Tara membuang muka. Cepat-cepat tersenyum kaku. “I hope so.”

Gw duduk di sampingnya, menenggak Kuku Bima Susu untuk mengembalikan stamina.

“Jafar ataupun Ksatria Emas. Gua bakal jadi lebih kuat untuk melindungi orang-orang yang gua sayang!” gw mendengus tegas.

Tara tersenyum. Pandangannya mengawang.

You really love her, aren’t you, Jon?”

“Siapa? Harem gua banyak, wakakkag!” elak gw.

“Ayolah. Gua nggak bakal cemburu, kok, ehehehe...”

Gw menggaruk-garuk kepala.

I know right?” Tara langsung sumringah. Matanya berbinar-binar. “Bayangkan, seorang kesatria yang rela melewati lapis demi lapis neraka demi menyelamatkan sang puteri pujaannya. Apa lagi yang lebih romantis dari itu? Enam tahun yang lalu elu pernah melakukannya sekali ketika menyelamatkan Aika, dan sekarang elu melakukannya... lagi,” suara Tara, tiba-tiba berubah dingin.

“Lagi?”

“Elu belum menyadarinya, Jon...?”

Tara meneleng ke arah gw.

“Elu sudah banyak melakukan alterasi pada realitas ini, don’t you know? Kalau elu tidak menyelamatkan Beatrix, elu nggak bakal pertemu dengan Pulu dan Sekte Ming Jiao. Kalau elu tidak menjadi ketua Sekte Ming Jiao, elu akan gagal menyelamatkan orang-orang di benteng Shangri-La. Satu peristiwa yang memicu peristiwa lain, dan semua itu semua berawal dari satu keputusan sederhana. Satu getaran tunggal.”

Lagi, Tara berkata, “Beatrix adalah atraktor asing yang merusak kesetimbangan jagat raya. Beatrix adalah getar pertama yang mengarahkan semesta menuju takdir yang kedua,─”

Realitas di sekeliling gw perlahan mengalami distorsi.

“─dan realitas dalam garis waktu kali ini bisa eksis... semata-mata karena keputusanmu menyelamatkan anak itu....”

Semua peristiwa yang tak seharusnya terjadi dalam garis waktu sakral....

The Girl Who Disrupt The Universe... Beatrix adalah orang yang membuat Mandala 12 Rasi Bintang untuk kedua kalinya melanggar Cetak Biru The Maker…. dan yang paling fatal… dia… membuat Mandala 12 Rasi Bintang jatuh cinta.…

Tara membelai wajah gw, menatap dalam pada mata kiri gw.

“Elu memiliki kekuatan yang bisa menyangkal takdir,” Tara mengecup gw pada kelopaknya. “Sang Peretas Takdir.”

|XII|

Gw terbangun karena suara orang nangis kenceng banget dari ruang pedupaan. Siapa? batin gw, masa pagi-pagi Macan dan Tikus udah mabuk karbol? Beatrix udah nggak ada di samping gw, mungkin sedang mandi junub.

Masih ngantuk, gw ngintip dari pintu belakang. Suasana sedikit ramai di balairung dengan kedatangan tokoh-tokoh pergerakan bawah tanah yang baru datang karena tertahan penyekatan PPKM, gw mengenali beberapa orang di antaranya yang sedang disambut oleh Sheila, salah satunya adalah cowok maskulin yang sedang membakar dupa di hadapan papan arwah Mama Liliana.

Lemas, cowok itu berlutut di depan altar pemujaan leluhur, bersujud dan membenturkan kepalanya berkali-kali di lantai.

“MAMA!!! MAAFKAN ELANG TIDAK BISA MELINDUNGI MAMA!!! ELANG BERJANJI AKAN MEMBALASKAN DENDAM MAMA!!! MEMBARALAH API DENDAM DALAM DADA, ORAAAAAA!!!!!”


Elang
Anak angkat keluarga Dasaatmadja
Pengguna Elemen Api

"Gua benar-benar nggak menyangka semua jadi seperti ini, Jon," kata Elang setelah membakar hio untuk para anggota Zodiarc yang gugur. "Para pengkhianat itu harus membayar perbuatannya. ORA!!!!"

Lama nggak nongol karena cast-nya sibuk syuting Layangan Pedot, anak itu kini mencukur habis rambut kribonya hingga cepak layaknya pasukan khusus. Mengenakan sweater turtle neck hitam, Elang kini terlihat seperti seorang kapiten ketimbang pentolan mafia.

“Untuk sementara emak dan babe kualon lu aman. Begitu mendengar kabar bahwa Mandala 12 Rasi Bintang melakukan kudeta, anak buah gua mengungsikan keluarga lu ke Alamut. Jika nanti revolusi pecah, Jakarta akan berubah menjadi lautan asmara... ehm, maksud gua lautan api. Gua harap elu sudah siap.”

Tara muncul bersama seorang dengan tongkrongan germo; kemeja hawaian warna pink, kalung emas, dan legings ketat yang memamerkan tonjolan tytyd.

Yang dimaksud kontak dari keluarga Hayabusha ternyata Gori yang sekarang bekerja sebagai mucikari. Lama nggak ketemu, mukanya Gori masih aja kaya pedofil baru akil baligh. Wajah sendu, poni kak seto, dan badan kuli panggul. Bedanya sekarang mukanya mulus karena jadi brand ambassador sebuah produk make up.


Gori
Makhluk langka, Shaman Suku Ainu
Pengguna Elemen Kayu

Beatrix sudah selesai dirias oleh Gori, cantik, ia mengenakan gaun pengantin putih sesuai dengan request klien yang ingin roleplay malam pertama. Wajahnya yang sehari-hari tak pernah dipulas make up, kini terlihat glowing bak dilapisi kaca gorila glass 5.

“Ayu tho, Mas Jon. Aku kan sering nonton video make up tutorial-nya Millen Cyrus dan Aurel Hermansyah,” aku Gori jujur, wajahnya tersipu-sipu. “Ya Allah, ayu tenin!”

Gw jadi makin khawatir. “Beb, kau yakin melakukan ini?” (Gw ngomong ke Beatrix, bukan ke Gori.)

Beatrix mengangguk mantap.

Just don’t do anything stupid, okay? Tugasmu hanya mengkonfirmasi keberadaan Mamang Palkon. Macan dan Tikus yang akan mengurus sisanya.”

Macan dan Tikus yang ditugasi menyamar jadi cleaning service, menggangguk jemawa.

Take care,” bisik gw ke Beatrix, bukan ke Tikus.

Gw masih sempat mengecup keningnya, sebelum Gori membawa Beatrix ke dalam sebuah mobil limo.

|XII|

“Elu kira gua juga suka melakukan ini, Jon?” Sheila menepuk pundak gw. “Tapi Beatrix adalah satu-satunya cewek di tempat ini yang bisa bertarung tanpa Animus ataupun kekuatan Dark Dimension. Beatrix sangatlah kuat. She’ll be fine. Terlebih lagi kali ini ada Macan yang bersamanya. Elu kira, gua bakal duduk tenang dan membiarkan rekan-rekan kita bertaruh nyawa? Bersabarlah, elu juga bakal kebagian peran.”

Semakin sore, semakin banyak tokoh-tokoh dunia persilatan yang berdatangan dengan portal gaib ataupun angkot. Akan ada hal besar terjadi malam ini, tapi gw belum tahu apa. Tara dan Sheila terlihat terlibat pembicaraan serius dengan petinggi-petinggi dunia hitam.

Seorang utusan menghadap gw, mengangsurkan sebuah gulungan surat dengan segel lilin berwarna hitam.

Undangan sunat.

“Pimpinan Klan Naga Hitam akhirnya bersedia bertemu dengan kita. Sebenarnya gua yang harus datang selaku kepala keluarga Dasaatmadja yang baru,” papar Sheila, “tapi,─”

He wants me, right?” sambar gw.

“Kita tidak bisa mengabaikan kemungkinan bahwa hal ini adalah jebakan,” sahut Elang. “Tapi mereka mensyaratkan kehadiran elu sebagai salah satu termin perjanjian untuk membunuh Mandala 12 Rasi Bintang. Bagaimanapun juga, elu adalah Darklord dari Tanah Anarki yang sudah membunuh Dewi Kematian, kisah lu sudah kondang kaloka hingga ke gang-gang sempit ibukota. Sekarang elu termasuk tokoh yang paling disegani di dunia kejahatan.”

Gw menggangguk paham. Elang sudah siap dengan jas hitam, begitu juga Tara dan Pulu dengan silk dress warna merah darah.

Gw memakai kacamata hitam, dan menyelipkan coki-coki di bibir. Lagu Gangsta Paradise yang terdengar sebagai musik latar. Uwoooooh, setelah jadi cerita Wuxia, Joni Kroco balik lagi jadi cerita gangster coooook!!!!

Seperti quote-nya Dewa Odin, Jon.” Sheila menggandeng tangan gw ke dalam mobil Datsun inventaris kantor. “A wise king never seeks out war. But he must always be ready for it.”

|XII|

Hari beranjak malam ketika mobil Datsun ceper itu melesat di jalanan Jakarta yang lenggang. Jakarta di bawah rezim Mandala 12 Rasi Bintang. Awalnya gw mengira bakal dihadapkan dengan negara distopian yang berada dalam kekuasaan rezim totalitarian macam novel ‘1984’ atau ‘Hunger Games’, tapi apa yang gw lihat sekarang benar-benar berbeda. Selain baliho-baliho propaganda Kepak Sayap Kevarokahan yang tersebar di tiap sudut jalan, semua tampak normal, bahkan, lebih baik dari sebelumnya.

Jalanan basah akibat hujan seharian terlihat bersih tanpa sampah. Suncai Ciliwung yang dahulu selalu banjir kini mengalir jernih. Sumur-sumur resapan yang dibangun secara masif mengalirkan air hujan langsung ke dalam tanah. Karena sunatullah-nya air hujan itu meresap ke dalam tanah bukan dialirkan ke laut.

Di sisi lain kota, gw seperti masuk ke Tokyoto tempo 80-an. Diiringi lagu City Pop, mobil kami melewati jalan yang dipenuhi bangunan tua. Ruko-roko terlihat semarak di kiri-kanan jalan dengan lampu-lampu yang menyala dalam warna norak dan bertuliskan huruf kanji atau hiragana. Gw melihat bar dan resto yang menjual sushi ataupun wonogiri, juga panti pijat plus-plus yang menjajakan cewek dan cowok seksi di balik etalase, semua berada dalam kawalan ketat anggota ormas resmi.

“Kolaborasi antara kelompok-kelompok preman dan rezim militer. Jenderal Besar sudah mencoba membangun utopia ini selama 32 tahun, but he never succeed.”

Elang mengarahkan kemudi menuju jurusan utara.

“Rezim Mandala 12 Rasi Bintang mengorganisir kelompok-kelompok preman di bawah kekuasaannya. Sekarang kagak ada lagi serigala-serigala lapar yang saling berebut kekuasaan seperti masa orde reformasi, yang ada sekarang cuma anjing-anjing yang tunduk di bawah kaki penguasa.”

|XII|

Tempat pertemuan itu ternyata berada di sebuah kedai jamu tak mencolok perhatian. Kumuh dan tersembunyi di balik tumpukan rongsok di komplek pengepul besi tua di dekat Priok. Dikawal Elang dan Pulu; gw, Tara, dan Sheila memasuki sebuah perkampungan yang dipenuhi lampu-lampu neon cerah bertuliskan huruf kanji, Sam Punk.

Daerah kekuasaan keluarga Hayabusha, batin gw begitu mengenali Yakuza-yakuza berambut model Harajuku Jamet (Japanesse Metal) yang gw tenggarai berasal dari pulau Okinawa di kepulauan Ryukyu. Petarung-petarung garis keras yang tak segan mempertaruhkan harga diri hingga mati dengan ritual Ro’ Carok. Beberapa bawa katana dan celurit. Beberapa ngunyah brutu di depan gw yang datang cuma berbekal ketulusan hati.

Gw nelen ludah. Benernya gw agak sangsi juga diajakin ketemuan gini, secara gw udah berkali-kali dikhianati kaya Musdalifah. Gw takut aja gw dijebak terus dijadiin artis JAV. Jangan lah. Tar memek gw jadi kotak-kotak mozaik.

Seorang Yakuza bekepala botak dan berwajah seram mempersilahkan gw masuk ke dalam. Alunan lagu rakyat Okinawa terdengar mengalun dari sebuah pemutar piringan hitam, “ngapoteh ka’ wa lajere eta ngale (layar putih mulai kelihatan) / reng majeng tan toa la pade mole (para nelayan tentulah sudah pada pulang).”

Di dekatnya, seorang laki-laki tua berkepala botak sedang menyesap jamu beras kencur, tersenyum sinis begitu melihat gw memasuki ruangan. Jas mahalnya digantung di atas kursi, sementara kemeja putih lengan panjangnya dilipat sampai siku untuk mengkompensasi udara panas kota Jakarta. Badannya terlihat tegap dan kekar untuk seorang berusia 50 tahunan.

Gw langsung inget sama sepasang katana panjang Muramasa dan Murasame yang bersandar di samping meja. Beliau adalah H. Sidi Supari, Ketua Klan Naga Hitam, sekaligus pencipta aliran dua pedang Bintitenmitsurugi.



H. Sidi Supari
Pencipta Aliran Dua Pedang dari Okinawa.
Ketua Klan Naga Hitam.


Samlekum, Lek Sidi,” gw menunduk hormat. Memberikan oleh-oleh khas pulau Okinawa, Renginang Lorjuk.

“Hmmh!” Lek Sidi menyambut sinis uluran tangan gw, mempersilahkan gw duduk tanpa bicara.

Aura permusuhan membuat udara di ruangan itu terasa semakin berat. Konflik yang terjadi empat tahun lalu masih menimbulkan bara berkepanjangan di antara dua keluarga. Gw dan temen-temen membantai banyak anggota Klan Naga Hitam dan memporakporandakan markas mereka di Ice Fortress. Banyak dari mereka yang kehilangan partner atau saudara. Dan nggak semua orang bisa dengan mudah menerima kalau harus kembali bersekutu sama orang yang dulu membunuh kerabatnya. Mata dibayar mata. Gigi dibayar gigi. Naluri balas dendam manusia yang mengakar dalam darah.

“Tak sah rak-porak hedeh, Cong! (tidak usah pura-pura baik). Hotang nyawa antara keluarga Dasaatmadja dan Klan Naga Hitam belum nas-lonas. Ndak tahu kakeh (kamu), Cong? Berapa banyak orang-orang di tempat ini yang menginginkan kakeh (kamu) jadi cover model buku Yasin?” Lek Sidi berbicara dalam bahasa Jepang dialek Okinawa.

Mampos. Sekarang gw beneran takut dijadiin Jugun Ianfu.

“Tapi tenang, Cong. Engkok tidak akan menghabisi kakeh, setidaknya, tidak hari ini,” Lek Sidi menyeringai. “Klan Naga Hitam adalah kelompok pembonoh profesional. Kami tahu mana yang bisnis, dan mana yang personal.”

Seorang geisha dengan riasan bedak tebal dalam balutan kimono datang membawa nampan dan beberapa gelas jamu kunir asem.

_______________________________​

Terjemahan b. Jepang dialek Okinawa:

Engkok = saya
Kakeh = kamu
Cong / Kacong = panggilan kepada laki-laki yang lebih muda
Bing / Jebing = panggilan kepada perempuan yang lebih muda

Catatan penulis. Karena terletak di pulau yang secara geografis terpisah cukup jauh dari kepulauan utama, dialek Okinawa sedikit berbeda dengan dialek Kansai atau Kanto.

_______________________________​



Engkok (saya) sodah menerima sorat dari kakeh tentang tawaran aliansi, tapi kakeh (kamu) telat.”

Lek Sidi mengembalikan gulungan surat dengan segel teratai merah darah.

“Elit Global sudah lebih dulu memberikan konsesi khusus bagi keluarga Hayabusha untuk monopoli produk elektronik, sok-rongsok (besi tua), dan tempat hiburan malam, tawaran yang tentu saja tidak akan dilewatkan oleh petinggi-petinggi Zaibatsu di Tokyoto. Cuih! Reng-oreng se nga’ Pathek jiah, se keloar Mon bedhe pesenah!” umpat Lek Sidi dalam dialek Okinawa.

_______________________________​

Terjemahan b. Jepang dialek Okinawa: “Orang-orang itu kayak anjing semua, baru keluar kalau ada imbalannya!”

_______________________________​

Sama seperti Klan Dasaatmadja di Indonesia dulu. Klan Hayabusha menguasai Jepang dari balik layar sejak era Shogun Tokugawa. Perdana Menteri mereka adalah PM boneka yang digerakkan oleh Zaibatsu, sebuah sindikat terorganisir di balik Yakuza dan Klan Naga Hitam.

“Orang-orang bilang engkok ketinggalan jaman karena tarak bisa ngocok dalgona, tapi mata ini... mata ini, Cong... Mata ini bisa membedakan mana yang membawa keadilan, dan mana yang benar-benar iblis. Kode Bushido Klan Naga Hitam ndak akan pernah tondok pada Elit Global!”

Lek Sidi Supari melirik ke arah gw, dari dekat barulah gw menyadari bahwa mata pendekar senior itu keruh di kedua korena. Ternyata orang yang disebut-sebut sebagai pendekar pedang terkuat di dunia itu adalah seorang tunanetra.

“Elit Global dan Zaibatsu kapitalis itu harus dihentikan. Tapi jangan mengira engkok melakukannya dengan percuma, bantuan kami memiliki harga!”



Sheila
Pemimpin Keluarga Dasaatmadja yang baru

Sheila tiba-tiba mendengus sinis. “Apa saya tidak salah dengar? Dengan segala hormat, Tuan. Bantuan kami yang memiliki harga. Kalian yang membutuhkan kami.”

Lek Sidi langsung melotot.

“Jangan terlalu menilai tinggi diri kalian, Bing!!!” Lek Sidi menggebrak meja. “Pemimpin bau kencur yang kehilangan kelompok dan tak memiliki pengikut. Datang seperti anjing kehujanan ke Istana kami. Bisa apa kalian?!!” suara Lek Sidi menggelegar.

Aura permusuhan dalam ruangan itu tiba-tiba meningkat drastis.

Sheila tersenyum, tenang.

“Kalau semua itu benar seperti yang anda katakan, Tuan. Sejak awal kami tidak akan ada di sini, bukan? The Second Coming. Mandala 12 Rasi Bintang yang ada dalam ramalan telah datang. Apa lagi yang lebih menakutkan bagi sindikat Organized Crime seperti kalian ketimbang Ratu Adil yang diramalkan akan mengakhiri semua kejahatan dari muka bumi?”

Lek Sidi mendengus geram.

“Klan Naga Hitam tidak bisa membunuh Mandala 12 Rasi Bintang seorang diri,” cecar Sheila. “Kalian memerlukan orang yang cukup kuat untuk bisa menyingkirkan Sang Mandala, tapi juga cukup disposable untuk bisa dikorbankan seandainya rencana itu gagal, tapi jangan salah mengira, Tuan; di langit tidak bisa berkuasa dua ekor naga. Keluarga Dasaatmadja yang akan kembali menjadi pemimpin dunia hitam.”

Lek Sidi Supari menyeringai. “Terserah. Engkok (saya) tidak peduli jika suatu saat nanti kita saling bunuh, tapi kali ini kita adalah aliansi.”

“Tidak perlu menumpahkan darah sia-sia, Tuan.” Sheila tersenyum tipis. “Karena begitu semua ini selesai kita akan kembali menjadi keluarga. Ryu Hayabusha alias Naga, putera mahkota kebanggaan kalian, he will be my bitch.”

Lek Sidi terbahak-bahak. “Seperti yang engkok harapkan dari orang yang menyandang gelar Ratu Merah. Ambisi! Keberanian!” Ia menggebrak meja. “Kita dulu pernah bersekutu, lalu berselisih paham. Tapi kali ini kita menghadapi musuh yang sama, maka kali ini dengan senang hati kami akan menerima tawaran kakeh. Kita akan melakukan asasinasi terhadap Mandala 12 Rasi Bintang!”

|XII|

Tara dan Sheila mengangkat gelas untuk merayakan aliansi. Geisha berbedak tebal datang membawa sate taichan. Tiga orang petinggi dunia hitam itu ngomongin politik pake bahasa tinggi. Gw yang sehari-hari cuma nonton Shaun The Sheep cuma bisa nyengir waktu ditanya tentang ekonomi politik pekerja informal, de-industrialisasi prematur, ketimpangan agraria, dan diferensiasi kelas petani.

“Bah. Inikah The Dark Lord dari Tanah Anarki yang berhasil menghancurkan armada The Patriot di Shangri-La?” Lek Sidi mendengus, “Tidak seperti bayangan engkok, huh!

Gw cuma tersenyum, ada nada meremehkan dari nada bicaranya.

Seorang geisha berkimono datang membawa semangkuk tahu Mie Ayam Wong Tokyoto.

“Elu pesen Mie Ayam, Shel?” Tara mengernyitkan dahi.

“Kagak, Joni kali?”

“Eh?”

Gw ngerasa ngerasa pernah melihat adegan ini, entah di mana. Deja vu? Karena realitas di sekeliling gw tiba-tiba sedikit terdistorsi, diikuti kilasan peristiwa di mana geisha itu menerjang ke arah Lek Sidi Supari dengan sebilah pisau.

Ini... kejadian di masa depan?

|XII|

Adalah Akasha Record, catatan di mana tersimpan segala kejadian yang terjadi di masa lalu, saat ini, dan masa depan. Kesadaran gw tahu itu. Sebagaimana ilmu rogoh sukmo yang bisa mempersepsikan banyak kejadian di saat yang sama, perlahan-lahan, mata kiri gw mulai bisa mempersepsikan masa depan, walau, hanya beberapa detik ke depan. Skill baru yang dibilang Tara: Prekognisi.

Gw melihat geisha yang tiba-tiba menyiramkan kuah panas ke kepala Lek Sidi.

Gw melihat sebilah pisau yang menerjang ke arah pendekar tua yang sedang kesakitan.

Elu pesen Mie Ayam, Shel?”

Kagak, Joni kali?

Gw menegang waspada, karena gw tahu spoiler adegan setelah ini.

|XII|

Cak! Awas!” gw mendorong Lek Sidi hingga nyungsep.

Mustika Cakra Bhairava langsung terhunus dari balik jas, dan membuntungi tangan sang penyerang yang mencoba membacok Lek Sidi.

CRASSSS!!!” Tangannya langsung buntung dihantam jurus Brajamusti yang membara, tendangan gw menyusul bersarang, tapi geisha itu masih bisa menangkis dengan sebelah tangan, dan meliuk menjauh dengan tumitnya yang memancarkan kilatan listrik maglev (magnetic levitation).

Geisha itu menyeringai seram. Sepasang matanya melotot ke arah gw kek Sadako baru keluar sumur, sebelum wajahnya terbuka dan mengeluarkan berbagai senjata mesin yang tersembunyi di dalam tengkorak titanium.

“KRAAAH!!! KRAAAAAH!!!!”

Gw mencengkeram lehernya.

Bibir gw berbisik,─

|XII|

Tarian Dewa Kegelapan....”

|XII|

Prana Kegelapan membentuk kobaran api hitam yang segera membakar hingga tingkat molekuler. Mengubah manusia buatan itu menjadi lelehan silikon dan besi panas yang meronta dalam cengkraman gw. Robot pembunuh itu masih mencoba menikam gw dengan cakar-cakarnya, hingga akhirnya gw menghantamkan kepalanya ke lantai.

“MATEK, KON!! ” gw ngejerit emosi terus ngebacokin cakram itu tepat di tengkuk musuh gw dan menembus sirkuit pusatnya yang terletak pada tengkorak titanium.

Rusak parah, ia masih mencoba melarikan diri dan merangkak, tapi ujung tajam senjata gw keburu menghujam kepala kalengnya. Injakan sendal swallow gw pada kepalanya menghamburkan isi kepala berikut segala sirkuit yang terbenam di dalamnya.

Suara elektroniknya terdengar untuk terakhir kali…

Lagunya Paddle Pop.

Mendengar keributan, anak Buah Klan Naga Hitam dan pengawal-pengawal gw menghambur memasuki Warung Jamu dengan senjata terhunus. Elang dan Pulu memasang kuda-kuda waspada. Kedua pihak sama-sama menatap curiga, siapa yang berada di balik serangan ini.

“Gua harap ini bukan perbuatan kalian,” hardik gw geram, sambil memperbaiki posisi dasi. “Sarungkan kembali senjata kalian, rekan-rekan. Tak perlu ada pertumpahan darah malam ini!”

Gw menenggak jamu kunir asem dan berpaling ke pintu keluar.

“Api hitam Amaterasu... mata kiri yang bisa memprediksi masa depan... S-siapa kakeh sebenarnya, Cong...?” Lek Sidi menatap gentar ke arah gw, atau... siapapun yang terlihat dari mata ketiganya.

“Maafkan kalau engkok tidak seperti ekspektasi sampeyan, Cak.” Gw menyarungkan kembali Mustika Cakrabhairava. “Engkok lok perna benya’ colok, lok pelak. Mon soroh mateagih oreng engkok pelak,” gw berkata dalam dialek Okinawa fluent, yang kira-kira artinya:

“Talking is not my forte. Killing is.”

|XII|

Rasanya gw bisa mendengar lagu openingnya Ghost in The Shell yang diputer entah dari mana. Setelah Zombie. Pasukan Klon. Sekarang Robot Terminator. Gw nggak heran kalo habis ini gw disuruh ngelawan Incik Adudu dan Prob dari planet Ata Ta Tiga.

Automata. Android Tempur buatan Hayabusha Corporation?” decih Sheila. “Pantas gua tidak bisa merasakan intensi membunuhnya!”

Tara memungut tangan robot buntung yang masih menggenggam sebilah pisau kecil. Hitam dengan ujung berbentuk kait. Tara tersenyum sinis, mengenali senjata yang hanya dimiliki oleh Klan Naga Hitam. “Well... sepertinya ada yang tidak ingin aliansi ini terjadi.”

Musuh dalam selimut? Lagi? Gw bahkan nggak bisa berpikir saking pusingnya. Menggunakan kekuatan prekognisi sepertinya menghabiskan Prana dalam jumlah besar!

Gw masih mencoba memulihkan Prana waktu dari kejauhan terlihat belasan sport besar mendekat. Yang paling depan adalah Honda CBR warna hitam dan putih. Gw langsung mengenali pedang Katana panjang yang tersandang di punggung keduanya.

Seorang pria berwajah tampan membuka helm. Berdiri dalam balutan jaket kulit dan katana hitam di punggung. Naga, putera Mahkota keluarga Hayabusha.

Seorang wanita cantik bertubuh jenjang berdiri mengawal di belakang Naga. Rambut hitam panjangnya bergerai terkibar ketika ia membuka helm full face-nya… sepasang mata saphire-nya menatap kejam ke arah gw.

“A-Aika!”

“PLETAKKKK!!!”

Gw digampar pakai barbel.

“Dua tahun kamu menghilang, kamu bahkan tidak pernah berkirim surat! Apa kamu lupa sudah memiliki istri dan anak, Mas?! Dua tahun aku berjuang demi keluarga kita, dan kau enak-enak berpetualang bersama wanita lain bagaikan tokoh utama cerita Isekai di negeri China! Padahal kamu tahu, menjadi female lead dalam cerita Isekai adalah impianku dari dulu!!!”

“T-tapi a-aku melakukan ini demi melindungi kalian, Beb!”

“Fine, Mas! Fine! Makasih kamu dulu sudah menyelamatkan aku dari kematian!" Mata Aika memicing tajam "Tapi apa kamu yakin cuma buat aku?”

Perasaan gw nggak enak.

IT’S MY DREAM, MAS!!! NOT HERS!!!”

Bangsat.

.

.


Aika
Mantan Shinobi Klan Naga Hitam
Istrinya Joni, juga



To Be Contijon!!!
Akhirnya si Joni bangun juga dari tidurnya....
Makasih apdetnya bro @Joni Kroco ...
 
Akhirnya si joni buka rolling door juga bikin ketoprak humor di lapisi adegan oh on oh yess walau kurang detail....padahal ane ngarepin pas sama beatrix dikupas secara detil setajam piso dapur....gpp lah yang pentiny joni wiss muncul lagi....dan diakhiri dengan perdebatan rumah tangga....behahahahahah
Joss gandos thx updatenya master @Joni Kroco
Behahahaha



SalamKenal
SalamBehaVarokah
 
makasih updatenya

ternyata lama ga update belum dapat sponsor baru ye, untung syope udh masuk jadi sponsor jadi bisa lanjut nih cerita.

padahal Sheila atau Tara cocok bgt tuh buat misi yang dijalankan Beatrix, tapi sayang mereka pasti langsung dikenali musuh.

ane tunggu lanjutannya sob apalagi pas pesta syope 12.12 sape tau ada diskon besar-besaran hahahaha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd