Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG 'Kan Kupendam Cinta Ini

cryalone

Suka Semprot
Daftar
27 Sep 2017
Post
24
Like diterima
0
Bimabet
Halo selamat pagi/siang/sore/coli suhu penghuni forum ini perkenalkan saya selama ini silent reader yang suka membacara karya2 suhu cerbung yang luar biasa ini akhirnya terpelatuk untuk membuat cerita sendiri niatnya sih pengen nyalurin cerita2 yang sudah tersusun rapi didalam otak ane yang banyak mikirin artis JAV ini :v, sekalianlah biar trit baru yang sejenis dengan saya itu biar ada temannya :V

semoga para suhu berkenan,






Kuparkirkan sepeda motor Blade milikku begitu sesampainya diparkiran sekolah, kupandangi area parkiran yang cukup luas dan dihiasi beberapa pepohonan rimbun untuk sekedar melindungi kendaraan yang terparkir dari terjangan cuaca. Kulihat kendaraan yang terpakir sudah cukup ramai menandakan juga siswa yang datang juga sudah ramai wajar karena hari ini hari pertama acara orientasi siswa yang mengharuskan pesertanya datang lebih pagi terkhusus para panitianya demi mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan acara. Itulah sebabnya aku datang ke sekolah pagi ini karena aku juga termasuk salah satu dari panitia MOS tapi tak berinteraksi secara langsung dengan pesertanya karena tugasku berada di bagian dokumentasi.

Tugasku sebagai panitia dokumentasi ialah mengabadikan setiap momen-momen menarik selama kegiatan mos berlangsung dengan bermodal kamera dslr layaknya seorang fotografer namun kelas amatir. Aku berjalan begitu semangat terpancar dari wajahku bahkan sepertinya mengalahkan semangat adik-adik kelasku yang pertama kalinya memasuki masa sma, dalam hati aku bertekad sesekali akan menyempatkan mengambil gambar akan sosok dirinya tanpa diketahui olehnya alias candid picture. Diaalah alasan utamaku menyetujui ajakan ketua osis menjadi pantia dokumentasi seandainya aku tahu dia juga akan berada dalam susunan panitia dari awal bahkan tanpa dimintapun aku langsung menawarkan diri. Ya, dialah wanita pujaanku, penyemangatku di sekolah, penghias mimpi-mimpi indahku di kala tidur, motivasiku dalam mengayuh luasnya ilmu pengetahuan dan dialah cinta dalam diamku, cinta tak bertuan yang selalu menghantui kemanapun aku melangkah.

Love at first sight, bisa dibilang untuk menggambarkan perasaanku kepadanya. Wajahnya yang mirip Melody salah satu anggota idol yang terkenal dinegara ini namun untuk ukuran dadanya dan kemontokan bokongnya kurasa lebih menonjol pujaan hatiku ini. Namanya Renata, dia sekelas denganku dan termasuk siswi yang cukup pintar dalam pelajaran. Dialah cinta dalam diamku meskipun sekelas bisa dibilang aku jarang berinteraksi dengannya karena rasa minderku yang cukup besar bila berhadapan dengan wanita yang kusuka ditambah lagi Renata lebih sering bersama geng centilnya bisa dibilang kemana-mana selalu berkelompok membuat kesempatan itu makin kecil apalagi juga banyak cowok-cowok populer di sekolah yang rajin mendekatinya atau istilahnya pdkt.

Satu yang aku suka dan selalu kumimpikan setelahnya tiap awal pagi ketika Renata lebih dulu sampai di kelas biasanya dia hanya mengobrol berdua dengan Dina teman sebangkunya dan aku yang masuk kemudian langsung melihatnya yang juga melihatku ketika masuk dan memberinya senyuman Renata yang sepertinya mengerti kebiasaanku pun membalasnya dengan senyuman dan itulah yang takkan hilanng dari mimpiku selama berhari-hari. Tak ada interaksi lebih lanjut dari itu karena sampai disitulah batas keberanianku tak ada lagi ngobrol secara lebih intim, no, itu mustahil setidaknya bagiku akhirnya sampai naik kelas dua Renata hanya menjadi cinta yang kupupuk dalam-dalam.

"PLAAAAKKK" sebuah tangan mengeplak kepalaku mengagetkanku dari lamunan indah.

"Heh, pagi-pagi udah ngelamun, ayo ke ruangan rapat udah mau mulai, yuk Za" ucap seseorang yang sudah berada disampingku tanpa kusadari.

"Hah, ah elah ngangetin aja lo nyuk, ancur dan lamunan indah gue" ucapku ketus kepada seorang gadis tomboi disampingku.

"Gila lo, pagi-pagi ngelamun jorok, sana ih jauh-jauh, ntar jadi korban pencabulan lo ntar gue, hiih" ucapku menepis badanku agar menjauh.

"Ngimpi lo kalo mau mencabuli cewek gue juga liat-liat lagi, kalo ceweknya yang jarang mandi dan sok kelelakian kayak lo gue mah ogah mending nyewa cabean dah" ucapku langsung ngacir menuju ruangan rapat panitia.

"Rezaaaaaaa, sini lo, ngeselin teruss sih, awas lo gue kasih ketek gue lagi lo biar kapok ihhh" gadis itu berlari menyusulku yang sudah berjarak agak jauh darinya.

Nama gadis itu Reza, bingung kan? Asal tahu saja banyak kok nama cowok yang juga cocok buat dijadikan nama cowok contohnya ya ini, namaku dan namanya sama, Reza. Awalnya juga aku kaget tahu namanya juga reza sama seperti namaku namun lama-kelamaan bila melihat sifatnya aku tahu kenapa orang tuanya menamainya reza. Karena sifat tomboinya yang sangat mendominasi. Banyak teman dari kalangan cowok dan minim teman dari kalangan cewek, gaya berpakaiannya pun dibuat-buat seperti preman pasar dengan suara dicempreng-cemprengin, namun satu yang tak akan hilang dari seorang reza cewek, wajahnya tetap terlihat cantik dan mempesona tiap lawan jenisnya. Bahkan aku curiga rata-rata lelaki yang jadi temannya bukan benar-benar ingin jadi temannya namun modus untuk mendekatinya.

Namun beda denganku, aku hanya melihatnya sebatas cewek tomboi, ngeselin, norak, jarang mandi, bau ketek, ringan tangan, toket ke-Pletaaakkk(dijitak reza). Walaupun begitu aku juga mengakui Reza sahabat perempuanku ini tetap cantik dibalik sifat tomboinya.

Aku kini sudah sampai di ruangan rapat panitia sambil menenteng kamera, mataku langsung mencari gadis pujaanku dan aku melihatnya duduk di sudut meja rapat sedang mengobrol dengan Kak Vita ketua osis, aku melihat disebelahnya masih kosong belum diduduki orang. Hatiku dilema antara perasaan ingin duduk disitu dan duduk di tempat lain. Jika aku duduk disampingnya maka ini akan menjadi momen pertama kali aku berdekatan dengannya namun rasa minder dan grogi kembali meliputi diriku, aku takut kegugupan yang begitu kentara akan terbaca oleh renata, malu sekali aku jika dia tahu. Namun setelah berpikir selama sepuluh menit akhirnya aku mantap untuk duduk disamping renata namun baru satu langkah aku maju seorang lelaki berwajah tampan sudah memotongku dari belakang dan langsung duduk di samping renata berusaha akrab dengan mengajaknya ngobrol berbasa-basi.

Semangatku yang begitu cerita tiba-tiba saja hilang entah kemana berganti dengan rasa lesu dan sedikit sakit bila melihat renata akbra dengan lelaki lain. Aku hanya bisa menunduk memegang kameraku berjalan ke kursi lain. Tiba-tiba sebuah tangan menggenggam lenganku lembut,

"Eh ..." karena kaget tak sengaja sikutku menyenggol payudara cewek yang berada disampingku,

"



"Mau ke mana za, duduk disini aja yuk ..." ucapnya tanpa menatap wajahku mungkin karena malu begitu pula denganku.

Rasanya canggung sekali setelah kejadian memalukan tak sengaja itu, baru kali ini aku menyentuh bagian sensitif tubuh perempuan walaupun tak sengaja rasanya masih membekas erat di lenganku yang menyentuh payudara Reza. Selama rapat aku samasekali tak berani menoleh kesamping dimana reza duduk. Reza yang biasanya slengean dan ceplas-ceplos sekarang diam seribu bahasa, aku takut sekali dia marah atas kejadian itu aku takut dia menjauh setelah ini sehingga terbayang bagiku hari-hari yang kujalani tanpa sifat nakal dan hipernya hanya dia yang bisa mengalihkan sedikit pikiranku dari Renata mengalihkan rasa sakit dan cemburu bila melihat Renata dekat dengan pria lain. Selama rapat akhirnya kuhabiskan dalam lamunan kekhawatiran hingga tak mengikuti arahan kak vita, tiba-tiba kak vita memanggil namaku dari depan,

"Reza, kamu sudah paham? Sepertinya ada yang kamu pikirkan?" Ucap Kak Vita dengan suara keras hingga semua mata memandangku termasuk renata.

"Enggak ada Kak" tanpa kusadari sebuah suara juga mengikuti perkataanku.

"Eh ..." lagi-lagi kami sama-sama terkejut dan saling pandang.

"Lho, oh iya lupa nama kalian sama ya, haha, pantas barengan nyahutnya, udah jodoh kayaknya nih" ucap kak vita dibarengi suara sorakan dari teman panitia lain otomatis mukaku memerah malu bukan karena senang digoda pasangan reza tapi malu renata juga ikut menyorakiku dengan senyuman manisnya.

"Ihhhh Kakak apaan sih, mana mau saya sama cowok pecicilan kayak dia" Reza tomboi enoyor kepalaku sepertinya dia sudah kembali biasa, aku merasa lega.

"Weeek, siapa juga yang mau sama cewek kasar kayak lo" balasku memeletkan lidah ikut menoyorikatan cepol rambutnya< oh iya reza suka dengan gaya rambut cepol karena memang sesuai dengan gaya tomboinya.

"Sudah, sudah, yang saya tanya tadi reza yang cowok, kamu sudah ngerti kan apa yang saya jelaskan" tanya kak vita kembali.

"Iya kak, mengerti" ucapku berbohong padahal satu patah katapun ucapan kak vita tak ada yag masuk ke dalam otakku.'

"Ya sudah, kalau begitu saya akhiri rapat pembukaan ini, tiap panitia langsung bergerak mengerjakan tugasnya masing-masing" ucap kak vita membubarkan rapat pagi ini dan segera mengurus siswa MOS yang sudah ramai.

Aku masih duduk menunggu panitia satu persatu keluar ruangan sambil memerhatikan Renata yang juga ikut keluar sekilas dia juga menatapku dan memberi senyuman manisnya membuatku salah tingkah dan berpura-pura mengecek kameraku. Sampai semuanya sudah keluar Reza si cewek tomboi juga masih duduk disampingku memainkan HPnya namun tetap cueki saja karena sudah biasa melihat cewek aneh nan cantik ini. Setelah kurasa sepi aku pun mulai beranjak bersiap-siap mencari momen-momen menarik untuk kuabadikan dengan kameraku.

"Woy za lo ngapain lagi bukannya lo komdis ya kenapa masih nyante aja sono tuh jagain gerbang awasin peserta yang telat" ucapku yang sudah berdiri hendak melewatinya.

"Ya gue nungguin lo tauk, pokoknya pertama kali lo harus motret gue pas lagi bentak-bentakin siswa telat di gerbang, harus mau titik" ucap reza menahan tanganku.

"Yaelah , burem yang ada kamera gue motret lo ntar" ucapku pelan

"APAAA LO BILANG?" bentak reza menatap mataku tajam mencengkeram erat tanganku seketika nyaliku ciut.

"Aduh duh sakit, peace za, iya iya gue fotoin lo dulu , pasrah deh gue ancur nih kamera" ucapku meringis.

PLETAKKKK .... reza menjitak kepalaku.

"Banyak alesan, udah ayo ntar lo minggat lagi" Reza menarik tanganku keluar mengikutinya ke gerbang

"Kuatkanlah hambamu Tuhan" ucapku mengelus dada melihat kelakukan cewek zaman now.

Selama perjalanan banyak mata yang memandangi kami dan aku baru tersadar daritadi reza masih menggenggam tanganku dan sepertinya reza tidak peduli akan hal itu atau tidak tahu dan terus saja memegang tanganku mengikuti jalannya, karena risih akan pandangan-pandangan orang aku berusaha menegur reza,

"Za, tangan lo lepas woi, diliatin orang, gak enak nih gue" ucapku

"Gak, ntar lo kabur lagi, biarin aja napa sih bukan urusan mereka juga, lagian gue fine2 aja kok" ucapnya sambil melihatku tersenyum.

Entah kenapa, kulihat senyum reza si cewek tomboi berbeda dari yang biasanya, senyum yang menyiratkan sesuatu, senyum yang begitu tulus,


Senyum seorang bidadari ....
 
Ijin bangun rumah dulu di mari suhu....
Menarik cerita nya... semoga saja nggak macet dan tamat cerita nya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd