Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Jurnal Kelam Seorang Istri

Cepet sembuh om untuk anaknya

Mau nanya untuk diary seorang istri part 2 nya kapan update hu
Apa di prem sudah ada cerita tsb
Boleh lah kinya link prem nya
 
Jurnal Kelam Seorang Istri
Bagian ke Tujuh



Bang Andi tiba di rumah sekitar pukul Tujuh malam, sepertinya dia cukup lelah, sesampainya di rumah dia hanya mandi lalu minta izin tidur, tak lama terdengar dengkurannya, aku memandang suamiku, sedikit perasaan bersalah menghampiriku, namun tiba-tiba handphoneku berbunyi, aku melihat ternyata Chat dari pak Frans, aku memandang pada Suamiku yang sedang tertidur, aku kemudian keluar kamar dan menutup kamar dengan perlahan. Di Sofa bed depan TV aku merebahkan diriku dan membuka hp.

“Selamat malam dek Rina, apa pak Andi sudah sampai di rumah?” Tanyanya.

“Sudah, tapi kayaknya capek banget tuh langsung tidur.” Jawabku

“Syukurlah, aku tadi sempat khawatir terbayang dek Rina sendirian di rumah.”

“Hmmm masa sih pak..”

“Iya benar, kali aja ada orang nakal yang gangguin.”

“Hmmm kayaknya orang nakalnya udah pergi tadi pak.”

“Hahahah…Hmmm jangan panggil pak dong dek..”

“Trus panggil apa?” jawabku

“Ayank, beb, atau apa gitu yang mesra..”

Aku tersenyum geli membaca chatnya itu, tingkah kami berdua benar-benar seperti remaja puber.

“Ayank kakung?” Balasku

“Itu sih eyang kakung kali..”

Aku tertawa cekikikan sambil menutup bibirku, aku membalas chatnya dengan emoji tertawa, kami terus saling bertukar chat, aku tahu kalau sejak hari ini, semua tidak akan lagi sama, keakrabanku dengan pak Frans mulai terjalin, malah terlalu akrab rasanya bagai sepasang kekasih yang baru jadian, saling chat, saling menggoda…



***​



Bang Andi tak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi, aku sendiri tak memberitahu suamiku soal kedatangan Pak Frans tempo hari, aku masih menjaga perasaan Bang Andi, aku gak ingin berdebat dengan Bang Andi, walau dia yang memulai namun bagaimanapun Bang Andi adalah suamiku, aku masih menghargai posisi dia.

Keakrabanku dengan Pak Frans semakin lama semakin kuat, sering kali siang-siang pak Frans mengirimkan chat receh hanya bertanya, “Sudah makan belum?” Atau “Lagi ngapain..” Namun aku justru menyukainya, terkadang kami saling berbalas chat seharian, Pak Frans sendiri mulai berani meminta aku mengirimkan foto saat aku sedang chat dengannya, dia ingin tahu aku pakai baju apa saat itu, namun aku malah meladeninya, aku mengirimkan foto yang sebenarnya tak pantas untuk kuperlihatkan pada pria yang bukan muhrimku, terkadang chat kami mulai menjurus ke mesum, aku juga gak keberatan meladeninya.

Pak Frans sendiri sepertinya bisa menjaga sikap, sejak kedatangannya siang itu, dia tak pernah datang lagi ke rumah, jujur saja, aku ingin sekali kembali berduaan dengan pria itu, aku yakin andai siang itu aku tak berhalangan, mungkin ranjang kamarku akan menjadi saksi persetubuhanku dengan Pak Frans.

Setiap aku sendirian di kamar, aku selalu teringat dengan momen-momen siang itu, duh aku terbayang ciuman pak Frans, sentuhan nakalnya, pelukannya, dan ahhh semuanya rasanya tak bisa hilang dalam memoriku, aku mulai menginginkan lebih..namun aku juga tahu itu perbuatan dosa, namun hatiku terus berdesir kuat, aku tak kuasa memendam gejolak hasrat dalam diriku..

Suatu malam, beberapa hari setelah kedatangan Pak Frans siang itu, Bang Andi meminta jatah, dan seperti persetubuhan kami yang lalu, aku mendapatkan orgasme karena membayangkan Pak Frans yang menyetubuhiku, Bang Andi langsung tertidur lelap, aku kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan diriku, aku juga membereskan piring-piring yang belum sempat kucuci, setelah semua usai, aku merasa belum mengantuk dan berbaring di depan Televisi, kebetulan ada acara konser penyanyi Favoritku di Televisi, konser Ari Lasso. Aku dengan antusias ikut menyanyi lagu-lagunya yang semuanya kuhapal, aku memang menyukai lagu-lagunya sejak dulu.

Hampir dua jam aku menonton acara itu, mataku mulai berat, aku tak tahu jam berapa saat itu, saat hendak masuk ke kamar, Hpku berkedip dan notifikasi chat masuk terdengar, aku membuka hpku, rupanya chat dari pak Frans.

Aku kembali berbaring, entah kenapa kantukku tiba-tiba lenyap entah kemana, aku mulai terlibat percakapan dengannya, saat dia bertanya apa aku baru saja berhubungan dengan suamiku, aku merasa berat menjawabnya, bukan karena aku marah, justru aku tak segera menjawab karena aku takut pak Frans marah, aneh kan! Kenapa aku takut dia marah, aku sungguh tak mengerti, namun itulah yang kurasakan saat itu.

Setelah berulang kali, akhirnya aku menjawab hal yang sebenarnya, tak lama pak Frans melajukan panggilan video, aku merasa gugup sekali, aku membawa hpku ke kamar depan, kamar itu sengaja kubiarkan jika sewaktu-waktu Akbar datang, tingkahku memang aneh, di satu sisi aku takut tiba-tiba bang Andi terbangun, di sisi lain aku juga rindu dengan pak Frans.

Aku kemudian terlibat obrolan video dengan pak Frans, kulihat Pak Frans sedang berbaring di ranjang bertelanjang dada, brewok di wajahnya kulihat mulai tebal, duh pak Frans saat itu benar-benar mirip seperti Idris Elba, bintang Hollywood pujaanku, kami berdua saling menggoda, obrolan kami mulai menjurus mesum, aku seperti melupakan statusku sebagai seorang istri, aku malah asik meladeni ucapannya yang terkesan vulgar.




Ilustrasi saat vc dengan Pak Frans

Cukup lama Aku mengobrol dengannya melalui Video, aku juga mulai pintar menggodanya, terkadang aku cemberut manja saat dia melontarkan gurauan, terkadang aku merengek manja…ahhh…tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang sedang memperhatikanku, aku spontan menoleh ke arah pintu kamar, bulu kudukku merinding, aku mengatakan pada Pak Frans tentang apa yang kurasakan, Pak Frans awalnya malah sengaja menakutiku, namun saat aku mulai ketakutan dan mengatakan kalau aku ingin tidur, dia seolah menyesal, dia mulai membujukku untuk meneruskan obrolan, namun aku sudah terlanjur takut, akhirnya kami menyudahi pembicaraan video itu, aku membereskan dasterku yang sedikit awut-awutan saat aku menunjukkan payudaraku pada pak Frans tadi, aku kemudian keluar kamar perlahan, sambil memperhatikan sekeliling, tak ada siapa-siapa disana, “Apa jangan-jangan Bang Andi bangun?”

Aku membuka kamar, kulihat bang Andi masih tertidur membelakangi pintu, aku mulai bergidik kembali, perlahan kuletakkan hpku di meja rias, kuambil charger dan ku pasang di hpku, aku berjingkat-jingkat mendekati ranjang, perlahan kurebahkan tubuhku di samping Bang Andi, aku meliriknya sebentar, sepertinya dia tertidur lelap sekali.



***​



Paginya seperti biasa, aku masak sarapan untuk Bang Andi, namun aku melihat tatapannya sungguh aneh, tatapannya sungguh tajam seolah menelanjangiku, aku sempat bertanya, namun sepertinya bang Andi salah tingkah, namun aku mengenal suamiku, pasti ada sesuatu yang menganggu pikirannya, namun hingga malam datang, bang Andi bersikap normal kembali.

Malamnya setelah makan malam, Bang Andi sibuk menonton tayangan langsung sepak bola, aku duduk di sofa ruang tamu sambil chat dengan teman-temanku di grup, ada salah seorang temanku yang akan melangsungkan pernikahan keduanya, kami mulai ngobrol seru saling meledek dan bercanda, kemudian ada chat dari pak Frans, aku sedikit melongok ke dalam, kulihat suara bang Andi yang terdengar mengumpat karena terlalu asik menjiwai tontonannya, aku lalu mulai terlibat chat dengan pak Frans, kami saling bertukar godaan, pak Frans mulai semakin berani menggoda, dia bilang kangen, dia memanggilku sayang, namun entah kenapa aku merasa senang dengan godaannya itu.

Tiba-tiba Bang Andi duduk di dekatku, refleks aku mengganti aplikasi whatsapp menjadi youtube, Bang Andi melirik ke arah handphoneku, “Pak Frans gak pernah chat bunda lagi?” pertanyaan bang Andi membuat jantungku hampir copot, aku merasa seolah bang Andi tahu apa yang terjadi, aku meliriknya, namun aku tau setelah melihat sorot matanya, bang Andi sama sekali tak tahu apa-apa, tiba-tiba timbul pikiranku untuk mencari tahu keseriusannya dalam urusan Menggoda ini.

“Sering kok Yah, bunda sering chat ama dia, tiap hari malah.” Aku menangkap keterkejutan bang Andi melalui sorot matanya.

“Beneran Bun?” Tanyanya, aku merasa nada suaranya tercekat.

“Ya..kenapa? ayah mau tau isi chat bunda ama pak Frans?” tanyaku, bang Andi hanya diam memandangku, aku semakin ingin tahu niatnya.

“Ya udah nanti malam bunda gak akan kunci hp ini, biar ayah baca sendiri aja chat bunda ama pak Frans, udah sana nonton bola lagi, tuh udah mulai babak kedua, bunda mau ngobrol ama teman-teman dulu.” Ujarku, dan anehnya tanpa bicara bang Andi seperti orang yang kegirangan dan langsung pergi menuruti ucapanku.

Setelah bang andi kembali sibuk dengan tontonannya, aku membuka kembali chatku dengan pak frans, aku mengatakan padanya kalau aku ingin tidur, chat antara aku dan pak Frans kemudian berakhir, aku kembali melihat-lihat isi chatku dengan pak Frans, chat-chat yang kuanggap biasa aku hapus, sedangkan chat yang menjurus atau vulgar aku biarkan sengaja, aku benar-benar penasaran sejauh mana dan seperti apa Bang Andi menginginkan skenario “godaan” ini.

Seperti yang kuduga, saat aku masuk kamar terlihat bang Andi berbaring menyamping, aku Menonaktifkan kunci hpku dan kuletakkan di meja rias, sekitar setengah jam kemudian aku membuka mataku yang pura-pura tidur, bang Andi sedang berjingkat mengambil hpku dan kemudian keluar kamar.

Aku tak tahu apa yang dilakukannya di luar kamar, namun aku bisa membayangkan kalau dia sedang membaca chat hpku saat ini, dan aku tak sabar ingin melihat reaksinya setelah membaca isi chatku dengan pak Frans, ini adalah moment of truth tentang apa yang diinginkannya dari projek Godaan ini, aku juga telah mempersiapkan diriku andai kemudian dia marah setelah membaca chatku, aku tersenyum sendiri di atas ranjang, tak lama aku tak ingat apa-apa lagi.



***

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd