Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kelompok rahasia di kantor yg membosankan

Bimabet
Chapter 7: Sabrina



Setelah melepaskan beban perasaan dan ekspektasi yg salah, gw dan Sabrina beranjak ke dalam kamar, membuang seluruh ekspektasi dan memisahkan kepribadian kami di luar, dan di dalam circle.



Masuk ke kamar, kami disambut dengan keadaan yg sebenarnya gw bayangkan namun tetap mengesankan.



Ci Yuri terikat membentuk huruf X di Kasur, tidak mengenakan busana apapun. Bekas cupangan bertebaran di seluruh dadanya, lehernya Nampak bekas merah seperti habis dicekik, dan pahanya ada bekas tapak tangan seperti ditampar. Vaginanya disumpal dildo getar yg dikocok kasar oleh mbak Eva. Mulut ci Yuri sendiri sibuk mengulum penis indra. Sementara Indra menjambak ci Yuri sambil menggoyangkan pinggulnya. Di sisi Kasur, robi duduk tanpa menggunakan celananya, well secara teknis robi telanjang karena dari awal memang dia berenang hanya make boxer. Teh Nia sibuk mengulum penis Robi.



Jujur gw berasa sange banget ngeliat adegan ini, namun ada rasa ga nyaman. Gw ga nyaman dengan banyak penis bergelantungan, aneh rasanya ngeliat penis lain walau gak sengaja ngeliatnya. Walau ngeliat ci Yuri dipermainkan dengan kasar begitu membuat gw terangsang, tapia da penis Indra yg mengganggu, mungkin belum biasa kali ya.



Gw kemudian menarik tangan Sabrina keluar menuju ruang Tengah, karena gw ga melihat gw bisa join mereka. Sabrina Nampak agak bingung namun mengikuti gw keluar. Gw mengambil aqua botol di meja dan duduk di sofa Panjang di ruang Tengah.

“kenapa kak? Kok ga join?” tanya Sabrina bingung

“ga tau, bingung mau ngapain” jawab gw sambil menyalakan rokok.

Tidak lama, mbak Eva keluar dari kamar sambil menghisap rokok. Ia menanyakan hal yg sama dan yaa gw jawab juga hal yg sama.

“oooh, wajar kalo belum pernah emang. Di konsep semua kedengarannya aneh kok, kalo kalian butuh ruang berdua, pake aja kamar situ”

Mbak Eva menawarkan gw dan Sabrina punya acara private di kamar sisi kanan. Kami bertatapan, seperti paham kami mengiyakan tawaran mbak Eva.

“tapi jangan dikunci ya, siapa tau ada yg mau join, gapapa kan?” tanya mbak Eva yg kami jawab dengan anggukan.



Gw menggandeng tangan Sabrina ke kamar sisi kanan, kamar ini memang lebih kecil dan tidak ada kamar mandi dalam. Baru menutup pintu, Sabrina langsung memeluk gw, mata kami bertatapan sejenak, tanpa menunggu lagi, gw langsung mencium bibir Sabrina. Lidah kami saling bersilat dan Sabrina mulai melenguh pelan. Karena sambil berpelukan, tangan gw menurunkan resleting dress sabrina y gada di punggungnya. Seperti paham, sambil masih berciuman panas, Sabrina membantu gw membuka dressnya, menyisakan bra berwarna cream, Kembali tangan gw membuka kait branya, dan melempar bra tersebut sembarangan.



Gw melepas ciuman dan pelukan kami lalu mundur satu Langkah. Sabrina berdiri awkward Ketika gw memandangi seluruh tubuhnya. Sekarang hanya hijab yg menempel, tidak ada pakaian lain yg menempel di tubuh sabrina. Dadanya tidak semungil ci Yuri, ternyata cukup besar untuk tubuhnya, menggelantung bebas dengan aerola besar yg menyembul dan putting berukuran mungil yg sudah keras. Bulu-bulu tipis vaginanya menyebar, membuat gw agak sulit melihat bibir vaginanya. Gw melongo, mulut gw terbuka lebar melihat tubuh indah Sabrina di hadapan gw.



“kenapa kak?” sabrina seperti malu dan pahanya melipat menutup vaginanya, serta tangannya menutup dada dan vaginanya. “cantik banget kamu Sab”gw melongo melihat pemandangan ini. “kak pol buka juga, sab malu” Sabrina meminta gw ikut menanggalkan pakaian gw sambil tangannya menarik turun celana gw. Tidak perlu waktu lama akhirnya kami berdua telanjang, gw Kembali memeluk Sabrina, kulit bertemu kulit ini membuat suasanya makin panas. Tidak sadar kami berpelukan sambil berciuman hingga kami melempar diri ke Kasur.



Hanya dua menit gw melepaskan ciuman kami, menurunkan kepala gw perlahan ke dada Sabrina. Tangan kanan gw meremas pelan dada kanan Sabrina, sementara mulut gw mengigit kecil putingnya. Bergantian gw jilati dada Sabrina. “ahhhh… enak” Sabrina melenguh pelan turut menikmati permainan gw. Ppuas memainkan dada sabrina, mulut gw beranjak turun, menjilati dari dada turun ke perut, hingga menyentuh bulu-bulu halus vagina Sabrina.



Gw merubah posisi, menaikan kedua kaki sabrina bertopang ke bahu gw, kepala gw tepat berhadapan ke bibir vagina Sabrina. “siap Sab?” tanya gw menggoda. Tanpa menunggu jawaban, gw langsung menjilati bibir vagina Sabrina. Gw menghisap klitorisnya, dengan lidah gw sapu vertikal bibir vaginanya. “aahhhh…enaak…bangeet” Sabrina melenguh makin kencang, sambil tangannya menjambak rambut gw. Pinggulnya menekan vaginanya ke muka gw.



Gw melepaskan jilatan gw dari vagina sabrina. Sekilas gw memandang vagina sab yg basah dengan cairan vaginanya bercampur liur gw. Kembali gw posisikan kaki sabrina bertopang di kedua bahu gw sambil gw arahkan penis gw ke bibr vaginanya. Tangan gw memegang kedua tangan Sabrina. Gw memandang wajah sabrina, menikmati ekspresinya yg sudah tinggi sambil gw gesek-gesek penis gw di bibir vaginanya.



“kak, masukin..mmmhhh” sabrina memelas meminta, gw masih terus menggesek-gesek penis gw ke vaginanya, hanya sedikit memasukan kulup penis gw. “say the dirty words sab, let it out” jawab gw sambil terus menggesek-gesek bibir vagina Sabrina.

“mmmhhh..masukin kak.. entotin sa…aaaahhhhhhhhh!”

Tepat Ketika sabrina bisa berkata kasar gw langsung menekan penuh penis gw menghujam liang vagina Sabrina. Lalu gw Tarik penis gw sampai hampir seluruhnya keluar, dan Kembali menekan penis gw sampai ujung. Gerakan ini gw lakukan berkali-kali, membuat Sabrina yg melenguh pelan, berubah menjadi mengerang tiap kali gw menekan penis gw masuk ke vaginanya.



Dari pola yg pelan, semakin lama semakin cepat, hingga akhirnya full speed, vagina sabrina berbunyi seperti kentut setiap kali gw menusukkan penis gw. Ruangan yg tadinya tenang, saat ini ramai bunyi plok plok plok dari vaginanya berpadu dengan erangannya. “keluarin semua, jangan ditahan sab” gw masih merasa ada beberapa hal yg dia tahan.



Tangan gw melepaskan pegangan dari tangan Sabina, dan mulai meremas dadanya. Gw masih memompa vagina Sabrina yg sudah basah, sambil tangan gw meremas dada Sabrina sambil sesekali mencubit dari aerola hingga ke putingnya. “lepasin sab” gw masih meminta sabrina mengeluarkan semua yg mau ia keluarkan. Sabrina mengerang makin kencang. “haaaahhhh..aaahhh…teruuus….enak bangeet..” sabrina mulai mendeskripsikan perasaannya di Tengah erangannya.



Dari dada, tangan kanan gw bergerak naik, mencekik lehernya. Sabrina menganga sambil lidahnya keluar, ia napas menggunakan mulut seperti sudah terbang ke atas awan. “let..it..out sab” gw bergerak makin kasar, menekan penis gw makin kencang, tangan kiri gw meremas dadanya makin kencang, dan tangan kanan gw mencekik dan menjambak rambut sabrina. Hijabnya berantakan hingga dia melempar hijabnya sendiri agar tak menghalangi.



“sab mau keluar..haaaaah..enak banget…mau keluaaar” sabrina mengerang, badannya bergidik, pinggulnya menekan setiap kali penis gw menghujam masuk vaginanya. Kakinya sudah tak lagi di bahu gw, turun ke pinggang gw dan melingkarkan kakinya mengunci pinggang gw.



Gw rasakan sudah di ujung juga. “aku juga mau keluar sab” gw menjawab sabrina sambil memompa vaginanya makin cepat. Kaki Sabrina langsung mengunci pinggang gw, “keluarin di dalem memek sab, keluarin semua, enak banget…keluarin bareng kak…aaahhh..aahhhhhhh”

Sabrina meracau, badannya makin membusung, seluruh tubuhnya bergetar, vaginanya berkedut dan terasa seperti makin menggigit penis gw. Beberapa detik kemudian gw merasakan banjir bandang di dalam vaginanya, cairan hangat membanjiri penis gw membuat pertahanan gw hancur. Satu tekanan terakhir, gw sodok penis gw jauh ke dalam vaginanya, dan menyemburkan seluruh sperma gw di liang vagina Sabrina. Tubuh kami berdua bergidik, bergetar..



“ahhhhh anget banget, enak banget…” sabrina Kembali meracau merasakan 4 semburan sperma di vaginanya. Setelah mengeluarkan seluruh muatannya, gw langsung mencabut penis gw. Gw melihat vagina sabrina yg menganga, berkedut pelan beberapa kali sambil cairan putih kental meleleh keluar.



Gw kemudian melempar diri gw tiduran di samping Sabrina. Kami memirngkan tubuh, berpandangan. Sabrina tersenyum manis, mengecup bibir gw “terima kasih pol, enak banget”

“terima kasih Sab, you are amazing” balas gw.

“I love you pol” Sabrina punya keberanian untuk akhirnya mengutarakannya

“but it’s better this way” tambah sabrina

“Love you too Sab, tapi ini mungkin lebih baik” jawab gw. Yg dilanjutkan dengan kami Kembali berciuman. Bukan dengan nafsu, hanya menempelkan bibir kami beberapa detiik.
 
Ceritanya bagus, jalan ceritanya mantap, bikin sange dan ngebayangninnya bawaanya mau coli, satu satunya yang mengganggu adalah nama karakter utamanya Wapol, akwwkwwkwwkw mantap suhu lancrotkan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd