Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Joni Kroco™: Revolution

Elu jadi cewek bikin gw pengen muntah, jon.......
:Peace:
 
10. Joni Kroco™ dan Pendekar Cinta Rembulan



Jeannie Kwok
Aku cewek tulen loh


Tara
Female Deuteragonist di Episode ini

Nama gw Joni Kroco, Freman Faling Varokah. Kalau nama gw Jeannie Kwok, mungkin gw bakalan jadi tokoh utama cerita stensilan tentang cewek jablay yang judulnya dikasih embel-embel [REAL STORY] ato [VERY VERY SUPER DUPER ULTRA REAL STORY].



"Yah, kok pakai badan ini sih, kak!" protes gw (pura-pura) nggak terima. Padahal dalam hati udah jerit-jerit girang karena dreams come true banget gw akhirnya bisa pakai bikini.

"Kenapa? Elu nggak suka jadi cewek, Jon?"

"Tapi gua lebih suka Awkarin!"

"Yang ini kenapa emang?"

"Berat."

Serius gw, tetewnya yang segede bola basket berat banget!

Tapi kata Tara, gw nggak bisa pilih-pilih. Sama seperti proses ketika elu melakukan proses donor organ. Tubuh akan melakukan reaksi penolakan terhadap roh asing yang coba diimplantasikan, Tara menjelaskan. Makanya proses ini nggak bisa dilakukan dengan sembarangan, kalau gampang bakalan banyak banget orang yang hidup abadi.

"Jangan anggap remeh meski beliau mirip duta transgender, Jon. Tubuh lu yang sekarang ini sebenarnya adalah milik pendekar Cinta Rembulan yang pernah tergabung dalam duo Riba. ─Sayang, Beliau meninggal satu bulan lalu...."

"Meninggal kenapa, kak?"

"Tidak kuat menghadapi nyinyiran Netizen," kata Tara.

─Mendadak suaranya mirip Coki Pardede.

Hiya.... Hiya... hiya.....

|XII|

Setelah dipakein daster, akhirnya gw, Tara, Macan, Madam Epona, Koh Patkay, Tikus, dan Pendekar 9 Benua melakukan rapat darurat di warung kopi Tiam Oey. Sambil ngopi dan makan gorengan kami membahas strategi makar.

"Ini adalah operasi untuk menggulingkan pemerintahan," Tara membuka suara.

Jafar sekarang menguasai satu negara berikut kekuatan tempurnya. Didukung oleh gugus Animus User 'Bukan Zodiarc', dan The Patriot bekingan Amerika, Jafar sekarang memiliki kekuatan militer terbesar di Asia-Pasifik. Indonesia mendadak menjadi negara Dystopia kek novel 1984 dan Hunger Games.

Elang dan Gori memimpin kelompok 'Masih Zodiarc', Pasukan Pembebasan yang melakukan perlawanan secara gerilya menolak diktator yang baru. Tapi menghadapi Mandala 12 Rasi Bintang dan 12 orang Ksatria Emasnya, tinggal menunggu waktu saja hingga Jafar berhasil menggulung para Insurjen.

Tara mengeluarkan sebuah gulungan perkamen kuno yang masih disegel. "Ini adalah Dekrit yang ditandatangani oleh pendahulu kita. Bilamana Mandala 12 Rasi Bintang melangkah di jalan yang salah, maka ketujuh Gugus Dodekahedral lain wajib menghentikannya."

Sekte Al-Hassashin di Mesopotamia adalah aliansi pertama yang ada di pikiran kami. Astuti dan anak gw ada di sana. Mertua gw pasti mau memberikan bantuan untuk menggulingkan Jafar.

Sekte Jade Lotus juga merupakan calon aliansi potensial yang ada di kepala gw. Bermarkas di biara Zhong Jian di lereng Gunung Himalaya, Sekte Jade Lotus adalah koalisi seluruh Partai Dunia Persilatan di Tiongkok+Tibet+India. Disebut juga Shangri-La, benteng Terkuat Sekte Jade Lotus, Nyokap dan Sheila dilindungi oleh pendekar-pendekar Sekte Jade Lotus di tempat itu. Gw yakin Eyang Bihun memihak gw. Masalahnya...

"Masalahnya gua nggak tahu ke kubu mana Tante Liliana dan Sheila akan berpihak," pungkas Tara.

Iya juga ya, secara Jafar kan bokapnya Sheila, batin gw bimbang kalau sampai berhadap-hadapan sebagai musuh sama orang yang paling gw sayang di dunia.

Tikus yang menjadi sekretaris mencatat notulen rapat menunjukkan rangkuman hasil rapat pagi ini buat lu pade. Intinya ada empat tempat yang harus kami datangi dalam rangka mengikat aliansi dan mengalahkan Jafar.

A. Biara Shangri-La di Pegunungan Himalaya, untuk mengikat aliansi dengan Sekte Jade Lotus, sekaligus menjemput Sheila.

B. Kota Suci Alamut di Padang Pasir Mesopotamia, untuk mengikat aliansi dengan Sekte Al-Hassashin sekaligus menjemput Astuti.
.
C. Laboratorium Homonculus Sanca di Pedalaman Hutan Bolivia, untuk mencegah Jafar memproduksi besar-besaran tentara Homunculus. Sekaligus menjemput Beatrix dan pasukan Arcana Major.

D. Neo Tokyo, untuk mengikat aliansi dengan Keluarga Hayabusha & Klan Naga Hitam sekaligus menjemput Aika.

Kami tidak harus mendatangi tempat-tempat itu secara berurutan. Sekarang terserah gw sebagai Red Queen yang baru mau memilih yang mana tempat yang harus gw datangi terlebih dulu. Yang pasti, beda tempat beda Party Member yang akan kami rekrut, dan beda Power Up baru yang bakal gw dapetin nanti!

"Widih, kok berasa kaya game RPG non-linear aja, kak?" kata gw sambil nyebut judul Skyrim dan Dragon Age.

"Yoi. Soalnya authornya yang sekarang lebih cihuy."

"Tapi gua jadi bingung harus kemana dulu, nih."

"Yaudah, ntar dibikin polling aja, biar pembaca yang mutusin" sahut Tara nggak bertanggung jawab terus menutup rapat.

Seperti biasa. Gw memimpin doa.

"Berdoa selesai."

|XII|

"Joni kun! Tunggu!" Tara berlari-lari kecil menyusul gw yang mau kencan sama Tikus dalam wujud baru gw.

"Kenapa, kak?"

"Ada yang mau aku omongin," kata Tara pelan, terus menggamit tangan gw.

Ada sebuah sepeda yang diparkir di bawah pohon Leci. Tara duduk di boncengan di belakang gw. Tangannya melingkar di pinggang gw yang mengayuh menuju pinggiran desa.

Wu Lu Han (Jade Dragon Village). Desa ini benar-benar terpisah dari dunia luar. Selain perguruan Silat yang diisi beberapa opa-opa yang berlatih Taichi, nyaris tak ada sesuatu yang berasal dari abad ke-21, seolah waktu dikekalkan di era 40-an.

Gw mengayuh sepeda melewati daerah perkebunan teh menuju telaga biru di ujungnya. Ada sebuah dermaga kecil dengan Jung, perahu China dengan layar lebar tertambat di atasnya. Tara menggandeng tangan gw. Mengajak gw duduk di ujung dermaga.

"Mau ngomongin apa, kak? Gua jangan dicabuli di tempat sepi, huhu..."

"Hehehe... aku cuma mau ingetin janji yang kita buat waktu itu."

"Nikahin kamu?"

"Hehehehe...." Tara tersenyum lucu sambil menggoyang-goyang kakinya. Kepalanya direbahkan di pundak gw. Jari-jari kami saling menjalin.

Gw berasa jadi pasangan lesbian baru come out.

"Ya tapi tunggu badan gua balik dulu, lah. Gua belum urus surat-surat ganti jenis kelamin."

"Aku sayang kamu," dikecupnya pipi gw tiba-tiba. Terus memalingkan wajahnya yang tersipu.

─ya salam. Gw jadi keinget waktu gw pertama jadian sama Milea lagi.

Gw masih terpana. Keblinger sejenak.

"Kok nggak dijawab, sih? kamu cowok pertama yang aku tembak, tahu," Tara menggembungkan pipinya, lucu.

"Tapi kalau aku udah balik jadi cowok masih naksir, nggak?" tanya gw sangsi. "Tar terpana lagi lihat poniku yang memfesona."

"Aku emang lesbi. But im in love with soul. Jiwa, bukan kelamin fisik yang superfisial." Dibelainya wajah gw lembut. "Mungkin kamu belum nyadar... tapi jauh di dalam jiwamu kamu itu sebenarnya cewek....."

"I-iya juga, sih.... aku rada-rada feminim emang."

"Jadi... gimana... mau, ya... nikah sama aku... ya? ya? ya?"

"Sans. Nambah harim satu lagi masih ada slot kosong. Tapi syaratnya, kalau udah nikah aku jangan digebukin!"

"Yeeeeey.... Dan aku yang jadi permaisuri pertama. Bukan Aika. Bukan Astuti," pandangan Tara seperti menuntut.

Mampos.

Ini yang berat.

"Ingat, kamu udah janji sama aku looooh," Tara melipat tangan di depan dada dan memasang raut wajah cemberut. "Marry me... and i'm yours... tubuh dan jiwa cuma untuk menghancurkan musuh-musuhmu...."

|XII|

Gw enggak tahu, gw ‘jadian’ apa enggak sama Tara. Habisnya aneh aja dengan wujud gw yang sekarang cewek ini kelonan berdua sambil cipokan. Yang satu tante-tante mirip Lucinta Luna, yang satu cewek kimcil kelas X SMA.

Malemnya. Kami ML ─untuk pertama kalinya. Di Dunia Material. Dan dalam bentuk cewek.

Padahal awalnya kami hanya sayang-sayangan di dalam kamar gw sambil curhat-curhat sampe akhirnya gw nggak tahu siapa yang mulai tahu-tahu kami udah cipokan aja. Ya Salam, bibirnya Tara lembut banget. Ciumannya juga romantis tapi passionate banget! bikin hati gw bener-bener melting dan ngerasa disayang. Diciuminya kening gw, mata, pipi, tulang rahang, hingga perlahan-lahan gw rasakan ciumannya bergerak menuruni leher, dada, sebelum wajah Tara yang lucu terbenam di antara kelembutan buah dada gw.

─sekarang gw punya toket. Entah gw harus sedih apa malah girang.

Tanktop gw disibaknya, sehingga sepasang bongkahan kenyal gw yang nggak tertutup bh terlihat membusung indah bersama tajuk-tajuknya yang menantang. Lembut, Tara mendaratkan kecupan-kecupan mesra di atas payudara gw diikuti remasan-remasan mesra yang membuat tubuh montok gw menggeliat nikmat.

Gw menatap sayu, membelai rambut Tara yang mengulum lembut puncak dada gw. Gemas, Tara membelai buah dada gw dan memainkan putiknya yang segera melenting indah menyambut usapan erotis jari-jarinya yang mungil. Kenyal. Bahkan kaya lebih gede dari punyanya Sheila, batin gw sambil memejam nikmat menikmati cumbuan Tara..

Geli, ih… tapi enak juga, hihihi…. Pantes aja Sheila nagih kalau gw remes-remes tetewnya…. Ngebayangin gw yang dalam wujud cewek remes-remesan tetew sama Sheila bikin bagian bawah tubuh gw jadi kedut-kedut sendiri… Aduuuuh, gw ngaceng deh!

─dan gw baru sadar kalau gw udah nggak punya titit.

Wajah gw yang sensual agak bersemu. Ternyata kalau cewek ereksi yang tegang itu klitnya, gw baru sadar, batin gw ketika Tara menyibak belahan rapat kewanitaan gw. Sebentuk daging sebesar kacang terlihat agak menonjol di antara segunduk daging ranum yang sudah basah…

─sekarang gw punya klitoris. Entah gw harus seneng apa sedih, huhuhu…..

Gemetar, kaki-kaki gw seperti kehilangan tenaga waktu Tara membelai bagian tubuh gw yang paling sensitif itu. Rasa geli bercampur nikmat segera mengambil alih. Membuat bibir gw nggak kuasa mengeluarkan erangan-erangan lemah ketika jari-jari mungil bermain-main di antara lembah-lembahnya yang membasah. Muka gw udah merah sendu gitu dan jadi tambah erotis waktu sebelah bibir Tara yang kek anak SMA nete di tetew tante-tante gw.

Aduuuh, ternyata enak gini rasanya digrepe… Aduh…. Aduh… gw nyampe… gw megap-megap bentar waktu orgasme gw sampe…. Gw ngerasa seluruh tubuh gw menggigil nikmat diikuti sensasi seperti pipis, ─tapi bukan pipis─ ketika lutut gw berasa lemas dan akhirnya tergeletak lemas….

Napas gw tersengal, buah dada gw yang montok kelihatan naik turun seiring lelehan cairan hangat yang meleleh deras dari ceruk rapat kewanitaan gw… ya lord… ternyata gini rasanya, batin gw bersama dengan senyum sendu yang melengkung di atas wajah gw yang masih merona… Tara menciumi wajah gw yang masih merona karena orgasme, penuh kasih….

“Aku sayang kamu…,” bisiknya mesra. Dilepasnya satu persatu pakaian yang masih melekat di tubuh gw.

Tara tersenyum lembut, merangkat di atas tubuh gw yang belum selesai teraengah. Tubuh ranum Tara juga sudah terbuka seutuhnya. Bener-bener kontras sama tubuh si Jeannie yang macem Gravure Idol, Tara nih bener-bener badannya kaya anak sekolahan biasa. Gw bisa melihat sepasang buah dadanya yang mungil, juga pinggulnya yang seolah belum selesai tumbuh. Wajahnya yang innocent udah merona merah muda, nggak bisa lagi menyembunyikan birahi yang hadir dari enggahan napasnya setiap kali bagian lembabnya bergesekan dengan paha gw

Tara telah basah. Dorongan hewaniah di bawah perutnya mendorong si kecil untuk menggerakkan pinggulnya sehingga kelaminnya kami bergerak saling menggerus. Labia dengan labia. Klitoris dengan klitoris.

Tubuhnya yang mungil menggeliat dalam rengkuhan gw. Menggigil nikmat ketika gelombang itu mulai meninggi dan meninggi. Kepala gw terasa ringan. Gw bahkan nggak ingat apa-apa lagi. Karena yang gw ingat adalah ketika kami menarikan tarian primordial dan sepasang tubuh telanjang kami bergerak saling lumat, saling gesek dalam sebuah tarian primordial yang menyatukan kami dalam satu gelombang yang pecah dalam ledakan orgasmik yang bergemuruh.

lengguhan erotis...

Cahaya redup....

|XII|

Tara udah nggak ada waktu gw membuka mata. Hari sudah pagi, dan sinar matahari masuk dari sela jendela. Tubuh telanjang gw cuma tertutup selimut tipis dan menampakkan pundak gw yang telanjang. Gw mengerjap terjaga, hanpir aja ngira gw nyasar ke lapak sekretaris yang diewe sama CEO.

Hari ini gw harus menjalani hidup baru gw sebagai seorang waria... uhuk.... maksud gw wanita....

Agak sempoyongan, gw masuk kamar mandi... Dan gw baru sadar, sekarang gw harus pipis sambil jongkok. Huhuhuhh....

Agak lama gw cebok, soalnya otak lendir gw katanya seneng banget neh dapet mainan baru! Wakakaka... gw norak aja mainan itil baru gw...

─sebelum gw sadar ada yang nggak beres.

|XII|

"Kyaaaaaaaaaaah!!!!"

"Lho, kenapa Sayang?" Tara tersenyum lucu melihat gw yang menghambur ke kamarnya hanya dalam balutan handuk.

"Hiks... hiks..."

"Kenapa?"

"Aku mens."


To Be Contijon!!!
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd