Kucoba membuat variasi sambil kujilat pangkal pahanya kuremas payudaranya. Kucoba membetulkan posisi agar bisa kulakukan keduanya dengan enak. Ternyata aku juga tidak segera menemukan posisi yg nyaman, Hingga kutemukan posisi yg cocok, dimana aku coba menghisap pasudaranya, tangan kananku membuat stimulasi di area pribadinya dan tangan kiriku kulinggkarkan di bawah tengkuk kepalanya sambil menyangga tubuhku. Semenit kemudian tiba2 “AAHHHH, AHHHH, ABBAANGHHHH” tubuhnya berguncang, tegang dan kulitnya yang mulus tampak memerah dan tiba2 dia memelukku dengan erat sekali. Tanganku yang mengesplorasi di pangkal pahhanya pun dijepit dengan kuat oleh kedua pahanya.
Setelah agak mengendur pelukanya, dia tiba2 bangkit dan buru2 ke kamar mandi. “kenapa D? kok buru2 amat?” tanyaku. “aku ngompol kayaknya bang. Mau bersihin dulu” jawabnya. Tak berapa lama ada suara dari kamar mandi “Bang, bisa minta tolong gak?!” teriaaknya. “Kenapa D? ada masalah didalam?” kataku. “boleh minta tolong ambilin pembalut sama CD di koper gak? aku lupa bawa nih” teriaknya. Tanpa kujawab langsung kubuka kopernya dan kutemukan bungkus area kewanitaanya. Ternyata CD yang dia pakai juga tak macam2, bener2 orang lugu. Tapi emang dia punya sesuatu yang berbeda. Kuambil hp dan kufoto CD itu, lalu Kucium CD itu kemudian kugosokan di batang kejantananku sambil melangkah ke arah kamar mandi. Sambil memikirkan cara menikmati tubuhnya.
Kuketuk pintu kamar mandinya, dan dibukakan sedikit. “mana bang CDnya?” pintanya. “ini D, aku juga mau kencing nih. Kebelet banget D” ide liar yg tiba2 muncul sekettika. “nanti dulu bang, aku belum make apa2”cegahnya. “gak kasihan ma aku, klo aku ngompol kayak kmu gimana D?” aku pun memberi alasan. “yaudah bang” jawabnya lirih. Ketika kubuka pintu sekilas tak tampak dia dimana, ternyata dia berjongkok di salah satu sudut kamar mandi. Dan dengan posisi menutupi area kewanitaanya. Aku pun menuju kloset dan kencing.
Sambil membasuh oenis, aku tanya “kenapa jongkok disitu?” tanyaku. “gapapa bang” jaabnya lirih. Setelah balik badan kulihat tubuhnya yang telanjang tanpa mengenakan apapun berjongkok. Penis ku pun bereaksi kembali, menegang melihat pemandangan indah itu. “mandi bareng yuk, kan kamu tadi ngompol” kataku. “gak bang, sendiri aja nanti” jawabnya. Lalu kudekati dia dan kupeluk, aku berusaha mendirikanya. Tapi agaknya dia masih malu dalam keadaan telanjang bulat di depan laki2 bukan muhrimnya. Kemudian lebih kupksa lagi dan berhasil mendirikannya, walaupun tangannya menutupi area intimnya. Kemudian kuarahkan ke bawah shower dan kunyalakan air. Sehingga kami berdua basah terkena guyuran air.
Perlahan ku gosok lembut tubuhnya membersihkan keringat uyang menempel di tubuhnya. Dia tampak pasrah menerima apa yang kulakukan, kemudian aku mencoba menyingkirkan tangan yang menutupi area kewanitaanya. “jangan bang, aku malu” sambil menahan tangan agar tak berpindah dari posisinya. Kemudian kuambil sabun dan kugosok2 seluruh tubuhnya dengan sabun hingga tersisa areadiantara pusar dan paha yang belum kusabuni. “masak gak dibersihin D, kan tadi ngompolnya disitu. Kotornya disitu” ungkapku. “aku sabuni sendiri aja bang, malu kalo dilihatin. Soalnya gak rapi kayak cewek lain” katanya. Kemudian kupeluk dia sambil kubisiki “yaudah, abang gak lihat ini” sambil mencoba mencoba menggapai area kewanitaanya.
Dia terdiam dan mulai melepaskan perlindungannya, sehingga kurasakan memek gadis itu. Memeng benar dia tak pernah mencukur bulu kewanitaanya. Kurasakan rambut tebal diseluruh area intimnya. Kugosok perlahan hingga sampai di sisi lubang kenikmatannya. Kugosok perlahan dengan lembut keatas dan kebawah. “ssshhhh, baamngg ehmmm” desahnya. Lalu mulai agak nakal ku usap celah diantara bibir kewanitaanya. Diapun tak berkutik
ketika kulakukan itu makinlama kurasakan bibir yang awalnya rapat sedikit demi sedikit mulai terbuka. Kucoba makin dalam menelusup mengusap celah tersebut, hingga akhirnya aku menyenggol sesuatu dan dia teriak “Bang!”. “kenapa D, sakit?” tanyaku drngan kaget. “geli banget bang waktu amang nyenggol yg itu. Tapi enak bang” jawabnya. Kucoba lebih intensif menstimulasi area itu dan dia makin mennfgelinjang. “Baanng, ssshhh, udaaah.” dia memohon, tapi tetap ku towel2 kacang kenikmatanya. “gimana D, menurutmu dimasukin itunya cowok sakit gak? Ini baru di tempel dikit lho” ttanyaku.
To be continued