Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Jurus Sakti Tapak Sedasa

Bimabet
Aku masih tak percaya dengan apa yang sedang kulihat. Jadi tulisan yang ada di dua gulungan kulit ini sebenarnya ditulis dalam tulisan dan bahasa Thailand. Tentu saja tulisannya mirip tulisan Jawa, tetapi tidak ada satupun yang bisa dimengerti. Jadi orang sakti yang diceritakan oleh eyangku adalah orang Thailand? Jadi ilmu tapak sedasa ini adalah ilmu dari Thailand?

Telepon genggamku berdering.

"Pagi pak Riki, saya Vira" ucap seorang wanita di seberang sana.

"Halo bu Vira, selamat pagi. Saya sedang menunggu bu Vira di terminal keberangkatan" ucapku.

"Ya pak Riki, saya di belakang anda" balasnya.

Aku kaget setengah mati, dan kemudian menoleh ke belakang, tampaklah seorang wanita cantik oriental dengan rambut sebahu berwarna hitam dengan beberapa urai rambut berwana coklat, berkaca mata frame tipis, berkulit putih, dengan mengenakan blouse hitam, dan jas abu-abu, rok mini hitam ketat, dan high heels. Sesaat aku terkesima, hingga lupa dengan keherananku, bagaimana dia bisa tahu wajahku dan dimana aku sedang menunggu ?

"Oh, bu Vira ya ?" ucapku.

"Ya benar, Pak Riki" balas bu Vira.

"Shall we?" ucap bu Vira, pertanda dia mengajak langsung ke mobil tanpa basa-basi. Aku mengikutinya dari belakang, sambil memandangi pemandangan yang indah di pagi hari. Gaya berjalan bu Vira benar-benar seksi, bongkahan pantatnya meliuk-liuk seksi saat berjalan. Aku berjalan mengikutinya sambil membawa koper, sementara bu Vira hanya membawa satu tas kecil. Aku baru sadar, agak aneh juga berpergian dengan pesawat tanpa satu koperpun,

"Mari, silahkan masuk" ucap Bu Vira, aku dipersilahkan masuk ke dalam Fortuner warna putih, sementara fortuner putih lainnya menunggu di belakang mobil yang akan aku tumpangi.

"Saya bantu kopernya pak" ucap seseorang yang mengagetkanku dari belakang. Sepertinya bawahan bu Vira.

"Berikan saja kopernya ke sopir saya pak, supaya tidak merepotkan pak Ricky" ucap Bu Vira. Kuserahkan koperku ke sopir bu Vira, sepertinya dia adalah sopir untuk mobil yang ada di belakang, karena mobil yang aku tumpangi sudah ada sopirnya. Kami duduk di baris tengah, di baris depan hanya ada sopir. Aku duduk di sebelah kanan, sedangkan bu Vira di sebelah kiriku.

Mobil yang kutumpangi mulai berjalan, karena kami tidak bisa berlama-lama di bagian terminal keberangkatan. Mobil mulai keluar dari bandara.

"Okay pak riki, pertama-tama saya mohon maaf karena wawancara kita adakan di mobil. Saya dengar dari bu Vivi bahwa pak Riki juga sedang di bandara, jadi, why not?" ucap Bu Vira.
Bibirnya yang dilapisi lisptick tipis-tipis benar-benar seksi.

"Ya, saya tidak keberatan juga untuk wawancara di mobil, meskipun ini yang pertama kalinya buat saya" balasku.

"Okay, let's see" bu Vira mengeluarkan sebuah amplop dari tas kecilnya dan sebuah pena. Dari amplop tersebut, dia mengeluarkan sebuah kertas.

"Jadi pak Riki, karena saya dari bagian HRD, wawancara ini bersifat cek ricek mengenai profile anda, sebelum Anda di wawancara oleh user Anda, sebagai tahap terakhir wawancara. Saya juga berkewajiban menjelaskan pekerjaan yang kami tawarkan secara garis besar, untuk mengetahui apakah Anda tertarik atau tidak." penjelasan dari bu Vira.

"Sebelumnya saya mohon maaf, saya perlu membaca briefing dulu tentang anda dari bu Vivi, saya hanya mendapat briefing singkat via telepon, tetapi belum membaca laporan lengkapnya" ucap bu Vira.

"ok" ucapku singkat.

Bu Vira mulai dengan membaca kertas yang dia keluarkan dari amplop, sambil memmain-mainkan pena di jari jemarinya. Kedua kakinya disilangkan. Aku diam-diam memperhatikan kedua paha putihnya yang sangat mulus.

Tiba-tiba Bu Vira memperbaiki posisi duduknya sambil tetap membaca selembar kertas itu. Posisi kedua kakinya kini terbuka, dan menurutku sedikit mengangkang. Jantungku mulai berdebar-debar.

"Oh shit!" ucapku dalam hati. Aku kaget setengah mati, tangan kanan Bu Vira tiba-tiba memegang paha kiriku, sementara dia tetap membaca dengan tenang disisiku. Jari-jemarinya yang lentik membelai-belai pelan pahaku.

Aku memandangi bu Vira, seakan hendak menanyakan mengapa dia seperti menggodaku. Kemudian bu Vira menempelkan jarinya ke bibirnya, memberikan gestur yang menyuruhku untuk diam dan menikmatinya.

Aku sedikit kikuk, penisku perlahan-lahan mulai berdiri, aku sedikit memperbaiki caraku duduk, karena mulai terasa sesak. Bu Vira tampak sedikit tersenyum melihatku memperbaiki cara dudukku.

Jari-jemari bu Vira semakin lama semakin ke atas, mendekati pangkal pahaku. Aku semakin kikuk dibuatnya. Dan perlahan-lahan, kini jari-jemari tangan kanan bu Vira mulai membelai-belai penisku yang masih tertutup celana. Dielus-elusnya penisku, membuat penisku makin berdiri dengan keras.

"Menurut bu Vivi, anda adalah orang yang sepertinya mampu mempengaruhi orang lain supaya orang lain tersebut memenuhi keinginan anda? Apakah benar begitu?" tanya bu Vira seakan-akan tidak terjadi apa-apa, padahal jari-jemarinya mengelus-elus penisku yang masih terlindungi celana dan celana dalam.

"Hmm, seingat saya, Bu Vivi tidak pernah menanyakan pertanyaan itu" balasku.

"Well, dari cerita bu Vivi, tampaknya info itu benar adanya" ucap bu Vira. Jari-jarinya kini menguncup ke ujung penisku. Aku udah tak tahan lagi, ingin kukeluarkan saja penisku dari celana ini, dan kemudian ikut membelai paha bu Vira yang sangat mulus itu.

Setelah beberapa saat, aku akhirnya tak tahan, kubelaikan tangan kiriku ke paha mulus Bu Vira.

"Hmm, sepertinya anda juga seorang yang berinisiatif tinggi" ucap bu Vira menyindirku yang membelai pahanya tanpa minta ijin terlebih dahulu.

"Ya, bisa dibilang begitu" ucapku. Paha bu Vira benar-benar mulus, kubelai lembut hingga mulai mendekati pangkal pahanya, tetapi terhalangi oleh rok mini hitamnya. Aku tidak berani lebih jauh lagi.

"Tetapi saya mengapresiasi Anda, meskipun berinisiatif tinggi, tetapi tidak berani melanggar aturan, bukan?" ucap Bu Vira, menyindirku lagi yang tidak berani membelai lebih jauh lagi ke dalam rok mininya.

"Ya, saya paham, segala hal ada aturannya" balasku sambil tersenyum. Bu vira tertawa kecil mendengar balasanku.

"Hmm, anda tampak tidak nyaman. Silahkan bikin posisi senyaman mungkin" ucap bu Vira sambil memandang ke celanaku. Aku memahami maksudnya, kini buka ritsleting celanaku, dan kuloloskan celana panjangku ke bawah, dan kuloloskan juga celana dalamku ke bawah. Kini penisku berdiri gagah.

"Oh wow" ucap Bu Vira kaget melihat penisku, menggengamnya sebentar, kemudian mengelus-elus lembut batang penisku secara perlahan. Sensasi kulit lembutnya di pensiku benar-benar membuatku sedikit melayang. Tak kusadari kini tanganku semakin berani untuk menyingkap rok mininya ke atas. Perlahan-lahan kutarik rok mininya ke atas hingga sebentar lagi akan terlihat celana dalamnya.

Celana dalam bermotif harimau !!!

Aku tertegun. Lagi ? Dulu bu Vivi, kini bu Vira, ada apa dengan celana dalam harimau? Apakah sedang tren? Tidak mungkin juga kalau ini adalah seragam perusahaan, perusahaan tidak pernah membuat seragam sampai ke celana dalam wanita.

"Ada apa, pak Riki, apakah ada yang salah?" tanya bu Vira, karena setelah melihat celana dalamnya, aku justru terdiam.

"Oh, maaf, maaf, saya hanya penasaran dengan pekerjaan yang sedang ditawarkan ke saya" ucapku dengan asal.

"Well, beri saya waktu 5 menit lagi ya, saya hampir selesai membaca briefing ini" ucap bu Vira.

"The hell with this shit!" ucapku dalam hati. Birahiku sudah terlanjur memuncak, aku sudah tak memperdulikan lagi mengenai motif celana dalam bu Vira. Sementara penisku dielus-elus lembut oleh jari-jemari bu vira, tanganku mulai meraba-raba vaginanya yang masih terlidungi celana dalam. Celana dalam yang bu Vira kenakan ini benar-benar tipis, aku bisa merasakan vagina bu Vira sudah sedikit basah.

"Ok, saya sudah selesai membaca briefing, kini akan saya jelaskan mengenai pekerjaan ini" ucap bu Vira.

Sejurus kemudian Bu Vira beringsut dari posisinya, melepaskan tangannya dari penisku, sedikit bangkit, dan kemudian berbaring di jok mobil dengan posisi melintang, punggungnya direbahkan ke tempat duduk. Poisisi dudukku kini kuhadapkan ke kiri. Bu Vira mengangkat kedua pahanya, dengan pangkal pahanya ada di hadapanku. Aku memahami apa yang bu Vira maksud, maka pelan-pelan kuloloskan celana dalam bu vira ke atas, dan kemudian melepasnya. Kini Bu Vira mengangkangkan kedua pahanya, dan terlihatlah vagina bu Vira yang berwanra merah muda, dengan tanpa ada rambut kemaluan sedikitpun. Jantungku berdebar-debar melihat pemandangan ini.

"Go eat it while i explain the job to you" ucap bu Vira.

Aku melakukan apa yang diminta bu Vira. Kudekatkan wajahku ke vagina Bu Vira, kemudian kucium lembut. Bu Vira sedikit terkejut saat bibirku menyentuh klitorisnya.

"Jadi pak Riki, pekerjaan yang kami tawarkan adalah sebagai copy writer untuk client-client kami. Aahhhhhhh" lenguh Bu Vira karena dia berbicara sambil vaginanya ku kecup-kecup lembut.

"Kantor pusat kami ada di Singapore. Hmmmhhh... aaahhh... Kami memang belum punya kantor di Jakarta, karena kami baru membuka cabang di Jakarta 1 tahun ini. Aaahhh aaahhh aaahh" bu Vira mulai sedikit meracau. Kini lidahku mulai menjilat-jilat vagina Bu Vira, sementara satu jari kugunakan untuk memperlebar lubang vaginanya.

"Client kami rata2 agen pemasaran untuk produk-produk kesehatan. Kami sengaja menghubungi pak Riki, yang meskipun tidak memiliki background kesehatan, tetapi mungkin bisa memberikan ide-ide segar. Dan aaaahhhh.... aahhhhh.... ahhhhhhhhh.. oohh ohhhh" racau Bu Vira semakin tak terkendali. Jariku semakin cepat menggelitik vagina Bu Vira.

"Aaaahhhhh aaahhhh aaahhhh mmmmhhhhhhhh" bu Vira sepertinya sudah tak tahan lagi membendung sensasi kocokan jariku di vaginanya. Kini aku sudah tak mecnium lagi vagina bu Vira, kedua jariku kumasukkan, dan kini kukonsentrasikan kocokanku, ke kiri dan ke kanaan dengan cepat.

"Atasan pak riki jika nanti diterima adalah Ms. Jenny, dia based di Singapore, dia aaaaahhhhhhhhhhhhhh.... aaaahhhh, sebentar pak Riki, aaaahhhhh ahhhh... ooohh myyyy" racau Bu Vira sudah tak tertahankan lagi. Jari-jariku kugetarkan dengan hebat di dalam liang vagina bu Vira.

"Aaaaaaahhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhh.........oooh ohhh ohhh ohhh ohhh ohhh...... aaahhhhhhhhhh" sejenak badan Bu Vira mengejang, kemudian bergetar hebat. Bu vira sudah mencapai klimaksnya.

"ooh... Pak Riki.... aaahh ahhh" bu Vira mencoba mengatur nafasnya yang terengah-engah.

"jadi bagaimana Pak Riki, apakah sudah jelas gambaran sekilas mengenai pekerjaannya? dan apakah pak Riki tertarik" tanya Bu Vira?

"Jelas dan tertarik" ucapku singkat.

"Baiklah, kalau begitu saya akan tanyakan beberapa hal ya" ucap Bu Vira. Bu Vira bangkit dari posisi tidurnya, dalam posisi masih mengenakan blouse dan jas, tetapi roknya terangkat ke atas dan tanpa celana dalam, dia mendorongku ke sandaran kursi dalam posisi terduduk. Kemudian kakinya dikangkangkan dan kemudian mendudukiku. Tangannya meraih batang penisku, dan perlahan-lahan memasukkannya ke dalam batang vaginanya.

"Ooooohhhh" erang bu Vira perlahan, saat penisku masuk ke vaginanya yang sudah becek. Kami sekarang berada di posisi Woman On Top.

Bu Vira tampak memejamkan mata, ingin menikmati sebentar posisi yang sudah kami capai.

Bu Vira mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya ke depan dan belakang secara perlahan-lahan. Sensasi hangat vaginanya benar-benar memanjakan batang penisku.

"Jadi pak Riki, aaahhh aaahhh... Bapak nanti akan perlu ke singapore 3 bulan sekali... aaaahhhhhhh" bu Vira tampak tak bisa menguasai keadaan.

"Tiga bulan sekali... aaahh... untuk meeting kuartalan. Aaaaahhhh" bu Vira mulai mempercepat ayunan pinggulnya. Sementara aku mencoba mengeksplorasi payudara bu vira. Bu vira tidak mengenakan BH, dan blous putihnya sangat tipis, putingnya tercetak jelas, itulah kenapa bu vira mengenakan jas, supaya tidak kelihatan. Bu Vira tampak menikmati puntiran lembut jariku ke kedua putingnya yang masih tertutup oleh blouse.

"Aaahhhhhh .... aahhh.... aaahhhh... Pak Riki harus.... aahhhhh... ahhhh" Bu Vira semakin kencang memacu gerakan pinggulnya, aku mencoba sekuat tenaga untuk tidak ejakulasi dulu.

Duk ! Duk ! Duk ! Duk !

Tiba-tiba mobil terasa melewati beberapa polisi tidur yang dipasang berdekatan. Mobil cukup terguncang.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh.........aaaahhhhh... aaahhhhh....ahhhhhhhh...." Bu Vira mengejang lagi, kupegangi badannya agar tidak terjerembap ke belakang. Bu Vira orgasme gara-gara goyangan mobil akibat polisi tidur memacu vaginanya lebih kuat lagi ke batang penisku.

"Maaf bu, maaf, saya tidak melihat, mohon maaf bu" ucap sopir di baris depan.

"Lain kali konsentrasi ya" ucap Bu Vira pelan membalas maaf pak Sopir. Kulihat sekitar, kami berada di daerah serpong.

Peluh membasahi wajah bu Vira, kacamata berframe tipis nya mulai sedikit basah. Vaginanya masih sedikit berkedut yang bisa kurasakan oleh batang penisku.

"OK pak, sampai dimana kita tadi?" tanya bu Vira sambil membetulkan kacamatanya dan melepas jasnya.

"Sampai di saya harus pergi tiap 3 bulan sekali ke Singapore"ucapku.

"Baik pak Riki." bu vira mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya lagi.

"Pak Riki akan diberikan target-target pembuatan copy writing oleh Ms. Jenny. Dan aaahhhhhhh....ahhhh" erang bu Vira.

"Secara garis besar, pak riki harus banyak menulis artikel-artikel pendukung produk-produk yang akan diluncurkan, selain pekerjaan utamanya sebagai aaahhhhh....."

"sebagai aaahhhh aaahhh aahhh... sebagai copy writer... aaahhhhhhhh" racau bu Vira.

"Bagaima aaahhhh... bagimana pak Riki, cukup tertarik aaahhhh aaahhhh aahhhhh, cukup tertarik dengan pekerjaannya aaaahhh ? Bisa ke tahap selanjutnyaaa aaahhhh"tanya bu Vira sambil kini memelukku, mempercepat hujaman vaginanya ke batang penisku. Akupun makin tak kuasa membendung puncak ejakulasi.

"Lumayan menarik, bagaimana dengan gajinya" tanyaku.

"Ooooohh oooohhhh ahhhhh... kami sudah membaca permintaan gaji dari pak Riki, dan ahhhhhh, kami tidak masalah" ucap bu Vira cepat, dia sepertinya ingin berkonsentrasi mempercepat gerakan pinggulnya.

Aku makin tak kuasa menahan desakan puncak orgasme dan tak bisa berpikir lagi dengan tenang.

"Baik bu, saya tertarik ke tahap selanjutnya" jawabku cepat.

"Ok!! Let's get it done!" teriak bu vira.

Pinggulnya maju mundur sangat cepat sekali, dia ingin segera memacu desakan orgasmenya. Batang penisku yang dihujam-hujam oleh vagina Bu Vira makin tak kuasa membendung ejakulasi. Bu Vira memelukku dengan erat, sambil kuremas-remas kedua payudara bu Vira.

"Pak Rikiiiii....oooohhhhhhh.... aku aaaahhhhhhh....mau keluar laaaa....ahhhhh lagiiii.... ahhhh ahhh ahhhh ahhhhhh" erang bu Vira, gerakan pinggulnya semakin liar.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh....ahhh ahhh ahhhhh ahhhhhhhhhhhh... aaaaaaaaaaahhhhhh" bu Vira mengejan hebat, batang penisku pun menyemburkan sperma, bercampur dengan cairan orgasme bu Vira, kami saling berpelukan dengan alat kelamin yang masih saling bersatu. Sementara mobil masih melaju di daerah Serpong.


//bersambung//

simak cerita saya yang lain

the office

perampokan toko emas cahaya
Di tunggu update nya suhu...
 
ayo di tengokin lapaknya suhu, para penggemar suda berdatangan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd