begawan_cinta
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Oct 2023
- Post
- 553
- Like diterima
- 9.529
..
K.o.l.e.k.s.i.a.n.k.u.
SAYA ngontrak rumah di kampung, karena saya baru bekerja, saya belum berani ngontrak rumah yang mahal-mahal.
Saya bekerja di perusahaan pakan ternak khusus untuk pakan ikan air tawar.
Perusahaannya terletak di kawasan industri yang tidak jauh dari lokasi saya ngontrak rumah.
Maka itu di daerah sekitarnya banyak kontrakan murah. Saya menempati kontrakan nomor 2 kalau diurut dari kiri.
Di sebelah kontrakan saya, kontrakan nomor 1, ditinggali oleh keluarga Mas Agus dengan istrinya yang bertubuh mungil dan seorang anaknya yang berumur 10 tahun.
Kontrakan sebelah kanan saya, kontrakan nomor 3 diisi oleh Mas Wito dengan bininya yang sombong.
Kontrakan nomor 4 didiami oleh sepasang suami-istri yang sudah berusia paruh baya. Engkong Amin dan Mak Eros.
Saya mengenal mereka karena saya termasuk orang yang mudah bergaul.
Saya juga nonton video @sex-@sex, tetapi hanya sekali-sekali kalau dikirimi oleh teman kuliah saya yang masih ingat dengan saya; Ipunk Ceking.
Tubuh Ipunk sampai habis dimakan oleh janda, karena ia suka dengan janda. Dimanapun ada janda, ia uber sampai dapet. Kalau sudah bosen ia meninggalkannya, maka itu dinamakan Ipunk Ceking, padahal namanya keren lho, Dewa Putra Pertama.
Di kontrakan kami, tempat jemuran pakaian dan kamar mandi diletakkan di belakang. Baik juga menurut saya menempatkan kamar mandi di luar, sehingga kontrakan menjadi lebih luas dan yang sudah punya anak tidak usah tidur sempit-sempitan.
Sempat terpikir oleh saya, bagaimana dengan Mas Agus kalau mau ngeseks dengan Mbak Unik, ya... karena mereka sudah punya anak yang sekolah di SD kelas 4 dan tidur bersama dalam satu ruangan.
Hari Sabtu saya libur kerja dan setiap hari Sabtu pekerjaan saya adalah mencuci pakaian dan Sabtu pagi itu pagi-pagi saya sudah menggantungkan pakaian basah saya di tali jemuran sebelum Mbak Unik dan Mbak Sarijah yang sombong itu menggantungkan cucian mereka.
Setelah itu saya pergi ke rumah teman kerja saya. Ia juga ngontrak dan bininya sedang hamil anak ketiga.
Siangnya saya pulang lalu membuka pintu belakang kontrakan saya. Entah tangan siapa yang suka jahil, di tali jemuran saya melihat bagian selangkangan celana dalam saya ditumpuk menjadi satu dengan bagian selangkangan celana dalam Mbak Unik yang sudah berwarna kekuningan.
Darah saya berdesir bukannya marah saya melihat kejadian itu, karena seolah saya dijodohkan dengan Mbak Unik, tetapi saya tidak memasukkannya ke dalam pikiran perkara itu.
Lewat beberapa hari, pagi itu saya melihat Mbak Sarijah yang sombong mendahului saya pergi ke kamar mandi. Belum lama perempuan yang tubuhnya padat berisi dan pantatnya nonggeng itu kalau ia memakai celana jeans ketat bersama selendang hitam yang menutupi kepalanya, terdengar suara seorang perempuan memanggilnya.
Mungkin kedengaran oleh Mbak Sarijah, saya melihat Mbak Sarijah keluar dari kamar mandi berbalut handuk melangkah setengah berlari ke kontrakannya.
Saya segera menyambar handuk, karena untuk menunggu Mbak Sarijah ngobrol dengan tamunya 10 sampai 15 menit, saya sudah selesai mandi.
Sewaktu saya masuk ke kamar mandi sebelum saya menggantung handuk, wahh... ternyata Mbak Sarijah belum mandi.
Di lantai teronggok BH dan celana dalam bersama daster panjangnya, kemudian di lubang kloset, ohh...
Karena Mbak Sarijah itu sombong, saya segera menggantungkan handuk saya di paku yang tertancap di dinding kamar mandi. Saya menutup pintu kamar mandi, melepaskan pakaian saya sampai tubuh saya telanjang.
Penis saya rasanya berdenyut-denyut sewaktu saya mencium celana dalam Mbak Sarijah yang berwarna merah muda dan di bagian selangkangannya berlumuran iler vaginanya itu. Becek, kental dan berwarna kekuningan.
Saya tidak jadi mandi biar kamar mandi tetap seperti tadi sewaktu Mbak Sarijah keluar, tetapi BH hitam dan celana dalam kotor Mbak Sarijah saya bawa ke kontrakan saya.
Dua hari BH dan celana dalam Mbak Sarijah menemani saya bermasturbasi tanpa dicari oleh Mbak Sarijah.
Degg... saya kaget sewaktu saya masuk ke mini market sore itu pulang kerja. Di lorong rak tempat menaruh deterjen dan perlengkapan pembersih pakaian lainnya, saya bertemu dengan Mbak Sarijah sendirian.
"Eh... Fajar..." sapa Mbak Sarijah duluan sambil tersenyum manis pada saya.
Tumben...?
K.o.l.e.k.s.i.a.n.k.u.
SAYA ngontrak rumah di kampung, karena saya baru bekerja, saya belum berani ngontrak rumah yang mahal-mahal.
Saya bekerja di perusahaan pakan ternak khusus untuk pakan ikan air tawar.
Perusahaannya terletak di kawasan industri yang tidak jauh dari lokasi saya ngontrak rumah.
Maka itu di daerah sekitarnya banyak kontrakan murah. Saya menempati kontrakan nomor 2 kalau diurut dari kiri.
Di sebelah kontrakan saya, kontrakan nomor 1, ditinggali oleh keluarga Mas Agus dengan istrinya yang bertubuh mungil dan seorang anaknya yang berumur 10 tahun.
Kontrakan sebelah kanan saya, kontrakan nomor 3 diisi oleh Mas Wito dengan bininya yang sombong.
Kontrakan nomor 4 didiami oleh sepasang suami-istri yang sudah berusia paruh baya. Engkong Amin dan Mak Eros.
Saya mengenal mereka karena saya termasuk orang yang mudah bergaul.
Saya juga nonton video @sex-@sex, tetapi hanya sekali-sekali kalau dikirimi oleh teman kuliah saya yang masih ingat dengan saya; Ipunk Ceking.
Tubuh Ipunk sampai habis dimakan oleh janda, karena ia suka dengan janda. Dimanapun ada janda, ia uber sampai dapet. Kalau sudah bosen ia meninggalkannya, maka itu dinamakan Ipunk Ceking, padahal namanya keren lho, Dewa Putra Pertama.
Di kontrakan kami, tempat jemuran pakaian dan kamar mandi diletakkan di belakang. Baik juga menurut saya menempatkan kamar mandi di luar, sehingga kontrakan menjadi lebih luas dan yang sudah punya anak tidak usah tidur sempit-sempitan.
Sempat terpikir oleh saya, bagaimana dengan Mas Agus kalau mau ngeseks dengan Mbak Unik, ya... karena mereka sudah punya anak yang sekolah di SD kelas 4 dan tidur bersama dalam satu ruangan.
Hari Sabtu saya libur kerja dan setiap hari Sabtu pekerjaan saya adalah mencuci pakaian dan Sabtu pagi itu pagi-pagi saya sudah menggantungkan pakaian basah saya di tali jemuran sebelum Mbak Unik dan Mbak Sarijah yang sombong itu menggantungkan cucian mereka.
Setelah itu saya pergi ke rumah teman kerja saya. Ia juga ngontrak dan bininya sedang hamil anak ketiga.
Siangnya saya pulang lalu membuka pintu belakang kontrakan saya. Entah tangan siapa yang suka jahil, di tali jemuran saya melihat bagian selangkangan celana dalam saya ditumpuk menjadi satu dengan bagian selangkangan celana dalam Mbak Unik yang sudah berwarna kekuningan.
Darah saya berdesir bukannya marah saya melihat kejadian itu, karena seolah saya dijodohkan dengan Mbak Unik, tetapi saya tidak memasukkannya ke dalam pikiran perkara itu.
Lewat beberapa hari, pagi itu saya melihat Mbak Sarijah yang sombong mendahului saya pergi ke kamar mandi. Belum lama perempuan yang tubuhnya padat berisi dan pantatnya nonggeng itu kalau ia memakai celana jeans ketat bersama selendang hitam yang menutupi kepalanya, terdengar suara seorang perempuan memanggilnya.
Mungkin kedengaran oleh Mbak Sarijah, saya melihat Mbak Sarijah keluar dari kamar mandi berbalut handuk melangkah setengah berlari ke kontrakannya.
Saya segera menyambar handuk, karena untuk menunggu Mbak Sarijah ngobrol dengan tamunya 10 sampai 15 menit, saya sudah selesai mandi.
Sewaktu saya masuk ke kamar mandi sebelum saya menggantung handuk, wahh... ternyata Mbak Sarijah belum mandi.
Di lantai teronggok BH dan celana dalam bersama daster panjangnya, kemudian di lubang kloset, ohh...
Karena Mbak Sarijah itu sombong, saya segera menggantungkan handuk saya di paku yang tertancap di dinding kamar mandi. Saya menutup pintu kamar mandi, melepaskan pakaian saya sampai tubuh saya telanjang.
Penis saya rasanya berdenyut-denyut sewaktu saya mencium celana dalam Mbak Sarijah yang berwarna merah muda dan di bagian selangkangannya berlumuran iler vaginanya itu. Becek, kental dan berwarna kekuningan.
Saya tidak jadi mandi biar kamar mandi tetap seperti tadi sewaktu Mbak Sarijah keluar, tetapi BH hitam dan celana dalam kotor Mbak Sarijah saya bawa ke kontrakan saya.
Dua hari BH dan celana dalam Mbak Sarijah menemani saya bermasturbasi tanpa dicari oleh Mbak Sarijah.
Degg... saya kaget sewaktu saya masuk ke mini market sore itu pulang kerja. Di lorong rak tempat menaruh deterjen dan perlengkapan pembersih pakaian lainnya, saya bertemu dengan Mbak Sarijah sendirian.
"Eh... Fajar..." sapa Mbak Sarijah duluan sambil tersenyum manis pada saya.
Tumben...?