Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

kampung di tepi hutan jati

Sebenernya klu takut gak sanggup buat cerita dgn seri terlalu panjang enak d endingin aja...

jd gak kasian sm penulisnya hrs puter otak utk buat alur ceritanya
 
Sebenernya klu takut gak sanggup buat cerita dgn seri terlalu panjang enak d endingin aja...

jd gak kasian sm penulisnya hrs puter otak utk buat alur ceritanya

ya bener bgt sbenernya cerita ini da bgus tp karena belum ada endingnya jadi terasa kurang pas di hati :fiuh:
 
"Go..Bangun he..sudah sore.."suara itu cukup keras hingga membuat Dirgo membuka matanya yang masih terasa berat.
"Ayo bangun sudah jam 4,ayam ayam kamu bri makan dulu sekalian masukan kandang." lanjut bapak Dirgo yang masih berdiri di ambang pintu kamar,ia berlalu dari situ ketika melihat Dirgo sudah bangun dan dengan malas keluar kamarnya.Di dapur ia melihat ibunya yang sedang merebus air.Atikah tersenyum melihat anaknya yang masih terlihat ngantuk berat.
"Ayo jangan mals gitu,nanti ibuk buatin kopi."ucap Atikah sambil mengelus rambut anaknya yang terlihat acak acakan.Dirgo tersenyum kecil, melihat ibunya ngantuknya langsung sirna,teringat dengan kejadian tadi yang begitu nikmat.
"Iyah..Kopinya agak pait ya buk" ucap Dirgo sambil melangkah keluar dapur melewati ibunya,dengan pura pura tak sengaja tanganya merabai bokong ibunya yang terlihat bulat dalam balutan daster lusuhnya.Atikah geleng geleng kepala dengan keisengan anaknya tapi rasa bangga itu selalu ada setiap Dirgo berulah dengan kejahilanya."Aku masih menarik.."desis Atikah smbil tersenyum.
***********


Malam yang dingin Dirgo membungkus tubuhnya dengan sarung,ia baru saja menyelesaikan tugas sekolahnya,ketika akan keluar kamar dilihatnya hape diatas kasur nampak bergetar lembut.Ia meraihnya dan membuka beberapa sms masuk sambil keluar kamar.
"Sudah belajarnya Go?" tanya Atikah yang melihat anaknya muncul,ia sedang duduk di ruang tengah nonton tv dengan suaminya.
"Sudah buk" jawab Dirgo singkat ia ikutan duduk di samping ibunya,kursi itu sedikit berderit ketika Dirgo menghempaskan pantatnya.
"Eh pelan pelan Go.."ucap bapak Dirgo yang sedikit terganggu dengan ulah anaknya.Dirgo hanya terkekeh pelan menanggapi dan masih asyik dengan hape di tanganya.
Tv sedang menayangkan sinetron kesukaan Atikah,Dirgo sendiri kurang suka sinetron,ia ikut nimbrung karena pengen dekat dengan ibunya.Sesekali kakinya menggesek gesek kaki ibunya yang yang kuning mulus. Atikah jadi sering melirik suaminya yang duduk disebelahnya karena kuatir suaminya melihat perbuatan iseng anaknya.
"Kamu mainan apa sih?Dari tadi hape mullu.." tanya ibunya pelan.Atikah melihat suaminya terkantuk kantuk jadi dibiarkan saja ketika tangan Dirgo anaknya mengusap usap pahanya.Atikah baru menepis tangan anaknya ketika mulai menggerayangi kemaluanya.
"Ambilkan selimut di kamar ibuk nak,banyak nyamuk nih.."ucap atikah sambil menggaruk paha dan menarik ujung dasternya memamerkan putih mulus kulitnya..Dirgo segera tanggap dengan cepat ia bergerak ke kamar ibunya,mengambil selimut lalu ke kamarnya dan mengganti celana kolornya dengan sarung.
"Ini buk"ucap Dirgo pelan,ia mengangsurkan selimut itu pada Atikah ibunya.Tanpa banyak cakap Atikah memakai selimut itu untuk menutupi bagian depan tubuhnya dari pundak hingga ujung jari kakinya.Ujung atas selimut itu disampirkan di kedua pundak Atikah dan ditindih punggungnya sementara ujung bawah diinjak kedua kakinya sehingga menciptakan ruang kosong antara pundak dan lutut Atikah.Dirgo tersenyum kecil nan mesum,sejenak melirik bapaknya yang ngorok dan lelap, kemudian perlahan tanganya mulai menjalari paha ibunya.Atikah meremang bulu kuduknya,terasa sekali jemari anaknya disisi dalam pahanya,terasa begitu geli nikmat,Atikah terlena dalam balutan selimut birahi semakin membuka pahanya lebar ketika Dirgo anaknya sedikit mendorong paha mulus itu.
"Pahamu alus buk.." bisik Dirgo di telinga ibunya,Atikah hanya diam dengan pandangan masih tertuju di layar tv,sebisa mungkin ia bertahan untuk tidak merintih ketika jemari anaknya mulai menjamah kemaluanya yang masih terbungkus celana dalam.Atikah menggigit bibirnya ketika jari jari itu mulai mengusapi sepanjang tepian vaginanya dan tanpa melihat atau meraba Atikah tahu kalau celana dalamnya telah basah oleh cairan birahinya.
"Buk jembutmu dicukur ya?" tanya Dirgo pelan,sambil menyibak celana dalam ibunya dan menyusuri celah basah nan hangat milik ibunya.Atikah mengangguk kecil sekilas ia melirik suaminya memastikan bahwa dengkur yang didengarnya memang dari mulut suaminya.
"Ssstt..Ehhh.." Atikah merintih lirih tak kuasa menahan nikmat ketika itilnya diusap pelan oleh jari2 anaknya.Apalagi kini tangan kanan Dirgo mulai merayapi dadanya dan meremas remas lembut payudara besarnya yang masih terbungkus beha.
"Buk...Emmmh..Behanya dilepas donk.."pinta Dirgo lembut dan manja.Atikah sejenak menghela nafas mendengar permintaan anaknya.Ia sekilas melirik suaminya yang tertidur di sebelahnya,Atikah melengkungkan punggungnya ke depan dan sedikit mengangkat pinggulnya.Pundaknya tetap menahan ujung selimut di sandaran kursi agar tetap menutupi bagian depan tubuhnya dan dengan lincah tanganya bergerak di bawah selimut.Sekejap tanganya sudah kluar dengan beha warna putih yang segera Atikah lempar ke bawah kursi yang diduduki mereka bertiga.Dirgo tersenyum senang dan tanpa tunggu lama tanganya mulai bergerilya di bawah selimut.Atikah melenguh menahan rintihan merasakan nikmat usapan lembut di dada dan vaginanya.
"Tempekmu basah kuyup buk" bisik Dirgo di telinga ibunya.Atikah tersipu wajahnya merah,ia tak menjawab hanya tersenyum malu malu sambil melirik kecil ke anaknya.Dirgo sudah gemes banget dengan ekspresi ibunya,nafsunya sudah di ubun ubun.
"Buk pindah ke kamarku yuk.." ucap Dirgo sambil menggelitik puting susu ibunya.Atikah menggelinjang lembut,kembali melirik suaminya sambil erat erat memegang tepi selimut.
"Malam ini bapakmu dapat giliran jaga di Poskamling..sabar nanti aja," bisik Atikah pelan dan sedikit terengah engah karena Dirgo memasukkan 2jarinya di vagina miliknya dan mengocoknya pelan.Atikah melenguh lirih dan reflek membuka lebih lebar pahanya,tanganya bergerak mencari kontol anaknya dan meremas remas benda lunak yang terasa panas di genggamanya.
"Kulonuwun..!" suara salam dalam bahasa jawa terdengar keras dari arah depan rumah,dan reflek Atikah dan Dirgo menjawab bersamaan.
"Monggo.."
Atikah serentak bangkit menuju ruang depan dan mendapati Wiryo adik dari ibunya berdiri di teras rumah.
"Ohh..lek Wiryo,monggo lek silahkan masuk" sapa Atikah pada pamanya,"sebentar bapak'e Dirgo ketiduran liat tipi. " jelas Atikah,pamanya memang tetangga dan punya giliran jaga ronda kampung di malam yang sama.
"I..i..iya Tik," jawab Wiryo tergagap,usianya 45 tahun dan melihat penampilan ponakanya sungguh membuat berdebar jantungnya.Ia setiap hari melihat Atikah berkerudung dan tertutup rapat,tp malam ini rambutnya yang tebal hitam tergerai indah dan astaga...jelas sekali Atikah tak memakai beha di balik daster itu.Wiryo meneguk ludah tp pemandangan indah itu hanya sekejap Atikah telah masuk ke dalam dan Wiryo hanya bisa menikmati goyang bulat pantatnya yang mengundang birahi.
Tak lama Darsono keluar menemui tamunya,jelas sekali ia masih sangat mengantuk.
"Berangkat sekarang lek?" tanya Darsono pada tamunya..
"Ayolah.. " jawab Wiryo singkat.
"Buk..kuncinya taruh diatas angin angin ya," teriak Darsono sambil menutup pintu depan rumahnya.
"iya pak!" jawab Atikah cukup keras dari ruang tengah,ia berusaha melepaskan pelukan Dirgo yang rupanya sudah tak sabar ingin menikmati tubuh ibunya.
"Sabar nak,ibuk tak ngunci pintu dulu.."ucap Atikah sambil melepaskan dekapan Dirgo dengan jari jarinya yang kelayapan di dada Atikah.
"Jangan lama lama buk.."ucap Dirgo dengan nada tak sabar,Atikah lalu bergegas ke ruang depan,menguncinya dan menaruh kuncinya dilobang angin angin.Ia kembali ke ruang tengah dan mendapati Dirgo anaknya sudah telanjang bulat sedang duduk di kursi panjang.Atikah memerah mukanya melihat kontol anaknya yang tanpa penutup nampak tegang dan keras.
"Ayo ibuk juga harus bugil" ucap Dirgo yang melihat ibunya masih berdiri canggung.
"Begini aja Go,malu ibuk.."jawab Atikah pelan sambil tertunduk,tanganya erat memegang ujung bawah dasternya.
"Ayo ah.."Dirgo bangkit dan memeluk ibunya dari belakang,"Ayo dilepas,aku pengen liat susumu yang gueede ini loh.."
 
Atikah masih malu malu ketika Dirgo mengangkat dasternya dan meloloskanya melewati kepalanya.Selama ini hanya di kamar tidur dan kamar mandi ia telanjang, tp ini di ruang tengah ditonton oleh anak kandungnya sendiri dan itu adalah sensasi baru buat Atikah.
Dirgo duduk di kursi sementara Atikah berdiri canggung didepanya berusaha menutupi payudaranya yang menggantung telanjang.
"Jangan ditutupin donk buk.."ucap Dirgo protes sambil menyingkirkan lengan ibunya yang menutupi payudaranya.
"Malu nak.." bisik Atikah pelan,sambil menundukan wajah seperti gadis kecil yang lugu.Dirgo nanar menatap tubuh ibunya yg berdiri polos di depanya,dadanya yang bulat besar dan montok meski sedikit menggantung tapi tak mengurangi keindahanya.Turun kebawah perut Atikah terlihat rata tanpa kesan berlemak,khas wanita desa yang memang terbiasa bekerja keras,dibawah perut itu nampak gundul tanpa selembar bulu di vagina Atikah.
"Sini buk.." ajak Dirgo agar ibunya duduk di sebelahnya,Atikah menurut saja, masih terlihat canggung ketika anaknya merangkulnya dan menghujani bibirnya dengan ciuman panas dan gigitan gigitan kecil.Lidah keduanya saling membelit dan menjilat dalam sekejap Atikah telah hilang canggungnya dan melayani aksi Dirgo yang menggebu gebu.
Dirgo tiba tiba merosotkan tubuhnya duduk dilantai diantara kedua paha ibunya,dan mengarahkan kedua kaki ibunya agar naik ke kursi.Atikah merasa sangat porno,mukanya merah menahan nafsu,ia seorang ibu kini duduk di kursi telanjang bulat dengan paha terpentang lebar mengekspose dengan bebas vaginanya di depan hidung anak kandungnya.Atikah mengerang lirih ketika lidah anaknya menyapu bibir vaginanya dan eranganyapun menjadi jadi ketika Dirgo semakin buas memakan vagina ibunya.
"Ooouhh..tempekku km apakan nak..Ou8hh..uenake Go.." Atikah menceracau tak karuan,matanya membeliak, bibirnya bergetar, tanganya menggapai mencari pegangan,bulir bulir keringat nampak menitik di kening dan ujung hidungnya.Setiap sapuan lidah membawa sensasi nikmat yang Atikah jarang rasakan,anaknya begitu bernafsu menjilati setiap inchi dari vaginanya.Atikah mengerang menahan nikmat tapi semakin ditahan gelombang itu semakin besar..semakin daahsyat dan Atikah tak kuasa menahan gelomban nikmat itu
"Aaargggh...Ibuk keluar Go..Ouuh uenake temppekku.." Atikah terhentak hentak,orgasme pertama yang dahsyat meluluh lantakan tubuhnya.Dirgo memberi kesempatan ibunya untuk menikmati sisa sisa orgasmenya,setelah dirasa cukup Dirgo bangkit dan memposisikan ibunya agar berbaring.Kontolnya sudah sangat tegang,perlahan ia menindih ibunya dan mulai memasuki vagina panas ibunya yang basah.
"Pelan pelan nak masih ngilu" rengek ibunya pelan ketika Dirgo mulai mengayuh batangnya di lubang kemaluan ibunya.Mula mula pelan kemudian cepat dan mantab ia mengebor lubang nikmat itu,ruangan itu kembali dipenuhi erang nikmat Atikah dan tak lama orgasme keduanya kembali datang seperti gelombang tsunami..Kembali Atikah mengejang nikmat dan Dirgo tak memberi kesempatan ibunya untuk istirahat ia dengan mantap terus mengeluarkan batangnya di lobang yang semakin licin.Atikah hanya bisa merintih dan merintih.Orgasmenya berulang ulang meluluh lantakan sendi sendi tubuhnya,Atikah pasrah dalam nikmat gempuran kontol anaknya.Sampai di suatu titik Dirgo tak kuasa menahan nikmaat yang telah menggumpal dan menjebol benteng pertahananya.
"Aaaargghh..Aku keluar buk..Ooohh.." Dirgo mengerang panjang dan membombardir rahim ibunya dengan cairan kental panas yang membuat Atikah orgasme untuk yang kesekian kalinya..
Kedua insan itu kini diam tak bersuara,hanya aroma keringat dan nafas nafas lelah yang memenuhi ruangan itu.Mereka tak sadar sepasang mata mengikuti persanggamaan mereka dari sebuah lubang di papan dinding rumah itu.
Wiryo paman Atikah perlahan mundur menjauh dari lobang di dinding rumah ponakanya.Sebuah senyum kecil nampak tergurat di bibirnya.

*bersambung*
original by : Mekiver
 
asem ane dibilang mati :sedih: ane sibuk suhu.***tget jg bermasalah, monggo dinikmati apdetnya :tabik:
 
Terakhir diubah:
asem ane dibilang mati :sedih: ane sibuk suhu.***tget jg bermasalah, monggo dinikmati apdetnya :tabik:

itu akibat terlalu stress menunggu lanjutan cerita gan :D ente juga sih kelamaan updatenya :) btw nice story gan ditunggu lanjutannya jgn kelamaan kyk kemarin ya :beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd