Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Chapter 8
Gelap

Tono segera melompat masuk ke bawah tempat tidur bu Tati, berharap ia tidak menyadari kehadirannya di kamar tersebut. Tono menutup mulutnya rapat rapat, dan berusaha bernafas dengan pelan, meski debu bertebaran di sekelilingnya.

“Iya ayah, sudah ibu kerjakan semuanya tenang saja” suara bu Tati samar samar di depan pintu kamar

“nah bagus kalau begitu, semuanya sudah cukup kan ?” suara seorang pria terdengar membalas bu Tati

Tono terkejut mendengar suara pria tersebut. Siapakah pria gerangan, suami bu Tati ? Bisa bisa habis Tono jika ia ketahuan pernah berselingkuh dengan bu Tati, apalagi sekarang ia ada di kamarnya.

‘klek’ suara gagang pintu dibuka

“sudah cukup kok yah, tenang saja” suara bu Tati semakin terdengar masuk ke dalam kamar

“oke lah kalau begitu, kita tinggal lakukan yang selanjutnya” suara pria tersebut ikut masuk ke dalam kamar

“loh kok nyala sih lampu kamarnya yah, perasaan ibu matiin deh ?”

“hah yang bener kamu, lupa kali belum kamu matiin ?” pria tersebut menjawab

“iyaa ibu kan selalu matiin lampu kalau keluar kamar …” suara bu Tati bingung sambil berjalan masuk

“hmm…”

‘glek’

Tono terbelalak. Ia lupa mematikan lampu kamar tersebut. Wajahnya menoleh ke luar, melihat langkah kaki bu Tati berjalan masuk ke dalam kamar tersebut, berharap mereka tidak melihat ke bawah tempat tidur.


Tak ..


Tak ..


Tak ..


Bu Tati dan suaminya berjalan melewati tempat tidur menuju ke belakang. Tono mencoba menarik nafas yang ia tahan. Jantungnya mulai berdegup kencang.


‘KLAK’


“Ini dia yah, sudah lengkap kan” suara bu Tati membuka lemari di belakang


“bagus bagus bagus, kita harus siap siap nih”


“oke deh ibu mandi dulu yah, udah gerah banget nih”


Bu Tati pun masuk ke kamar mandi, sementara suaminya duduk di pinggir kamar tidur. Kakinya nampak menggantung dari bawah tempat tidur. Suasana hening di kamar tidur, hanya ada suara guyuran air mandi bu Tati membuat Tono harus mengatur nafasnya.


“ahhh, segerr .. …” suara bu Tati keluar dari kamar mandi


“udah mandinya ma ?” tanya suami bu Tati


“udah dong pa”


“cantik banget mama, pake handuk gitu”


“ahh, ayah bisa aja sih” suara bu Tati mendekat ke arah tempat tidur


“ayah kangen nih, udah lama gak ketemu”


Bu tati pun memeluk suaminya di pinggir tempat tidur. Bu tati mencium bibir suaminya, melahap lidahnya dengan nafsu, dan mendorongnya jatuh di atas tempat tidur. Ia duduk di atas paha suaminya, kemudian menunduk menjilat leher suaminya sambil mengangkat tangan suaminya ke atas kepalanya. Lidah mereka beradu, menghisap, meluapkan rasa rindu.


Tubuh bu Tati kemudian kembali ke atas. Tangannya perlahan melepas handuk di tubuhnya disertai gerakan kecil di panggulnya. Handuknya pun dilepaskan, membentang di belakang punggungnya, kemudian ia lempar ke wajah suaminya.


“jangan di buka yah” bisik kecil bu Tati di telinga suaminya, sambil menjilat telinganya


Suami bu Tati hanya terdiam menikmat gerakan lidah bu Tati di telinganya. Lidah bu tati bergerak ke arah bawah, melewati leher, menuju ke putting suaminya. Bu Tati pun menghisap puting suaminya, sambil sesekali menjiatnya dengan halus. Tangannya pun mulai meraba penis di balik celana pendek suaminya.


Bu Tati perlahan turun ke bawah, diciumnya dengan halus perut suaminya, sambil menurukan celananya. Keluarlah penis keras dan tegang dibalik celana tersebut. Bu Tati mengelus penis tersebut dengan tangannya sambil menjilat turun ke bawah.


“wah keras banget”


“udah lama gak sama burung ayah” bisik Tati sambil mencium penis tersebut



Mata bu Tati terpejam, lidahnya bu Tati menelusuri penis suaminya dari atas hingga kebawah. Ia memasukkan penis tersebut di dalam mulutnya. Bu Tati mengulum dan menghisap kepala penis suaminya, kemudian naik dan turun perlahan ke bawah. Tangan suami bu Tati mulai bergerak ke arah kepalanya. Kepala bu Tati naik dan turun mengikuti gerakan tangan suaminya.


“ayah diam aja yah hari ini” tawa kecil bu Tati seraya ia mulai bangkit ke atas


Bu Tati bergerak ke atas selangkangan suaminya. Tangannya mengarahkan penis tersebut menggesek bibir vaginanya. Cairan kemaluan bu Tati keluar membasahi penis tersebut. Kemudian di masukkannya ke dalam vagina secara perlahan.


‘ahh …’ lenguh bu Tati ketika penisnya masuk ke dalam


Bu Tati menggerakkan pinggangnya ke atas ke bawah sambil meletakkan tangannya di atas dada suaminya. Tempat tidur bergerak naik dan turun seirama dengan gerakan bu Tati. Tono hanya bisa terdiam di bawah tempat tidur mendengar desahan bu Tati. Penisnya mengeras sambil membayangkan tubuh bu Tati bergerak di atas tubuh suaminya.


“enak sayang ?” tanya suami bu Tati


enak banget sayang . . . keras . . . ah . . .” jawab bu Tati sambil menggerakkan panggulnya.


“enak mana, sama kontolnya si Tono ?” tanya suaminya kembali


ah .. ah … .. ah..” bu Tati terdiam sejenak sambil bergerak naik dan turun
enak .. punya …. Ayah …” jawab bu Tati


“jawab yang betul, ayah gak marah kok” suami bu Tati kembali bertanya sambil membuka handuk di wajahnya


“ah ..”



“burung Tono besar yah …”


“panjang juga … enak yah …” jawab bu Tati sambil mendesah sambil terjatuh ke dada suaminya


“enak yah besar ?” suami bu Tati bertanya sambil menggerakkan panggulnya dengan cepat menyetubuhi bu Tati


“iyaa yahh.. besarr banget” teriak bu Tati mendapatkan kenikmatan ketika penis suaminya masuk dengan cepat


Mereka pun saling memeluk dan mencium dengan bernafsu. Tangan bu Tati di letakkan di belakang suaminya, mencengkram keras, sambil menikmati cumbuan kasar suaminya.

Tono sangat terkejut mendengar hal tersebut. Selama ini suami bu Tati mengetahui hal hal yang mereka perbuat. Takut, terkejut, ia ingin segera keluar dari kamar itu. Berlari, ia ingin segera berlari, namun tubuhnya kaku, tak bergerak.

Keringat mengucur di tubuh bu Tati. Hujan turun di Malang malam itu. Jam terus bedetak. Gerakan tubuh bu Tati seirama dengan waktu. Desahan demi desahan mengiringi suara hujan. Tono semakin gelisah. Mencoba tenang menarik nafas dan mencari kesempatan untuk keluar dari kamar itu.

“ahh .. aku mau keluar maa” teriak suami bu Tati

“sama yah, ibu juga mau keluar”

Carian kenikmatan membasahi vagina bu Tati, keluar menetes ke kain tempat tidur. Ia terjatuh, lemah, ke atas tubuh suaminya. Mencium suaminya dengan lembut, kemudian memejamkan matanya. Mereka pun mengakhiri malam itu.

Tono berdiam. Menunggu mereka terlelap dalam. Tiga puluh menit sungguh terasa lama malam itu. Tangannya keluar perlahan mencoba menarik seluruh tubuh. Tono bergerak perlahan keluar dari bawah mencoba tidak bersuara. Hujan turun semakin deras pertanda baik Tono untuk berdiri. Bu Tati dan suaminya tertidur dalam di atas tempat tidur.

Tono berjalan perlahan keluar, tidak membuat suara. Jantungnya berdegup kencang ketika membuka gagang pintu kamar tersebut



“DARR”



Suara petir menyambar kencang



“ahh !!” teriak bu Tati terkejut

“kenapa sayang ?” tanya suaminya membuka mata perlahan

“petir sayang, kaget ibu, yuk tidur lagi” bu Tati pun kembali memeluk suaminya



..



..



“hah.. hah .. hah..”



Tono terengah engah di balik pintu kamarnya


Rasa penasaran, bingung, dan takut menyatu. Selama ini ternyata suami bu Tati mengetahui hubungan mereka.


Tono pun mengunci pintu kamar tersebut, berbaring di tempat tidur, di balik selimut, mencoba untuk memejamkan matanya malam ini
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd