Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Jurnal Kelam Seorang Istri

Jurnal Kelam Seorang Istri
Bagian Empat


Pagi berikutnya bang Andi terlihat bersemangat sekali, entah apa yang membuat hatinya begitu riang, aku hanya senyum-senyum kecil melihat tingkahnya yang menurutku sedikit aneh, jangan-jangan apa karena dia merasa telah bisa melaksanakan tugasnya kembali dengan baik? Ah biarlah, biarkan dia menyangka apapun, setelah mengantarkan suamiku ke mobil untuk berangkat kerja, aku segera masuk kembali ke rumah.

Hari ini hari senin, sepertinya sudah waktuku untuk belanja bulanan, tapi rasanya kok males sekali hari ini ya, aku memutuskan untuk menonton acara televisi, terkadang aku heran dengan televisi di negara ini, begitu banyak stasiun televisi namun acaranya hampir sama semua, kalau gak ngerumpi, ya berita, lalu sinetron jadul yang ditayangkan kembali, akhirnya aku mematikan televisi karena acaranya terlihat membosankan.

Tiba-tiba aku merasakan perutku terasa nyeri, aku segera ke toilet, saat membuka celana, aku melihat ada bercak-bercak warna coklat di celana dalamku, duh baru aku sadar aku akan segera kedatangan tamu rutin, dan biasa memang menjelang kedatangan tamu rutin, perutku sering terasa nyeri, aku lalu mengganti celana dalamku dan mengambil obat pereda nyeri datang bulan, setelah minum obat itu keadaan perutku terasa lebih baik.

Aku kemudian melihat persediaan bahan makanan, dan mencatat apa saja yang kurang, setelah mencatat rapih barang yang akan kubeli, aku kemudian mandi, sebenarnya tadi sebelum subuh aku sudah mandi, namun karena tadi ada bercak-bercak coklat, aku merasa agak kotor dan memutuskan untuk mandi kembali.

Setelah mandi, aku mengambil hpku, dan mentransfer sejumlah uang ke rekening Bapak, setiap bulan aku memang mentransfer ke rekening bapak untuk keperluan Akbar, lalu aku menelpon Bapak untuk memberitahu kalau aku sudah transfer, saat aku mengobrol dengan bapak, aku baru ingat kalau aku lupa untuk menelpon putra semata wayangku itu, walau biasanya aku sering menelpon anakku itu kapanpun aku mau, tapi setiap minggu malam memang aku selalu video call Akbar, dan tadi malam untuk pertama kalinya aku lupa, ya karena aku juga pulang dari resepsi sudah cukup larut.

Teringat aku saat resepsi tadi malam, entah kenapa aku senyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi malam, apa yang aku obrolkan dengan pak Frans, cerita-cerita lucunya, dan aku tiba-tiba terdiam, hatiku kembali berdesir-desir, aku melihat tanganku sendiri, teringat saat pak Frans memegang tanganku dengan erat saat masuk ke dalam gedung resepsi, aku yakin orang yang tidak mengenalku, pasti akan menyangka kalau aku adalah teman kencan, pacar atau bahkan istri pak Frans, dan anehnya aku malah merasa senang dengan sangkaan mereka itu.

Aku mengelus bibirku saat teringat kita hampir saja berciuman di dalam mobil, sungguh aku memang agak terlena dengan sosok beliau, aku merasa yakin kalau setiap wanita akan menyukai Pak Frans, sikapnya sangat gentlemen, ramah, bicaranya mempesona, dan ada sesuatu di dirinya yang membuatnya berwibawa dan membuat orang segan padanya, entahlah mungkin ada faktor power yang kuat di dirinya, ahhhh aku menggigit bibirku saat teringat bibir basahnya mengecup lembut tanganku tadi malam, tiba-tiba aku menjadi gelisah dan ahhhh aku tiba-tiba merindukannya, duhh apa aku sudah gila??

Dorongan hatiku mengantar tanganku untuk mengetikkan chat padanya, setelah chat itu kukirim aku tersadar dan menjadi malu, baru saja aku hendak menghapus ternyata sudah ada dua centang biru disana, pertanda sudah dibaca, aduhhhhhh….aku menutup wajahku malu, tingkahku persis seperti anak remaja yang sedang mabuk kepayang. Aku juga bingung kenapa diriku seperti ini, padahal chat yang aku kirim hanyalah sapaan biasa, Selamat pagi…itu saja, tapi itu saja sudah membuatku deg-degan setengah mati.

Aku yang tadinya berusaha menghapus chat, malah kini menjadi kesal, berkali-kali aku melihat hpku menantikan balasan, sudah 10 menit, 15 menit, dan setengah jam berlalu, namun balasan yang kunanti tak kunjung tiba, aku menjadi kesal, dan melemparkan hpku ke atas sofa, tiba-tiba terdengar notifikasi chat, aku bergegas mengambil kembali hpku, dengan hati berdebar kubuka chat, rupanya chat grup, aku kembali kesal, kenapa pagi-pagi kaya gini mereka sudah asik chat, apa mereka gak ada kegiatan yang penting apa! Hatiku ngedumel gak karuan.



***



Aku lalu berangkat menggunakan sepeda motor menuju supermarket langganan tempat aku belanja bulanan, jarak dari rumah ke supermarket tidak terlalu jauh, ya memang jarak antara satu tempat ke tempat lain di sini memang tidak terlalu jauh, maklumlah Solo kota kecil, lalu lintas juga tidak macet sepanjang hari seperti Jakarta, macet itupun hanya jam tertentu, bahkan jarak rumahku ke bandara yang mencapai 15 kilo gak sampai 30 menit dengan mobil, bayangkan di Jakarta, 5 kilo saja bisa setengah jam perjalanan.

Aku belanja bulanan setiap 1 hari setelah uang gajian bang Andi masuk, transferan penghasilan bang Andi memang berlangsung dua kali, pertama setiap tanggal 5 biasanya, uang gaji pokoknya masuk, sedangkan uang tunjangan ini-itu yang lainnya baru masuk sekitar minggu kedua atau ketiga, dan uang tunjangan itu besarnya sekitar 5 kali lipat dari uang gapok.

Aku mulai belanja sambil melihat catatan yang telah kubuat, trolly belanjaanku sudah terisi dengan keperluan kamar mandi selama sebulan, aku menyusuri lorong demi lorong dan mengambil barang-barang sesuai catatan ditanganku, akhirnya hampir satu jam kemudian trollyku sudah terisi semua barang-barang yang ada di dalam catatanku, aku lalu teringat untuk membeli pot yang baru sebagai pengganti pot yang pecah, aku memutuskan untuk menggunakan pot plastik saja, karena kupikir lebih aman. Rupanya rak tempat display pot telah berubah, aku celingak-celinguk mencari, saat seorang petugas melintas aku bertanya padanya, “Ohh itu bu sudah pindah ke sebelah timurnya peralatan pecah belah.” Jawab petugas tersebut.

Sudan enam bulan aku di kota ini, tapi sampai saat ini aku belum juga paham mana yang timur barat atau utara, di Jakarta kalau kita bertanya suatu tempat, pasti jawabannya ohh di seberang toko anu, atau sebelah kiri Bank anu, tapi kalau di Solo kalau kita nanya lokasi pasti jawabannya adalah arah mata angin, dan aku sama sekali gak paham arah mata angin heheheh. Namun akhirnya aku bisa menemukan barang yang kucari, setelah semua barang yang ingin kubeli sudah masuk semua ke Trolly, aku lalu menuju kasir, aku mendorong trollyku ke tempat kasir yang agak sepi.

Setelah membayar, aku meletakkan kembali bungkusan-bungkusan belanjaan ke dalam trolly, aku kemudian duduk sejenak mengambil hpku di tas, aku bermaksud menelpon bang Andi untuk datang ke supermarket, Biasanya setelah selesai belanja, Bang Andi akan datang, dan kita berdua tukaran kendaraan, aku pulang bawa mobil sambil membawa barang belanjaan, dan Bang Andi kembali ke kantor naik sepeda motor, setiap belanja bulanan memang seperti itu, kebetulan kantor bang Andi juga dekat dengan lokasi supermarket. Saat hendak menelpon, aku melihat di layar hpku ada notifikasi chat, segera kubuka, rupanya balasan pak Frans, tanpa sadar aku tersenyum senang, aku membuka chatnya, rupanya dia tak segera membalas karena sedang dalam perjalanan ke Semarang, saat itu juga aku langsung ingin membalas chatnya itu, namun setelah kutulis chat balasan, aku menghapusnya kembali, aku takut menganggu urusannya, aku kemudian menelpon bang Andi.



***



Setelah memarkirkan mobilku, aku segera masuk ke dalam rumah, kuletakkan barang belanjaanku, sebagian di kulkas dan sebagian lagi di rak penyimpanan. Aku merasa tak sabar untuk membuka hpku, ya tak lain karena ingin membalas chat pak Frans. Bahkan saking tak sabarnya, aku gak kepikiran untuk berganti pakaian dulu, aku segera mengetikkan chat untuknya.

“Ohh kirain udah lupa sama saya pak.”

“Gak mungkin dong saya lupa…masa perempuan secantik bu Rina bisa saya lupakan.” Duh… kini rupanya pak Frans langsung membalas chatku barusan.

Aku tersenyum sendiri membaca chatnya.

“Ada acara apa di Semarang pak?”

“Ada kunjungan menteri bu, kan Kanwil kita ada di Semarang, ya saya sebagai kepala cabang harus menemani menteri, Ehmm kayaknya pak Andi besok yang gantian ke Semarang Bu.” Balasnya.

“Ohh gitu, bang Andi belum kasih tau saya soal itu.” Balasku

“Ya soalnya tugasnya juga mendadak bu, kan ada seminar juga yang mencakup ruang lingkup kerja pak Andi, makanya beliau yang ditugaskan ke sana, tapi juga hanya seharian aja, mungkin sampai sore baru pulang.” Balas pak Frans.

“Ohh gitu ya pak, nih sekarang lagi apa pak, kedengarannya rame banget.” Balasku.

“Ohh sekarang lagi break makan siang bu. Apa ibu sudah makan siang?” Balasnya.

“Saya tadi sudah makan siang sambil belanja bulanan, tadi makan bareng sama bang Andi.” Balasku.

“Ohh, Pak Andi ikut belanja juga?” Balasnya.

“Gak lah hehehe, tadi selesai belanja, Bang Andi datang ke supermarket, biasa sih setiap belanja bulanan kaya gitu, saya bawa mobil pulang, bang Andi bawa motor balik ke kantor.” Balasku.

“Ohh gitu, kenapa gak bawa mobil aja dari awal, kan pak Andi bisa naik motor ke kantor.” Balasnya.

“Kacian dong pak, nanti pakaiannya lecek heheheh..” balasku sambil mengirimkan emoji tertawa.

“Duh saya jadi ngiri ama pak Andi, beruntung banget ya pak Andi punya istri yang cantik perhatian juga..” Balasnya dengan diselipi emoji menangis.

Aku tertawa membaca chatnya itu.

“Saya belum terlalu cocok bu dengan masakan Solo ini, kalau makan siang paling ke restoran Padang, tapi lama-lama bosen juga, coba kalau ada istri kaya Bu Rina ada yang masakin hihihi..” balasnya.

“Jangankan bapak yang masih baru di Solo, bang Andi yang sudah enam bulan disini juga gak pernah makan di luar, kalau makan siang paling dia pulang ke rumah, atau kalau lagi sibuk, saya kirim makan siang pakai Gosend ke kantor.” Balasku.

“Ohh jadi yang dimakan Pak Andi setiap hari itu masakan Bu Rina toh? Saya pikir Pak Andi pesan katering, beneran loh kelihatannya enak banget, saya belum sempat nanya pesen katering dimana, ohh rupanya masakan Istri toh…” Balasnya.

“Ya sudah besok-besok sekalian di lebihin untuk bapak sekalian ya, tapi takutnya bapak gak suka.” Balasku.

“Ouhh serius bu? Pasti suka banget dong, masakan istri sendiri… ehhh maaf…maksudnya masakan rumahan..” balasnya

“Ya sudah nanti saya masakin sekalian untuk bapak.” Balasku.

“Jadi ngerepotin..” Balasnya.

“Gak kok..kan sekalian masak buat suami..” Balasku, namun aku sedikit terdiam setelah mengirimkan chat itu, seoalah ada sesuatu yang aneh.

“Hehehe…kayak punya suami dua ya …hehehe becanda….” Balasnya yang malah membuat hatiku berdebar kencang.

“Maaf ya Bu..becanda aja..” sambungnya, aku memang belum membalas chatnya tadi, mungkin Pak Frans pikir aku marah.

“Ya saya tahu pak..” Balasku.

“Ehmmm, kalau boleh besok saya makan siang di rumah gimana bu?” Balasnya.

Aku terdiam dan sedikit terkejut membaca chatnya yang mulai berani ini, bukankah pak Frans tadi bilang kalau bang Andi akan ke Semarang? Trus kenapa dia malah mau ke rumah besok? Namun entah kenapa aku malah membalasnya..

“Ya boleh…” duh!!!!

“Beneran bu? Serius kan?” Balasnya cepat.

“Iyaaa….” Aku rupanya mulai terbawa suasana, tiba-tiba aku merasa gairahku naik dengan cepat.

“Thanks..” Balasnya.

“Emang mau dimasakin apa pak?” tanyaku dalam balasan chatnya.

“Teserah ibu aja, saya percaya ama bu Rina.” Balasnya.

“Ya udah, nanti saya masakin yang enak…” balasku sambil mengirimkan kembali emoji tersenyum dengan gambar hati, tanpa sadar aku memancing sesuatu yang tak boleh kulakukan, apalagi besok suamiku tak ada dirumah, dan aku malah mengiyakan permintaan lelaki lain untuk datang ke rumah. Ahhh aku mungkin sudah gila, tapi sungguh aku tak bisa melawan hasrat ingin kembali bertemu pak Frans.

“Saya boleh request?” Balas pak Frans.

“Request makanan, boleh dong..” balasku.

“Bukan makanan atau minuman..” Balasnya cepat.

“Loh request apa nih, makanan bukan, minuman bukan…” Balasku bingung.

“Saya ingin pas makan siang besok, Bu Rina pakai baju seperti baju tempo hari saat saya datang kerumah bu Rina.” Balasnya.

Aku terbelalak membaca chatnya, pria ini mulai berani..dan entah kenapa aku gak merasa tersinggung atau marah, malahan hatiku semakin berdesir kencang, ulu hatiku terasa ngilu menerima terpaan desiran yang bergejolak.

“Ihh ada-ada aja sih…” balasku, aku malah terbawa untuk meladeni godaan nakalnya.

“Gak apa kan…” Balasnya.

“Iya….liat aja nanti ya….” Balasku.

“Hmmm oke, makasih ya sayang..” Balasnya membuatku kaget, pak Frans semakin berani, mungkin karena aku membiarkannya, tapi memang aku juga menyukainya.

“Loh kok sayang….” Balasku menggodanya.

“Ohh maaf…salah, maksud saya, makasih ya cinta…hihihihi…maaf becanda…” balasnya.

“Hmm jahad…” balasku.

“Loh kok jahad sih..” Balasnya cepat.

“Karena Cuma becanda heeheheh..” ahh aku sudah benar-benar edan…

“Hahahaaha….” Balas pak Frans kemudian.

Percakapanku dengan pak Frans melalui chat berakhir saat pak Frans harus kembali bekerja, setelah percakapan chat tadi, entah kenapa suasana hatiku berbunga-bunga, aku memang sudah edan saat ini, aku sejenak melupakan status ku yang telah menjadi istri orang, aku akui bahwa aku mulai semakin menyukai Pak Frans. Entahlah apa yang membuat sosoknya menarik mungkin karena dia berbeda dengan lelaki yang pernah ku kenal, baik teman-temanku dulu hingga Bang Andi, sosok Pak Frans sangat berbeda, aku merasa seolah aman bersamanya, dia terlihat begitu powerfull dan sangat mendominasi, atau kalau anak sekarang bilang lakik banget!

Aku lalu mengerjakan pekerjaan rumah rutinku dengan riang, seolah hari ini begitu indah kurasakan, aku tersenyum-senyum sendiri saat menyiapkan masakan untuk sore nanti, aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya, apa ini yang dinamakan jatuh cinta, tapi rasanya ini bukan jatuh cinta, lebih tepatnya… ahh aku juga gak tau apa, tapi yang jelas aku ingin sekali berduaan dengan lelaki bernama Frans itu.. Lalu bagaimana kalau suamiku tahu, tapi bukankah Bang Andi yang menyuruhku untuk menggodanya? Ya itu alasan masuk akal yang bisa aku berikan andai semua yang aku rasakan ini dianggap salah….

Saat sedang menyiapkan makan siang, aku merasa ada cairan yang merembes di celana dalamku, ya ampun aku lupa memakai pembalut, duh gara-gara asyik chat dengan pak Frans, aku bahkan belum mengganti pakaianku.., aku kemudian segera mengambil pembalut dan berlari ke kamar mandi..



***

Bersambung​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd