Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Keberuntungan itu Ada (Closed)

Status
Please reply by conversation.
Post 13

ā€œIbu Nastika..ā€

ā€œIya mbak.. sayaā€

ā€œSilahkan masuk..ā€

Malam itu aku dan istriku mengunjungi dokter kandungan untuk memeriksakan kesehatan calon anak pertama kami. Sehabis maghrib tadi kami sudah datang dan mengantri untuk periksa rutin setiap bulan. Aku dan istriku memang sudah sepakat untuk tetap konsultasi dengan satu dokter saja. Karena istriku sudah dipanggil masuk, akhirnya kami berdua pun datang menemui dokter yang akan memeriksa kandungan istriku.

ā€œSilahkan Bu.. kenalkan saya dokter Boby yang menggantikan Dokter Yuni untuk sementara waktuā€

ā€œMaaf, dokter Yuni kemana ya dok?ā€ tanya istriku penasaran.

ā€œKebetulan beliau sedang ada pelatihan selama seminggu di luar negeri, mungkin minggu depan baru datangā€

Kuperhatikan dokter pengganti yang akan memeriksa istriku. Nampak umurnya masih muda, paling belum ada 30 tahun, tak beda jauh dari umurku. Wajahnya tampan dengan cambang halus yang menghiasi dagunya. Dari segi penampilan memang dokter Boby itu khas banget. Pantas kalau dia sudah jadi dokter di usia muda karena memang kelihatannya dia itu orang yang cerdas.

ā€œOhh. Begitu.. ya gapapa sih dok..ā€

ā€œBaik, emmm.. karena ini pertama kali saya ketemu dengan bu Nastika, boleh saya periksa secara keseluruhan keadaaan ibu?ā€

ā€œIya silahkan dok.. saya siap kokā€ balas istriku mantab.

ā€œBapak suaminya yah? boleh saya ijin memeriksa istrinya ya pak?ā€

ā€œEh iya, silahkan dok...ā€

Sejenak kulihat dokter Boby menyiapkan beberapa lembar kertas yang bertuliskan tentang data pasien dan perkembangan kandungannya. Sepertinya dokumen itu akan dia pergunakan sendiri karena aku lihat kop formulilr itu bertuliskan namanya dan juga klinik tempat prakteknya.

ā€œBaik.. kalau begitu silahkan bu Nastika melepas semua pakaiannyaā€

ā€œHah? Semuanya dok? Emang perlu yah?ā€ istriku tampak kaget dengan permintaan dokter Boby.

ā€œIya bu.. supaya saya bisa dengan jelas memeriksa semua organ pendukung masa kehamilan dan juga pada waktu melahirkanā€

ā€œOhh.. iya.. iya.. gimana mas?ā€

ā€œya gapapa, kan emang mau diperiksa dekā€ setujuku.

Aku memang merasa agak janggal dengan permintaan dokter itu. Baru kali ini aku menemui dokter yang akan memeriksa pasiennya tapi disuruh membuka semua bajunya. Bukannya biasa kalau diperiksa itu cuma mengangkat baju bagian tengah supaya perutnya bisa di periksa. Tapi aku kembali tak menaruh curiga, aku iyakan saja permintaan dokter Boby pada istriku.

ā€œEmm.. iya deh mas.. gapapa kan yahā€

Dengan santainya istriku mulai membuka bajunya berikut celana bahan yang dipakainya. Menit berikutnya istriku tinggal memakai dalaman dan juga jilbab yang menutupi bagian kepala sekaligus lehernya.

ā€œmaaf bu.. biasa sekalian Bh sama celana dalamnya dilepas sekalian? Ibu tenang saja, kan ada suaminya disiniā€ ujar dokter Boby kemudian.

ā€œEh, iya dok.. gapapa kok.. saya lepas duluā€

Istriku yang memang terbiasa telanjang di hadapan orang lain kemudian dengan santainya melepas semua dalaman yang dipakainya. Otomatis sekarang ini istriku telanjang total dan hanya menyisakan jilbab krem yang masih belum dilepasnya.

ā€œBaik... coba saya periksa duluā€

Dokter muda itu kemudian melihat semua bagian tubuh istriku dengan seksama. Entah apa yang diperiksanya aku belum tahu sampai sekarang. Dia nampak berputar mengamati seluruh lekuk tubuh istriku. Baru setelah dia puas kemudian dia duduk kembali di depanku.

ā€œBagus ini pak.. tubuh istrinya bapak bagus banget, proporsionalā€ ucapnya.

ā€œIya dok, syukurlah..ā€

ā€œSekarang silahkan ibu menuju ke sebelah, tiduran aja bu.. santai ajaā€

Istriku kemudian di persilahkan menuju ke bagian samping. Di situ kulihat ada sebuah ranjang kecil tempat memeriksa pasien. Setelah istriku tiduran di atas tempat periksa, dokter Boby kemudian menutup horden yang digunakan sebagai penyekat supaya pasien tidak terlihat. Meski begitu suara mereka masih aku bisa dengar dengan jelas.

ā€œDibuka ya bu pahanya... iya begitu.. bagusā€ ucap dokter Boby kemudian.

ā€œAahhh...ā€ suara desahan istriku mulai terdengar, entah apa yang terjadi padanya.

Mataku memang tak bisa melihat apa yang terjadi di balik horden yang tertutup itu. Aku kemudian membuka layar Hpku untuk membalas pesan yang masuk. Saat aku membuka layar Hp, tiba-tiba kutemui sesuatu yang menarik bagiku di tembok belakangku. Rupanya ada cermin yang lumayang besar, dari situ aku bisa melihat istriku dan dokter Boby di balik horden yang tertutup. Kini aku bisa mengamati apa yang dokter itu lakukan pada istriku.

ā€œDitahan ya bu.. cuma sebentar kokā€

ā€œIi..iya dok.. gapapaā€

Kuperhatikan dari bayangan mereka di cermin, nampak dokter Boby mulai memasukkan jarinya ke dalam liang vagina istriku. Lagi-lagi aku menemukan sesuatu yang janggal sedang terjadi di sini.

ā€œUuhhhh.. ahhh... iya dok.. ahhā€

ā€œEnak kan bu? Gak sakit kokā€

ā€œIyaaaa.. ahh..ā€

Jari yang masuk kedalam liang senggama istriku itu bukan untuk melihat apa yang ada dalam organ intim istriku, tapi malah keluar masuk dengan tempo cepat. Tentu saja istriku semakin mendesah dibuatnya. Kembali aku hanya diam saja melihatnya. Selama istriku tak protes dan melarang perlakuan dokter itu, aku masih bisa menerima apa yang terjadi.

ā€œNahh.. begitu aja bu, biar lebih santai...ā€

ā€œUhhh.. iya dok... emmhhh..ā€

Karena merasa aman, dokter muda itu mulai bertindak lebih jauh. Bukannya menggunakan alat kedokteran pada umumnya tapi dia malah menggunakan alat kelaminnya untuk disodorkan pada istriku. Gilanya juga istriku seperti menyambut perlakuan mesum yang dilakukan oleh dokter itu. Bisa dengan jelas kulihat lewat pantulan di cermin kalau dokter Boby sudah mengeluarkan penisnya dari dalam celananya. Melihat itu istriku malah memegang dan mengocok penis dokter Boby dengan gerakan pelan.

ā€œHehehe.. bagus kan bu? Nahh.. pelan saja..ā€

ā€œHihi.. iya dok.. pelan kokā€ sambut istriku.

Aku hanya diam sambil mulutku mulai tersenyum melihat kelakuan mereka berdua. Dokter mesum dapat pasien perempuan binal, ya cocok lah. Apalagi istriku tahu kalau aku tak akan marah pada kelakuannya, dia tahu betul siapa aku dan juga perjanjian kami dalam mengarungi rumah tangga. Itulah sebabnya aku pilih untuk diam saja sambil mengamati bagaimana cara mereka bermain di situasi seperti ini.

ā€œBaik... sekarang ditahan lagi ya bu.. gak sakit kokā€

ā€œOohhh.. iya ... aahh.. dokter...ā€

Meski remang-remang tapi mataku bisa melihat bayangan mereka di cermin. Kini dokter Boby sudah berada di depan selangkangan istriku. Pasti bisa dibayangkan kalau sekarang dia tengah berusaha memposisikan penisnya pada liang senggama istriku. Benar saja, beberapa saat kemudian kulihat pinggul dokter Boby sudah mengayun ke depan dan ke belakang dengan cepat.

ā€œAahh.. ini sih sering dipake ya bu? Rajin yah suaminya?ā€

ā€œHihihi.. aahhh... iya dok... rajin kokā€

Kembali aku tersenyum mendengar komentar dokter Boby dan balasan dari istriku. Sebenarnya yang rajin ngentot itu istriku, malah kurasakan semakin hari semakin liar saja dia itu. Untungnya ada Angga yang bisa mengimbangi birahinya. Jadinya aku bisa leluasa bekerja tanpa harus capek memuasi kebutuhan seks istriku. Eh, ada Angga kenapa untung yah? ah, masa bodo.

Kriett.. kriettt.. tek..tek.. krieett..

Mulai tedengar suara derit kaki tempat periksa yang terdorong oleh gerakan manusia di atasnya. Aku yakin sekarang ini dokter Boby mati-matian mengocokkan penisnya dalam liang senggama istriku.

ā€œOhhhh.. ini sih masih.. ahh... jepitannya... baguss.. ā€œ

ā€œEmmhh... iya dok, aahh.. itu.. bener... ahh...ā€

Desahan mereka saling bersahutan. Ingin rasanya aku ikut masuk ke balik horden yang tertutup itu lalu pura-pura marah kerena memergoki mereka telah berbuat bejat. Aku memilih untuk diam, toh aku gak rugi juga. Istriku bukannya protes atau menolak, dia malah menikmati perbuatan mesum dokter Boby.

ā€œIni.. ini.. keluarin ya bu? Aahh....ā€

ā€œIya dok.. keluarin aja.. ahh.. enak ituā€

Sesaat kemudian mereka terdiam. Aku tak bisa melihat apa yang dilakukan oleh istriku saat itu karena pantulan tubuhnya di cermin terhalang tubuh dokter Boby. Mungkin sekarang ini istriku itu sedang menikmati semburan mani dokter muda itu di dada atau perutnya.

Berikutnya aku tak lagi melihat pantulan tubuh mereka di cermin. Aku sibuk membalas pesan dari Rinta yang katanya minggu depan sudah mulai tinggal di rumahnya Vina. Aku senang sekali mendengar kabar itu. Saking senangnya sampai aku tak menyadari kalau mereka berdua telah selesai pemeriksaannya.

ā€œJadi gimana dok hasilnya?ā€ tanyaku sambil tersenyum, dokter Boby malah jadi gugup melihatku.

ā€œEh, itu..emm.. bagus.. bagus kok pak.. semuanya bagusā€

ā€œOhh.. syukur kalau begitu..ā€

Istriku kembali memakai semua pakaiannya. Setelah selesai dia kemudian kembali duduk di sampingku dengan tenang. Raut mukanya nampak berseri-seri dengan kulit wajah merona merah. Aku yakin birahinya belum tuntas, kalau hanya beberapa menit saja pasti istriku tidak akan puas.

ā€œjadi biayanya berapa ya dok?ā€ tanya istriku.

ā€œOhh.. gratis kok bu.. ini karena saya sedang mengadakan penelitian dan tadi ibu Nastika bersedia jadi koresponden saya..ā€

ā€œHihihi.. makasih ya dok, tadi enak kokā€ balas istriku centil.

ā€œEh.. itu...anu.. iyaā€

ā€œMakasih lo dok.. kapan-kapan kalo mau periksa lagi biar menemui dokter Boby saja, ya gak dek?ā€ ujarku

ā€œIya mas.. lebih enak sama dokter Boby ternyataā€

ā€œWahhh.. jangan dong, minggu depan saya mau tugas ke luar pulau, ikut pengabdian dulu di daerah terpencilā€

ā€œOhh.. bagus lah dok.. bisa dapat banyak pengalaman... trus pastinya bisa ketemu berbagai macam bentuk dan warna.. hahahaa..ā€ candaku.

ā€œEh.. maksudnya pak?ā€

ā€œya maksudnya ketemu orang yang beraneka ragam, bukan cuma kayak di kota ini aja kan..ā€

ā€œHehehe.. iya bener pak..ā€

ā€œya sudah, saya makasih banget udah digratisin.. trus ga dikasih resep apa gimana gitu dok?ā€

ā€œIya ada kok, ini.. sudah saya siapin.. tebus aja di apotek sebelah.. itu cuma vitamin sama obat mual aja kok pakā€

ā€œSiap.. makasih, saya pamit duluā€

Setelah keluar dari ruang praktek dokter Boby, kami kemudian berjalan ke apotik di ruko sebelah. Kuperhatikan istriku bukannya lemes tapi malah semakin bersemangat. Aneh memang, tapi itulah kelebihan istriku. Meski baru saja ngentot tapi tenaganya seperti bertambah dan semakin bergairah. Meski kami duduk di depan ruko apotik tapi tangannya terus berusaha memegangi penisku dari luar celana. Aku hanya senyum balik padanya.

Selesai semua urusannya, aku dan istriku lalu pulang ke rumah. Kami sengaja tak bawa motor dan memilih naik taksi online saja. Murah dan nyaman untuk wanita hamil seperti istriku. Kasihan kalau dia harus aku bonceng naik motor dengan jarak yang lumayan jauh.

Pukul 9 malam aku dan istriku sudah kembali ke rumah. Begitu aku menutup pintu depan, istriku langsung melepaskan semua pakaian yang menempel di tubuhnya. Aku hanya tersenyum melihat kelakuannya, sudah semakin binal rupanya istriku itu. Tapi aku suka kelakuannya, suka banget malah.

ā€œMas... ayo dong mas.. memekku masih nyut-nyutan ini mas.. sodok dong masā€ rengeknya. Padahal aku belum mengganti pakaianku dan masih duduk di kursi ruang tamu.

ā€œHehehe.. iya-iya... bentar dekā€

ā€œAyo dong mas.. ahh.. udah becek lagi nihā€ kini istriku sudah duduk mengangkang sambil mengocok memeknya dengan jari.

ā€œLah tadi emang kamu ga puas? Kan udah dapetin kontol dokter kamu...ā€

ā€œAhhh.. punya dokter Boby kecil mas.. lembek lagi... ga puas aku mass.. ahhh..ā€

ā€œHahahaha.. gitu ya dek? oke..oke... bentar aku ganti baju duluā€

ā€œGa usah mas.. ayo lepasin aja dulu... keburu tambah gatel nih memekkuā€

Dengan paksa istriku membuka kemeja dan celana yang aku pakai. Celana dalamku juga tak luput dari tarikan tangan istriku. Dia melakukannya dengan cepat dan cekatan. Tak pelak dalam waktu singkat kami berdua sudah sama-sama bugil di ruang tamu rumahku.

ā€œemut dong dek.. belum bangun tuhā€

ā€œAhh... sini..sini.. emmhhphhh.. ahh...emmhh..ā€

Dengan rakusnya istriku mulai mengoral penisku. Dihisap batangnya dan dijilati ujungnya. Lobang kencingku pun tak luput dari jilatan lidah istriku, rasanya semakin lama semakin enak dan nikmat.

ā€œEmmhhphhh..ahh..sluurrppphhh... ahh.. emmhhh... emmhhh..ā€

ā€œPelan dong, ntar ketelan malah repot akuā€

ā€œEmhhhh.. ppuuuaahhh.. ya ga mungkin lah mas, ngaco aja kamu iniā€

ā€œHehehe.. siapa tau bisa ketelen dekā€

ā€œUdah ahh.. sinii... masukin sekarangā€

Istriku kemudian menungging di depanku. Kudekati dia lalu kuelus-elus bongkahan pantatnya yang montok lembut itu. Bagian inilah yang sering jadi sasaranku dan Angga saat kami ngentot dengannya. Benar-benar membuatku gemas dan ingin terus menamparnya.

Plakk !!!

ā€œAaahhhhhh..ā€

ā€œDasar perempuan nakal.. ngentot sama dokter kamu yah!?ā€ ucapku sambil terus menampar pantatnya.

ā€œAuuwww.. iya mas... ahh.. aku nakal.. aku istri nakal mas.. ahh... ayo mas entot akuā€

Tanpa aba-aba aku langsung menjejalkan penisku pada liang vagina istriku. Tentu saja kelakuanku itu membuatnya menjerit menahan perih. Meski liang vaginanya sudah agak longgar tapi tetap saja harus adaptasi pada penis yang menusukknya.

ā€œAaddduuhhhh... mass..ā€

ā€œUdah diem.. tahan aja..ā€

Istriku benar-benar sudah mabuk dalam birahinya. Dia dengan liar ikut menggoyang pinggulnya supaya penisku terus bergerak di dalam rongga memeknya. Aku yang mulai terpancing juga ikut bergerak dengan penuh semangat.

ā€œHohhhh.. iya mas.. ahhh.. teruss.. teruss maasss.. aahh..ā€

Kutarik penisku sampai tinggal kepalanya lalu kuhujamkan kembali dengan tekanan kuat. Ku ulangi gerakan itu berkali-kali sampai membuat istriku kelojotan menerima getaran kejut penuh nikmat dalam persenggamaan kami. Aku tak peduli tubuhnya terpental-pental ke depan. Aku hanya terus menggenjot memeknya dengan sekuat tenaga.

ā€œAauhhh... mas.... aahh... auhhh.. mass... aaahhhh...ā€

Desahan dan lengungannya semakin terdengar. Memang seperti itu lah aku menyetubuhi istriku biasanya. Kalau tak begitu gak bakalan puas dia. Akupun suka sekali mendengarnya heboh saat aku entot, rasanya bisa semakin menggairahkan mendengar jeritan dan lenguhannya.

ā€œOohh.. becek banget memek kamu dek.. bikin tambah enak ajah.. ahh...ā€
ā€œAhh.. cepetin mas.. ahh.. ayo... cepetiiinnn....ā€ pinta istriku sambil menjerit-jerit.

Aku tahu kalau sudah begitu pasti sebentar lagi dia ingin orgasme. Kurubah tusukanku menjadi pelan tapi dalam. Kumentokkan penisku terbenam di dalam kemaluan istriku sampai berkali-kali menyentuh mulut rahimnya. Disitulah kelemahan istriku, kalau ada yang menyudul rahimnya pasti akan membuatnya gampang orgasme.

ā€œAaaaahh... nyampeee.. !!!ā€ jerit istriku mengiringi datangnya gelombang orgasme di tubuhnya.

ā€œUhhh.. memek kamu mijit-mijit nih dek.. hooohhhh....ā€

ā€œHohhhh... terus mas.. aahhhh.. terusss.. aahhhhh.. enaaakkkkkk!!!ā€

Saat aku masih terus menggenjot liang senggama istriku, mataku menangkap sesosok laki-laki tengah mengamati apa yang kami lakukan dari balik pintu kamarnya. Siapa lagi kalau bukan Angga. Dia nampak menonton perbuatan kami dengan mengeluarkan separuh badannya dari balik pintu. Aku yakin dia tengah mengocok penisnya sendiri karena kulihat tangannya bergerak-gerak di tubuh bagian depannya.

ā€œDaripada kamu cuma bisa ngocok mendingan sini.. gantian Nggaā€ ucapku sambil melihat ke arahnya.

ā€œEh, iya mas.. heboh banget kalianā€

Angga pun segera keluar dari dalam kamarnya. Tebakanku benar, penisnya sudah tegak mengacung saat dia berjalan mendekati kami. Memang tak ada yang bisa mengalahkan kobaran birahi pemuda baru gede seperti Angga itu. Dia masih semangat-semangatnya menjelajahi dunia perlendiran. Tentu saja selama ini paling banyak jadi korbannya adalah istriku.

ā€œSini Ngga.. gantian.. bikin kakakmu lemesā€

ā€œOke mas.. siapā€

ā€œAhhh.. masss... kok dicabut sih?ā€ protes istriku kemudian.

ā€œGantian Angga dek.. kasian dia cuma bisa liat aja, hehehe..ā€

Masih dalam posisi menungging, istriku ganti menerima tusukan dari penis Angga. Aku agak beringsut ke belakang membiarkan adik iparku itu menjalankan tugasnya. Angga langsung tancap gas. Kocokan cepat dan dalam dia pertontonkan di hadapanku. Semakin lama dia kulihat semakin lihai dalam hal menyetubuhi perempuan.

ā€œHehehe.. aku ke belakang dulu Ngga.. mau bikin kopi biar ga ngantukā€ ucapku beralasan.

ā€œAhhh.. iya mas.. ahhh.. iyaahh..ā€

Meski aku belum puas dan penisku masih tegak mengacung, tapi aku rela melepaskan memek istriku untuk dinikmati Angga. Aku kemudian berjalan menuju ke arah dapur, tapi masih beberapa langkah tiba-tiba kudengar suara dering Hpku. Akupun belok ke arah kamar karena aku menaruh Hpku di atas meja kamar.

ā€œHaloo Rinta...ā€ langsung kusebut namanya karena di kontak tertulis nama Rinta.

ā€œMas Aryo.. kangen aku mas... gimana kabarnya?ā€ ucapnya heboh di sana.

ā€œBaik.. kamu gimana? Masih suka ngocok memek gak Rin? Hehehe..ā€

ā€œMasih dong mas.. ini aja aku lagi mainin memekku lohh.. hihihi..ā€

ā€œHaduhh... kok bisa sih? emang kamu lagi dimana sekarang?ā€

ā€œDi rumah sih mas.. lagi sepi ga ada orang, jadi aku bebas ngocok di mana ajaā€

ā€œOhh.. bagus dong, tapi awas ntar lecet tuh memek..ā€

ā€œHihihihi.. gak dong, kan dari tadi udah meleleh keluar.. kek biasanya itu..ā€

ā€œHehehe.. iya bener, banyak yah Rin keluarnya?ā€

ā€œBanyak... ahhh... iya.. banyak.. uhh.. nihh.. aahhh.. banyak massā€

Rinta mulai mendesah, aku yakin dia memang sedang mengerjai memeknya sendiri sambil menelfonku. Bisa-bisanya dia melakukan itu.

ā€œAda apa nih tumben nelfon?ā€

ā€œEmhhhh.. anu mas.. itu..ahh.. jemput yah minggu depanā€

ā€œIya beres.. ntar kamu kasih tau datang jam berapa, aku jemput dehā€

ā€œUhhh... iya mas... makasih..ā€

ā€œYaudah... aku lanjut dulu yah Rin.. masih sibuk bikin enak istriku nih, hehehe...ā€

ā€œAhhhh.. mas Aryo... pengeennn...ā€

ā€œMakanya kamu cepet kesini.. biar aku bisa bikin tambah dower tuh memekā€

ā€œAahh.. siapp... awas yah kalo ga bikin aku puasā€

ā€œIya lah.. udah terbukti kan siapa yang kalah duluan?ā€

ā€œHihihi... iya mas.. yaudah ntar disambung lagi.. ini juga udah keluar yang ke tiga mas.. uhh... jadi pengen keluar lagi nihh..ā€

ā€œHehe, lanjut Rin... jangan tahanā€

Tiba-tiba sambungan telfon kami terputus. Aku letakkan lagi Hpku di atas meja kamar. Sejenak aku mengingat masa-masa indahku bersama Rinta, apakah hubungan kami akan berlanjut? Tapi aku sudah punya pikiran lain pada Rinta. Mungkin kami akan tetap bersama tapi dengan situasi yang berbeda.

Begitu aku keluar kamar, kudapati istriku tengah berbaring dengan kedua kaki mengangkang. Istriku yang sedang terbaring mengangkang hanya bisa pasrah pada genjotan penis Angga. Rasanya genjotan penis Angga bener-bener membuat istriku jadi mabuk rasa nikmat. Tangan adik iparku itu juga tak tinggal diam. Dia terus meremasi payudara istriku dan memelintir kedua putingnya bergantian. Kocokan penisnya terasa keras dan dalam, rupanya Angga tengah berusaha memperlambat puncak kenikmatannya.

ā€œAaaaaaaahhhhhhhhhh...... nyampeee !!!ā€ tubuh istriku kembali kelojotan setelahnya.
Kudapati istriku sudah dua kali mendapatkan puncak kenikmatannya. Satu dariku dan satu lagi dari Angga, adik kandungnya sendiri. Angga masih terus mengayunkan pinggulnya. Wajahnya terlihat bangga karena bisa membuat istriku orgasme duluan. Istriku yang menatapnya kembali hanya tersenyum manis dengan binar kepuasan tampak menghiasi wajahnya.

ā€œAngga.. kita maen bertiga yukkā€

ā€œOke mas... aku ngertiā€ sambut Angga.

Istriku yang belum tahu menahu kalau akan digarap oleh kami berdua hanya bisa pasrah ketika Angga mencabut penisnya. Aku kemudian mengambil inisiatif membaringkan tubuhku di depan istriku. Dia lalu menyambutnya dengan menaiki tubuhku. Tanpa basa-basi istriku langsung menancapkan penisku pada lobang memeknya.

ā€œAuhhhh... enaakkkkkā€

ā€œAyo dek goyang dongā€

Istriku meski tenaganya sudah mulai terkuras tapi tetap saja bersemangat menggoyangkan pinggulnya. Berputar, mengayun dan naik turun, semua dia lakukan untuk memberi kami rasa nikmat.

ā€œAyo Ngga.. mulai.. kamu lobang satunyaā€ ujarku melihat Angga.

ā€œWaahh.. boleh ya mas? Oke.. siap..ā€

ā€œMas.. apaan ini? jangan dong mas.. aku.. aku ga siapā€ protes istriku.

Aku tak peduli rengekan istriku. Kutarik badannya miring ke depan sampai payudaranya menindih dadaku. Kemudian bibirnya aku pagut dengan ciuman dan belitan lidah yang liar. Angga yang sudah siap di belakang istriku lalu mulai menempelkan ujung penisnya pada lobang pantat istriku. Sempat ada penolakan dari istriku tapi kutahan tubuhnya degan erat.

ā€œAaaaaarrgggghh.. aaauhhhhh... sakittt..ā€ pekik istriku kala penis Angga menerobos lobang pantatnya untuk pertama kalinya.

ā€œCuphhh.. mhhh...aahh.. emmhh..ā€

Aku langsung menghisap mulut istriku yang kelepasan berteriak tadi. Kini aku dan Angga benar-benar telah berhasil mengisi dua lobang istriku dengan sempurna. Penisku di lobang memeknya dan penis Angga bersarang di lobang pantatnya. Kali ini kami telah melakukan sandwich pada istriku. Sebuah situasi yang selama ini aku hanya bisa melihatnya di video bokep saja.

ā€œGimana dek? enak kan? Hehee..ā€

ā€œIya mas... aah.. penuh rasanya memekku mas... ahh... pelan yah... pelan dulu..ā€ pinta istriku kemduian.

Kubiarkan Angga memulai pompaan penisnya terlebih dulu dan aku memilih diam sebentar. Rasanya memang aneh untuk pertama kalinya, ada penis lain yang terasa menggelitik penisku, meski beda lobang dan dipisahkan oleh daging kemaluan istriku. Memang lama kelamaan jadi enak setelah Angga berhasil menggerakkan penisnya keluar masuk lobang pantat istriku dengan lancar.

ā€œKita mulai dek.. tahan dikit yahā€

ā€œOohhhhhh... ini... ahhh... enak banget masss... hooohhh..ā€

Setelah menunggu sebentar, aku akhirnya mulai menggerakkan juga batang penisku yang masih bersarang di liang kemaluan istriku. Pelan-pelan kuikuti irama kocokan Angga, tapi aku melakukannya berlawanan. Jadi saat penis Angga masuk aku tarik penisku ke luar. Saat penis Angga keluar aku dorong penisku masuk. Begitu seterusnya namun dalam tempo yang tak terlalu cepat.

ā€œEemmmmhh.... aahhh... aahhh... nghheeehhhh.. aahh... aah...ahhh..ā€

ā€œEnak kan dek? uhhh... enak kan..ā€

ā€œAahhhh..iya mas... ini.. lebih... ahh... Nikmattttt..ā€

Plok...plok... plokk.....plok...

Plekk... plekkk..plekkk.. plekkk...

Suara benturan batang penis kami berdua terdengar membahana. Suara itu saling bersahutan terdengar menandakan penis kami sudah lancar keluar masuk liang senggama istriku dan juga lobang pantatnya. Kupertahankan posisi ini supaya aku dan Angga lebih lama bisa menikmati lobang-lobang nikmat itu. Kali ini istriku tak lagi bisa melakukan perlawanan. Sensasi nikmat yang dirasakannya sangat berlebihan. Dia hanya bisa terpejam sambil kedua tangannya meremas lenganku dengan kuat.

ā€œNgnghhhaaaaahhhhh... nyampeeeeee!!ā€

Untuk yang ketiga kalinya istriku menjerit dalam orgasmenya. Tubuhnya yang kudekap erat hanya bisa bergetar liar merasakan gelombang orgasme yang menerpanya. Kali ini tubuh istriku bergetar lebih hebat daripada yang sudah-sudah.

ā€œAduhh.. mas.. lobangnya sempitt.. ini malah.. aahhh... kedut-kedut mas...ā€

ā€œSama Ngga.. memeknya juga ngempot.. aahssshhh... enak banget sih iniā€ balasku.

Tiba-tiba Angga mendorong pinggulnya ke depan dengan kuat. Sambil sesekali menarik penisnya keluar lalu dengan cepat dia dorong lagi menusuk lobang pantat istriku. Dia berkali-kali melakukan itu sampai akhirnya dia memekik dalam kenikmatan.

ā€œHuaaahhhhhh.... aaahhhhh... adduuhhhh... aahhhh!!ā€

Angga telah berhasil menembakkan spermanya ke dalam lobang pengeluaran istriku. Efek sembuaran sperma Angga rupanya berakibat dinding vagina istriku berkontraksi dengan kuat. Tak pelak penisku seakan di remas dan dihisap dengan sangat kuat.

ā€œAaauuhhhhh.. mantab banget memekmu dekk... aaahhhh... shit! Keluarr nihh...ā€

Tanpa kugerakkan pun rasanya penisku semakin diremas dan dihisap di dalam sana. Aku sudah tak tahan lagi dan akhirnya kutumpahkan maniku ke dalam liang vagina istriku dengan begitu nikmatnya.

Plop!! Angga mencabut penisnya dari lobang pantat istriku.

Aku masih saja memeluk istriku dengan erat. Kunikmati sisa-sisa getaran halus ejakulasiku barusan. Bibirku dan bibir istriku masih terus berpagut dengan mesra, bahkan lidah kami masih terus membelit dengan liarnya.

ā€œMakasih mas.. ahh..puas akuā€

ā€œIya dek.. sama-sama, aku sayang kamu..ā€ balasku.

ā€œAku juga sayang kamu mas.. cupphhh.. mmmuuaaacchhh..ā€

Kami segera bangun lalu duduk di atas lantai. Dari lobang pantat istriku dan liang vaginanya langsung keluar cairan putih kental banyak sekali. Kini spermaku dan sperma Angga telah bercampur jadi satu meleleh membasai paha istriku dan lantai di bawahnya.

ā€œAku suka banget ngeliatnya dek.. jangan dibersihin, biarin ajaā€ ucapku tersenyum menatapnya.

ā€œHihi.. dari dulu kan ga pernah aku bersihin mas, aku tau kalo kamu suku ngeliatnyaā€

ā€œIya bener mas.. jadi keliatan makin seksi mbak Tika.. heheā€ timpal Angga yang sudah duluan duduk di kursi sofa.

ā€œUdah ahh.. bobo yuk mas.. ngantuk nih jadinyaā€ pinta istriku kemudian.

ā€œMau tidur sama aku apa sama Angga?ā€ tawarku sambil tersenyum padanya.

ā€œHihi.. kalo boleh sih sama kalian berdua aja.. tapi kan tempatnya ga cukupā€

ā€œyaudah gini aja.. kita tidur di kamar kita aja dek, kan tempat tidurnya lebih lebar dari punya Angga.. gimana?ā€

ā€œEmmm.. oke mas.. kan lumayan bisa saling pelukan ntar, hihihi...ā€

ā€œhehe.. ayok lah kalo gitu..ā€

Aku, istriku dan Angga kemudian masuk ke dalam kamarku. Memang tempat tidurku lebih lebar dari yang ada di kamar Angga, tapi tetap saja terasa sempit untuk dipakai oleh tiga orang dewasa. Dengan kondisi masih telanjang bulat kamipun mulai membaringkan diri di atas tempat tidur. Sudah bisa dibayangkan lanjutannya, kami bukannya tidur tapi malah melanjutkan satu ronde lagi ngentot bersama. Ahh...betapa beruntungnya aku ini, punya istri binal dan bisa memuaskan keinginanku.

***

Bersambung lagi ya Gaes ^_^
Tinggal 2 post lagi. Tahan ya..
Busenggg...
3S & C14H C14H :tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan:

Suwun apdet e suhu @Deriko
 
Post 13

ā€œIbu Nastika..ā€

ā€œIya mbak.. sayaā€

ā€œSilahkan masuk..ā€

Malam itu aku dan istriku mengunjungi dokter kandungan untuk memeriksakan kesehatan calon anak pertama kami. Sehabis maghrib tadi kami sudah datang dan mengantri untuk periksa rutin setiap bulan. Aku dan istriku memang sudah sepakat untuk tetap konsultasi dengan satu dokter saja. Karena istriku sudah dipanggil masuk, akhirnya kami berdua pun datang menemui dokter yang akan memeriksa kandungan istriku.

ā€œSilahkan Bu.. kenalkan saya dokter Boby yang menggantikan Dokter Yuni untuk sementara waktuā€

ā€œMaaf, dokter Yuni kemana ya dok?ā€ tanya istriku penasaran.

ā€œKebetulan beliau sedang ada pelatihan selama seminggu di luar negeri, mungkin minggu depan baru datangā€

Kuperhatikan dokter pengganti yang akan memeriksa istriku. Nampak umurnya masih muda, paling belum ada 30 tahun, tak beda jauh dari umurku. Wajahnya tampan dengan cambang halus yang menghiasi dagunya. Dari segi penampilan memang dokter Boby itu khas banget. Pantas kalau dia sudah jadi dokter di usia muda karena memang kelihatannya dia itu orang yang cerdas.

ā€œOhh. Begitu.. ya gapapa sih dok..ā€

ā€œBaik, emmm.. karena ini pertama kali saya ketemu dengan bu Nastika, boleh saya periksa secara keseluruhan keadaaan ibu?ā€

ā€œIya silahkan dok.. saya siap kokā€ balas istriku mantab.

ā€œBapak suaminya yah? boleh saya ijin memeriksa istrinya ya pak?ā€

ā€œEh iya, silahkan dok...ā€

Sejenak kulihat dokter Boby menyiapkan beberapa lembar kertas yang bertuliskan tentang data pasien dan perkembangan kandungannya. Sepertinya dokumen itu akan dia pergunakan sendiri karena aku lihat kop formulilr itu bertuliskan namanya dan juga klinik tempat prakteknya.

ā€œBaik.. kalau begitu silahkan bu Nastika melepas semua pakaiannyaā€

ā€œHah? Semuanya dok? Emang perlu yah?ā€ istriku tampak kaget dengan permintaan dokter Boby.

ā€œIya bu.. supaya saya bisa dengan jelas memeriksa semua organ pendukung masa kehamilan dan juga pada waktu melahirkanā€

ā€œOhh.. iya.. iya.. gimana mas?ā€

ā€œya gapapa, kan emang mau diperiksa dekā€ setujuku.

Aku memang merasa agak janggal dengan permintaan dokter itu. Baru kali ini aku menemui dokter yang akan memeriksa pasiennya tapi disuruh membuka semua bajunya. Bukannya biasa kalau diperiksa itu cuma mengangkat baju bagian tengah supaya perutnya bisa di periksa. Tapi aku kembali tak menaruh curiga, aku iyakan saja permintaan dokter Boby pada istriku.

ā€œEmm.. iya deh mas.. gapapa kan yahā€

Dengan santainya istriku mulai membuka bajunya berikut celana bahan yang dipakainya. Menit berikutnya istriku tinggal memakai dalaman dan juga jilbab yang menutupi bagian kepala sekaligus lehernya.

ā€œmaaf bu.. biasa sekalian Bh sama celana dalamnya dilepas sekalian? Ibu tenang saja, kan ada suaminya disiniā€ ujar dokter Boby kemudian.

ā€œEh, iya dok.. gapapa kok.. saya lepas duluā€

Istriku yang memang terbiasa telanjang di hadapan orang lain kemudian dengan santainya melepas semua dalaman yang dipakainya. Otomatis sekarang ini istriku telanjang total dan hanya menyisakan jilbab krem yang masih belum dilepasnya.

ā€œBaik... coba saya periksa duluā€

Dokter muda itu kemudian melihat semua bagian tubuh istriku dengan seksama. Entah apa yang diperiksanya aku belum tahu sampai sekarang. Dia nampak berputar mengamati seluruh lekuk tubuh istriku. Baru setelah dia puas kemudian dia duduk kembali di depanku.

ā€œBagus ini pak.. tubuh istrinya bapak bagus banget, proporsionalā€ ucapnya.

ā€œIya dok, syukurlah..ā€

ā€œSekarang silahkan ibu menuju ke sebelah, tiduran aja bu.. santai ajaā€

Istriku kemudian di persilahkan menuju ke bagian samping. Di situ kulihat ada sebuah ranjang kecil tempat memeriksa pasien. Setelah istriku tiduran di atas tempat periksa, dokter Boby kemudian menutup horden yang digunakan sebagai penyekat supaya pasien tidak terlihat. Meski begitu suara mereka masih aku bisa dengar dengan jelas.

ā€œDibuka ya bu pahanya... iya begitu.. bagusā€ ucap dokter Boby kemudian.

ā€œAahhh...ā€ suara desahan istriku mulai terdengar, entah apa yang terjadi padanya.

Mataku memang tak bisa melihat apa yang terjadi di balik horden yang tertutup itu. Aku kemudian membuka layar Hpku untuk membalas pesan yang masuk. Saat aku membuka layar Hp, tiba-tiba kutemui sesuatu yang menarik bagiku di tembok belakangku. Rupanya ada cermin yang lumayang besar, dari situ aku bisa melihat istriku dan dokter Boby di balik horden yang tertutup. Kini aku bisa mengamati apa yang dokter itu lakukan pada istriku.

ā€œDitahan ya bu.. cuma sebentar kokā€

ā€œIi..iya dok.. gapapaā€

Kuperhatikan dari bayangan mereka di cermin, nampak dokter Boby mulai memasukkan jarinya ke dalam liang vagina istriku. Lagi-lagi aku menemukan sesuatu yang janggal sedang terjadi di sini.

ā€œUuhhhh.. ahhh... iya dok.. ahhā€

ā€œEnak kan bu? Gak sakit kokā€

ā€œIyaaaa.. ahh..ā€

Jari yang masuk kedalam liang senggama istriku itu bukan untuk melihat apa yang ada dalam organ intim istriku, tapi malah keluar masuk dengan tempo cepat. Tentu saja istriku semakin mendesah dibuatnya. Kembali aku hanya diam saja melihatnya. Selama istriku tak protes dan melarang perlakuan dokter itu, aku masih bisa menerima apa yang terjadi.

ā€œNahh.. begitu aja bu, biar lebih santai...ā€

ā€œUhhh.. iya dok... emmhhh..ā€

Karena merasa aman, dokter muda itu mulai bertindak lebih jauh. Bukannya menggunakan alat kedokteran pada umumnya tapi dia malah menggunakan alat kelaminnya untuk disodorkan pada istriku. Gilanya juga istriku seperti menyambut perlakuan mesum yang dilakukan oleh dokter itu. Bisa dengan jelas kulihat lewat pantulan di cermin kalau dokter Boby sudah mengeluarkan penisnya dari dalam celananya. Melihat itu istriku malah memegang dan mengocok penis dokter Boby dengan gerakan pelan.

ā€œHehehe.. bagus kan bu? Nahh.. pelan saja..ā€

ā€œHihi.. iya dok.. pelan kokā€ sambut istriku.

Aku hanya diam sambil mulutku mulai tersenyum melihat kelakuan mereka berdua. Dokter mesum dapat pasien perempuan binal, ya cocok lah. Apalagi istriku tahu kalau aku tak akan marah pada kelakuannya, dia tahu betul siapa aku dan juga perjanjian kami dalam mengarungi rumah tangga. Itulah sebabnya aku pilih untuk diam saja sambil mengamati bagaimana cara mereka bermain di situasi seperti ini.

ā€œBaik... sekarang ditahan lagi ya bu.. gak sakit kokā€

ā€œOohhh.. iya ... aahh.. dokter...ā€

Meski remang-remang tapi mataku bisa melihat bayangan mereka di cermin. Kini dokter Boby sudah berada di depan selangkangan istriku. Pasti bisa dibayangkan kalau sekarang dia tengah berusaha memposisikan penisnya pada liang senggama istriku. Benar saja, beberapa saat kemudian kulihat pinggul dokter Boby sudah mengayun ke depan dan ke belakang dengan cepat.

ā€œAahh.. ini sih sering dipake ya bu? Rajin yah suaminya?ā€

ā€œHihihi.. aahhh... iya dok... rajin kokā€

Kembali aku tersenyum mendengar komentar dokter Boby dan balasan dari istriku. Sebenarnya yang rajin ngentot itu istriku, malah kurasakan semakin hari semakin liar saja dia itu. Untungnya ada Angga yang bisa mengimbangi birahinya. Jadinya aku bisa leluasa bekerja tanpa harus capek memuasi kebutuhan seks istriku. Eh, ada Angga kenapa untung yah? ah, masa bodo.

Kriett.. kriettt.. tek..tek.. krieett..

Mulai tedengar suara derit kaki tempat periksa yang terdorong oleh gerakan manusia di atasnya. Aku yakin sekarang ini dokter Boby mati-matian mengocokkan penisnya dalam liang senggama istriku.

ā€œOhhhh.. ini sih masih.. ahh... jepitannya... baguss.. ā€œ

ā€œEmmhh... iya dok, aahh.. itu.. bener... ahh...ā€

Desahan mereka saling bersahutan. Ingin rasanya aku ikut masuk ke balik horden yang tertutup itu lalu pura-pura marah kerena memergoki mereka telah berbuat bejat. Aku memilih untuk diam, toh aku gak rugi juga. Istriku bukannya protes atau menolak, dia malah menikmati perbuatan mesum dokter Boby.

ā€œIni.. ini.. keluarin ya bu? Aahh....ā€

ā€œIya dok.. keluarin aja.. ahh.. enak ituā€

Sesaat kemudian mereka terdiam. Aku tak bisa melihat apa yang dilakukan oleh istriku saat itu karena pantulan tubuhnya di cermin terhalang tubuh dokter Boby. Mungkin sekarang ini istriku itu sedang menikmati semburan mani dokter muda itu di dada atau perutnya.

Berikutnya aku tak lagi melihat pantulan tubuh mereka di cermin. Aku sibuk membalas pesan dari Rinta yang katanya minggu depan sudah mulai tinggal di rumahnya Vina. Aku senang sekali mendengar kabar itu. Saking senangnya sampai aku tak menyadari kalau mereka berdua telah selesai pemeriksaannya.

ā€œJadi gimana dok hasilnya?ā€ tanyaku sambil tersenyum, dokter Boby malah jadi gugup melihatku.

ā€œEh, itu..emm.. bagus.. bagus kok pak.. semuanya bagusā€

ā€œOhh.. syukur kalau begitu..ā€

Istriku kembali memakai semua pakaiannya. Setelah selesai dia kemudian kembali duduk di sampingku dengan tenang. Raut mukanya nampak berseri-seri dengan kulit wajah merona merah. Aku yakin birahinya belum tuntas, kalau hanya beberapa menit saja pasti istriku tidak akan puas.

ā€œjadi biayanya berapa ya dok?ā€ tanya istriku.

ā€œOhh.. gratis kok bu.. ini karena saya sedang mengadakan penelitian dan tadi ibu Nastika bersedia jadi koresponden saya..ā€

ā€œHihihi.. makasih ya dok, tadi enak kokā€ balas istriku centil.

ā€œEh.. itu...anu.. iyaā€

ā€œMakasih lo dok.. kapan-kapan kalo mau periksa lagi biar menemui dokter Boby saja, ya gak dek?ā€ ujarku

ā€œIya mas.. lebih enak sama dokter Boby ternyataā€

ā€œWahhh.. jangan dong, minggu depan saya mau tugas ke luar pulau, ikut pengabdian dulu di daerah terpencilā€

ā€œOhh.. bagus lah dok.. bisa dapat banyak pengalaman... trus pastinya bisa ketemu berbagai macam bentuk dan warna.. hahahaa..ā€ candaku.

ā€œEh.. maksudnya pak?ā€

ā€œya maksudnya ketemu orang yang beraneka ragam, bukan cuma kayak di kota ini aja kan..ā€

ā€œHehehe.. iya bener pak..ā€

ā€œya sudah, saya makasih banget udah digratisin.. trus ga dikasih resep apa gimana gitu dok?ā€

ā€œIya ada kok, ini.. sudah saya siapin.. tebus aja di apotek sebelah.. itu cuma vitamin sama obat mual aja kok pakā€

ā€œSiap.. makasih, saya pamit duluā€

Setelah keluar dari ruang praktek dokter Boby, kami kemudian berjalan ke apotik di ruko sebelah. Kuperhatikan istriku bukannya lemes tapi malah semakin bersemangat. Aneh memang, tapi itulah kelebihan istriku. Meski baru saja ngentot tapi tenaganya seperti bertambah dan semakin bergairah. Meski kami duduk di depan ruko apotik tapi tangannya terus berusaha memegangi penisku dari luar celana. Aku hanya senyum balik padanya.

Selesai semua urusannya, aku dan istriku lalu pulang ke rumah. Kami sengaja tak bawa motor dan memilih naik taksi online saja. Murah dan nyaman untuk wanita hamil seperti istriku. Kasihan kalau dia harus aku bonceng naik motor dengan jarak yang lumayan jauh.

Pukul 9 malam aku dan istriku sudah kembali ke rumah. Begitu aku menutup pintu depan, istriku langsung melepaskan semua pakaian yang menempel di tubuhnya. Aku hanya tersenyum melihat kelakuannya, sudah semakin binal rupanya istriku itu. Tapi aku suka kelakuannya, suka banget malah.

ā€œMas... ayo dong mas.. memekku masih nyut-nyutan ini mas.. sodok dong masā€ rengeknya. Padahal aku belum mengganti pakaianku dan masih duduk di kursi ruang tamu.

ā€œHehehe.. iya-iya... bentar dekā€

ā€œAyo dong mas.. ahh.. udah becek lagi nihā€ kini istriku sudah duduk mengangkang sambil mengocok memeknya dengan jari.

ā€œLah tadi emang kamu ga puas? Kan udah dapetin kontol dokter kamu...ā€

ā€œAhhh.. punya dokter Boby kecil mas.. lembek lagi... ga puas aku mass.. ahhh..ā€

ā€œHahahaha.. gitu ya dek? oke..oke... bentar aku ganti baju duluā€

ā€œGa usah mas.. ayo lepasin aja dulu... keburu tambah gatel nih memekkuā€

Dengan paksa istriku membuka kemeja dan celana yang aku pakai. Celana dalamku juga tak luput dari tarikan tangan istriku. Dia melakukannya dengan cepat dan cekatan. Tak pelak dalam waktu singkat kami berdua sudah sama-sama bugil di ruang tamu rumahku.

ā€œemut dong dek.. belum bangun tuhā€

ā€œAhh... sini..sini.. emmhhphhh.. ahh...emmhh..ā€

Dengan rakusnya istriku mulai mengoral penisku. Dihisap batangnya dan dijilati ujungnya. Lobang kencingku pun tak luput dari jilatan lidah istriku, rasanya semakin lama semakin enak dan nikmat.

ā€œEmmhhphhh..ahh..sluurrppphhh... ahh.. emmhhh... emmhhh..ā€

ā€œPelan dong, ntar ketelan malah repot akuā€

ā€œEmhhhh.. ppuuuaahhh.. ya ga mungkin lah mas, ngaco aja kamu iniā€

ā€œHehehe.. siapa tau bisa ketelen dekā€

ā€œUdah ahh.. sinii... masukin sekarangā€

Istriku kemudian menungging di depanku. Kudekati dia lalu kuelus-elus bongkahan pantatnya yang montok lembut itu. Bagian inilah yang sering jadi sasaranku dan Angga saat kami ngentot dengannya. Benar-benar membuatku gemas dan ingin terus menamparnya.

Plakk !!!

ā€œAaahhhhhh..ā€

ā€œDasar perempuan nakal.. ngentot sama dokter kamu yah!?ā€ ucapku sambil terus menampar pantatnya.

ā€œAuuwww.. iya mas... ahh.. aku nakal.. aku istri nakal mas.. ahh... ayo mas entot akuā€

Tanpa aba-aba aku langsung menjejalkan penisku pada liang vagina istriku. Tentu saja kelakuanku itu membuatnya menjerit menahan perih. Meski liang vaginanya sudah agak longgar tapi tetap saja harus adaptasi pada penis yang menusukknya.

ā€œAaddduuhhhh... mass..ā€

ā€œUdah diem.. tahan aja..ā€

Istriku benar-benar sudah mabuk dalam birahinya. Dia dengan liar ikut menggoyang pinggulnya supaya penisku terus bergerak di dalam rongga memeknya. Aku yang mulai terpancing juga ikut bergerak dengan penuh semangat.

ā€œHohhhh.. iya mas.. ahhh.. teruss.. teruss maasss.. aahh..ā€

Kutarik penisku sampai tinggal kepalanya lalu kuhujamkan kembali dengan tekanan kuat. Ku ulangi gerakan itu berkali-kali sampai membuat istriku kelojotan menerima getaran kejut penuh nikmat dalam persenggamaan kami. Aku tak peduli tubuhnya terpental-pental ke depan. Aku hanya terus menggenjot memeknya dengan sekuat tenaga.

ā€œAauhhh... mas.... aahh... auhhh.. mass... aaahhhh...ā€

Desahan dan lengungannya semakin terdengar. Memang seperti itu lah aku menyetubuhi istriku biasanya. Kalau tak begitu gak bakalan puas dia. Akupun suka sekali mendengarnya heboh saat aku entot, rasanya bisa semakin menggairahkan mendengar jeritan dan lenguhannya.

ā€œOohh.. becek banget memek kamu dek.. bikin tambah enak ajah.. ahh...ā€
ā€œAhh.. cepetin mas.. ahh.. ayo... cepetiiinnn....ā€ pinta istriku sambil menjerit-jerit.

Aku tahu kalau sudah begitu pasti sebentar lagi dia ingin orgasme. Kurubah tusukanku menjadi pelan tapi dalam. Kumentokkan penisku terbenam di dalam kemaluan istriku sampai berkali-kali menyentuh mulut rahimnya. Disitulah kelemahan istriku, kalau ada yang menyudul rahimnya pasti akan membuatnya gampang orgasme.

ā€œAaaaahh... nyampeee.. !!!ā€ jerit istriku mengiringi datangnya gelombang orgasme di tubuhnya.

ā€œUhhh.. memek kamu mijit-mijit nih dek.. hooohhhh....ā€

ā€œHohhhh... terus mas.. aahhhh.. terusss.. aahhhhh.. enaaakkkkkk!!!ā€

Saat aku masih terus menggenjot liang senggama istriku, mataku menangkap sesosok laki-laki tengah mengamati apa yang kami lakukan dari balik pintu kamarnya. Siapa lagi kalau bukan Angga. Dia nampak menonton perbuatan kami dengan mengeluarkan separuh badannya dari balik pintu. Aku yakin dia tengah mengocok penisnya sendiri karena kulihat tangannya bergerak-gerak di tubuh bagian depannya.

ā€œDaripada kamu cuma bisa ngocok mendingan sini.. gantian Nggaā€ ucapku sambil melihat ke arahnya.

ā€œEh, iya mas.. heboh banget kalianā€

Angga pun segera keluar dari dalam kamarnya. Tebakanku benar, penisnya sudah tegak mengacung saat dia berjalan mendekati kami. Memang tak ada yang bisa mengalahkan kobaran birahi pemuda baru gede seperti Angga itu. Dia masih semangat-semangatnya menjelajahi dunia perlendiran. Tentu saja selama ini paling banyak jadi korbannya adalah istriku.

ā€œSini Ngga.. gantian.. bikin kakakmu lemesā€

ā€œOke mas.. siapā€

ā€œAhhh.. masss... kok dicabut sih?ā€ protes istriku kemudian.

ā€œGantian Angga dek.. kasian dia cuma bisa liat aja, hehehe..ā€

Masih dalam posisi menungging, istriku ganti menerima tusukan dari penis Angga. Aku agak beringsut ke belakang membiarkan adik iparku itu menjalankan tugasnya. Angga langsung tancap gas. Kocokan cepat dan dalam dia pertontonkan di hadapanku. Semakin lama dia kulihat semakin lihai dalam hal menyetubuhi perempuan.

ā€œHehehe.. aku ke belakang dulu Ngga.. mau bikin kopi biar ga ngantukā€ ucapku beralasan.

ā€œAhhh.. iya mas.. ahhh.. iyaahh..ā€

Meski aku belum puas dan penisku masih tegak mengacung, tapi aku rela melepaskan memek istriku untuk dinikmati Angga. Aku kemudian berjalan menuju ke arah dapur, tapi masih beberapa langkah tiba-tiba kudengar suara dering Hpku. Akupun belok ke arah kamar karena aku menaruh Hpku di atas meja kamar.

ā€œHaloo Rinta...ā€ langsung kusebut namanya karena di kontak tertulis nama Rinta.

ā€œMas Aryo.. kangen aku mas... gimana kabarnya?ā€ ucapnya heboh di sana.

ā€œBaik.. kamu gimana? Masih suka ngocok memek gak Rin? Hehehe..ā€

ā€œMasih dong mas.. ini aja aku lagi mainin memekku lohh.. hihihi..ā€

ā€œHaduhh... kok bisa sih? emang kamu lagi dimana sekarang?ā€

ā€œDi rumah sih mas.. lagi sepi ga ada orang, jadi aku bebas ngocok di mana ajaā€

ā€œOhh.. bagus dong, tapi awas ntar lecet tuh memek..ā€

ā€œHihihihi.. gak dong, kan dari tadi udah meleleh keluar.. kek biasanya itu..ā€

ā€œHehehe.. iya bener, banyak yah Rin keluarnya?ā€

ā€œBanyak... ahhh... iya.. banyak.. uhh.. nihh.. aahhh.. banyak massā€

Rinta mulai mendesah, aku yakin dia memang sedang mengerjai memeknya sendiri sambil menelfonku. Bisa-bisanya dia melakukan itu.

ā€œAda apa nih tumben nelfon?ā€

ā€œEmhhhh.. anu mas.. itu..ahh.. jemput yah minggu depanā€

ā€œIya beres.. ntar kamu kasih tau datang jam berapa, aku jemput dehā€

ā€œUhhh... iya mas... makasih..ā€

ā€œYaudah... aku lanjut dulu yah Rin.. masih sibuk bikin enak istriku nih, hehehe...ā€

ā€œAhhhh.. mas Aryo... pengeennn...ā€

ā€œMakanya kamu cepet kesini.. biar aku bisa bikin tambah dower tuh memekā€

ā€œAahh.. siapp... awas yah kalo ga bikin aku puasā€

ā€œIya lah.. udah terbukti kan siapa yang kalah duluan?ā€

ā€œHihihi... iya mas.. yaudah ntar disambung lagi.. ini juga udah keluar yang ke tiga mas.. uhh... jadi pengen keluar lagi nihh..ā€

ā€œHehe, lanjut Rin... jangan tahanā€

Tiba-tiba sambungan telfon kami terputus. Aku letakkan lagi Hpku di atas meja kamar. Sejenak aku mengingat masa-masa indahku bersama Rinta, apakah hubungan kami akan berlanjut? Tapi aku sudah punya pikiran lain pada Rinta. Mungkin kami akan tetap bersama tapi dengan situasi yang berbeda.

Begitu aku keluar kamar, kudapati istriku tengah berbaring dengan kedua kaki mengangkang. Istriku yang sedang terbaring mengangkang hanya bisa pasrah pada genjotan penis Angga. Rasanya genjotan penis Angga bener-bener membuat istriku jadi mabuk rasa nikmat. Tangan adik iparku itu juga tak tinggal diam. Dia terus meremasi payudara istriku dan memelintir kedua putingnya bergantian. Kocokan penisnya terasa keras dan dalam, rupanya Angga tengah berusaha memperlambat puncak kenikmatannya.

ā€œAaaaaaaahhhhhhhhhh...... nyampeee !!!ā€ tubuh istriku kembali kelojotan setelahnya.
Kudapati istriku sudah dua kali mendapatkan puncak kenikmatannya. Satu dariku dan satu lagi dari Angga, adik kandungnya sendiri. Angga masih terus mengayunkan pinggulnya. Wajahnya terlihat bangga karena bisa membuat istriku orgasme duluan. Istriku yang menatapnya kembali hanya tersenyum manis dengan binar kepuasan tampak menghiasi wajahnya.

ā€œAngga.. kita maen bertiga yukkā€

ā€œOke mas... aku ngertiā€ sambut Angga.

Istriku yang belum tahu menahu kalau akan digarap oleh kami berdua hanya bisa pasrah ketika Angga mencabut penisnya. Aku kemudian mengambil inisiatif membaringkan tubuhku di depan istriku. Dia lalu menyambutnya dengan menaiki tubuhku. Tanpa basa-basi istriku langsung menancapkan penisku pada lobang memeknya.

ā€œAuhhhh... enaakkkkkā€

ā€œAyo dek goyang dongā€

Istriku meski tenaganya sudah mulai terkuras tapi tetap saja bersemangat menggoyangkan pinggulnya. Berputar, mengayun dan naik turun, semua dia lakukan untuk memberi kami rasa nikmat.

ā€œAyo Ngga.. mulai.. kamu lobang satunyaā€ ujarku melihat Angga.

ā€œWaahh.. boleh ya mas? Oke.. siap..ā€

ā€œMas.. apaan ini? jangan dong mas.. aku.. aku ga siapā€ protes istriku.

Aku tak peduli rengekan istriku. Kutarik badannya miring ke depan sampai payudaranya menindih dadaku. Kemudian bibirnya aku pagut dengan ciuman dan belitan lidah yang liar. Angga yang sudah siap di belakang istriku lalu mulai menempelkan ujung penisnya pada lobang pantat istriku. Sempat ada penolakan dari istriku tapi kutahan tubuhnya degan erat.

ā€œAaaaaarrgggghh.. aaauhhhhh... sakittt..ā€ pekik istriku kala penis Angga menerobos lobang pantatnya untuk pertama kalinya.

ā€œCuphhh.. mhhh...aahh.. emmhh..ā€

Aku langsung menghisap mulut istriku yang kelepasan berteriak tadi. Kini aku dan Angga benar-benar telah berhasil mengisi dua lobang istriku dengan sempurna. Penisku di lobang memeknya dan penis Angga bersarang di lobang pantatnya. Kali ini kami telah melakukan sandwich pada istriku. Sebuah situasi yang selama ini aku hanya bisa melihatnya di video bokep saja.

ā€œGimana dek? enak kan? Hehee..ā€

ā€œIya mas... aah.. penuh rasanya memekku mas... ahh... pelan yah... pelan dulu..ā€ pinta istriku kemduian.

Kubiarkan Angga memulai pompaan penisnya terlebih dulu dan aku memilih diam sebentar. Rasanya memang aneh untuk pertama kalinya, ada penis lain yang terasa menggelitik penisku, meski beda lobang dan dipisahkan oleh daging kemaluan istriku. Memang lama kelamaan jadi enak setelah Angga berhasil menggerakkan penisnya keluar masuk lobang pantat istriku dengan lancar.

ā€œKita mulai dek.. tahan dikit yahā€

ā€œOohhhhhh... ini... ahhh... enak banget masss... hooohhh..ā€

Setelah menunggu sebentar, aku akhirnya mulai menggerakkan juga batang penisku yang masih bersarang di liang kemaluan istriku. Pelan-pelan kuikuti irama kocokan Angga, tapi aku melakukannya berlawanan. Jadi saat penis Angga masuk aku tarik penisku ke luar. Saat penis Angga keluar aku dorong penisku masuk. Begitu seterusnya namun dalam tempo yang tak terlalu cepat.

ā€œEemmmmhh.... aahhh... aahhh... nghheeehhhh.. aahh... aah...ahhh..ā€

ā€œEnak kan dek? uhhh... enak kan..ā€

ā€œAahhhh..iya mas... ini.. lebih... ahh... Nikmattttt..ā€

Plok...plok... plokk.....plok...

Plekk... plekkk..plekkk.. plekkk...

Suara benturan batang penis kami berdua terdengar membahana. Suara itu saling bersahutan terdengar menandakan penis kami sudah lancar keluar masuk liang senggama istriku dan juga lobang pantatnya. Kupertahankan posisi ini supaya aku dan Angga lebih lama bisa menikmati lobang-lobang nikmat itu. Kali ini istriku tak lagi bisa melakukan perlawanan. Sensasi nikmat yang dirasakannya sangat berlebihan. Dia hanya bisa terpejam sambil kedua tangannya meremas lenganku dengan kuat.

ā€œNgnghhhaaaaahhhhh... nyampeeeeee!!ā€

Untuk yang ketiga kalinya istriku menjerit dalam orgasmenya. Tubuhnya yang kudekap erat hanya bisa bergetar liar merasakan gelombang orgasme yang menerpanya. Kali ini tubuh istriku bergetar lebih hebat daripada yang sudah-sudah.

ā€œAduhh.. mas.. lobangnya sempitt.. ini malah.. aahhh... kedut-kedut mas...ā€

ā€œSama Ngga.. memeknya juga ngempot.. aahssshhh... enak banget sih iniā€ balasku.

Tiba-tiba Angga mendorong pinggulnya ke depan dengan kuat. Sambil sesekali menarik penisnya keluar lalu dengan cepat dia dorong lagi menusuk lobang pantat istriku. Dia berkali-kali melakukan itu sampai akhirnya dia memekik dalam kenikmatan.

ā€œHuaaahhhhhh.... aaahhhhh... adduuhhhh... aahhhh!!ā€

Angga telah berhasil menembakkan spermanya ke dalam lobang pengeluaran istriku. Efek sembuaran sperma Angga rupanya berakibat dinding vagina istriku berkontraksi dengan kuat. Tak pelak penisku seakan di remas dan dihisap dengan sangat kuat.

ā€œAaauuhhhhh.. mantab banget memekmu dekk... aaahhhh... shit! Keluarr nihh...ā€

Tanpa kugerakkan pun rasanya penisku semakin diremas dan dihisap di dalam sana. Aku sudah tak tahan lagi dan akhirnya kutumpahkan maniku ke dalam liang vagina istriku dengan begitu nikmatnya.

Plop!! Angga mencabut penisnya dari lobang pantat istriku.

Aku masih saja memeluk istriku dengan erat. Kunikmati sisa-sisa getaran halus ejakulasiku barusan. Bibirku dan bibir istriku masih terus berpagut dengan mesra, bahkan lidah kami masih terus membelit dengan liarnya.

ā€œMakasih mas.. ahh..puas akuā€

ā€œIya dek.. sama-sama, aku sayang kamu..ā€ balasku.

ā€œAku juga sayang kamu mas.. cupphhh.. mmmuuaaacchhh..ā€

Kami segera bangun lalu duduk di atas lantai. Dari lobang pantat istriku dan liang vaginanya langsung keluar cairan putih kental banyak sekali. Kini spermaku dan sperma Angga telah bercampur jadi satu meleleh membasai paha istriku dan lantai di bawahnya.

ā€œAku suka banget ngeliatnya dek.. jangan dibersihin, biarin ajaā€ ucapku tersenyum menatapnya.

ā€œHihi.. dari dulu kan ga pernah aku bersihin mas, aku tau kalo kamu suku ngeliatnyaā€

ā€œIya bener mas.. jadi keliatan makin seksi mbak Tika.. heheā€ timpal Angga yang sudah duluan duduk di kursi sofa.

ā€œUdah ahh.. bobo yuk mas.. ngantuk nih jadinyaā€ pinta istriku kemudian.

ā€œMau tidur sama aku apa sama Angga?ā€ tawarku sambil tersenyum padanya.

ā€œHihi.. kalo boleh sih sama kalian berdua aja.. tapi kan tempatnya ga cukupā€

ā€œyaudah gini aja.. kita tidur di kamar kita aja dek, kan tempat tidurnya lebih lebar dari punya Angga.. gimana?ā€

ā€œEmmm.. oke mas.. kan lumayan bisa saling pelukan ntar, hihihi...ā€

ā€œhehe.. ayok lah kalo gitu..ā€

Aku, istriku dan Angga kemudian masuk ke dalam kamarku. Memang tempat tidurku lebih lebar dari yang ada di kamar Angga, tapi tetap saja terasa sempit untuk dipakai oleh tiga orang dewasa. Dengan kondisi masih telanjang bulat kamipun mulai membaringkan diri di atas tempat tidur. Sudah bisa dibayangkan lanjutannya, kami bukannya tidur tapi malah melanjutkan satu ronde lagi ngentot bersama. Ahh...betapa beruntungnya aku ini, punya istri binal dan bisa memuaskan keinginanku.

***

Bersambung lagi ya Gaes ^_^
Tinggal 2 post lagi. Tahan yahh.. hehe.
Njir pas sandwich mode untung ndak masuk lobang angga suhu @Deriko
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd